Anda di halaman 1dari 10

MANEJEMEN SIROSIS HEPATIS DENGAN VARISES ESOFAGUS:

SEBUAH LAPORAN KASUS


Made Adi Suryadarma
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

ABSTRAK
Sirosis hepatis merupakan penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul.Insidens sirosis hepatis meningkat
secara bermakna sejak perang Dunia II sehingga menyebabkan sirosis menjadi
salah satu penyebab kematian yang cukup menonjol.Salah Satu Penyulit dari
penyakit sirosis hepatis yang sering dihadapi adalaha Varises Esofagus yang
memerlukan penanganan yang baik. Pada sirosis Hepatisterjadi peningkatan
tekanan vena porta yang menetap di atas normal yaitu 6-12 cm H 2 O akibat
peningkatan resistensi aliran darah melalui hati dan peningkatan aliran arteri
splangnikus, dimana kedua hal tersebut yang nantinya menyebabkan Varises
esophagus.Manifestasi Klinis yang tampak dapat berupa hematemesis,
hematemesis dengan melena atau melena saja. Prognosis pada laporan kasus ini
buruk karena terjadi perdarahan varises esofagus , serum albumin kurang dari 2,5
g%, ikterus yang menetap dan bilirubin darah > 1,5 mg%, sehingga ada baiknya
kita mempelajari gejala serta manajemen awal dalam sirosis hepatis yang disertai
varises esophagus.
Kata kunci: Sirosis Hepatis, Varises Esofagus.

MANAGEMENT OF LIVER CIRRHOSIS WITH ESOPHAGEAL VARICES: A


CASE REPORT

ABSTRACT
Liver cirrhosis is a chronic liver disease characterized by formation of connective tissue
with nodules. Incidence of liver cirrhosis increased significantly since worldwar II that
led to cirrhosis of the liver become one of the most prominent causes of death. One of
the complications of liver cirrhosis is often faced esophageal varices that is way need
specific and good management therapy.In Liver Cirrhosis has occur increase of portal
venous pressure above the normally 6-12 cm H 2 Odue to the increased flow of
arterial splagnicus, where that will cause causes of esophageal varises. Clinical
manifestations can appear in the form of hematemesis, melena with hematemesis
or only melena. The prognosis in this case report is bad because of bleeding
esophageal varises, serum albumin less than 2.5g%, Persistent jaundice and
bilirubin blood take more than 1.5mg%. So that it helps us to learn the
symptomps and initial management in liver cirrhosis with esophageal varises.

Keywords: Liver cirrhosis, esophageal varises

PENDAHULUAN Hati merupakan kelenjar tubuh yang


paling besar dengan berat antara
1
1000-1500 gram, kurang lebih 25 % dari 19.914 pasien yang dirawat di
berat badan orang dewasa dan bagian penyakit Dalam didapatkan
merupakan pusat metabolisme tubuh 1128 pasien penyakit hati ( 5%). Pada
dengan fungsi yang sangat kompleks. pengamatan secara klinis dijumpai
Hati terdiri dari dua lobus utama 819 pasien sirosis hati( 72,7%). Dari
yaitu lobus kanan dan kiri dimana hasil biopsi ternyata kekerapan sirosis
lobus kanan dibagi menjadi segmen mikro dan makronoduler hampir sama
anterior dan posterior dan lobus kiri yaitu 1,6 : 1,3. 1,4
dibagi menjadi segman medial dan
lateral oleh ligamentum falsiformis. Insiden sirosis hepatis meningkat
Setiap lobus hati dibagi lagi menjadi secara bermakna sejak perang Dunia
lobulus yang merupakan unit II sehingga menyebabkan sirosis
fungsional. 1,2 menjadi salah satu penyebab
kematian yang cukup
Sirosis hepatis merupakan penyakit menonjol.Peningkatan ini sebagian
hati menahun yang difus ditandai diakibatkan oleh insiden hepatitis
dengan adanya penibentukan jaringan virus yang meningkat, namun yang
ikat disertai nodul. Biasanya diawali lebih bermakna agaknya karena
dengan adanya proses peradangan, peningkatan nyata dari asupan
nekrosis sel hati yang luas, alkohol. 2 Secara makroskopik sirosis
pembentukan jaringan ikat dan usaha hepatik umumnya dibagi menjadi dua
