Anda di halaman 1dari 54

Konstruksi Dasar Perancangan

Pelabuhan

Dosen: Diyanti

4 November 2020
Jenis Konstruksi Dasar
1. Dinding Penahan Tanah
2. Turap
3. Tiang Pancang
1. Dinding Penahan Tanah (DPT)
(Retaining Wall)
Perancangan Dinding Penahan Tanah biasanya dilakukan
urutan kegiatan sebagai berikut:

 Memperkirakan ukuran / dimensi yang diperlukan


 Perhitungan stabilitas (geser dan guling)
 Perhitungan struktural terhadap gaya-gaya pada
konstruksi
Bentuk-bentuk DPT
a. Dinding Berbobot (gravity wall)
b. Dinding Kantilever
c. Dinding Kantilever Berusuk
(counterfort retaining wall)
Dimensi Dinding Penahan
Dimensi dinding penahan berdasarkan perkiraan-perkiraan yang kemudian
dihitung stabilitas guling, geser dan gaya-gaya yang bekerja pada dinding.
Untuk mempermudah perancangan, berdasarkan penelitian dan
pengalaman direkomendasikan ukuran-ukuran seperti pada gambar.
Dimensi DPT
Gaya-gaya yang bekerja pada DPT
a. Gravity Wall
1) Coulomb, bila sudut geser antara tanah dan dinding diperhitungkan
dengan ketinggian H<6.00 m
2) Rankine, bila sudut geser tanah dan dinding tidak diperhitungkan
H>6.00m

Letak gaya dapat dihitung sebagai eksentrisitas e terhadap titik tengah alas
(lebar B), dimana Mo adalah momen guling terhadap ujung alas.
Gaya-gaya yang bekerja pada DPT gravity wall
Kekuatan Struktur pada Gravity Wall
b. Dinding Kantilever
Stabilitas terhadap peluncuran/ geser:

Maka stabilisa thd geser:

Bila belum terpenuhi ditambahkan “sepatu” untuk menambah nilai Pp dan gaya
kohesi
Menghitung Kekuatan Struktur Dinding

a. Gaya-gaya Utama
b. Gaya-gaya Momen
Perhitungan Struktur Dinding

Pada kedalaman h dari ujung atas dinding akan bekerja gaya-gaya:


c. Dinding Kantilever Berusuk
Untuk mempermudah perhitungan, pelat dinding dihitung sebagai pelat
menerus (strip) yang berkaitan pada rusuk-rusuk.

Pada dinding pelat dihitung sebagai pelat kantilever biasa.

Pada perhitungan pelat dinding dan dasar, perhitungan dapat dilakukan


berdasarkan pelat yang dijepit tiga sisi

Untuk perhitungan pelat ini, pembebanan terbagi rata sehingga dapat


diambil koefisien-koefisien dari tabel
2. Turap (Sheet Pile Structure)
1. Turap Kayu
turap ini digunakan untuk benteng dan muatan kecil dan biasanya
digunakan untuk sementara
2. Turap Beton
turap ini digunakan berdasarkan perhitungan-perhitungan
tegangan terhadap muatan ataupun momen
3. Turap Baja
turap ini umum digunakan
karena mempunyai sifat
sebagai berikut:
1. Mempunyai daya lawan
terhadap tegangan-
tegangan saat pelaksanaan
2. Mempunyai berat relatif
ringan dibanding beton
3. Dapat digunakan beberapa
kali
4. Mempunyai masa kerja
lama
5. Mudah untuk mengadakan
perpanjangan
6. Tahan terhadap deformasi
7. Terdapat banyak macam
8. Mudah menggabungkan
beberapa tipe
a. Turap pada tanah bergradasi
b. Turap pada tanah Kohesi
Pada turap yang dipancang pada tanah berkohesi kemungkinan terjadi
konsolidasi pada derah tekanan pasif. Akibat konsolidasi ini tanah akan pecah-
pecah dan pecahan tersebut akan terisi air sehingga menambah tekanan
lateral dan memindahkan titik gaya resultanta.
c. Turap dengan Jangkar
Tekanan pasif terjadi pada tanah di muka dan tekanan aktif di belakang turap

Dari gambar 19a didapatkan


Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa tidak stabilnya turap karena fungsi H, tetapi
relatif independen terhadap material yang menimbulkan q. Jadi untuk tanah urug
tertentu, ada suatu fungsi H yang kritis dimana disebabkan masalah stabilitas yang
tidak dapat di bangun, jadi turap mempunyai angka stabilitas:
Bila data tanah tidak lengkap dan meragukan atau pada keadaan tanah pasir
berlempung yang terlepas, penyelesaian masalah dapat dipecahkan sebagai
berikut:
1. Data tanah meragukan/ tidak lengkap; dan
2. Tanah urug bergradasi dan berkohesi
d. Perancangan Turap Berdasarkan Metode Jepit Tanah
(Fixed Earth Method, FEM)

Dari gambar dimisalkan turap akan melengkung berdasarkan garis putus abn. Titik n adalah
jepit (point of fixity) turap, sedangkan titik l adalah titik tempat momen lentur turap nol
( N=nol) yang berjarak x dari garis keruk. Selanjutnya kurva dari n-c tergantung dari
kedalaman. Perhitungan FEM ini didasarkan pada besaran diagram tegangan dulc
digantikan dengan suatu gaya terpusat Rb pada titik n.
Dengan memperkirakan kedalaman Y didapatkan Rb sehingga dapat dihitung momen
lentur. Deviasi tangensial titik n terhadap Hhb dapat dihitung. Biasanya diambil
nc=0,2 Y atau D=1,2Y
Simplifikasi dari cara FEM seperti dinyatakan sebagai “balok ekivalen”, menghindarkan
seringnya mengadakan percobaan perhitungan Y.
e. Jangkar (Anchors)
Bentuk jangkar ini secara konstruksi didapatkan sebagai berikut:
1) Balok Jangkar
2) Berupa Tiang Pancang
Tiang pancang ini menahan gaya jangkar T yaitu dengan tiang miring. Pada Gambar
salah satu tiang merupakan tiang tarik.
3. Tiang Pancang
Fondasi Tiang dikenal sebagai fondasi dalam (deep foundation), tempat
dukungan tanah berada jauh di dalam tanah.
Jenis-jenis tiang pancang diklasifikasikan sebagai berikut:

