Anda di halaman 1dari 4

NAMA : CINDHYA ROSITA PUTRI LANGI

NIM : 2019-32-034
MATA KULIAH : LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK

PERTANYAAN:

Buat esai satu setengah halaman dengan topik bagaimana cara pendirian BPR dan manfaatnya bagi
pengembangan UMKM.

JAWAB:

BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Definisi

Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal
melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat
dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR. BPR sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan Indonesia
yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank
Pasar guna memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat desa dan pelosok. Berdasarkan kebijakan Paket
Oktober 1988 (Pakto 1988), Bank Pasar diubah menjadi BPR.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak yang melaksanakan kegiatan usaha scara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.

Ketetuan Pendirian Kantor BPR

Dalam mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), harus ada ketentuan sebagai berikut:
1. Hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI). Badan Hukum Indonesia
yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah atau dapat dimiliki
bersama diantara warga negara Indonesia.
2. BPR yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan dalam
undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku.
3. BPR yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam
bentuk saham atas nama.
4. Perubahan kepemilikan BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia.
5. Merger dan konsolidasi antaraBPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin Merited Keuangan
sebelumnya setelah mendengar pertimbangan Bank Indo-nesia. Ketentuan mengenai merger,
konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan clengan Peraturan Pemerintah.

Cara pendirian BPR

Untuk menciptakan struktur perbankan yang sehat dan permodalan yang kuat serta kokoh dalam
menyalurkan kredit ke masyarakat Indonesia (UMKM) terutama di daerah terpencil, Bank Indonesia (BI)
telah menetapkan ketentuan modal minimum yang disetor bagi pendirian BPR sebagai berikut:

1. Minimal Rp5 miliar untuk Pendirian BPR di wilayah DKI Jakarta


2. Minimal Rp2 miliar untuk pendirian BPR di wilayah ibukota provinsi Jawa, Bali dan wilayah
kabupaten atau kotamadya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
3. Minimal Rp1 miliar untuk pendirian BPR di wilayah ibukota provinsi di luar Jawa dan Bali
4. Minimal Rp500 juta untuk pendirian BPR di luar wilayah (1), (2) dan (3) diatas

Saat ini BI telah melonggarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pengembangan dan perluasan
jaringan BPR keseluruh wilayah Indonesia, termasuk jumlah modal yang disetor, kemudahan membuka
kantor cabang, peningkatan hubungan BPR dengan bank umum melalui linkage program, peningkatan
daya saing dengan melakukan pembinaan SDM yang kompeten dan professional dan pemberian
pelatihan serta sertifikasi kepada manajemen BPR melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga melakukan penguatan infrastruktur melalui APEX Bank bagi BPR di
daerah.

Lembaga APEX (berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “Pengayom”) adalah kerjasama bank umum
dengan BPR yagn dalam hal ini bank umum berperan sebagai bank induk sedangkan BPR berperan
sebagai anggota. Lembaga ini merupakan bentuk sinergi yang ideal antara bank umum dengan BPR
dalam melayani UMKM yang dapat meminimalkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat antara bank
umum dengan BPR.

Tujuan BPR

Pendirian BPR memiliki tujuan yaitu:

1. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat pedesaan
2. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan sehingga para petani, nelayan
dan para pedagang kecil di desa dapat terhindar dari lintah darat, pengijon dan pelepas uang
3. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan sesederhana
mungkin sebab yang dilayani adalah orang-orang relatif rendah pendidikannya
4. Ikut serta memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan turut membantu rakyat
dalam berhemat dan menabung dengan menyediakan tempat yang dekat, aman, dan mudah
untuk menyimpan uang bagi penabung kecil

Sasaran BPR adalah Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pega-
wai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih
mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan
pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon).

Manfaat bagi pengembangan UMKM

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dibentuk untuk membantu para petani, pegawai dan buruh agar
terhindar dari dana berbunga tinggi yang ditawarkan oleh para tengkulak dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari maupun modal usaha. Pembentukan BPR ini berguna untuk memenuhi kebutuhan keuangan
masyarakat desa dan pelosok.

BPR merupakan lembaga keuangan mikro yang memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan
jasa keuangan kepada UMKM, karena posisi strategis yang dekat dengan masyarakat, prosedur
pelayanan kepada masyarakat yang lebih sederhana serta lebih mengutamakan pendekatan personal.
Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia. Tujuan
pemberdayaan UMKM berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah:

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan.


b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi
usaha yang tangguh dna mandiri; dan
c. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
rakyat dari kemiskinan.

Peran BPR terhadap UMKM dapat dilihat dari peningkatan jumlah kredit dan jumlah nasabah BPR.
Peran BPR juga berpengaruh terhadap bertambahnya kesempatan kerja yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai