Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN ”KELUARGA DENGAN KELAHIRAN ANAK

PERTAMA ” PADA KELUARGA Tn.S di RT 10/ RW 08 KELURAHAN CAKUNG

Di Susun Oleh:
Made Abraham
202016119

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat, dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Keluarga ini dengan judul “Asuhan Keperawatan keluarga dengan kelahian anak pertama
pada Tn. S Di Rt. 10 Rw. 08 Kelurahan Cakung” ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga binaan yang sangat membantu
dalam menyelesaikan tugas ini, dengan sumber-sumber tersebut akhirnya saya dapat
menyelesaikan tugas Makalah Asuhan Keperawatan Keluarga pada profesi S1 Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah asuhan keperawatan keluarga ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
menjadi masukan yang berharga dalam menyelesaikan penugasan selanjutnya, apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan tugas ini. Semoga tugas makalah asuhan keperawatan
keluarga ini dapat berguna bagi kita semua.

Jakarta, Oktober 2021


Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan [ CITATION Han21 \l 1033 ]
Keluarga mempunyai tahap perkembangan yang didalamnya terdapat tugas
perkembangan (Zakaria, 2017). Menurut teori tahap perkembangan keluarga Duval dan
miller (1985) dibagi dalam delapan tahap perkembangan yaitu keluarga dengan pasangan
baru (Bergaining Family), keluarga dengan anak pertama dibawah 30 bulan (Child
Bearing), keluarga dengan anak pra sekolah (2-6 tahun), keluarga dengan anak usia
sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan anak usia remaja (13–20 tahun), keluarga melepas
anak usia dewasa muda, keluarga dengan orang tua paruh baya, dan keluarga dengan usia
lanjut dan pensiunan (Zakaria, 2017).
Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing) adalah tahap
perkembangan keluarga yang dimulai ketika kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30
bulan. Tahap keluarga kelahiran anak pertama ini merupakan masa transisi peran dari
pasangan baru menjadi orang tua. Tugas perkembangan pada keluarga kelahiran anak
pertama ini adalah adaptasi terhadap perubahan anggota keluarga yakni pada perubahan
peran, interaksi, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, kemampuan
merawat bayi dan pemilihan kontrasepsi (Zakaria, 2017). Kesiapan menjadi orang tua
merupakan tolak ukur untuk pertumbuhan dan perkembangan pada anak nya (Setyowati,
Krisnatuti & Hastuti, 2017).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh kesiapan perempuan
sebelum menikah yang akan menetukan siap atau tidaknya menjadi ibu (Tsania, Sunarti &
Krisnatuti, 2015). Masalah kesehatan pada tahap perkembangan keluarga ini yang akan
muncul yakni kurang kemampuan dalam meberikan perawatan pada bayi, pengenalan dan
penanganan masalah fisik pada bayi (Zakaria, 2017).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ). Oleh karena itu, apabila ada salah
satu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan atau sakit, akan
mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Masalah yang timbul dalam keluarga ini
sebetulnya dapat dicegah sedini mungkin apabila keluarga memiliki kemampuan untuk
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, khususnya dalam
mengatasi masalah keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah, dimana pada tahap ini keluarga mempunyai beberapa tugas perkembangan
antara lain:
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
2. Meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
3. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
4. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
5. Meningkatkan komunikasi terbuka

Oleh karena itu dengan kehadiran mahasiswa sebagai pemberi asuhan dalam
keluarga Tn.R ini dapat membantu keluarga tersebut dalam mengenal masalah kesehatan
serta dapat membimbing keluarganya untuk sampai pada pengambilan keputusan,
bertindak tepat dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga


Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-
masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri,
dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang
selanjutnya. Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-
Stage Family Life Cycle) :
1. Tahap “Married couples (without children)” (pasangan nikah dan belum
memiliki anak).
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami,
keluarga istri, dan keluarga sendiri.

