Anda di halaman 1dari 48

KASUS SEMINAR HARGA DIRI RENDAH PADA NY.

DI RUANGAN ANGGUR

RSUD MADANI PALU

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 :

1. DWI SAPUTRI B BULLAH PO7120318073


2. MOH. RIAN HIDAYAT R.L PO7120318082
3. RAI CRISTOVEL PO7120318007
4. RAHMADYANI PO7120318012
5. NISMAYANTI SAIL PO7120318014
6. GRACIANO RIAN MESAK PO7120318016
7. GILANG AGUSTIAN B PO7120318018
8. PUTRI PO7120318020
9. NUR INTAN PO7120318023
10. WINDA PURWANSYIH PO7120318024
11. EMI FEBRIANTI PO7120318025
12. I GEDE BAYU ADITYA P PO7120318026
13. KARMILA PO7120318028
14. SYIFUDIN IYBA PO7120318030
15. INRI SUSANTI PO7120318032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU PRODI


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa beberapa jauh perilaku seseorang dengan ideal diri. (Keliat B.A,
2002).
B. Rentang Respon
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dalam menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya.
b. Respon maladaptif
Respon maladptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2. Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3. Derpesonalisasi (tidak mengenal diri) yaitu mempunyai kepribadian yang
kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim.
Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik
dengan orang lain.
C. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman
(2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan orang
lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor predisposisi citra tubuh adalah :
1. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh,
2. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit,
3. Proses penyakit dan dampaknya terhadap sruktur dan fungsi tubuh,
4. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi
harga diri rendah:
a) Penolakan,
b) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut,
c) Persaingan antara saudara,
d) Kesalahan dan kegagalan berulang,
e) Tidak mampu mencapai standar. Faktor predisposisi gangguan peran
adalah :
1) Stereotipik peran seks,
2) Tuntutan peran kerja,
3) Harapan peran kultural. Faktor predisposisi gangguan identitas
adalah :
a. Ketidakpercayaan orang tua,
b. Tekanan dari peer group,
c. Perubahan struktur sosial.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktifitas. Harga diri kronis ini dapat terjadi secara
situasional maupun kronik.
1. Trauma : masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi
seperti penganiayayan seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau
merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupannya.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi
peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan
fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
3. Perilaku :
a) Citra tubuh yaitu : menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh
tertentu, menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan
atau cacat tubuh, menolak usaha rehabilitas, uaha pengobatan
mandiri yang tidak tepat, dan menyangkal cacat tubuh.
b) Harga diri rendah diantaranya : mengkritik diri atau orang lain,
produktivitas menurun, gangguan berhubungan, keteganggan peran,
pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, penolakan kemampuan
diri, menarik diri secara sosial, penyalahgunaan zat, menarik diri dari
realistas, khawatir, merasa diri paling penting, distruktif pada orang
lain, merasa tidak mampu, merasa bersalah, mudah
tersinggung/marah, perasaan negatif terhadap tubuh.
c) Keracunan identitas di antaranya: Tidak ada kode moral, kepribadian
yang bertentangan, hubungan interpersonal yang ekploitatif, perasaan
hampa, perasaan mengembang tentang diri, kehancuran gender,
tingkat ansietas tinggi, tidak mampu empati pada orang lain, masalah
estimasi.
d) Depersonalisasi meliputi afektif: Kehidupan identitas, perasaan
terpisah dari diri, perasaan tidak realistis, rasa terisolasi yang kuat,
kurang rasa berkesinambungan, tidak mampu mencari kesenagan.
Preseptual: Halusinasi dengar dan lihat, bingung tentang seksualitas
diri, sulit membedakan diri dari orang lain, gangguan citra tubuh,
dunia seperti dalam mimpi. Kognitif : Bingung, disorientasi,
gangguan berpikir, gangguan daya ingat, gangguan penilaian,
kepribadian ganda. (Herman, 2011)
c. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam Keliat (2011), perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain:
1. Data subjektif : Mengritik diri sendiri atau orang lain, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis, perasaan lemah dan
takut,penolakan terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan
diri/mengejek diri sendiri, hidup yang berpolarisasi, ketidakmampuan
menentukan tujuan, mengungkapkan kegagalan pribadi, merasionalisasi
penolakan.
2. Data objektif : produktivitas menurun, perilaku destruktif pada diri
sendiri dan orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan
sosial, ekspresi wajah malu dan rasa bersalah, menunjukkan tanda
depresi (sukar tidur dan sukar makan), tampak mudah
tersinggung/mudah marah.
d. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang.hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Selanjutnya
hal ini menyebutkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah, maka
akan berdampak pada oarang tersebut mengisolasi diri dari kelempoknya. Dia
akan cenderung menyendiri dan menarik diri.

