Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HIDROLOGI

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Besar Mata Kuliah


Hidrologi

Yang Diampu Oleh :


Dwi Aryani, ST.MT

KELOMPOK 4

Disusun Oleh :

1. SATRIO ABDI WIBOWO 4219210020


2. FIKAR JULIANSYAH 4220210002

3. TIFFANY ANASYA PUTRI 4220210003

FAKULTAS TEKNIK
SIPIL UNIVERSITAS
PANCASILA 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat serta karunia sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas mata kuliah
Hidrologi ini dengan baik.

Dalam penyusunan tugas ini, ada kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini karena bantuan, dorongan, dan
bimbingan dosen,dan teman-teman sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Pancasila. Kami sadar
bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
memohon kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca demi perbaikan laporan
ini.

Jakarta, 18 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1.

BAB II DELINIASI DAS

2.1. Daerah Deliniasi Das ........................................................................................... 2

BAB III CURAH HUJAN WILAYAH


3.1. Mecari Data Hujan Wilayah Dengan Metode Polygon Thiessen ........................ 3

BAB IV CURAH HUJAN RENCANA

4.1. Metode Distribusi Normal ................................................................................... 4


4.2. Metode Distribusi Gumbel ................................................................................... 6
4.3. Metode Distribusi Log Pearson Type III ............................................................. 8

BAB V DEBIT BANJIR RENCANA

5.1. Distribusi Hujan Jam – Jaman ........................................................................... 11


5.2. Perhitungan Debit Banjir Rencana..................................................................... 13

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 14


6.2. Saran .................................................................................................................. 14

ii
DAFTAR TABEL

BAB 2
Tabel 2.1. Luasan Stasiun Hujan Das Ciliwung ........................................................................2
Tabel 2.2 Data Curah Hujan Stasiun Gunung Mas ...................................................................2
Tabel 2.3 Data Curah Hujan Stasiun Katulampa........................................................................2
Tabel 2.4 Data Curah Hujan Stasiun Depok ..............................................................................2
Tabel 2.5 Data Curah Hujan Stasiun Kemusu ...........................................................................2
Tabel 2.6 Data Curah Hujan Stasiun Karang Gede ....................................................................2

BAB III
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Wilayah Das Ciliwung .................................................................3

BAB 4
Tabel 4.1.1 Cara Perhitungan Distribusi Normal ................................................................. ….4

Tabel 4.1.2 Hasil Perhitungan Distribusi Normal................................................................. ….5

Tabel 4.2.1 Cara Perhitungan Distribusi Gumbel.......................................................................8

Tabel 4.3.1 Cara Perhitungan Metode Distribusi Log Pearsom Type III...................................9

BAB 5
Tabel 5.1.1 Data Curah Hujan Rencana Metode Gumbel ...................................................... 11
Tabel 5.1.2 Perhitungan Intensitas Curah Hujan .................................................................... 13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki kondisi geografis yang memungkinkan kemunculan banyak aliran
sungai yang mengalir dari hulu di pegunungan dan bermuara di wilayah pesisir. Oleh
karena itu, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) menjadi bagian penting dari penataan
wilayah di Indonesia. Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum adalah suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang berfungsi
untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik. DAS merupakan suatu cekungan
geohidrologi yang dibatasi oleh daerah tangkap air dan dialiri oleh suatu badan sungai,
serta merupakan penghubung kawasan daratan di hulu dengan pesisir.
Pembagian Daerah Aliran Sungai berdasarkan fungsi Hulu, Tengah dan Hilir yaitu:
Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan
kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari
kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan
curah hujan. Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain
dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan
ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan
sungai, waduk, dan danau. Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi,
yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta
pengelolaan air limbah.

