Anda di halaman 1dari 18

Jenis-Jenis Investasi yang Populer di

Indonesia

Investasi bisa menjadi cara untuk melindungi dan meningkatkan


kekayaan. Beragam jenis investasi pun tersedia dan dapat dipilih
sesuai dengan tujuan investasi Anda.
Dibandingkan dengan negara-negara maju, minat masyarakat Indonesia akan dunia investasi memang masih
terbilang rendah. Rendahnya minat berinvestasi di Indonesia ini tidak terlepas dari banyaknya kalangan masyarakat
yang masih berpendapat bahwa investasi hanya untuk orang-orang kaya saja.
Meski demikian, paradigma tersebut terus mengalami pergeseran. Investasi kini semakin mudah dijangkau oleh
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Hal ini berdampak besar pada pertumbuhan investasi di
Indonesia. Pendidikan finansial yang semakin merata juga turut meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya berinvestasi.

Perkembangan Investasi di Indonesia


Dari tahun ke tahun, jumlah investasi di Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Kemudahan
dalam berinvestasi menjadi salah satu pemicunya. Modal besar yang kerap menjadi penghalang kini tidak lagi
menjadi alasan. Bahkan, kini semakin banyak instrumen investasi yang dapat dibeli mulai dari Rp 500.000 di HSBC.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, dari tahun 2017 hingga 2018, jumlah investasi di Indonesia
cenderung mengalami peningkatan. Di tahun 2017, realisasi investasi tercatat berada di angka Rp 678,8 triliun.
Sedangkan di tahun 2018, angka tersebut mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp 721,3 triliun atau naik sekitar
4,1%.
Peningkatan jumlah investasi juga sudah terlihat di awal tahun 2019. Pada kuartal pertama, BKPM mencatat realisasi
investasi sudah berada di angka Rp 195,1 triliun. Angka tersebut naik 5,3% dibandingkan realisasi investasi di tahun
sebelumnya pada kuartal yang sama yakni sebesar Rp 185,3 triliun.
Di tahun 2019 sendiri, pemerintah optimis realisasi investasi akan tumbuh double digit. Berakhirnya masa pemilu
juga dinilai akan mendorong para investor untuk mulai mengambil langkah konkret setelah selama beberapa waktu
lebih memilih untuk menahan dana yang dimiliki.

Investasi Jangka Pendek vs Investasi Jangka Panjang

Banyaknya instrumen investasi yang tersedia memberi lebih banyak pilihan kepada para investor. Namun perlu
dipahami, tidak semua instrumen investasi cocok untuk semua investor. Ada beberapa hal yang biasa menjadi bahan
pertimbangan dalam memilih instrumen investasi. Selain tujuan investasi dan profil risiko investor, Anda juga perlu
mempertimbangkan jangka waktu investasinya.
Dilihat dari jangka waktunya, investasi dapat dibagi menjadi dua kategori. Keduanya adalah investasi jangka pendek
dan investasi jangka panjang.
1. Investasi Jangka Pendek
Jenis investasi ini memiliki periode yang cukup pendek dengan hasil return yang dapat dilihat setelah 3 sampai 12
bulan. Jenis investasi ini juga sering disebut dengan istilah investasi sementara atau sekadar untuk mengamankan
dana yang dimiliki sambil menunggu munculnya peluang investasi lain yang memiliki return relatif lebih optimal.
Setidaknya ada 2 ciri yang membuat sebuah instrumen investasi bisa disebut sebagai investasi jangka pendek.
Pertama, investasi tersebut harus memiliki kualitas tinggi. Kedua, instrumen investasi tersebut harus sangat likuid
dan mudah dijual kembali.
Meski secara sepintas investasi jangka pendek terlihat begitu sempurna, ada satu kekurangan yang dimilikinya.
Dibandingkan dengan investasi jangka panjang, investasi jangka pendek memiliki return yang relatif jauh lebih
rendah. Ada macam-macam investasi yang masuk ke dalam kategori ini. Salah satu di antaranya yang juga cukup
populer adalah reksa dana.
2. Investasi Jangka Panjang
Setiap instrumen investasi yang masuk ke dalam kategori ini butuh waktu bertahun-tahun untuk mulai menghasilkan
return. Tidak jarang, seorang investor harus menahan dan menyimpan investasi ini hingga 10 tahun sebelum
menjualnya dan merealisasikan return. Bahkan tidak sedikit investasi jangka panjang yang hanya dibeli tanpa dijual
kembali.
Meski membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan return, investasi jangka panjang umumnya
memiliki return yang lebih optimal dibandingkan jenis investasi jangka pendek. Namun sebagai konsekuensinya,
risiko yang ditanggung juga umumnya lebih tinggi.
Untuk memaksimalkan potensi dari investasi jangka panjang, Anda harus memiliki modal yang cukup besar. Selain
itu Anda juga harus menerima fakta bahwa sebuah investasi jangka panjang bisa saja terus merugi selama beberapa
tahun pertama. Karena itulah, perlu analisis yang cukup mendalam sebelum memutuskan untuk mengambil jenis
investasi ini.
Ada cukup banyak instrumen investasi yang masuk ke dalam kategori investasi jangka panjang. Salah satu yang
cukup populer adalah investasi saham.