regenerasi dengan terbentuknya nodul golongan besar yaitu golongan sirosis
yang mengganggu susunan lobulus hepatik makronodular dan
hati. Distorsi arsitektur hati akan mikronodular. Pada sirosis hepatik
menimbulkan perubahan sirkulasi mikronodular ukuran nodul berkisar
mikro dan makro menjadi tidak antara 2-5 mm merata dan hampir
teratur akibat penambahan jaringan sama pada seluruh lobulus hati. Di
ikat dan nodul tersebut. 1,3 dalam perjalanan sirosis hepatik
mikronodular mungkin ditemukan
Angka kejadian sirosis hepatik dalam nodul regenerasi yang iebih besar dan
masyarakat sulit diketahui. Angka bervariasi sehingga merupakan jenis
kejadian sirosis hepatis dari hasil campuran mikro dan makronodular. 5
pengamatan sekitar 2,4 % ( 0,9 %-5,9
% ) di Negara barat. Umumnya Jenis mikronodular dikaitkan dengan
angka-angka yang berasal dari rumah sirosis hepatik oleh karena alkohol
sakit - rumah sakit dikota-kota besar atau akibat gangguan gizi yang
di Indonesia memperlihatkan bahwa dikenai dengan nama sirosis laennec
penderita laki-laki lebih banyak atau sirosis nutrisional. Sedangkan
daripada wanita dengan perbandingan yang makronodular dikaitkan dengan
antara 1,5 sampai 2 : 1. Di rumah keadaan hepatitis yang berat atau
sakit Dr Cipto Mangunkusumo nekrosis yang luas dan dikenali
Jakarta pada tahun 2004 di bagian dengan sirosis postnekrotik atau
ilmu penyakit dalam tercatat 162 sirosis posthepatitis.Ada yang
penderita dimana 94 orang adalah menyebutkan bahwa sirosis
laki-laki dan 68 wanita. Usia yang postnekrotik dan sirosis posthepatitis
terbanyak adalah antara 31 sampai 50 tidak seluruhnya identik karena pada
tahun. Pcrnah juga ditemukan kasus sirosis postnekrotik septa jaringan
yang bcrumur antara 10-20 tahun. Di ikat yang timbul pada daerah nekrosis
Medan dalam kurun waktu 4 tahun yang luas itu lebih lebar dan tebal
2
dengan nodul regenerasi yang lebih kali muntah berisi makanan dan
besar dengan ukuran yang heterogen. minuman yang dikonsumsi. Penderita
Pada sirosis post hepatitis septa lebih mengaku muntah apabila terlambat
tipis dan nodul regenerasi yang tidak makan dan setelah makan. Awalnya
terlalu besar. 4,5 hanya mual –mual, dan saat ini keluhan
muntah sudah tidak ada.
ILUSTRASI KASUS Penderita juga mengeluh muntah darah
Seorang laki-laki , umur 35 tahun, sejak kurang lebih 3 jam sebelum masuk
Hindu suku Bali dirawat di Rumah rumah sakit. Muntah darah sebanyak
Sakit Sanglah Denpasar dengan tiga kali, darah berwarna merah segar,
keluhan perut membesar. Penderita dengan volume sekitar volume ½ sampai
mengeluh perut membesar sejak 1 gelas setiap kali muntah. Penderita
kurang lebih 1 minggu sebelum juga mengeluh berak berwarna hitam,
masuk rumah sakit.Penderita mengeluh encer seperti ampas kopi sejak 1 minggu
seluruh perutnya membesar sejak satu sebelum masuk rumah sakit, setiap berak
minggu sebelum masuk rumah sakit. dengan volume ½ gelas. Namun
Perut membesar seperti wanita hamil 8 keluhan tersebut saat ini sudah tidak
bulan dan dirasakan seperti ada cairan di dikeluhan lagi.Penderita mengeluh
dalamnya tanpa disertai rasa nyeri. Perut banyak kencing sejak masuk rumah
membesar ini dirasakan bertambah sakit. Frekuensi 10-15kali per hari
setelah penderita makan atau minum dan dengan volume kurang lebih ½ gelas
tidak mau berkurang dengan beristirahat setiap kali kencing. Warna seperti air
ataupun beraktivitas. Awalnya perut teh. Frekuensi kencing lebih banyak
membesar sedikit demi sedikit, pada pagi dan malam hari. Awalnya, dua
kemudian membesar dengan cepat sejak hari sebelum masuk rumah sakit
1 minggu sebelum masuk rumah sakit penderita tidak kencing sama sekali,
sampai sebesar wanita hamil 8 bulan dan setelah mendapat pengobatan di rumah
dirasakan menetap. Saat ini keluhan sakit penderita menjadi sering kencing.
perut membesar sudah agak berkurang.