1
BAB II

Daerah Delinasi Das


Data Curah Hujan
Tahun CH
2001 90
2002 123
2003 132
2004 145
2005 265
2006 245
2007 130
2008 198
2009 208
2010 114
2011 95
2012 203
2013 149
2014 158
2015 259

Data Curah Hujan


Tahun CH
2001 300
2002 450
2003 120
2004 109
2005 200
2006 280
2007 167
2008 84
2009 208
2010 114
2011 204
2012 156
2013 90
2014 150
2015 268

2
BAB III
CURAH HUJAN WILAYAH

III.1 Mencari Data Curah Hujan Wilayah Dengan Metode Polygon Thiessen
Cara ini dikenal juga sebagai cara rata–rata timbang (weighted mean). Cara ini
memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk
mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Daerah pengaruh dibentuk dengan
menggambarkan garis–garis sumbu tegak lurus terhadap garis yang 33
menghubungkan dua pos penakar terdekat. Diasumsikan bahwa variasi hujan antara
pos yang satu dengan lainnya adalah linier dan sembarang pos dianggap dapat
mewakili kawasan terdekat.

Dimana :
A = Luas wilayah
AN = Luas masing-masing polygon

Tabel 3.1. Data Curah Hujan Wilayah Das Kedungombo

Tahun Chw
2001 367,985
2002 259,888
2003 328,975
2004 209,987
2005 195.987
2006 156,954
2007 279,094
2008 209,746
2009 137,095
2010 111,863
2011 132,097
2012 267,908
2013 235,097
2014 297,811
2015 259,987

3
BAB IV
CURAH HUJAN RENCANA

IV.1 Metode Distribusi Normal


Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis
frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan, debit
rata- rata tahunan. Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss.

Dimana :
Xt : curah hujan rencana (mm/hari)
𝑋̅: curah hujan rata-rata (mm/hari)
Sd : simpangan baku/standart deviasi
a : koefisien distribusi normal (tabel …..)

curah hujan harian


no Tahun
Maks (mm/hari)
1 2001 95
2 2002 118
3 2003 129
4 2004 124
5 2005 107
6 2006 146
7 2007 163
8 2008 104
9 2009 138
10 2010 123
11 2011 92
12 2012 87
13 2013 88
14 2014 128
15 2015 121

4
no XI (XI-Xrata-rata
1 163 26569,000
2 146 21316,000
3 138 19044,000
4 129 16641,000
5 128 16384,000
6 124 15376,000
7 123 15129,000
8 121 14641,000
9 118 13924,000
10 107 11449,000
11 104 10816,000
12 95 9025,000
13 92 8464,000
14 88 7744,000
15 87 7569,000
1763 214091,000

x rata rata 117,533


standar deviasi 123,662

curah hujan harian maks


PUH KT
untuk berbagai periode ulang
2 0,000 117,533
5 0,840000 221,409
10 1,28 275,820
15
20 1,64 320,339
25
50 2,05 371,040
100 2,33 405,665

5
IV.2 MetodeMetode Distribusi Gumbel
Menurut Gumbel (1941), persoalan tertua adalah berhubungan dengan nilai – nilai
ekstrim dating dari persoalan banjir. Tujuan teori statistic nilai ekstrim adalah untuk
menganalisis hasil pengamatan nilai – nilai ekstrim tersebut untuk memperkirakan
nilai ekstrim berikutnya

Dimana :
Xt : curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun (mm/hari)
𝑋 : curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm/hari)
Yt : reduced variable, parameter gumbel untuk periode T tahun
Sn : reduced standart deviasi, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sd : Standart deviasi
Xi : curah hujan maksimum
(mm) n : lamanya
pengamatan

curah hujan harian


no Tahun
Maks (mm/hari)
1 2001 95
2 2002 118
3 2003 129
4 2004 124
5 2005 107
6 2006 146
7 2007 163
8 2008 104
9 2009 138
10 2010 123
11 2011 92
12 2012 87
13 2013 88
14 2014 128
15 2015 121

6
no XI (XI-Xrata-rata
1 163 26569,000
2 146 21316,000
3 138 19044,000
4 129 16641,000
5 128 16384,000
6 124 15376,000
7 123 15129,000
8 121 14641,000
9 118 13924,000
10 107 11449,000
11 104 10816,000
12 95 9025,000
13 92 8464,000
14 88 7744,000
15 87 7569,000
1763 214091,000

x rata rata 117,533


standar deviasi 123,662
sn 1,0206
yn 0,5128
1/a 121,166
b 55,400

curah hujan harian maks


PUH YT
untuk berbagai periode ulang
2 0,366513 99,808
5 1,499000 237,027
10 2,250367 328,067
15 2,673752 379,367
20 2,970195 415,285
25 3,198534 442,952
50 3,901939 528,181
100 4,600149 612,780