Pilihan Instrumen Investasi yang Populer dan Menguntungkan di Indonesia


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, berdasarkan jangka waktunya, investasi dapat dibagi menjadi dua kategori
yakni investasi jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-
masing. Namun, investasi apa saja yang tersedia dan menguntungkan? Berikut beberapa instrumen investasi yang
cukup populer di Indonesia.
1. Deposito
Sebenarnya deposito ini mirip dengan tabungan. Risikonya yang rendah membuat deposito kerap dipilih investor
pemula. Namun jika dibandingkan dengan tabungan, ada dua hal yang membedakannya, yakni tingkat bunga dan
adanya waktu jatuh tempo.
Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Secara umum, bunganya ada di kisaran 5-6%
per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Semakin banyak uang yang
Anda investasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi. Jika Anda membuka rekening deposito di
HSBC, return yang bisa Anda dapatkan antara lain bunga 6,25% per tahun dan cashback hingga Rp 100 juta yang
setara dengan total return hingga 7,25% untuk deposito Rupiah.
Meski memiliki suku bunga yang lebih tinggi, uang yang Anda investasikan ke deposito tidak bisa diambil sewaktu-
waktu layaknya tabungan. Ada tenor yang mengikat. Sebelum deposito tersebut jatuh tempo, Anda tidak bisa
menyentuhnya sama sekali.
Tenor deposito sendiri cukup beragam. Setiap bank memiliki kebijakannya masing-masing untuk itu. Namun secara
umum, rata-rata bank menyediakan tenor maksimal 12 bulan. Meski demikian, ada juga beberapa bank yang
menawarkan tenor deposito hingga 24 bulan.
2. Emas
Bagi Anda yang lebih tertarik dengan jenis investasi fisik dengan nilai intrinsik yang lebih jelas, emas bisa jadi pilihan
yang cukup menarik. Sama halnya dengan deposito, risiko investasi emas juga rendah. Nilainya cenderung stabil
dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Jika ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan
ini murni dinilai dari beratnya. Anda juga harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. Untuk
penyimpanan sendiri, Anda bisa menyimpannya sendiri atau menyewa deposit box di bank.
Selain membeli di toko, Anda juga bisa berinvestasi emas lewat aplikasi. Di sini Anda tidak harus membeli emas
batangan dengan berat minimal 0,5 gram atau mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah untuk memulai investasi
emas. Jika dana yang tersedia memang masih terbatas, Anda bahkan bisa membeli emas cukup dengan Rp 100.
3. Properti
Investasi properti memiliki beberapa kesamaan dengan investasi emas. Ada benda fisik yang Anda beli di sini.
Nilainya juga dipastikan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi. Selain itu, risikonya juga terbilang
rendah.
Ada beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli
tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk cara
kedua, Anda bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan risiko seperti kerusakan bangunan. Meski risiko investasi ini terbilang rendah,
properti adalah aset yang bisa rusak oleh waktu. Anda harus merawatnya agar nilainya tetap terjaga. Biaya
perawatan yang sudah dikeluarkan ini nantinya juga perlu dipertimbangkan saat hendak menjual properti.
Investasi properti tergolong sebagai investasi jangka panjang. Jadi untuk mendapatkan return, Anda memang harus
menahannya dalam waktu yang cukup panjang.
4. Saham
Potensial namun berisiko tinggi, mungkin seperti itulah gambaran singkat mengenai investasi saham. Saham
sebenarnya merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Saat Anda membeli saham, pada dasarnya Anda
membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya. Jadi semakin banyak saham yang Anda
beli, semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang Anda dapatkan.
Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. Dividen sendiri
diambil dari return yang diperoleh perusahaan. Namun perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen
kepada investornya. Beberapa perusahaan justru memilih menggunakan return yang didapat untuk mengembangkan
bisnisnya.
Jika dibandingkan dengan tiga jenis investasi sebelumnya, risiko investasi saham terbilang yang paling tinggi. Butuh