Nafsu makan penderita dikatakan
Penderita juga mengeluh panas badan menurun sejak satu bulan sebelum
sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk masukrumah sakit. Penderita makan 2-3
rumah sakit. Panas tinggi, dan turun kali sehari kurang lebih ¼ sampai ½
dengan obat penurun panas kemudian piring tiap kali makan dengan menu
naik lagi. Panas tidak disertai dengan yang beraneka ragam. Keluhan ini
menggigil dan keringat dingin. dirasakan penderita menetap sampai
Penderita mengeluh mual sejak 1 bulan sekarang.Penderita juga mengatakan
sebelum masuk rumah sakit, seperti lemas pada seluruh tubuh, yang
maumuntah dan dirasakan sangat dirasakan kurang lebih 4 bulan yang lalu,
mengganggu penderita. Mual dirasakan seperti sehabis melakukan kerja berat.
bertambah apabila penderita terlambat Rasa lemas munculnya tidak menentu
makan atau setelah makan. Saat ini dan tidak berkurang dengan
keluhan mual dirasakan sudah istirahat.Berat badan penderita dikatakan
berkurang. Mual disertai dengan muntah. meningkat dengan cepat sejak satu
minggusebelum masuk rumah sakit,
Muntah dirasakan sejak 1 bulan sebelum
sehingga badan penderita tampak
masuk rumah sakit, frekuensi 1-2 kali
sembab seperti orang gemuk. Berat
per hari, volume ½ sampai 1 gelas setiap
badan meningkat rata-rata tiga kilogram
3
setiap harinya. Peningkatan berat badan dadapatkan suara napas tipe
dikatakan lebih cepat apabila penderita vesikuler, tidak ada rhonki dan tidak
minum banyak. Mula-mula berat badan ada wheezing pada kedua
penderita 56 kilogram dan hanya dalam paru.Pemeriksaan fisik jantung dari
satu minggu berat badannya menjadi 64 inspeksi tidak tampak iktus kordis
kilogram. dan pada palpasi tidak teraba iktus
kordis.Pada perkusi didapatkan batas-
Keluhan mata kuning sebelumnya ada. batas jantung yaitu batas atas ruang
Keluhan bulu ketiak atau bulu kemaluan sela iga II, batas kanan garis
rontok ada. Keluhan pusar yang lebih parasternal kanan, batas kiri garis
menonjol daripada sebelumnya pertengahan klavikula kiri.Pada
disangkal. Perut membesar tidak disertai auskultasi didapatkan suara jantung
rasa nyeri, bengkak pada kaki tidak S1S2 tunggal regular tidak ada
disertai rasa nyeri dan tanpa didahului murmur.
trauma.Penderita mempunyai riwayat
kencing keluar batu sekitar 3,5 bulan yag Pada pemeriksaan abdomen dari
lalu, dan penderita sudah berobat untuk inspeksi didapatkan perut yang
keluhan tersebut ke dokter, namun membesar dan tidak ditemukan caput
penderita lupa nama obatnya.Kurang medussae dan kolateral.Pada
lebih 1 minggu sebelum masuk rumah auskultasi didapatkan bising usus (+)
sakit penderita sempat minum obat normal.Pada palpasi hepar dan lien
“shinshe” selama ± 1 minggu, dengan sulit untuk dievaluasi dan didapatkan
dosis 4 X 3 tablet setiap hari. Obat adanya asites.Pada perkusi
tersebut dibeli dari toko obat cina. Pada didapatkan adanya undulasi.Pada
hari keempat minum obat penderita pemeriksaan fisik ekstremitas dari
mengeluh berak berwarna hitam. inspeksi terlihat warna kulit tangan
dan kaki normal.Pada palpasi
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan akral hangat pada kedua
didapatkan kesadaran E4V5M6, tangan dan kaki. Didapatkan adanya
tekanan darah 100/60 mmHg, denyut edema pada kedua kaki. Pada kedua
nadi teratur, isi cukup 84 kali/menit, telapak tangan didapatkan , adanya
pernapasan spontan 20 kali/menit, eritema palmaris.