2. Tahap Keluarga “Child bearing” (kelahiran anak pertama)


Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing) adalah tahap
perkembangan keluarga yang dimulai ketika kelahiran anak pertama sampai anak
berusia 30 bulan. Tahap keluarga kelahiran anak pertama ini merupakan masa
transisi peran dari pasangan baru menjadi orang tua. Tugas perkembangan pada
keluarga kelahiran anak pertama ini adalah adaptasi terhadap perubahan anggota
keluarga yakni pada perubahan peran, interaksi, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, kemampuan merawat bayi dan pemilihan
kontrasepsi (Zakaria, 2017). Kesiapan menjadi orang tua merupakan tolak ukur
untuk pertumbuhan dan perkembangan pada anak nya (Setyowati, Krisnatuti &
Hastuti, 2017).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh kesiapan
perempuan sebelum menikah yang akan menetukan siap atau tidaknya menjadi
ibu (Tsania, Sunarti & Krisnatuti, 2015). Masalah kesehatan pada tahap
perkembangan keluarga ini yang akan muncul yakni kurang kemampuan dalam
meberikan perawatan pada bayi, pengenalan dan penanganan masalah fisik pada
bayi (Zakaria, 2017).
Menurut hasil laporan riset kesehatan dasar pada tahun 2013 menunjukkan
hasil bahwa untuk skala nasional, prevalensi anak balita sekitar 37,2% anak
Indonesia mengalami keterlambatan tumbuh kembang, sedangkan untuk provinsi
jawa timur yaitu sebesar 35,8% yang disebabkan oleh rendahnya sosio-ekonomi
masyarakat, kurang baiknya orang tua dalam memberi asuhan, dan asupan makan
yang diberikan kurang bergizi (Kemenkes RI, 2013).
Kesiapan untuk menjadi orang tua perlu dimiliki oleh perempuan sebagai ibu
dan laki-laki sebagai ayah. Perempuan yang menikah pada usia muda tidak
mempunyai kemampuan yang mencukupi dalam pemberian asuhan pada anak
(Setyowati, Krisnatuti & Hastuti, 2017). Menurut Kitano (2016) dalam penelitian
Yuli (2017) tentang ketidaksiapan perempuan dalam memberikan perawatan dan
pola asuh pada anak karena rendahnya pengetahuan menjadi ibu, terlalu muda
menjadi ibu dan tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam pemberian makan
pada anak (Setyowati, Krisnatuti & Hastuti, 2017).
Pada masa kelahiran anak pertama banyak penyesuaian yang harus dilakukan
oleh ibu dan juga ayah, baik penyesuaian terhadap perubahan secara fisik sosial,
profesional, dan juga ekonomi sehingga tidak sedikit ibu dan ayah mengalami
stress (Setyowati, Krisnatuti & Hastuti, 2017). Masalah psikososial pada ibu akan
berdampak pada pola asuh tentang pemberian kebutuhan makan, minum dan
psikososial (Setyowati, Krisnatuti & Hastuti, 2017).
Pola asuh yang dimiliki oleh ibu akan mempengaruhi status gizi pada anak
sehingga tidak sedikit anak mengalami gangguan pada status gizi karena pola
asuh dari orang tua belum optimal (Dwi Pratiwi, et al, 2016). Status gizi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stunting pada bayi (Aridiyah
Oky, et al, 2015). Oleh karena itu diperlukan asuhan keperawatan pada keluarga
agar keluarga dapat memberikan pengetahuan tentang pertumbuhan dan
perkembangan serta dapat memberikan perawatan pada anak sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kesehatan dalam tugas perkembangan keluarga

3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool)


Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.
Tugas perkembangannya : memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak

4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia
6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Tugas perkembangannya : mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan
anak saat menyelesaikan tugas.

5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan
baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
memenuhi tugas-tugas tersebut.
Tugas perkembangan remaja diantaranya :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d. Memberikan perhatian
e. Memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab
f. Mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center


families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Tugas perkembangannya : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan
untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan
komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu,
menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.