pemahaman dan analisa yang cukup mendalam sebelum memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan.
Namun sebagai alternatif, saat ini ada reksa dana saham yang risikonya lebih rendah namun memiliki potensi return
mendekati investasi saham.
5. Reksa Dana
Apa itu reksadana? Secara sederhana, reksa dana adalah sebuah instrumen investasi di mana dana dari beberapa
investor dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di
pasar modal. Reksa dana sendiri terbagi menjadi 5 jenis. Kelima jenis reksa dana ini meliputi reksa dana pasar uang,
reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana index.
Setiap jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda beda. Untuk risiko terendah ada reksa dana pasar
uang. Sedangkan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi, Ada bisa memilih reksa
dana saham.
Instrumen investasi yang satu ini terbilang cukup populer di kalangan investor, khususnya para investor pemula yang
memiliki keterbatasan dana. Reksa dana sendiri dapat dibeli mulai dari nominal Rp 500.000 di HSBC. Namun jika
ingin membeli reksa dana, pastikan untuk memahami profil risiko Anda terlebih dahulu. Jika Anda ingin
berinvestasi reksadana, Anda dapat meninjau dan memilih produk reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan, profil
risiko, preferensi dan pasar yang Anda inginkan. Anda cukup mengunjungi cabang HSBC terdekat dan temui
Relationship Manager kami untuk mengetahui limit risiko dan preferensi investasi Anda.
6. Peer to Peer Lending
Jenis investasi peer to peer lending tergolong masih cukup baru di Indonesia. Meski demikian, popularitasnya terus
melejit seiring dengan kejelasan hukum dan kemudahan yang ditawarkannya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
perusahaan fintech lending yang menjalankan model bisnis ini. Jumlah uang yang berputar dalam investasi peer to
peer lending juga terus tumbuh.
Dalam peer to peer lending, pada dasarnya Anda meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan,
baik itu individu ataupun badan usaha. Sama seperti pinjaman dari bank, return jenis investasi ini berasal dari bunga
pinjaman yang telah disepakati bersama.
Suku bunga peer to peer lending ini terbilang cukup menarik. Banyak fintech lending yang menawarkan suku bunga
pinjaman mencapai 18% per tahunnya. Selain itu, Anda juga bisa mulai berinvestasi peer to peer lending mulai dari
Rp 100.000 saja.
Investasi merupakan cara terbaik untuk melindungi kekayaan sekaligus meningkatkan jumlahnya. Namun sebelum
mulai berinvestasi, Anda harus menentukan tujuan dari investasi itu sendiri dan memahami profil risiko Anda. Dari
kedua informasi itulah, Anda bisa menentukan jangka waktu dan jenis investasi yang sebaiknya dipilih.
References:
 cnnindonesia.com/ekonomi/20190312154627-92-376559/pemerintah-pede-pertumbuhan-investasi-double-
digit-di-2019
 cnnindonesia.com/ekonomi/20190430111359-532-390763/pertumbuhan-investasi-kuartal-i-2019-cuma-53-
persen
 investopedia.com/terms/l/longterminvestments.asp
 investopedia.com/terms/s/shorterminvestments.asp
 cermati.com/artikel/tips-jitu-investasi-reksa-dana-bagi-para-pemula
 cermati.com/artikel/reksadana-pasar-uang-apakah-lebih-untung-daripada-deposito
 cermati.com/artikel/investasi-reksa-dana-manfaat-dan-risiko-yang-harus-dihindari
 koinworks.com/blog/jenis-investasi-populer/
 finansialku.com/ketahui-jenis-jenis-investasi/
 hsbc.co.id/1/2/id/personal/wealth-management/investasi/mutual-funds
Pengertian Instrumen Pasar Modal

Su
mber Foto: Vintage Tone via. Shutterstock

Produk pasar modal atau instrumen pasar modal adalah keseluruhan surat berharga
(efek) yang terdiri dari saham, obligasi dan derivatif atau turunan dari saham dan atau
obligasi. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, efek
merupakan setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, warran, opsi, atau derivatif dari efek,
atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

Sejarah Pasar Modal

Pasar modal atau bursa efek telah berdiri sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meski pasar modal telah ada sejak tahun
1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal nyatanya tidak berjalan seperti
yang diharapkan dan mengalami kekosongan saat itu.