temperatur aksila 38,1° C, tinggi
badan 165 cm, berat badan 64 kg, Pemeriksaan laboratorium didapatkan
IMT 22,05 kg/m 2. Pemeriksaan fisik hasil leukosit 9,7 K/ul, critrosit 2,27
mata didapatkan anemia dan ikterus M/ul, hemoglobin 7,68 g/dl,
pada kedua mata. Didapatkan hematokrit 23,4, MCV 103 fL, MCH
palpebra normal, kornea jernih, 31,9 pg, MCHC 32,8 g/dl, trombosit
iris/pupil bulat dan regular, reflek 409 k/ul. Pemeriksaan ulang pada
pupil positif isokor, lensa jernih, tensi tanggal 6 Maret 2006 didapatkan
okuli normal ( per palpasi). hasil leukosit 8,9 K/ul, eritrosit 3,70
M/ul, hemoglobin 9,8 g/dl,
Pada inspeksi thoraks didapatkan hematokrit 28,7, MCV 98,5 fL, MCH
dada simetris kanan dan kiri saat 32,2 pg, MCHC 33,4 g/dl, trombosit
statis dan dinamis, ditemukan adanya 284 k/ul. Pemeriksaan kimia darah
spider nevi, pada palpasi didapatkan saat masuk rumah sakit didapatkan
vokal fremitus normal pada kedua hasil yaitu BUN 35 mg/dl, Crea 1,6
paru.Pada perkusi didapatkan sonor mg/dl , AST 146 TU/1, ALT 65 IU/1,
pada kedua paru dan pada auskultasi T Bil 9,6 mg/dl, D Bil 5,54 mg/dl,
4
Total protein 6,2 g/dl, Alb 1,7 g/dl, Prognosa dari penderita ini adalah
ALP 341Iu/l, Indirect Bil 4,1, Ureum dubius ad malam.
62,1 , Globulin 4,5 mg/dl, Na 139, 9
dan K 5,64. Pemeriksaan ulang
albumin pada tanggal 6 didapatkan
hasil 1,9 g/dl. Pemeriksaan PTT /
waktu protrombin didapatkan hasil
15,4 detik. CT / Waktu Clotting
didapatkan hasil 9,40 detik dan BT / A B
Waktu Bleeding didapatlan hasil 2,00
detik.Kemudian
dilakukanpemeriksaan HbsAg dan
Anti HCV didapatkan hasil negatif.
Pada pemeriksaan Rontgen Thorax
PA diperoleh kesan thorax normal,
dan BOF diperoleh kesanSirosis C
Hepatis dengan Hipertensi Portal.
Nefritis Kronis Kiri. Nefrolitiasiskiri
tanpa bendungan. Pada pcmeriksan
EGD (Esofago Gastro Duodenoskopi
) didapatkan hasil Varises Esofagus,
Varises Fundus dan Gastropati
Hipertensi Portal. Penderita ini
didiagnosis : Sirosis Hepatis dengan Gambar 1. Kondisi Pasien A. Tampak Perut
Hipertensi Portal, Observasi Ascites, B.Tampak kaki Edema
Hematemesis melena et causa dd/
Varises Esofagus, Varises Gaster, C.Tampak Sklera pasien ikterus
Gastropati Hipertensi Portal, Anemia DISKUSI
ringan makrositer e.c anemia pada Sirosis hati didefinisikan sebagai
penyakit hati kronis. suatu proses difus yang ditandai oleh
fibrosis dan perubahan arsitektur
Terapi yang diberikan pada penderita
normal hati menjadi nodul yang
ini yaitu penderita dirawat inap.
secara struktural abnormal tanpa
IVFD NaCl 0,9% 12 tetes/ menit, diet
disertai susunan lobular hati yang
lunak rendah garam cukup protein,
normal. Gambaran ini terjadi akibat
vitamin K 3x1 tablet, laxadin sirup 3x
adanya nekrosis dari hepatosit
1 sendok makan, antasida sirup 3x1
kolapsnya jaringan penyangga,
sendok makan, furosemide 40 mg
sumbatan pembuluh darah dan
pagi hari, spironolakton 100 mg pagi
regenerasi dan parenkim dari
hari, propanolol 3x 10 mg, tranfusi
parenkim hati yang tersisa 1,6 .
albumin sampai >= 2,5 g/dl.