No Jenis taing Panjang Beban maksimum


Maksimum (m’) yang dapat dipikul
1 Kayu 16 30
2 Beton Cor (cast in situ) 18 60
3 Pipa Baja (tanpa diisi 25 50
beton)
4 Tiang beton pracetak 25 80
5 Pipa baja diisi beton 30 80
6 Baja H 30 100
7 Tiang Beton pipa 40 120
Pratekan
Fungsi Tiang
Berfungsi menyangga dermaga pelabuhan, yang harus memikul gaya-
gaya vertikal (merata dan terpusat), horisontal. Gaya-gaya
horisontal yang dipikul dermaga diteruskan diteruskan kemudian
dipikul tiang-tiang miring (batter piles). Pada gaya horisontal yang
relatif kecil dapat diperhitungkan untuk dipikul tiang-tiang
vertikal.
Pada ujung bawah, tiang berfungsi sebagai sendi apabila
karakteristiktanah pemikul merupakan tanah lembek.
Ujung atas tiang, dianggap sebagai jepit bila konstruksi balok dan
lantai merupakan konstruksi berat dan ikatannya kaku.
Ujung bawah dianggap sebagai jepit bila karakteristik tanah padat.
Perhitungan Struktur Tiang
Secara individu tiang-tiang bekerja sebagai kolom panjang dengan pembebanan sentris,
sehingga daya pikul tiang dipengaruhi faktor tekuk (critical buckling load), dan
panjang tekuk tiang sangat dipengaruhi syarat ikat dari ujunt tiang. Faktor tekuk
mengurangi kemampuan daya pikul tiang thd beban.

Secara umum daya pikul tiang terhadap beban sentris dapat dihitung sbb:
Untuk tiang beton bertulang:
Pengaruh Faktor tekuk pada tiang
Syarat (kondisi) ikat pada ujung-ujung tiang:
Euler membuktikan bahwa untuk suatu batang tempat timbulnya perubahan bentuk
elastis akan rumus tekuk sebagai berikut:

Rumus diatas menunjukkan bahwa daya pikul tiang pada kondisi tekuku berbanding
terbalik dengan kuadrat panjang tekuk (lb). Jadi sesuai dengan kondisi ikat tiang-tiang
pancang tersebut dapat dihitung perbandingan besar daya pikulnya, yaitu:
Untuk perhitungan dan mengingat batas-batas keamanan, digunakan tiga kondisi sebagai
berikut:

Jadi daya pikul tiang pada keadaan tekuk berlaku perbandingan sbb:

Dari angka-angka tersebut tiang dengan terjepit di kedua ujungnya memberikan daya
dukung yang besar (buckling working load)
Unutk memudahkan perhitungan pada batas yang aman, dapat digunakan faktor tekuk
sbb:
Hubungan daya pikul tiang dengan
karakteristik tanah
Daya pikul tiang ditentukan oleh metoda statis atau dinamis. Umumnya untuk
memperkirakan daya pikul tiang secara statis mula-mula diperlukan oleh penentuan
metode dinamis. Metode dinamis dikembangkan dengna memperhatikan tiang pada
saat pemancangan dilaksanakan, yaitu mengevaluasi penurunan tiang pada saat
jatuhnya pemukul (hammer) dibandingkan dengan sifat geraknya.

Tipe Pemancangan Tiang:


1. Single acting hammer, dengan menggunakan uap/ tekanan udara untuk mengangkat
pemukul dan melepaskan secar ajatuh bebas.
2. Double acting hammer, menggunakan uap/ tekanan udara untuk mengankat dan
mendesak kepala pemukul.
3. Diesel pile hammer, alat pemancang yang menggunakan eksplosi untuk mengankat
pemukul kemudian pemukul jatuh bebas di atas kepala tiang
4. Vibration hammer, dengan mengunakan getaran utk memasukkan kepala tiang
Penentuan daya dukung tiang dinamis

Notasi gambar:
Pada awal oukulan benturan, kerja pemukul adalah:

Dengan kecepatan pemukul

Bila pada saat akhir tekanan pemukul ini kerja tiang adalah Mp, dengan besaran impuls I,
kecepatan tiang adalah:

Dimisalkan pada saat tersebut pemukul dan tiang tidak terpisahkan, berarti v tiang=v
pemukul
Jadi pada akhir pukulan, kerja tiang adalah:

Jadi pada akhir pukulan, kerja pemukul adalah:

Dengan substitusi I, maka didapatkan:

Enersia tiang dan pemukul pada saat akhir pukulan:


Rumus-rumus praktis daya dukung
tiang dinamis
Penentuan daya dukung tiang secara statis
Secara statis daya dukung tiang dinyatakan:

Pada tanah yang bergradasi (granular soil) daya


pikul sbb:
Untuk penampang tiang:

Daya pikul tanah adalah hasil perkalian antara luas selubung tiang dikalikan
dengan daya adhesi tanah. Untuk pendekantan besaran tegangan (Tomlinson,
1959):
Tiang Beton Pracetak
Pile group efficiency
Maka perimeter (tegangan geser selubung) kumpulan tiang:

Anda mungkin juga menyukai