Baca Juga
1. Panduan Reksa Dana Pendapatan Tetap Terbaik dan Terlengkap
2. Lembar Saham: Pengertian dan Cara Mudah Menghitungnya
3. Apa Itu Bitcoin Miner? Bagaimana Cara Kerja Mining Bitcoin?
4. 7 Cara Menggunakan Bitcoin, Pemula Wajib Tahu!
5. Ini Cara Investasi Emas yang Aman untuk Pemula

Mulanya, menurut buku “Effectengids” yang dikeluarkan Vereniging voor den


Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun
dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak
lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komunitas dan
sekuritas, yakti Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas. Baru pada tahun 1912
tepatnya tanggal 14 Desember Amsterdamse Effectenbueurs membuka cabang bursa
efek untuk pertama kalinya di Indonesia yang bertempat di Batavia (Jakarta).

Pasar modal ini merupakan yang tertua keempat untuk tingkat Asia setelah Bombay,
Hongkong, dan juga Tokyo. Awal mula kenapa pihak pemerintahan Belanda mendirikan
bursa efek di Batavia ini karena pada awal abad 19 tersebut berbagai perkebunan
sedang dibangun secara besar-besaran.

Agar proses pembangunan bisa berjalan dengan baik, maka pemerintah kolonial
Belanda tentu saja membutuhkan modal. Salah satu sumber modal yang digunakan
saat itu adalah tabungan dari orang-orang Eropa dan juga Belanda yang mempunyai
penghasilan di atas rata-rata.

Atas dasar itu pada tanggal 14 Desember 1912 tersebut resmi berdiri pasar yang satu
ini dengan nama Vereniging voor de Effectenhandel. Jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia Namanya adalah Asosiasi Perdagangan Efek. Pasar ini terletak di Batavia
(Jakarta) dengan efek yang diperjualbelikan berupa saham dan juga obligasi.

Baca Juga
1. Reksa Dana: Pengertian, Jenis, Produk hingga Cara Menghitung Profit
2. 11 Aplikasi Investasi yang Populer di Kalangan Milenial
3. Investasi Dollar: Pengertian, Cara, dan Keuntungannya
4. 15 Investasi yang Menguntungkan Masa Depan Terbaik
5. Ketahui Tata Cara Top Up Flazz BCA Berikut Ini, Yuk!

Seiring berjalannya waktu, pemerintah Republik Indonesia kemudian mengaktifkan


kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun setelahnya pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.

Pada tahun 1977, Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali
pasar modal ini juga ditandai dengan status go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama.

Regulasi Tentang Pasar Modal


Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No 8 Tahun 1995 menjadi dasar hukum dari
kegiatan Pasar Modal di Indonesia. Kegiatan pasar modal di Indonesia ini juga diawasi
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menjalankan fungsi berikut:

1. Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal;


2. Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal;
3. Menetapkan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal;
4. Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang Pasar
Modal;
5. Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan Pasar Modal termasuk
Pasar Modal Syariah;
6. Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;
7. Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian;
8. Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi, Transaksi dan Lembaga
Efek, dan tata kelola Emiten dan Perusahaan Publik;
9. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah izin
usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di
bidang Pasar Modal;
10. Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan
pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan
kegiatan di bidang Pasar Modal dalam rangka mencegah dan mengurangi
kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan.

Instrumen Pasar Modal


Pasar modal biasa dikenal dengan istilah bursa efek. Pada pasar modal, kamu bisa
menemukan berbagai jenis surat berharga yang setiap hari diperdagangkan atau
diperjualbelikan. Jenis-jenis surat berharga tersebut di antaranya adalah:

1. Saham

Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan.
Investor yang memiliki saham di sebuah perusahaan, berhak untuk mendapatkan
dividen atau pembagian laba.

Proses penjualan saham di pasar modal dimulai dari penawaran umum (IPO – Initial
Public Offering) dan untuk pertama kalinya saham perusahaan dijual ke publik. Setelah
IPO selesai, saham akan listing di bursa efek agar saham bisa diperjualbelikan secara
umum.
Keuntungan Saham

Nantinya, perusahaan menjual saham di pasar modal untuk mendapatkan pendanaan


secara langsung dari publik, dari masyarakat. Publik yang membeli saham
mendapatkan keuntungan yang sumbernya berasal dari dividen dan kenaikan harga
saham.