7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families)


Tahapan ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangannya : menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para
orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman,
merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan masing-
masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.
8. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Tahap ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah
satu pasangan meninggal, sampai keduanya meninggal. Tahap terakhir siklus
kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki
masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985)

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang kompleks bersifat
dinamis, menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota keluarga
dengan menggunakan metode ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Pengkajian
Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang
berkesinambungan, dianalisa dan diinterprestasikan serta diidentifikasi secara
mendalam. Sumber data pengkajian di peroleh dari mengamatan atau
observasi, pemeriksaaan fisik anggota keluarga dan data lain yang ada seperti
hasil pemeriksaan kesehatan.
Data pengkajian mencakup:
a. Data Demografi
1). Identitas kepala keluarga yang menjadi penanggung jawab keluarga
2). Komposisi keluarga
3). Genogram
4). Tipe/ bentuk keluarga: bentuk keluarga dan masalah yang muncul
berkaitan dengan bentuk keluarga tersebut
5). Latar belakang budaya:
a) Kebudayaan keluarga
b) Jaringan sosial yang diikuti keluarga
c) Lingkungan budaya tempat tinggal keluarga
d) Adaptasi keluarga terhadap kebudayaan yang berbeda dimana keluarga
tinggal
6). Kegiatan keagamaan: keyakinan seluruh anggota keluarga dan nilai-nilai
yang menjadi prinsip dalam keluarga
7). Status sosial ekonomi keluarga: pencari nafkah utama dalam keluarga,
bagaimana cara pengaturannya di rumah tangga, dapat dilihat dari barang-
barang rumah tangga yang dimiliki
a) Kaji perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga dan cara
pengaturannya
b) Kaji perasaan keluarga terhadap rumah tinggalnya dan kebutuhan
privacy seluruh anggota keluarga
8). Kegiatan waktu luang/ rekreasi
a) Aktivitas yang dilakukan oleh keluarga di waktu luang, termasuk
rekreasi, apakah dilakukan bersama-sama atau sendiri
b) Gali perasaan keluarga dalam melakukan aktivitas tersebut
9). Kebiasaan hidup sehari-hari
a) Bagaimana kebiasaan hidup keluarga, kebiasaan makan
b) Kebiasaan tidur: jam dan tempat tidur
c) Kebersihan diri
b. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
a) Gambaran tipe tempat tinggal, status kepemilikan rumah
b) Konstruksi rumah: lantai, dinding, atap dll serta luas rumah
c) Ventilasi, pencahayaan rumah, kebersihan rumah, sumber air
d) Jumlah ruang tidur, kamar mandi dan WC
2) Denah rumah: apakah proposional dengan jumlah anggota keluarga
3) Karakteristik lingkungan rumah:
a) Kaji tipe lingkungan rumah, apakah daerah kumuh, kota, pedesaan dan
tipe tempat tinggal (hunian, industri, pertanian)
b) Kaji keadaan lingkungan tempat tinggal, apakah dekat dengan industri
dan bagaimana keadaan geografis dan fasilitas yang tersedia di
lingkungan tempat tinggal termasuk fasilitas pelayanan kesehatan
c) Kaji kondisi keamanan tempat tinggal keluarga terhadap kejahatan
4) Modifikasi geografi keluarga: Kaji berapa lama tinggal di lingkungan
tersebut dan riwayat geografis keluarga apakah berpindah-pindah ?
5) Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas: Kaji sejauh mana
keluarga memandang komunitasnya dan penggunaan fasilitas kesehatan
yang ada serta bagaimana keluarga memandang kegiatan yang ada di
lingkungannya
6) Jaringan dukungan sosial keluarga: Kaji jaringan informal dan formal yang
mambantu keluarga bila ada masalah dan bagaimana hubungan terhadap
orang atau lembaga-lembaga di lingkungannya.
c. Struktur Keluarga
1) Pola dan proses komunikasi keluarga
Kaji komunikasi dalam keluarga apakah fungsional atau disfungsional dan
apakah mempergunakan pola berulang-ulang serta bagaimana pesan-pesan
emosional disampaikan dalam keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
Kaji siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, teknik yang
digunakan, apakah ada yang dominan baik dalam masalah ekonomi
maupun sosial serta cara keluarga untuk merubah perilaku keluarganya
3) Struktur peran keluarga
Kaji peran formal dan informal setiap anggota keluarga yang bisa
mempengaruhi proses keluarga
4) Nilai-nilai keluarga
Kaji nilai-nilai yang dianut keluarga, apakah ada konflik dengan nilai yang
dominan di lingkungan, serta adakah nilai yang mempengaruhi status
kesehatan keluarga