Keluhan pasien sirosis Hepatis
Planning pada penderita ini adalah
tergantung pada fase penyakitnya.
pemeriksaan Biopsi hati, pemeriksaan
Gejala kegagalan hati
Na, K, dan Cl, pemeriksaan Albumin
disebabkankarena proses hepatitis
post tranfusi, pemeriksaan IgG anti
kronik yang masih aktif yang berjalan
HBc, ligasi varises esofagus.
bersamaan dengan sirosis hepatik

5
yang sedang terjadi. Dalam proses gangguan neurologi berupa
penyakit hatiyang berlanjut sulit penurunan kesadaran diduga akibat
dibedakan hepatitis kronik aktif yang kelainan metabolisme amonia dan
berat dengan permulaan sirosis yang peningkatan kepekaan otak terhadap
terjadi (sirosis dini). toksin.
Hipertensi portal merupakan
peningkatan tekanan vena porta yang
menetap di atas normal yaitu 6-12 cm
Manifestasi klinis dari sirosis hepatis H2 O akibat peningkatan resistensi
merupakan akibat dari dua tipe aliran darah melalui hati dan
gangguan fisiologis, yaitu gagal sel peningkatan aliran arteri splangnikus,
hati dan hipertensi portal.Manifestasi dimana kedua hal tersebut
gagal hepatoselulerdiantaranya mengurangi aliran keluar melalui
Ikterus, suatu keadaan dimana vena hepatika dan meningkatkan
plasma, kulit dan selaput lendir aliran masuk secara bersama-sama
menjadi kuning yang disebabkan sehingga menghasilkan beban
kegagalan sel hati membuang berlebihan pada sistem portal.
bilirubin dari darah. Keadaan ini Hipertensi portal akan menimbulkan
mudah dilihat pada sklera. 1,6 Spider beberapa kelainan berikut yaitu
nevi, terlihat pada kulit khususnya Varises esophagus dimana dengan
sekitar leher , bahu dan dada. meningginya tekanan vena porta,
Merupakan pelebaran arteriol-arteriol tekanan dalam pembuluh darah
bawah kulit yang berbentuk titik kolateral juga akan meninggi
merah yang agak menonjol dari sehingga jelas terlihat pembuluh
permukaan kulit dengan beberapa darah esofagus menjadi lebar dan
garis radier yang merupakan kaki- berkelok-kelok 7 .
kakinya sepanjang 2-3 mm dengan
bentuk seperti laba-laba. Bila pusatya
ditekan, maka kaki-kakinya akan ikut
menghilang. Spider nevi merupakan
salah satu tanda hiperestrogenisme
akibat menurunnya kemampuan sel
hati mengubah estrogen dan
derivatnya. 4 Eritema palmaris,
ditemukan pada ujung-ujung jari
tangan serta telapak tangan daerah
tenar dan hipotenar. Merupakan tanda
hiperestrogenisme dengan dasar yang
sama seperti spider nevi.1,4 Kelainan
Gambar 2. Perubahan hemodinamik
lain akibat hiperestrogenisme antara
pada sirosis hati. 2
lain ginekomasti, alopesia daerah
pektoralis, aksila dan pubis serta Untuk diagnosis perdarahan akut
dapat terjadi atropi testis pada laki- akibat gastropati hipertensi portal
laki. Sedangkan pada wanita berupa (GHP), dibutuhkan pembuktian
mengurangnya menstruasi hingga secara endoskopik adanya lesi yang
amenore. 4,6 Ensefalopati hepatikum berdarah aktif.Bila ditemukan varises
hingga koma hepatikum. Merupakan esophagus atau lambung, endoskopi
6
dapat diulang dalam waktu 12-24 Terapi sirosis hati tergantung pada
jam.Untuk klasifikasi GHP, derajat komplikasi kegagalan hati dan
Konsensus Baveno II sepakat untuk hipertensi portal.Pasien dalam
menggunakan system skoring. keadaan kompensasi hati yang cukup
Kriteria untuk menetapkan baik memerlukan istirahat yang
perdarahan kronik akibat GHP, cukup, makanan yang adekuat dan
adalah adanya fecal blood loss, seimbang. Protein diberikan dengan
penurunan Hb ≥ 2 gr% dalam 3 bulan, jumlah 1 -1,5 g/kg BB. Lemak antara
dan saturasi transferin yang rendah, 30% - 40 % jumlah kalori dan sisanya