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan pasien harga diri
rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, menonton TV terus-menerus. Kegiatan
mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial, keagamaan dan
politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara sperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti
identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme koping
jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan
mengembangkan mekanisma koping jangka panjang, antara lain adalah menutup
identitas, dimana pasien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti tanpa mengidahkan hasrat, aspirasi atau potensi dari diri
sendiri, identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering
digunakan adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan
marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain
E. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud :
a. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (tipical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk
golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, thoridazine HCL,
dan haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya risperidone,
olozapine, quentiapine, glanzapine, zotatine, dan aripiprazore (Hawari, 2001)
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya iya tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Maramis, 2005)
c. Terapi kejang listrik (Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau
dua temples. Therapi kejang listrik yang diberikan pada skizofrenia yang
tidak mampan dengan therapy neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi
kejang listrik 4-5 joule/ detik. (Maramis, 2005)
d. Terapi Modalitas
Terapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia
yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkankemampuan
sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang
nyata.
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulus kognitif/persepsi, therapy aktivitas kelompok stimulus sensori,
terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat, 2005). Dari empat
jenis terapi aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada
individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapy
aktivitas kelompok stimulus persepsi. Terapi aktivitas kelompok (TAk)
stimulasi persepsi adalah terapi yang mengungakan aktivitas sebagai
stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat dan Akemat, 2005)

F. Pohon Masalah

Effect Isolasi sosial

Harga diri rendah


Cor Problem

koping individu in efektif


Causa

G. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Isolasi social menarik diri
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Koping individu tidak efektif
H. Data Yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Harga diri rendah kronis Subjektif
 Mengungkapkan dirinya merasa
tidak berguna.
 Mengugkapkan dirinya merasa
tidak mampu.
 Mengugkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktifitas atau
bekerja

Objektif
 Mengkeritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimitis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan prokduktivitas
 Penolakan terhadapan kemampuan
diri
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menunduk
 Bicara lambat dengan nada suara
lemah
 Ekspresi malu
 Menarik diri dari hubungan social
 Tampak muda tersinggung
ASKEP TEORI HDR

A. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, nomor rekam medic.
b. Faktor predisposisi merupakan faktor pendukung yang meliputi faktor
biologis, faktor psikologis, sosial budaya, dan faktor genetik
c. Faktor presipitasi merupakan faktor pencetus yang meliputi sikap persepsi
merasa tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa
malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak
adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress pencetus pada umumnya
mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress seperti kehilangan
yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang
lain dan menyebabkan ansietas.
d. Psikologis yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan sosial dan
spiritual
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik,
alam perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses
pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
f. Mekanisme koping : koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun
maladaptive
g. Aspek medik yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medik

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan
adalah :
Masalah Yang Perlu Dikaji

No Masalah keperawatan Data subjektif Data objektif


1 Masalah utama :  Mengungkapkan  Mengkeritik diri
dirinya merasa tidak sendiri
gangguan konsep diri :
berguna.  Perasaan tidak
harga diri renda  Mengugkapkan mampu
dirinya merasa tidak  Pandangan hidup
mampu. yang pesimitis
 Mengugkapkan  Tidak menerima
dirinya tidak pujian
semangat untuk  Penurunan
beraktifitas atau prokduktivitas
bekerja.  Penolakan
terhadapan
kemampuan diri
 Tidak berani
menatap lawan
bicara
 Lebih banyak
menunduk
 Bicara lambat
dengan nada suara
lemah
 Ekspresi malu
 Menarik diri dari
hubungan social
 Tampak muda
tersinggung

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tanda dan gejala yang di dapat melalui observasi, wawancara


atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, perawat dapat
merumuskan diagnosa keperawatan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

C. Rencana Asuhan Keperawatan


TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : SP 1 :
Menidentifikasi kemampuan dan 1. Mengidentifikasi kemampuan
aspek positif yang dimiliki positif yang dimiliki
Menilai kemampuan yang dapat 2. Diskusikan bahwa pasien
digunakan masih memiliki sejumlah
Menetapkan atau memilih kegiaatn kemapuan dan aspek positif
yang sesuai dengan kemampauan seperti kegiatan dirumah,
Melatih kegiatan yang sudah dipilih, adanya keluarga dan
sesuai kemampuan lingkungan terdekat pasien
Merencanakan kegiatan yang sudah 3. Beri pujian yang realita dan
dilatihmya hindarkan setiap kali bertemu
Setelah…x pertemuan, pasien dengan pasien penilaian yang
mampu: negatif
Mengidentifikasi kemampuan aspek 4. Nilai kemampuan yang dapat
positif yang dimiliki dilakukan saat ini
Memiliki kemampuan yang dapat 5. Diskusikan dengan pasien
digunakan kemampuan yang masih
Memilih kegiatan sesuai kemampuan digunakan saat ini
Melakukan kegiatan yang sudah 6. Bantu pasien
dipilih menyebutkannya dan
Merencanakan kegiatan yang sudah memberi penguatan terhadap
dilatih kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
7. Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjdi
pendengar yang aktif
8. Pilih kemampuan yang akan
dilatih
9. Diskusikan dengan pasien
berapa aktifitas yang daapat
dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari
10. Bantu pasien menetapkan
aktivitas mana yang dapat
pasien lakukan secara
mandiri
11. Aktivitas yang memerlukan
bantuan minimal dari
keluarga
12. Aktivitas apasaja yang perlu
bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat
pasien
13. Beri contoh cara pelaksanaan
aktivitas yang dapat
dilakuakan pasien
14. Susun Bersama aktivitas
pasien atau kegiatan sehari-
hari pasien
15. Nilai kemampuan pertama
yang telah dipilih
16. Diskusikan dengan pasien
untuk menetapkan urutan
kegiatan ( yang sudah dipilih
pasien ) yang akan dilatihkan
Bersama paien dan keluarga
17. Memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan
pasien
18. Beri dukungan atau pujian
yang nyata sesuai kemajuan
yang diperlihatkan pasien
19. Masukan kedalam jadwal
kegiatan pasien
20. Beri kesempatan pada pasien
untuk mencoba kegiatan
21. Beri pujian atas aktivitas atau
kegiatan yang dapat
dilakukan pasien setiap hari
22. Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi dan
perubahan sikap
23. Susun daftar aktivitas yang
sudah dilatihkan Bersama
pasien dan keluarga
24. Berikan kesempatan
mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan
25. Yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan
SP 2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
( SP 1 )
2. Pilih kemampuan kedua yang
dapat dilakukan
3. Latih kemampuan yang
dipilih
4. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1 dan 2)
2. Memilih kemampuan ketiga
yang dpat dilakukan
3. Masukan dlam kegiatan
pasien