d. Fungsi-fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Kaji gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan yang diciptakan keluarga dan bagaimana mengembangkan
sikap saling menghargai di antara anggota keluarga
2) Fungsi sosialisasi
Kaji bagaimana interaksi atau hubungannya dalam keluarga, sejauhmana
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku
3) Fungsi perawatan kesehatan : kaji sejauh mana keluarga menyediakan
a) Makanan : kaji berapa kali anggota keluarga makan dalam sehari, menu
makanannya, cara mempersiapkan, mengolah dan menyimpan makanan,
adakah makanan pantang atau yang dilarang agama dan makanan yang
disukai masing-masing anggota keluarga
b) Pakaian : kaji penampilan keluarga saat dikunjungi dan aksesoris yang
digunakan
c) Perawatan anggota keluarga yang sakit : kaji kebiasaan keluarga tentang
cara pengobatan bila ada anggota keluarga yang sakit, apakah
menggunakan sarana kesehatan yang tersedia, dan apa yang dilakukan
bila ada yang sakit
d) Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat-sakit, dan
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan anggota
keluarga :
 Keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
 Keluarga membuat keputusan tindakan yang tepat
 Keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
 Keluarga mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah
yang sehat
 Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dimasyarakat
4) Fungsi reproduksi : kaji berapa anak yang diinginkan, pengetahuan
keluarga tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi yang digunakan
5) Fungsi ekonomi : kaji sejauhmana keluarga memenuhi sandang, pangan,
papan, kesehatan dan sejauhmana keluarga memanfaatkan barang
kesejahteraan keluarga dan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat
e. Koping Keluarga
1) Kaji stresor keluarga jangka panjang dan jangka pendek
2) Kaji respon keluarga terhadap stressor
3) Kaji penggunaan strstegi koping dalam Keluarga
4) Kaji koping yang berhasil dilakukan oleh Keluarga
5) Kaji koping difungsional
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap seluruh anggota keluarga.

Tahap analisa data


Setelah data dikumpulkan, lalu dilakukan analisa data untuk :
a. Memilah data terperinci seperti katagori yang lebih luas seperti katagori yang
berhubungan dengan status kesehatan atau praktek anggota-anggota keluarga atau
tentang rumah dan lingkungan
b. Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk menentukan
hubungan antara data tersebut
c. Membedakan atau memilah-milahkan data yang relevan dengan data yang
tidak relevan untuk memutuskan informasi apa yang berhubungan untuk mengerti
dengan situasi yang ada dan informasi apa yang tidak penting
d. Mengidentifikasi pola-pola seperti fungsi fisiologi, perkembangan nutrisi/
diet, koping atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup
e. Membandingkan pola dengan norma-norma atau standar kesehatan fungsi
keluarga dan pendapat tentang tugas kesehatan
f. Mengintepretasikan hasil-hasil, lalu dibandingkan untuk menentukan tanda-
tanda atau gejala atau syarat-syarat defisit kesehatan yang spesifik, pemeliharaan
kesehatan atau krisis yang dapat diduga atau stres poin dan membuat kesimpulan-
kesimpulan atau menggambarkan kesimpulan-kesimpulan tentang alasan-alasan
adanya masalah kesehatan yang dapat melengkapi untuk tidak menampilkan tugas
kesehatan keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah kesehatan adalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan promosi dan
atau pemeliharaan kesehatan dan pemulihan dari penyakit. Sedangkan diagnosa
keperawatan adalah masalah kesehatan menjadi diagnosa keperawatan, hal ini
dijadikan sebagai gangguan bagi keluarga untuk melakukan tugas kesehatan yang
spesifik untuk masalah kesehatan khusus.
Adapun jenis diagnosa keperawatan :
a. Aktual: sudah terjadi gangguan kesehatan pada keluarga
b. Risiko : sudah ada data yang terjadi yang menunjang terjadinya masalah
kesehatan tetapi belum terjadi gangguan
c. Potensial : keadaan sejahtera/ wellness dimana keluarga dalam keadaan
sejahtera sehingga kesehatan dapat ditingkatkan sebagai komponen diagnosa
keperawatan: masalah, penyebab, tanda dan gejala.
Langkah - langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga:
a. Memprioritaskan masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah :
1) Kriteria I: sifat masalah (potensial, risiko, aktual)
2) Kriteria II: kemungkinan untuk diubah
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan
tindakan untuk menangani masalah
b) Sumber daya keluarga
c) Sumber daya perawat
d) Sumber daya masyarakat
3) Kriteria III: potensial untuk dicegah
a) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
b) Lamanya masalah: jangka waktu masalah itu ada
c) Tindakan yang sedang dijalankan: tindakan tepat dalam memperbaiki
masalah
d) Kelompok resiko tinggi atau kelompok yang sangat peka
4) Kriteria IV: menonjolnya masalah
a) Persepsi keluarga terhadap masalah
Tabel perhitungan prioritas masalah menurut Bailon and Maglaya (1978):
Skoring:
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot:
Skor x Bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 = seluruh