dengan diseratai adanya GHP pada adalah hidrat arang. Bila timbul
pemeriksaan endoskopi, tanpa adanya tanda-tanda ensefalopati jumlah
kolopati, duodenopati, supresi protein diturunkan. 1
sumsum tulang, penyakit ginjal
kronik, maupun pemakaian obat-obat Untuk asites diberikan diit rendah
anti-inflamasi (OAINS) 8 . garam 0,5 g/hari dan total cairan 1,5
lt/hari. Spironolakton ( diuretik
Kotateral dan kaput medussaeu, bekerja pada tubulus distal ) dimulai
merupakan dilatasi vena-vena dengan dosis 4 x 25 mg/hari
superficial dinding abdomen dan dinaikkan sampai total dosis 800
dilatasi vena sekitar umbilikus. 4 mg/hari. Bila perlu dikombinasi
Splenomegali pada sirosis dapat dengan furosemide dengan dosis 20
dijelaskan berdasarkan kongesti pasif mg/hari dengan dosis maksimum 120
kronik akibat bendungan dan tekanan mg/hari. 1,10
darah yang meningkat pada vena
lienalis. 2 Asites merupakan Perdarahan varises esofagus (
penimbunan cairan encer hematemesis , hematemesis dengan
intraperitoneal. Terdapat beberapa melena atau melena saja ). Pasien
faktor pembentuk cairan asites, antara dirawat di rumah sakit sebagai kasus
lain hepatic venous outflow block perdarahan saluran cerna
yang mengakibatkan tekanan sinusoid atas.Pertama dilakukan pemasangan
intrahepatik meningkat, dilanjutkan NGT tube untuk mengetahui
dengan keluarnya cairan sinusoid apakah perdarahan berasal dari
menjadi cairan limfe hati, yang akan saluran cerna, disamping melakukan
dibawa ke duktus torasikus menuju aspirasi cairan lambung yang berisi
sistem vena. Aliran memasukkan darah dan untuk mengetahui apakah
cairan limfe ke duktus torasikus perdarahan sudah berhenti atau
sangat terbatas, sehingga terjadi ekses belum.
cairan limfe hati menembus kapsul
Bila perdarahan banyak, tekanan
hati menuju rongga peritoneum
sistolik di bawah 100 mmHg, nadi di
sebagai asites. Faktor lain akibat
atas 100x/ menit atau Hb di bawah 9
peningkatan tekanan hidrostatik pada
g% dilakukan pemberian IVFD
kapiler usus ( hipertensi portal ) dan
dekstrosa atau salin dan tranfusi
penurunan tekanan osmotik koloid
darah secukupnya. Diberikan
akibat hipoalbuminemia. 9,10 Edema
vasopresin 2 amp 0,1 g dalam 500 cc
perifer umumnya terjadi setelah
cairan D 5% atau salin. Untuk
timbulnya asites, dan dapat dijelaskan
mencegah rebleeding dopat diberikan
sebagai berikut hipoalbuminemia dan
cbat penyekat reseptor beta (beta
retensi garam serta air. bloker) secara oral dalam dosis yang
7
dapat menurunkan denyut nadi penurunan kecepatan filtrasi
sampai 25%. glomerulus dan meningkatkan
reabsorbsi garam pada tubulus
Peritonitis bakterial spontan biasa proksimal, yang pada akhirnya
dijumpai pada pasien sirosis mengakibatkan retensi garam.
alkoholik dengan asites. Terapi
diberikan antibiotik pilihan seperti Pada penderita ini terjadi gangguan
cefotaksim 2 g/8 jam i.v, amoksisilin pembentukan faktor pembekuan di
atau golongan aminoglikosida.Untuk hati yang ditandai dengan
ensefalopati dilakukan koreksi faktor pemanjangan masa protrombin,
pencetus seperti pemberian KCl pada dimana dengan pemberian Vit K
hipokalemia, mengurangi pemasukan dapat memperbaiki masa
protein makanan, aspirasi cairan protrombin.Saat masuk rumah sakit,
lambung bagi pasien yang mengalami pasien juga mendapatkan terapi asam
perdarahan pada varises, pemberian traneksamat yang berfungsi untuk
neomisin per oral untuk strerilisasi menghentikan perdarahan yang
usus dan pemberian antibiotik pada terjadi.Saat diperiksa pasien sudah
keadaan infeksi sistemik. tidak diterapi dengan asam
traneksamat.