Keluarga mampu merawat pasien SP1


dengan HDR dirumah dan menjadi 1. Identifikasi masalah yang
sitem pendukung yang efektif bagi dirasakan dalam merawat
pasien pasien
Setelah…x pertemuan, keluarga 2. Jelaskan proses terjadinya
mampu: HDR
Mengidentifikasi kemampuan yang 3. Jelaskan tentang cara
dimiliki pasien merawat pasien
Menyediakan vasilitas untuk pasien 4. Main peran dalaam merawat
melakukan kegiatan pasien HDR
Mendorong pasien melakukan 5. Susun RTL keluarga atau
kegiatan jadwal keluarga untuk
Memuji pasien saat pasien dapat merawat pasien
melakukan kegiatan SP 2
Membantu melatih pasien 1. Evaluasi kemampuan SP 1
Membantu Menyusun jadwal 2. Latih keluarga langsung
kegiatan pasien kepasien
Membantu perkembangan pasien 3. Menyusun RTL keluarga atau
jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 3
1. Evaluasi kemampuan
keluarga
2. Evaluasi kemampaun pasien,
3. RTL keluarga,
4. follow up
5. rujukan

D. Tindakan Keperawatan
Setelah menegakkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan beberapa
tindakan keperawatan, baik pada pasien maupun keluarganya .

a. Tindakan keperawatan
1. Tujuan keperawatan.
a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang
dimiliki.
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan.
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan
kemampuan.
e) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal.

2. Tindakan keperawatan
a) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat melakukan
hal-hal berikut ini.
1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan
di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif
b) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan
cara-cara berikut :
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang
masih dapat digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi
pendengar yang aktif
c) Membatu pasien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang
akan dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.
1) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari .
2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien
lakukan dengan mandiri atau dengan bantuan minimal.
d) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut.
1) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan
kegiatan.
2) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan.
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
e) Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
dilatih.
1) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan.
2) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan.
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
5) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaanya
setelah pelaksanaan kegiatan.

BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi

a. Klien sedang duduk diatas tempat tidur sambil menunduk. Tidak mau
melihat dan bercakap-cakap dengan klien lain yang sedang duduk
disamping tempat tidurnya.
b. Klien masuk ke rumah sakit karena menolak untuk begaul dengan orang
lain. Hal itu terjadi sejak bapaknya meninggal dunia 2 tahun yang lalu.
c. Klien sering mengatakan bahwa dialah yang menyebabkan kematian
bapaknya, Karena dia tidak mampu menjaganya dengan baik. Klien
mengatakan seandainya dulu dia menyelesaikan pendidikan Akpernya pasti
akan mampu merawat bapaknya. Klien mengatakan bahwa dia adalah anak
yang bodoh dan tidak berguna bagi keluarga. Klien mengatakan dia tidak
seperti kakaknya yang mempunyai banyak keahlian. Bahkan untuk menjaga
bapaknya yang sakit saja dia tidak mampu.
d. Observasi pada klien didapatkan klien sering menunduk, menghindari
kontak mata, dan berbicara hanya sebentar atau seperlunya saja
2. Diagnosis Keperawatan

e. Harga diri rendah

3. SP 1

a. Klien mampu mengidentifkasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


b. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
d. Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilh sesuai kemampuannya.
e. Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
LATIHAN FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI PADA SETIAP SP

Latihan 1. Mengkaji klien dengan harga diri rendah

1) Membina hubungan saling percaya.


Perawat perlu membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data-
data yang mendukung adanya masalah atau gangguan konsep diri: harga diri
rendah kronis. Berikut contoh percakapannya.

Orientasi:

“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya suster..., dari kampus Poltekkes Palu, yang
praktek di RS sini..., apakah kita bisa berkenalan ? Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang selama 15 menit ? Di mana ?

Kerja:

“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini ? Apakah yang bapak/Ibu pikirkan ?


Bagaimana kalau bapak ibu menceritakannya pada saya ? Saya siap
mendengarkannya.”

Terminasi:

“Bagaimana perasaannya setelah berbincang-bincang tadi ? Baiklah kita ketemu lagi


minggu depan untuk berbincang-bincang tentang kemampuandan aspek pasif yang
masih dimiliki bapak/ibu ? Bagamana kalau pagi jam 10, di rumah bapak/ibu.”