7
IV.3 Metode Distribusi Log Pearson Type III
Untuk menghitung banjir perencanaan dalam praktek, The Hidrology Commite of the
Water Resources Council, USA, menganjurkan, pertama kali mentransformasi data ke
nilai – nilai logaritmanya, kemudian menghitung parameter- parameter statistiknya.
Karena transformasi tersebut, maka cara ini disebut Log Pearson III.
Garis besar cara tersebut adalah sebagai berikut :
Ubah data banjir tahunan sebanyak n buah X1, X2, X3, ….Xn menjadi log X1, log
X2, log X3, … log Xn
Hitung nilai Standar deviasinya dengan rumus berikut ini

Hitung koefisien kemencengannya dengan rumus:

Hitung logaritma debit dengan waktu balik yang dikehendaki dengan rumus:

Cari antilog dar log Q untuk mendapatkan debit banjir

rancangan Dimana :
Log Xi : logaritma curah hujan dalam periode ulang T
(mm/hari) Log 𝑋 : jumlah pengamatan
n : jumlah pengamatan
Cs : koefisien kemencengan

8
curah hujan harian
no Tahun
Maks (mm/hari)
1 2001 95
2 2002 118
3 2003 129
4 2004 124
5 2005 107
6 2006 146
7 2007 163
8 2008 104
9 2009 138
10 2010 123
11 2011 92
12 2012 87
13 2013 88
14 2014 128
15 2015 121

no XI Log Xi log Xi-Log x rata-rata log Xi-Log x rata - rata


1 163 2,212187604 0,022273974 0,003324272
2 146 2,164352856 0,010283974 0,001042897
3 138 2,139879086 0,005919173 0,000455398
4 129 2,11058971 0,002270216 0,000108169
5 128 2,10720997 0,001959571 0,000867444
6 124 2,093421685 0,000928955 0,000283134
7 123 2,089905111 0,000726959 0,000196004
8 121 2,08278537 0,000393723 0,000781242
9 118 2,071882007 0,000799072 0,00071429
10 107 2,029383778 0,001126216 -0,000377949
11 104 2,017033339 0,00210769 -0,000967632
12 95 1,977723605 0,007262332 -0,000618891
13 92 1,963787827 0,009831733 -0,000974866
14 88 1,944482672 0,014032832 -0,001662333
15 87 1,939519253 0,015233403 -0,001880163
30,94414388 0,095149824 0,001291017

log rata - rata 2,062942925


s log x 0,082440379
cs 0,189903012

PUH 2 5 10
0,1 -0,017 0,836 1,292
0,189903012 -0,032 0,847 1,301
0 0 0,824 1,282

9
25 50 100 200 1000
1,785 2,107 2,4 2,67 3,235
1,816 2,155 2,467 2,755 3,365
1,751 2,054 2,326 2,576 3,09

10
BAB V
DEBIT BANJIR RENCANA

V.1 Distribusi Hujan Jam-Jaman


Distribusi Hujan Jam-jaman Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan
yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi
pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi (Wesli, 2008). Besarnya intensitas
curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi
kejadiannya. Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan
durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas,
jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup
panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang
terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan
dari langit. (Suroso, 2006)
Intensitas curah hujan didefinisikan sebagai ketinggian curah hujan yang terjadi
pada kurun waktu dimana air hujan berkonsentrasi. Analisa intensitas curah hujan ini
dapat diproses berdasarkan data curah hujan yang telah terjadi pada tahun - tahun
sebelumnya. Perhitungan besarnya intensitas curah hujan dapat dipergunakan
beberapa rumus empiris dalam hidrologi. Rumus Mononobe dipakai apabila data
hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian

1. Metode pertama intensitas hujan jam-jaman dengan rumus Mononobe Menghitung


intensitas rencana dengan rumus mononobe, harus tersedia data hujan harian, bentuk
umum dari rumus mononobe adalah :

Dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24
jam) t = lamanya hujan (24 jam)

Kala Ulang CH Rencana


2 99,808
5 237,027
10 328,067
25 442,952
50 528,181
100 574,122

11
Time Rainfall Intensity (mm)
Time (menit)
(jam) 2 5 10 25 50 100
5 0,08 181,36 430,71 596,14 804,90 959,77 1043,25
10 0,17 114,25 271,33 375,54 507,05 604,62 657,21
15 0,25 87,19 207,06 286,59 386,95 461,41 501,54
30 0,50 54,93 130,44 180,54 243,77 290,67 315,95
60 1,00 34,60 82,17 113,73 153,56 183,11 199,04
90 1,50 26,41 62,71 86,80 117,19 139,74 151,89
180 3,00 16,63 39,50 54,68 73,83 88,03 95,69
210 3,50 15,01 35,65 49,34 66,62 79,43 86,34
240 4,00 13,73 32,61 45,14 60,94 72,67 78,99
270 4,50 12,69 30,15 41,73 56,34 67,18 73,02
300 5,00 11,83 28,10 38,90 52,52 62,62 68,07
330 5,50 11,11 26,37 36,50 49,28 58,77 63,88
360 6,00 10,48 24,89 34,44 46,51 55,46 60,28
390 6,50 9,93 23,59 32,66 44,09 52,57 57,15
420 7,00 9,46 22,46 31,08 41,97 50,04 54,39
450 7,50 9,03 21,45 29,68 40,08 47,79 51,95
480 8,00 8,65 20,54 28,43 38,39 45,78 49,76
510 8,50 8,31 19,73 27,31 36,87 43,96 47,79
540 9,00 8,00 18,99 26,29 35,49 42,32 46,00
570 9,50 7,71 18,32 25,36 34,24 40,82 44,37
600 10,00 7,45 17,70 24,50 33,08 39,45 42,88
630 10,50 7,22 17,14 23,72 32,03 38,19 41,51
660 11,00 7,00 16,61 22,99 31,05 37,02 40,24
690 11,50 6,79 16,13 22,32 30,14 35,94 39,07
720 12,00 6,60 15,68 21,70 29,30 34,93 37,97
1440 24,00 4,16 9,88 13,67 18,46 22,01 23,92

12
V.2 Perhitungan Debit Banjir Rencana
Menggunakan Rumus :

Q = 0,278.C.I.A
Dimana :
Q : Debit Banjir
Rencana C :
Koefisien Limpasan
I : Intensitas Curah
Hujan A : Luas
Cathcment Area

Debit Banjir Rencana dalam Waktu 15 menit


Kala Ulang (Tahun) Koefisien Runoff Intensitas Hujan (m) Luas Catchment Area (m²) Debit Banjir (m³/jam) Debit Banjir (m³/detik)
1 0,45 0,01946 63944,19000 155,67 0,04
2 0,45 0,087190319 63944,19000 697,47 0,19
5 0,45 0,207062157 63944,19000 1656,38 0,46
10 0,45 0,286592922 63944,19000 2292,58 0,64
25 0,45 0,386954214 63944,19000 3095,41 0,86
50 0,45 0,461408603 63944,19000 3691,00 1,03
100 0,45 0,501541764 63944,19000 4012,04 1,11

Jadi, Dengan Kala Ulang 25 Tahun Debit Banjir sebesar 3095,41 m³/jam atau 0,86
m³/detik.

13
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan

1 Curah Hujan Rencana diambil dari Metode Distribusi Gumbel


2 Debit Banjir Rencana didapat sebesar 2980,5 m³/jam atau 0,83 m³/detik.

VI.2 Saran
Dalam perhitungan curah hujan metode Gumbal dibutuhkannya variabel yang
cukup banyak sehingga dibutuhkan juga pengambilan data yang cukup banyak
juga. Dalam hal ini selama 15 tahun angka terus naik sehingga curah hujan
akan terus bertambah dan bisa melebihi kapasitas yang ada, jika sudah
melebihi kapasitas yang ada akan terjadi banjir solusinya dapat kita menambah
atau memperluas luas sungai

14

Anda mungkin juga menyukai