Terapi yang diberikan pada pasien ini
antara lain penderita dirawat inap, Laktulosa diberikan untuk mencegah
IVFD NaCl 0,9% 12 tetes/ menit, diet terjadinya konstipasi pada pasien ini
lunak rendah garam tinggi protein, dan untuk mencegah kesempatan
laxadin sirup 3x 1 sendok makan, lewatnya zat-zat beracun dari usus
furosemide 40 mg pagi hari, menuiu ke hati yang pada akhirnya
spironolakton 100 mg pagi hari , dapat menyebabkan ensefalopati
propanolol 3x 10 mg jika TD ≥ 100 hepatikum.Untuk mengatasi asites
dan N ≥ 60, Antasida sirup 3x1 diberikan spironolakton dikombinasi
sendok makan dan tranfusi albumin dengan furosemide.Spironolakton
sampai >- 2,5 g/dl.IVFD yang dipilih merupakan golongan diuretik distal
NaCl 0,9% karena fungsi hati pasien yang bersifat natri-uresis yang lemah
ini telah terganggu dan asering tidak dan hemat kalium. Sedangkan
mengalami metabolisme di hati, furosemide merupakan diuretik loop
sehingga dapat mengurangi beban yang bersifat natri-uresis dan kalium-
hati. uresis kuat. Kedua obat tersebut
dikombinasi untuk mencegah
Pemberian diit lunak tinggi protein terjadinya hiperkalemia akibat
ditujukan untuk menjaga keadaan pemberian spironolakton.
umum pasien tetap baik, dimana kita
ketahui bahwa terjadi gangguan Propanolol merupakan obat penyekat
pembentukan protein pada penderita reseptor beta yang dapat menurunkan
sirosis hati. Diit rendah garam sangat tekanan portal pada sirosis hati,
penting karena kadar Na pada tubuh sebagai akibat penurunan isi semenit
penderita sirosis hati cukup tinggi. jantung dan aliran darah ke dalam
Seperti yang diketahui bahwa pada hati. Sehingga obat ini diberikan
penderita sirosis hati terjadi aktivasi untuk mencegah terjadinya
sistem aldosteron yang menyebabkan perdarahan ulang.Penderita ini
retensi garam dan teijadi aktivasi diberikan trasfusi albumin karena
angiotensin yang menyebabkan kadar albumin pasien ini > 2,5 g/dl,
8
yaitu 1,9 g/dl. Sehingga diharapkan pembentukan jaringan ikat dan usaha
dapat memperbaiki keadaan regenerasi dengan terbentuknya nodul
hipoalbuminemia dengan yang mengganggu susunan lobulus
segera.Beberapa pemeriksaan hati.Bila timbul komplikasi kegagalan
penunjang yang perlu dilakukan pada hati dan hipertensi portal dengan
pasien ini antara lain pemeriksaan manifestasi seperti eritema palmaris,
biopsi hati. Diagnosis pasti sirosis spider nevi, vena kolateral pada
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan dinding perut, ikterus, edema
ini. Dimana pada biopsi hati akan pretibial dan ascites.Ikterus dengan
ditemukan adanya kelainan vaskular, air kencing berwarna seperti air teh
tidak adanya traktus portal, tampak pekat mungkin akibat penyakit yang
nodul-nodul dengan septa fibros, berlanjut atau kearah
adanya variasi ukuran sel hepar di keganasan.Sebagian pasien datang
tempat-tempat yang berbeda dan dengan gejala hematemesis,
tampak penebalan plate sel-sel hepar. hematemesis dan melena, atau melena
saja akibat pendarahan varises
Pemeriksaan Na, K dan Cl penting esophagus.Pada pemeriksaan lab
dalam rangka menentukan dijumpai Hb rendah, lekosit dan
pembatasan garam dalam diit dan trombosit yang rendah, SGOT dan
penggunaan diuretikum untuk SGPT meningkat, bilirubin total
mengatasi asites. Pemeriksaan meninggi, protein total merendah ,
albumin post tranfusi dilakukan untuk albumin menurun dan globulin
melihat apakah telah terjadi perbaikan meninggi, masa protrombin
setelah transfusi.Pemeriksaan IgG memanjang.Pemeriksaan penunjang
Anti HBc perlu dilakukan karena lainnya yang diperlukan antara lain
waiaupun pada pasien ini ditemukan biopsi hati, USG
HbsAg dan Anti HCV negatif, tidak abdomen,esofagoskopi, sidikan hati
menyingkirkan kernungkinan pasien dan pemeriksaan cairan asites.