Setelah hubungan saling percaya sudah terbina antara perawat dengan klien,
tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya adalah mengkaji adanya masalah
gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis. Berikut contoh percakapan cara
perawat mengkaji klien dengan harga diri rendah kronis.

Orientasi:

“Assalamualaikum bagaimanaperassaan bapak/ibu hari ini ? Sesuai dengan janji kita


minggu yang lalu, bagaimana kalau kita akan bercakap-cakap selama 20 menit, ada
beberapayang akan kita diskusikan.”

Kerja:

Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mengalami atas meninggalnya orang tua


bapak? Apa harapan bapak/ibu setelah mengalami kejadian tersebut ? Bagaimana
bapak/ibu dapat mencapai keinginan atau harapan tersebut dengan adanya kejadian
ini ? Apakah harapan atau keinginan bapak/ ibu yang belum tercapai ? Sejauh ini apa
yang bapak/ibu rasakan jika harapan atau kekinginan tersebut tidak tercapai ?”

Terminasi:

“Baikalah kita sudah bicara tentang apa yang bapak/ibu rasakan, bagaimana kalau
minggu depan kita ketemu lagi untuk membicarakan beberapa kemampuan positif
atau kegiatan lain yang masih dapat dilakukan bapak/ibu?”

Latihan 2. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki


klien
Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat-klien dalam mendiskuusikan
kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.

Orientasi:

“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ? Bapak/Ibu saya lihat


sudah lebih segar dan bberpakaian rapi ! Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap
tentang kegiatan yang Bapak/Ibu lakukan sehari-hari ? Di mana ? Bagaimana kalau
selama 15 menit ?”

Kerja:

“ apa saja kegiatan yang Bapak/Ibu lakukan setiap hari ? Menurut Bapak/Ibu kegiatan
apa sebenarnya ingin Bapak/Ibu an tetapi belum dapat dilakukan saat ini ? Dapatkah
Bapak/Ibu menyebutkannya ? Bagaimana dengan kegiatan memasak atau merapikan
rumah? Baik sekali Pak/Buk, sudah dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari yang
sebenarnya Bapak/Ibu lakukan.” Bagaimana tangapan keluarga saat Bapak/Ibu
melakukan kegiatan tersebut? Bentuk dukungan apa yang Bapak/Ibu harapkan?
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu denganadanya dukungan dari keluarga? Ya! Ternyata
Bapak/Ibu harus bersyukur keluarga sangat mendukung Bapak/Ibu

Terminasi:

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang


Bapak/Ibu masih dapat lakukan?” Baiklah kita akan bertemu kembali minggu depan
untuk membicarakan tentang beberapa kegiatan lainnya yang dapat dilakukan
Bapak/Ibu pada waktu yang akan datang. Bagaimana kalau bertemu jam 10 pagi?”

2) Membantu klien agar mampu,menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Perawat dapat melakukan tindakan sebagai berikut.
a. Mendiuskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini setelah mengalami bencana.
b. Bantu klien menyebutkannya dan berikan penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan klien.
c. Perlihatkan respons yang konduksif dan menjadi pendengar yang angtif.

Latihan 3. Membantu klien agar mampu menilai kemampuan yang dapat


digunakan.
Berikut ini contoh percakapan perawat-klien dalam menilai kemampuan yang
dapat digunakan klien saat ini.

Orientasi:

“Assalamualaikum, bagaimana keaidaanBapak/Ibu hari ini? Saya lihat pagi ini sudah
lebih segar. Bagaimana kalu pagi ini kita berbincang-bincang tentang kegiatan atau
kemampuan positif pada Bapak/Ibu, yang suda kita bicarakan pada minggu yang lalu?
Bagaimana kalau 20 menit?”

Kerja:

“Bagaimana kegiatan Bapak/Ibu setiap hari muali dari pagi hari sampai malam? Coba
ceritakan apa saja yang dilakukan? Bagaimana perasaannya setelah Bapak/Ibu
melakukan kegiatan tersebut ? Baik sekali apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan! Menurut
pendapat Bapak/Ibu apakah kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kemampuanbaik
pada Bapak/Ibu? Apakah kemampuan itu dimilki oleh semua orang? Adakah
sebenarnya kegiatan yang masih ingin Bapak/Ibu lakukan selain yang sudah dibicarakan
tadi?” Baiklah dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang dirasakan lebih nyaman
bagi Bapak/Ibu untuk mengerjakannya? Menurut pendapat Bapak/Ibu adakah bantuan
yang diharapkan oleh keluarga? Dapatkah Bapak/Ibu menceritakan anyan faktor
pendukung atau mungkin penghambat dalam melakukan kegiatan tersebut?”

Terminasi:

“Bagaimana perasaannya? Ternyata banyakkegiatan yang dapat dilakukan Bapak/Ibu.


Bagaimana kalau kita bertemu kembalii minggu depanuntuk membicarakan bagaimana
Bapak/Ibu dapat memilih beberapa kegiatan yang sudah Bapak/Ibukemukakan tadi?”