Dividen sendiri merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan


berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen ini akan diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode yang mana diakui sebagai
pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan oleh perusahaan nantinya berupa dividen tunai yang diberikan
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Ada juga dividen
saham yang diberikan berupa sejumlah saham. Sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Capital Gain Saham

Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain merupakan
hasil adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, investor
membeli saham XYZ dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan
harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain
sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Risiko Saham

Sebagai instrumen investasi, saham juga memiliki risiko, antara lain:

o Kerugian

Kondisi saat investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT.
XYZ yang dibeli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut
terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.

Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, akhirnya investor menjual pada
harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga


saham akan mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham tersebut terjadi karena adanya permintaan dan penawaran
atas saham. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas
saham tersebut.

Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, umumnya
sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana
perusahaan tersebut bergerak) atau faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku
bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik,
dan faktor lainnya.

o Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau


perusahaan akan dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham akan
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan).

Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka
nantinya sisa tersebut dibagi secara adil kepada seluruh pemegang saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaannya.

o Delisting

Delisting memiliki pemahaman bahwa saham telah dihapus dari pencatatan bursa efek
sehingga saham tidak bisa lagi dijual dan dibeli lewat bursa. Kerugiannya pun sangat
besar buat pemegang saham delisting.

Regulasi di pasar modal memastikan bahwa saham yang akan ditawarkan memenuhi
kriteria transparansi dan kinerja yang memadai. Setelah ditawarkan, selanjutnya
regulasi senantiasa memastikan bahwa sebagai perusahaan publik memenuhi
kewajibannya.

Pada tahun 2019, setidaknya ada 5 perusahaan yang sahamnya di delisting dari BEI
karena keraguan atas keberlanjutan usaha (going concern). Perusahaan ini mengalami
forced delisting karena going- concern.

2. Obligasi

Kamu juga bisa mendapatkan surat berharga berupa obligasi di pasar modal.
Kepemilikan surat utang ini dapat dipindahtangankan, dan pemegangnya memiliki hak
untuk memperoleh bunga serta pelunasan utang pada jangka yang telah ditentukan.
Seperti yang diketahui, obligasi merupakan instrumen surat utang yang memberikan
pendapatan tetap berupa bunga kepada pemegangnya.
Keuntungan Obligasi

o Mendapatkan kupon/fee/nisbah secara periodik. Pada umumnya tingkat


kupon/fee/nisbah di atas bunga Bank Indonesia (BI rate).
o Memperoleh capital gain dari penjualan oblugasi di pasar sekunder.
o Memiliki risiko lebih rendah dibandingkan instrumen lain seperti saham. Obligasi
yang diterbitkan pemerintah dapat dikatakan instrumen bebas risiko.
o Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang dapat dipilih oleh investor di pasar
sekunder.

Jenis Obligasi

Untuk jenis obligasi sendiri bermacam macam tergantung pada pihak yang menerbitkan
surat utang ini, antara lain:

o Obligasi Korporasi

Obligasi ini diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional termasuk BUMN dan BUMD.
Umumnya jenis obligasi ini menawarkan bunga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi
terbitan pemerintah. Karena diterbitkan oleh korporasi, kemungkinan adanya gagal
bayar pada obligasi korporasi menjadi lebih tinggi. Perlu dicatat bahwa obligasi ini tidak
dijamin returnya.

o Sukuk

Sukuk merupakan jenis obligasi yang diterbitkan dengan prinsip Syariah. Memberikan
kesempatan kepada investor yang berinvestasi sesuai prinsip Syariah. Sebagai
informasi, sukuk Ritel akan dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung
unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan
sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Penerbitan Sukuk Ritel sendiri menggunakan struktur akad Ijarah atau dikenal Asset to
be Leased. Dana hasil atas penerbitan akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa
pembelian hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada Pemerintah serta
pengadaan proyek untuk disewakan kepada Pemerintah. Imbalan berasal dari
keuntungan hasil kegiatan investasi tersebut.

o Surat Berharga Negara

Untuk Surat Berharga Negara terdiri dari Surat Utang Negara dan Surat Berharga
Syariah Negara.

o Surat Utang Negara (SUN) merupakan surat berharga yang berupa surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai
dengan masa berlakunya. Ketentuan mengenai SUN diatur dalam Undang
Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
o Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun
valuta asing. Ketentuan mengenai SBSN diatur dalam Undang Undang Nomor
19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