ini terinfeksi virus tersebut.Pada
tingkat lanjut, HbsAg sukar Penatalaksanaan pasien sirosis hati
ditemukan dalam darah, namun IgG antara lain diit cukup protein, rendah
Anti HBc bisa positif.Ligasi esofagus lemak dan rendah garam, pemberian
merupakan penanganan non diuretik, jika terjadi perdarahan
farmakologi yang memberikan hasil varises esofagus lakukan pemasangan
memuaskan dan lebih rendah NG tube, IVFD D5% atau salin,
komplikasinya. Ligasi varises vasopresin dan berikan beta bloker.
dikerjakan dengan alat khusus yang Dapat diberikan antibiotik apabila
dapat dipakai untuk menghisap terjadi peritonitis bakterial
permukaan varises, kemudian spontan.Prognosis pasien ini buruk
mengikatnya dengan tali karet (rubber karena terjadi perdarahan varises
band ) esofagus , serum albumin kurang dari
2,5 g%, ikterus yang menetap dan
RINGKASAN bilirubin darah > 1,5 mg%
Sirosis hepatis merupakan penyakit
hati menahun yang difus ditandai DAFTAR PUSTAKA
dengan adanya pembentukan jaringan 1. Tarigan P.2009.Sirosis
ikat disertai nodul. Biasanya diawali Hati.Dalam :Buku Ajar Ilmu
dengan adanya proses peradangan, Penyakit Dalam. edisi ketiga.
nekrosis sel hati yang luas, Gaya Baru. Jakarta;hal:271-279.
9
2. Anugerah P.2008.Sirosis 10. Boedi P.2006. Pathogenesis and
Hati Dalam Patofisiologi Management of Cirrhosis
Proses-Proses Penyakit.Edisi Ascites. Dalam : Syposium
Keempat.Penerbit Buku Optimal Management for
KedokteranEGC.Jakarta;445- Complication of Liver
453. Cirrhosis. Surabaya;1-20.
3. Chung R,Daniel K. Podolsky.
2005. Cirrhosis And Its
Complications. In Harrison's
Principles of Internal
Medicine. 16 th ed. McGraw-
Hill;New York.pg;l 858-1869.
4. Noer Syaifoellah M.2008.
Sirosis Hati Dalam:
Gastroenterologi Hepatologi.
Ed:Sulaiman A.CV Infomedika,
Jakarta ;314-327.
5. Sherlock S.2007. Hepatic
Cirrhosis.In:Diseases of The
Liver and Biliary System.
11 th ed.Blackwell Scientific
Publications.London;323-333.
6. OgilvieA.2005.Cirrhosis of The
Liver
http://www.notdoctor.co.uk/dise
ases/faets/cirrhosis.htm.Lastupd
ated 4 January 2005.
Access:2 March 2006.
7. Boedi S.2004.Liver
Cirrhosis.http://www.kusaeni.co
m/blog/cirrhosis.Last updated
May 2004.Access 2 March
2006.
8. Soemohardjo S dan S Gunawan.
Fibrogenesis Pada Sirosis
Hati.Prospek Terapi
Antifibrotik. Jurnal RSU
Mataram, Volume. 1, No.4,
Desember 2004. Mataram;45-
48.
9. Maruli S dan I Dewa
Nyoman Wibawa. Patogenesis,
Diagnosis dan Penatalaksana
Fibrosis Hati. Udayana
Journal of Internal
Medicine,Vol.5,No.2,Mei
2004.FK.UNUD/RSU Sanglah
Denpasar. 148-159.
10

Anda mungkin juga menyukai