3) Membantu klien agar mampu memilih atau menetapkan kegiatan sesuai


dengan kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari.
b. Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat klien lakukan secara
mandiri, mana aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
dan aktivitas apa saja yang memerlukan bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat klien. Berikut contoh cara pelaksaan aktivitas yang
dapat dilakukan klien. Lakukan penyusunan jadwal bersama klien dan
buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari klien.

Latihan 4. Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan yang
sesuai dengan kemampuan.

Orientasi:

“Assalamualaikum bagaimana perasaannya hari ini? Bapak/Ibu terlihat lebih segar!


Bagaimana kalau kita lanjutkan pebincangan kita tentang kegiatan sehari-hari yang
dapat Bapak/Ibu lakukan? Bagaimana kalu di ruang tamu? Bagaimana kalau 20 menit,
bersedia?”

Kerja:

“bagaimana kalau Bapak/Ibu kembali menyebutkan apa saja kegiatan yang


Bapak/Ibu dapat lakukan? Bagaimana kalau dari 10 kegiatan tersebut Bapak/Ibu
tetapkan yang akan Bapak/Ibu lakukan terlebih dahulu? Bagaimana jika 5 kegiatan
yang ini dulu? Merapikan tempat tidur saya lihat sudah mulai Bapak/Ibu lakukan
sendiri, atau mungkin kegiatan lain yang ingin dipilih Bapak/Ibu? Manakah kegiatan
yang perlu dibantu keluarga? Baik sekali apa yang sudah Bapak/Ibu tetapkan sebagai
kegiatan yang akan dilakukan.”

Terminasi:

“Baiklah kita akan lanjutkan bincang-bincang ini pada minggu depan dengan mulai
melatih 5 kegiatan tadi. Bagaimana Pak/Ibu, setuju? Bagaiman kalau waktunya 25
4) Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
 Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan (telah
dipilih klien sebelumnya) yang akan dilatihkan.
 Bersama klien dan keluarga mendemonstrasikan beberapa kegiatan yang
akan dilakukan klien.
 Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien.

Latihan 5. Melatih kegiatan yang sudah dipilih klien sesuai kemampuannya


Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat-klien dalam membantu melatih
kegiatan yang sudah dipilih, sesuai dengan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki klien

Orientasi:

“selamat pagi pak/ibu bagaimana keadaanya pagi ini?bagaimana kalau hari ini kita
latihan kegiatan yang sudah bapak/ibu terapkan minggu lalu?bagaimana kalau kita
melatih diruangan makan atau didapur?”

Kerja:

“menurut bapak/ibu, kita akan melakukan latihan yang mana dari lima kegiatan
ini.bagaimana kalau dua kegiatan terlebih dahulu yang dilatihkan?bagaimana kalau
bapak/ibu menyebut satu kegiatan bersama langkah-langkahnya,dan begitu
selanjutnya.bagaimana kalau bapak/ibu yang menyebutkan dan saya bantu
mencatatnya.baik!ternyata cukup banyak langkah-langkah kegiatan yang bapak/ibu
masih ingat.”

“coba bagaimana kalau bapak/ibu demonstrasikan kegiatan pertama ini!


bagus,sudah baik apa yang bapak/ibu lakukan!baiklah bagaimana kalau dicoba
latihan kegiatan kedua setelah bapak/ibu istrahat dulu.”

Terminasi:

“bagaimana pak/ibu perasaannya setelah melakukan kegiatan tadi?baiklah pak/bu


bagaimana kalau kita ketemu lagi rabu depan,jam 10 pagi?kita lanjutkan

5) Membentu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya


Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal berikut :
a. Member kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
b. Beri pujian atas aktivitas ataukegiatan yang dapat dilakukan klien setiap
hari.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
d. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga
e. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan
f. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap ktivitas yang dilakukan
klien.
DAFTAR PUSTAKA

Kliat BA, Akemat. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC,
2009.

Prabowo, Eko. Konsep Dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :


Nuha Medika, 2014.
SRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. M

Umur : 50 Tahun

Tindakan : Bina Hubungan Saling Percaya

Proses Komunikasi

1. Orientasi
“ Assalamu’alaikum ibu
“ Bagaimana kabarnya ibu hari ini
“ Bu boleh tidak saya minta waktunya sedikit
“ Maunya dimana kita bicara? Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit
2. Kerja
“ Saya suster winda Purwansyih , biasanya dipanggil suster Winda
“ Kalau ibu namanya siapa? Senangnya dipanggil siapa?
“ Oh ibu M, nama yang bagus
“ Ibu, saya ini adalah suster yang akan praktek disini selama kurang lebih 2
minggu, saya akan merawat ibu M dari pagi sampai siang
“ saya akan bersama ibu membahas masalah yang ibu rasakan, mudah
mudahan saya bisa membantu mengatasinya
“ saya berharap ibu mau menceritakan semua permasalahan yang ibu rasakan
“ Ibu tidak usah khawatir, saya akan menjaga kerahasiaannya ibu
3. Terminasi
” Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan
“ Bisa ibu sebutkan kembali siapa nama suster
“ Bagus ibu, sekarang kita sudah 10 menit berbincang-bincang
“ kita lanjutkan besok lagi bercakap-cakapnya, maunya dimana ? jam berapa?
“ Silahkan istirahat kembali
“ Assalamu’alaikum
EVALUASI