3. Reksadana

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksadana merupakan instrumen investasi yang menjadi tempat
untuk pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa investor. Dana ini kemudian
akan dikelola manajer investasi menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang,
obligasi, saham, atau efek lainnya. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut, yakni:

o Dana dari masyarakat pemodal


o Dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek
o Dana dikelola manajer investasi

Manfaat Reksadana

Reksadana dianggap sebagai salah satu alternatif investasi pendek bagi masyarakat


pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana sendiri dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Tak hanya itu, Reksadana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Risiko Reksadana

Perlu diketahui, nilai Reksadana akan berfluktuasi mengikuti nilai instrumen yang ada di
dalamnya. Jika Reksadana saham, returnnya akan naik turun seiring dengan harga
saham. Begitu pula dengan jenis reksadana lainnya, mengikuti harga instrumen yang
menjadi komponen Reksadana. Risiko lainnya adalah soal likuiditas yang mana proses
pencairan Reksadana membutuhkan waktu sampai dengan 3 hari sejak diajukan.

4. ETF

ETF atau Exchange Traded Fund merupakan semacam Reksadana yang dijual lewat
Bursa Efek, bukan lewat Manajer Investasi seperti Reksadana pada umumnya. Sesuai
namanya, ETF adalah instrumen pasar modal yang diperdagangkan di exchange atau
bursa efek.
Jadi, ETF bisa dikatakan sebagai surat berharga yang memiliki kemiripan dengan
reksadana, sama-sama dikumpulkan secara kolektif. Hanya saja, EFT bisa
diperdagangkan di bursa efek layaknya saham.

Manfaat ETF

Sama halnya seperti Reksadana, ETF juga memiliki manfaat, antara lain:

o Diversifikasi atas beberapa saham unggulan dalam sekali order karena ETF
terdiri atas berbagai saham dalam portofolionya layaknya sebuah dana.
o Memanfaatkan fleksibilitas jual atau beli yang tinggi, karena dapat langsung
melakukan pembelian maupun penjualan ETF selama jam bursa berlangsung
selayaknya saham.
o Management fee ETF lebih rendah dibandingkan Reksadana
o Transparan, artinya informasi soal saham yang menjadi komponen ETF bisa
dicek setiap saat.

Risiko ETF

Layaknya investasi dalam Reksadana, risiko dari ETF itu sendiri adalah fluktuasi harga
saham yang menjadi komponen instrumen portofolio. Nilai ETF bisa jadi naik turun
mengikuti harga saham. Karena ditransaksikan lewat bursa, likuiditas ETF bisa
terbatas. Bisa saja ketika ingin menjual ETF tidak ada yang beli.

Berbeda halnya dengan Reksadana dimana menjadi kewajiban Manajer Investasi untuk
membayar investor kapan pun ingin menjual Reksadananya. Karena diperdagangan di
bursa efek, ada spread antara harga jual dan beli di ETF. Spread tersebut cukup lebar
di Indonesia akibat perdagangan ETF belum terlalu likuid.

5. Derivatif

Selanjutnya, ada pula surat berharga yang berbentuk derivatif. Surat berharga ini
dikenal sebagai bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis derivatif yang bisa kamu
temukan di pasar modal Indonesia, yaitu warrant dan right.

Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative).
Derivatif keuangan ini merupakan instrumen derivatif, yang mana variabel-variabel yang
mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham,
obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan
instrumen-instrumen keuangan lainnya. Ada beberapa derivatif yang diperdagangkan di
BEI, antara lain:

o IDX LQ45 dan IDX 30 Futures


BEI menyediakan produk, yaitu LQ45 Futures dan IDX30 Futures. Kontrak Berjangka
atau Futures ini merupakan kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying
(dapat berupa indeks, saham, obligasi, dan lain-lain) di masa mendatang. Kontrak
indeks merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks
saham.

IDX LQ45 Futures merupakan suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk
membeli atau menjual sejumlah underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di
masa mendatang. LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45 yang telah
dikenal sebagai benchmark saham-saham di Pasar Modal Indonesia.

Sedangkan IDX30 Futures menggunakan underlying indeks IDX30. Indeks IDX30


sendiri merupakan indeks yang berisikan 30 saham yang sudah diseleksi dan dipilih
dari saham-saham yang berada di indeks LQ45.