S : Klien mengatakan :
 Wa’alaukumsalam
 Iya, ibu M senangnya di panggil ibu M
 Perasaanku tidak tenang suster dan gelisah
 Iya bisa, disini saja
 Iya, Terimakasih banyak suster winda

O :

 Klien Nampak gelisah


 Ekpresi wajah murung
 Klien Nampak selalu menundukan kepala bila berbicara
 Kontak mata kurang
 Klien mau di ajak berkenalan

A : SPBHSP Berhasil

P : Lanjut ke (Pengkajian)
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT: R.ANGGUR

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Ny. M
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SD

II. ALASAN MASUK


Sebelumnya pasien sudah berobat di klinik Poso dengan keluhan gelisah
yang tidak bisa dikontrol, kuat jalan-jalan, kalau dilarang mengamuk.
Sehingga, pihak klinik Poso memutuskan agar pasien dibawa ke RS
Madani untuk mendapatkan perawatan.
Keluhan saat dikaji :
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan, sakit kepala dibagian kiri,
klien mengatakan dirinya malu bergaul dengan org lain karena klien tdk
mempunyai suami, klien cenderung menyendiri, berbicara menunduk.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? : Tidak
2. Pengobatan sebelumnya : sebelumnya klien belum pernah
mendapatkan pengobatan jiwa
3. Aniaya fisik : Tidak
Aniaya seksual : Tidak
Penolakan : Tidak
Kekerasan dalam keluarga : Tidak
Tindakan criminal : Tidak
Penjelasan :
 Keluarga pasein mengatakan klien tidak pernah mengalami
gangguan jiwa dimasalalu
 Keluarga klien mengatakan sebelumnya sudah berobat ke klinik
Poso, namun pihak klinik poso memutuskan agar pasien dibawah
ke Rs Madani
 Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan aniaya fisik
 Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual
 Klien mengatakan tidak pernah mengalami penolakan dalam
keluarga
 Klien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan dalam
keluarga
 Klien mengatakan tidak pernah melakukan tindakan criminal
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : -
5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan sangat merasa kehilangan pada saat suaminya
meninggal dunia
Masalah keperawatan : berduka disfungsioanal
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/90 mmHg S : 36,7˚ C
N : 86 x/m R : 20 x/m
2. Ukur TB : 150 cm BB : 64 kg
3. Masalah fisik : Tidak ada
Masalah Keperawatan: -
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien
: Hubungan keluarga

: Tinggal serumah

Konsep diri

a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak ada anggota tubuh


yang tidak disukai
b. Identitas : Klien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara,
klien seorang ibu berumur 50 dan sudah janda
c. Peran : Klien sebagai seorang ibu, namun setelah sakit
klien tidak mampu lagi menjalankan perannya sebagai seorang ibu
d. Ideal diri : Klien ingin sembuh dari sakitnya agar bisa
naik haji
e. Harga diri : Klien mengatakan sekarang dirinya sudah
tidak berguna, klien malu bertemu dengan orang karena sudah
janda, klien mengatakan malu berbicara dengan orang lain
Masalah Keperawatan : HDR (Harga diri rendah)
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti adalah anak-anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat. Klien
mengatakan merasa malas dan malu ikut dalam kegiatan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan merasa enggan untuk berinteraksi dengan orang
lain, suka menyendiri
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan seorang muslim
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang melaksanakan ibadah. Klien
melaksanakan sholat dengan cara duduk
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpakaian tidak rapi, rambut kusam dan sedikit acak-acakan
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri [berpakaian]
2. Pembicaraan
Saat berbicara klien berbicara sedikit lambat, pasien hanya mau
berbicara kalau sudah terpancing
Masalah Keperawatan: Gangguan kominikasi verbal
3. Aktivitas motoric
Klien tampak lesu dan klien cenderung duduk sendiri,
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
4. Alam perasaan
Klien tampak sedih jika mengingat suami
Masalah Keperawatan: berduka disfungsional
5. Afek : Tumpul
Klien masih dapat merespon sesuai stimulus yang diberikan
Masalah kep : gg ineraksi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien kebanyakan menunduk serta kontak mata
kurang
Masalah kep : gg interaksi sosial
7. Persepsi
Klien mengatakan kadang melihat bayangan suaminya ketika klien
sedang sendiri
Masalah Keperawatan: gg persepsi sesori haluasinasi penglihatan
8. Arus pikir : Sirkumtasial dang pengulangan pembicara
Pembicaraan berbelit-belit namun sampai pada tujuan
Masalah Keperawatan: gg proses piker

9. Isi fikir
Klien tidak mengalami waham dan gangguan isi fikir lain
Masalah Keperawatan: -
10. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran baik dan klien tidak mengalami disorientasi waktu
tempat dan orang
Masalah Keperawatan: -
11. Memori : Gangguan daya ingat jangka panjang
Klien biasanya lupa saat ditanyakan tentang masa lalunya
Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien baik dan klien mampu berhitung dengan
perhitungan sederhatan di tandai dengan disaat di beri pertantaan 3 + 2
klien mampu menjawab 5
Masalah Keperawatan : -
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan dengan bantuan perawat
Masalah kep. Gg proses pikir
14. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya sakit dan sekaran ini sedang d rawat di RS
untuk mendapatkan pengobatan
Masalah Keperawatan: -
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
a. Makanan
Klien mengatakan makannya jarang, dan hanya memakan kue-kue
b. Keamanan
Klien selalu di awasi oleh keluarga
c. Perawatan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bila klien sakit segera berrobat ke
puskesmas dan klinik terdekat
d. Pakaian
Keluarga klien mengatakan masih dibantu untuk berpakian
e. Transportasi
Menggunakan mobil
f. Tempat tinggal
Klien berasal dari poso pesisir
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
1. Mandi
Klien mengatakan mandinya dilakukan sendiri. Klien mandi 2
x sehari dengan menggunakan sabun
2. Kebersihan
Klien tampak sedikit rapih
3. Makanan
Klien mengatakan makannya jarang, dan klien tidak makan
nasi hanya memakan kue kue
4. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB 1 x sehari dan BAK 4 x sekali
5. Ganti pakaian
Klien Nampak memakai baju yang bersih
Masalah Keperawatan:
b. Nutrisi
1. Apakah anda puas dengan pola makan
Klien mengatakan tidak puas dengan porsi yang dimakan
2. Apakah anda memisahkan diri
Saya makan Bersama anak anak saya
3. Frekuensi makan sehari-hari
Klien makan 3 x sehari tetapi hanya memakan kue kue
4. Nafsu makan
Klien mengatakan nafsu makannya menurun
5. Berat badan
- 55 kg
6. Berat badan terendah : 50 kg
Berat badan tertinggi : 60 kg
Masalah Keperawatan: -
c. Tidur
1. Apakah ada masalah tidur
Klien mengatakan mengalami masalah tidur karena gelisah
2. Apakah merasa segar pada saat bangun tidur
Klien mengatakan merasa segar
3. Apakah ada kebiasaan tidur siang
Klien mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam
4. Apa yang menolak tidur
Klien mengatakan karena merasa gelisah
5. Tidur Malam
Klien mengatakan tidur malam nya tidak terganggu
3. Kemampuan klien dalam
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri
Klien mengatakan kebutuhannya dibantu oleh keluarga
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Klien mengatakan selalu mengambil keputusan berdasarkan
keluarga
c. Mengukur penggunaan obat
Klien mengatakann pada saat minum obat selalu di atur dan
dibantu oleh keluarga
d. Melakukan pemeriksaan keahlian
Klien mengatakan tidak memiliki keahlian
Masalah Keperawatan :
4. Klien memiliki system pendukung
Klien mengatakan selalu didukung oleh keluarga selama ia sakit
Masalah Keperawatan : -
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi
Klien mengatakan sebelum sakit klien rajin bekerja yaitu mengurus
kebun
Masalah Keperawatan:
6. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan : Klien masih memerlukan perawatan lanjutan
Perawatan pendukung : klien masih memerlukan perawatan
pendukung
7. Kegiatan dalam rumah
Tidak menjaga kerapihan rumah : Tidak
Mencuci pakaian : Tidak
Pengaturan keluarga : Tidak
8. Kegiatan diluar rumah
Belanja : Tidak
Transportasi : menggunakan mobil
Tidak lain-lain: Tidak
VIII. MEKANISME KOPING
maldaptif :
Klien mengatakan klien tidak menceritakan keorang lain masalahnya,
klien lebih suka diam dan memendam sendiri masalahnya
Masalah Keperawatan : Koping indifidu in efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok spesifik
Klien tidak mengalami masalah dengan dukungan dari berbagai pihak
kelompok yang mengenalnya
b. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan
Klien lebih suka menyendiri dan diam serta malu untuk berinteraksi
dengan orang lain
c. Masalah pendidikan
Klien mengatakan tidak mengalami masalah dalam pendidikan
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan selama sakit klien sudah tidak bekerja
e. Masalah dengan perumahan
Klien tidak ada masalah dengan lingkungan rumah disekitar rumahnya
f. Masalah ekonomi
Klien mengatakan ingin memperluas kebun tetapi belum terwujud
karena masalah faktor ekonomi nya
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien masih memerlukan pelayanan kesehatan dan system pendukun
yaitu keluarga
h. Masalah lainnya : Tidak ada
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

X. ASPEK MEDIK
Diagnosa medic : skizopernia ytt
Terapi Medik :
- Haloperidol 0,5 gr
- hxysimer 0,75 gr

- merlopam 2,5
- diesepam 0,5 Kapsul
- vit b kompleks 0,11
XI. MASALAH KEPERAWATAN
1. Koping individu in efektif
2. HDR ( harga diri rendah )
3. Isolasi social
4. Deficit perawatan diri
5. Gangguan kominikasi verbal
6. berduka disfungsional
7. ganguguan ineraksi sosial
8. gangguan persepsi sesori haluasinasi penglihatan
9. gangguan proses piker