Sebagai informasi, Indeks LQ45 dan IDX30 menjadi alat yang cukup efektif dalam
rangka melakukan tracking secara keseluruhan dari pasar saham di Indonesia.

o Indonesia Government Bond Futures

Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) atau dikenal juga dengan sebutan
Indonesia Government Bond Futures (IGBF) merupakan suatu perjanjian yang
mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Surat Utang Negara pada
harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang.

o Warran

Warran adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli saham
pada harga tertentu (harga pelaksanaan – exercise price) pada jangka waktu tertentu
sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan yang menerbitkan waran.

Warran sendiri diberikan secara gratis dan merupakan ‘hak’, sehingga jika tak
dieksekusi tidak ada konsekuensinya buat pemegang saham. Namun, warran bisa
diperjualbelikan di bursa efek.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah jangka waktu warran. Setelah jangka
waktu yang ditetapkan dilewati, nilai warran akan nol. Warnanya tidak bisa dieksekusi
jika sudah kadaluwarsa atau melewati masa berlakunya.

Tujuan perusahaan menerbitkan warran adalah memberikan pemanis supaya orang


mau membeli saham IPO. Agar penjualan saham primernya laku maka diberikan extra
warran.

o Opsi (Kontrak Opsi Saham)


KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah salah satu produk derivatif dari Saham. KOS dapat
didefinisikan sebagai efek yang memuat hak untuk membeli (call option) atau hak untuk
menjual (put option) atas suatu underlying stock (saham perusahaan tercatat, yang
menjadi dasar perdagangan seri KOS), dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan
sebelumnya. Karena KOS adalah produk derivatif, maka harga atau nilainya tergantung
pada nilai saham yang menjadi acuan atau dasarnya.

o Manfaat KOS

Adapun manfaat dari KOS (Kontrak Opsi Saham) antara lain:

o Sebagai sarana lindung nilai (hedging) atau manajemen risiko


o Sebagai sarana untuk melakukan diversifikasi investasi
o Menyediakan sarana spekulasi, dengan memanfaatkan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan pada setiap kondisi pasar atau bursa.
o Karena KOS merupakan salah satu produk derivatif, maka investor perlu
memiliki pengetahuan dan pemahaman risiko yang memadai dan komprehensif.

6. Efek Beragun Aset (EBA)

Efek Beragun Aset (EBA) merupakan efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan
yang timbul dari:

o Surat berharga komersial


o Tagihan kartu kredit
o Tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables)
o Pemberian kredit termasuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah/KPR atau apartemen)
o Efek bersifat utang yang dijamin oleh Pemerintah
o Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) /Arus Kas (Cash Flow)
o Aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset
keuangan tersebut

EBA Bank BTN

Salah satu contoh EBA yang telah berjalan cukup lama adalah EBA yang diterbitkan
Bank BTN dari tagihan pinjaman KPR.

Bank BTN memiliki tagihan KPR dari pinjaman yang diberikan kepada nasabahnya.
Jika menunggu sampai pinjaman lunas, BTN harus menunggu cukup lama karena tenor
KPR umumnya cukup panjang.
Untuk mendapatkan arus kas yang lebih cepat, maka BTN menjual tagihan KPR
tersebut dalam bentuk EBA ke bursa. Pembeli yang berinvestasi di EBA akan
membayar ke BTN, sementara mereka akan mendapatkan pengembalian dari
pembayaran cicilan tagihan KPR BTN.

Salah satu produk yang baru-baru ini dikeluarkan adalah Efek Beragun Aset Surat
Partisipasi (EBA-SP) Retail, yang memiliki fitur:

o Rating efek AAA yang didapat EBA-SP


o Risiko terjadinya default yang rendah karena terbaginya risiko ke banyak tagihan
KPR
o Nilai transaksi terjangkau
o Pembayaran kupon dan pembayaran pokok sebesar 7% untuk kelas A1 dan
7,5% untuk kelas A2

Manfaat EBA

Manfaat yang diperoleh dengan berinvestasi di EBA adalah menjadi alternatif investasi
pada surat berharga, yang menawarkan rating terbaik, tenor jangka panjang dan aman,
meminimalkan risiko dengan cara antara lain pemilihan KPR yang hanya berkualitas
dan diversifikasi wilayah originasi KPR.

Imbal hasil yang ditawarkan juga menarik biasanya lebih tinggi dari obligasi. Terkait
risiko dan kewajiban relatif sama dengan produk atau jenis Reksa Dana lainnya.

Pembelian KIK-EBA dapat dilakukan secara langsung melalui perusahaan Manajer


Investasi yang menerbitkan dan mengelola Reksadana, melalui underwriter (penjamin),
atau melalui Bank sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).

Kelebihan Instrumen Pasar Modal


Jika zaman dulu, ada perorangan yang ingin berdagang di pasar modal harus melalui
broker atau pihak ketiga, kini dapat memulainya langsung. Hanya bermodalkan
komputer dan sambungan Internet, setiap orang dapat mulai berdagang di pasar modal
dengan instrumen yang telah disediakan. Lalu apa kelebihannya?

o Sumber pendanaan bagi perusahaan

Perusahaan yang mempunyai keinginan untuk mengembangkan usaha namun


mempunyai kendala dari segi pendanaan biasanya akan menawarkan untuk
berinteraksi di pasar modal agar memperoleh sumber pendanaan yang cepat dan
banyak bagi perusahaan. Sumber dana di sini dapat dikembangkan untuk memperoleh
keuntugan yang lebih besar pula di kemudian hari. Karena merupakan sumber
pendanaan yang baik bagi perusahaan yang membutuhkan dana.
o Sebagai indikator perkembangan ekonomi suatu negara

Dalam menghitung pendapatan nasional, tentunya investasi adalah salah satu indikator
yang diperhitungkan. Sehingga suatu bangsa yang aktif kegiatan investasinya, bisa
dikatakan baik pula perkembangan perekonomiannya.

o Sarana investasi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan

Apabila masyarakat melakukan investasi dan ternyata perusahan tempat ditanamkan


investasi tersebut mendapatkan untung yang banyak, maka hal ini akan memperbesar
kemungkinan untuk memperoleh keuntungan pula. Sehingga juga merangsang
pergerakan uang di lapisan masyarakat agar tidak berputar di dalam perusahaan saja.

Kekurangan Instrumen Pasar Modal


Selain kelebihan yang akan diperoleh, tentunya ada risiko yang akan dialami ketika
menggunakan instrumen pasar modal. Berikut ini beberapa kekurangan instrumen dari
pasar modal, antara lain:

o Belum bisa menyentuh ke seluruh lapisan masyarakat

Sayangnya, pasar modal baru dikenal di lapangan masyarakat menengah ke atas.


Masyarakat menengah ke bawah umumnya masih awam mengenai istilah, cara kerja,
maupun prosedur untuk terlibat. Sehingga perputaran uang yang terjadi cenderung di
masyarakat lapisan atas saja. Hal ini bisa jadi menyebabkan pertumbuhan ekonomi
yang naik secara nominal, namun tidak menggambarkan peningkatan kualitas
kehidupan bagi masyarakat dengan keadaan ekonomi kelas bawah.

o Ketidakstabilan kurs sangat berpengaruh kepada harga saham

Harga saham tentunya sangat bergantung kepada pergerakan kurs. Hal ini disebabkan
oleh banyak hal, diantaranya adalah nilai suatu mata uang terhadap nilai mata uang
negara lain. Nilai kurs yang tidak stabil, membuat investor menjadi takut untuk
berinvestasi di perusahaan negara tersebut atau bahkan dapat mengalami kerugian.

o Tidak seluruh investasi berujung manis

Berinvestasi di pasar modal merupakan hal yang penuh risiko. Karena ada kalanya
suatu investasi dapat menghasilkan keuntungan dan bahkan menimbulkan capital gain,
atau dapat menimbulkan kerugian karena ternyata usaha yang dilakukan tidak
menghasilkan keuntungan sesuai dengan ekspektasi di awal. Oleh karena itu, dalam
melakukan investasi, harus siap untuk menghadapi setiap kemungkinan yang akan ada.
Baik itu untung maupun rugi.
Jika berbicara soal investasi, tentunya banyak cara yang bisa dilakukan. Umumnya,
investasi tak hanya bisa dilakukan di dalam pasar modal. Ada cara lain yang bisa
dilakukan, yakni investasi dengan menggunakan asuransi. Saat ini, sudah ada produk
asuransi investasi yang menggabungkan antara asuransi dan juga investasi. Produk ini
dianggap cocok untuk kamu yang ingin memiliki manfaat perlindungan keuangan dan
mendapat keuntungan dari asuransi yang kamu miliki. Namun perlu kamu ketahui
bahwa keuntungan yang didapatkan akan berbanding lurus dengan risiko yang akan
didapatkan. Risiko ini akan diperoleh dari risiko investasi yang bisa datang dari
penurunan nilai investasimu.

Anda mungkin juga menyukai