XII. PENGUMPULAN DATA


- Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain karena sudah janda
- Klien mengatakan sekarang dirinya sudah tidak berguna
- Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain
- Klien mengatakan merasa malas untuk ikut dalam kegiatan
- Klien sering menyendiri
- Berbicara menunduk
- Klien mengatakan sangat merasa kehilangan pada saat suaminya
meninggal dunia
- Klien mengatakan susah mengalami peran sebagai ibu
- Klien berpakaian tidak rapi
- Klien selalu sedih apabila mengingat suami
- Rambut kusam dan sedikit acak-acakan
- Klien Nampak lesu
- Klien jarang kontak mata dengan perawat saat berkomunikasi
- TTV : TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,2 ̊C
R : 20 x/menit
XIII. KLASIFIKASI DATA

DS :

- Klien mengatakan malu bergaul dengan orang lain karena sudah janda
- Klien mengatakan sekarang dirinya sudah tidak berguna
- Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain
- Klien mengatakan merasa malas dan malu untuk ikut dalam kegiatan
- Klien mengatakan sangat merasa kehilangan pada saat suaminya
meninggal dunia
- Klien mengatakan saat sakit sudah tidak menjalankan perannya
sebagai seorang ibu

DO :

- Klien sering menyendiri


- Berbicara menunduk
- Klien berpakaian tidak rapi
- Rambut kusam dan sedikit acak-acakan
- Klien selalu sedih apabila mengingat suami
- Klien Nampak lesu
- Klien jarang kontak mata dengan perawat saat berkomunikasi
- TTV : TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,2 ̊C
R : 20 x/menit

XIV. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

1. DS :
- Klien mengatakan tidak Harga diri rendah
berguna
- Klien mengatakan malu
bergaul dengan orang lain
karena sudah janda

DO :
- Berbicara menunduk
- Klien suka menyendiri
- Klien selalu sedih apabila
mengingat suami

2. DS : Isolasi sosial
- Klien mengatakan merasa
malas untuk ikut dalam
kegiatan

DO :
- Klien jarang kontak mata
dengan perawat
- Suka menyendiri
3. DS :
4. -
Defisi Perawatan Diri
DO :
- Rambut kusam dan sedikit
acak-acakan
- Klien berpakaian tidak rapi

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Defisit perawatan diri
XVI. POHON MASALAH

Efek halusinasi

Causa Isolasi sosial

Care Problem Harga diri rendah

Causa Koping individu in efektif


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. M

Ruangan : Ruang Anggur

Tindakan : SP 1

A. PROSES KOMUNIKASI
1. KONDISI KLIEN
DS :
- Klien mengatakan tidak berguna
- Klien mengatakan malu bergaul dengan orang lain karena
sudah janda

DO :

- Berbicara menunduk
- Klien suka menyendiri
- Klien selalu sedih apabila mengingat suami
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga diri rendah
3. TUJUAN
1. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan
4. Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
4. Orientasi
“ Assalamu’alaikum ibu, masih ingat dengan saya ?”
“ Bagaimana perasaan ibu saat ini ?”
“ Kemarin kita sudah janji bahwa hari ini kita akan berbicara tentang keluarga
serta kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu lakukan. Apakah ibu
bersedia?”
“ mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana kalau 15 menit?”
“ Ibu maunya kita bercakap-cakap dimana? Baiklah, mari kita duduk di depan
ruangan bu”
5. Kerja
“ Ibu sekarang kita berbincang tentang keluarga Ibu M yaa,”
“ Apakah ibu M bisa menyebutkan anggota keluarga ibu?”
“ kegiatan rumah tangga apa yang sering ibu lakukan di rumah? Contohnya
seperti merapikan tempat tidur? Menyapu? Atau pun mencuci piring”
“ Nah, bagus sekali ibu
“ terus ibu dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan di rumah kegiatan
yang mana yang bisa di lakukan di rumah sakit?
“ bagus bu saya bantu list ya ?
“ nah sekarang dari beberapa kegiatan yang bisa di lakukan di Rumah sakit
kira-kira yang mana bisa kita praktekkan duliuan
“ baik bua kita mulai praktekkan ya
6. Terminasi
“ Nah ibu, sudah 15 menit kita ngobrol. Sekarang sudah waktunya untuk ibu
istirahat, jadi kita cukupkan sampai disini saja dulu ya bu!”
“ Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan kegiatan
mana yang ibu lakukan sesuai kemampuan yang ibu miliki”
“ Kita bertemu besok setelah makan siang ya bu?”
“ Ibu maunya mengobrol berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit”
“ Ibu mau mengobrol dimana? Bagaimana jika disini lagi?”
EVALUASI

S : Klien mengatakan

- Wa’alikumsalam, iya
- Baik suster,
- Iya sus
- Suami saya sudah meninggal, anak saya ada 5
- Menyapu, merapikan tempat tidur dan mencuci piring
- Kegiatan itu juga yang bisa sy lakukan di rumah sakit
- Malas suster
- Iya sus
- Besok saja

O :

- Klien Nampak senyum-senyum


- Kontak mata kurang
- Klien mau mengatakan kemampuan yang dimiliki
- Klien Nampak lesu

A :

- SP 1 belum berhasil dengan kriteria :


 Klien mampu menyebutkan kegiatan yang dilakukan di rumah
dan di rumah sakit
 Klien belum mampu mempraktekkan kegaitan yang dimiliki

P : Perawat : tetap lakukan SP 1 HDR (Harga diri rendah)

Pasien : Motivasi klien agar mau melakukan kegiatan yang dimiliki

Anda mungkin juga menyukai