Bobot :
NO KRITERIA KOMPONEN SKOR BOBOT
1 Sifat masalah Kurang sehat 3 1
resiko 2
potensial 1
2 Kemungkinan Mudah 2 2
masalah dapat Sebagian 1
diubah Tidak dapat 0
3 Potensial Tinggi 3 1
masalah dapat Cukup 2
dicegah Rendah 1
4 Menonjolnya Berat, segera ditangani 2 1
masalah Ada masalah, tidak perlu segera 1
ditangani
Tidak dirasakan ada masalah 0

Tujuan dan target keperawatan


Hasil yang diharapkan, spesifik dapat diukur, berpusat pada klien, pernyataan/
kecakapan.
a. Tujuan jangka panjang:
Mengacu untuk mengatasi masalah, meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarga
b. Tujuan jangka pendek:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat

3. Rencana Tindakan keperawatan


Rencana tindakan keperawatan keluarga difokuskan untuk membantu keluarga
menampilkan tugas-tugas kesehatan:
a. Membantu keluarga menyadari adanya masalah kesehatan
b. Membimbing keluarga bagaimana memutuskan mengambil tindakan yang tepat
bila ada masalah kesehatan
c. Mengembangkan kemampuan keluarga dan senantiasa mengadakan perawatan
bagi anggota keluarga
d. Memperbaiki kemampuan keluarga agar tersedianya lingkungan rumah yang
kondusif untuk memelihara kesehatan dan perkembangan anggota keluarga
e. Memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya kesehatan
yang ada di masyarakat

4.Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan dimana
perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat dari keluarga untuk
mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat, yaitu:
a. Memberikan informasi
b. Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Identifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan
d. Motivasi sikap emosi yang sehat
e. Identifikasi sumber yang dimiliki keluarga
f. Konsekuensi tipe tindakan
g. Demonstrasi cara perawatan
h. Gunakan alat dan fasilitas kesehatan yang ada di rumah
i. Mengawasi keluarga melakukan perawatan di rumah
j. Menemukan sumber yang dapat digunakan keluarga
k. Melakukan perubahan lingkungan seoptimal mungkin
l. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
m. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5. Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya, bila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Terdapat 2 macam evaluasi yaitu:
a. Evaluasi kuantitatif: evaluasi yang dilaksanakan dengan melihat jumlah pelayanan
atau kegiatan yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif, jumlah kegiatan
dianggap dapat memberikan hasil yang memuaskan.
b. Evaluasi kualitatif: merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah
satu dari tiga dimensi yang saling terkait, yaitu:
1) Struktur atau sumber: terkait dengan tenaga manusia atau bahan-bahan
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan dalam upaya keperawatan hal
ini menyangkut antara lain kecakapan atau kualifikasi perawat, minat atau
dorongan, waktu atau tenaga yang dipakai, dana yang tersedia
2) Proses: berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan
3) Hasil: difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan

BAB III
PENGAMATAN KASUS
I. IDENTITAS KELUARGA
1. Indentitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Katolik
Suku/etnis : Flores
Alamat : Cakung
A. Komposisi Keluarga

Imunisasi Ket.
N L/ Pendidik Pekerjaa Cam
Nama Umur Agama Hub B Polio DPT Hep
o. P an n C pak
G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. S 27 th L katolik KK SMA Swasta
Ibu runah
2 Ny. A 25 th P Katolik IK SMA
tangga
Polio
Belum terakhir
3 An. A 9 bln L katolik AK1 - ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
bekerja 21 bulan
11

B. Genogram

Ny
A
Tn S
An
A

Keterangan Genogram:
Kedua orangtua KK dan IK tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. KK dan
IK mengatakan kedua orang tua mereka masih ada. Status kesehatan saudara KK dan IK,
KK dan IK mengatakan baik, tidak memiliki penyakit yang sedang diderita. Status
pekerjaan anggota keluarga KK, IK mengatakan KK yang bekerja. IK mengatakan AK1
beberapa hari yang lalu rewel setelah di vaksin, AK1 terkadang mengalami batuk dan
pilek. Untuk pekerjaan, KK bekerja swasta, IK bekerja sebagai ibu rumah tangga.

C. Tipe/ bentuk Keluarga


Keluarga KK adalah keluarga dengan tipe keluarga inti (nuclear family) dimana di
rumah KK tinggal bersama dengant IK dan Anaknya.

D. Latar belakang kebudayaan / suku bangsa


Keluarga berasal dari suku Florest. Keluarga tinggal di lingkungan dengan
mayoritas penduduk dengan suku florest, sunda, betawi dan jawa. Menurut IK keluarga
tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang bermacam-macam
suku, bahasa yang digunakan sehari-hari bahasa indonesia.

E. Kegiatan keagamaan
Keluarga menganut agama Katolik, semua aktivitas yang dilakukan tidak
bertentangan dengan ajaran agama katolik. Nilai kepercayaan yang menjadi prinsip
keluarga adalah 10 perintah Allah serta menjauhi segala larangan nya, berbuat baik
terhadap sesama dan saling tolong menolong dengan sesama.

F. Status social ekonomi


KK bekerja sebagai swasta, KK mengatakan untuk membiayai kebutuhan hidup
sehari-hari diperoleh dari penghasilan yang tidak menentu /bulannya dan sedangkan
untuk IK tidak bekerja dan hanya mengasuh anak dirumah. Penghasilan KK tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, membayar
kontrakan rumah, listrik, dan menabung.
Perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga adalah TV LED 32 inc, lemari
pakaian, rice cooker, kompor gas

G. Kegiatan waktu luang/rekreasi


Menurut IK kegiatan waktu luang digunakan untuk menonton TV, mengajak anak
bermain. Dan pergi ke saudara-saudara yang berada di sekitaran kompleks

H. Kebiasaan hidup sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari, IK mengatakan KK dan IK bangun pagi jam 06.00
WIB mempersiapkan sarapan untuk KK. KK biasanya berangkat kerja pukul 08.00
tergantung jika ada pekerjaan. AK1 bangun jam 09.00 biasanya langsung di kasih ASI
dan mandi.
IK mengatakan dalam sehari KK, IK, AK1 makan sebanyak tiga kali dengan
komposisi makanan nasi, lauk, sayur, dengan menu makanan yang sering. KK dan IK,
mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. IK mengatakan AK1
selalu disuruh untuk beristirahat (tidur siang) jam 13.00 s.d jam 14.30
Untuk kebiasaan tidur IK mengatakan susah tidur karena sering terbangun pada
waktu AK1 bangun, dan biasanya Ik berusaha untuk membuat AK1 tertidur kemudian Ik
tidur, jika AK1 belum tidur IK tidak bisa tidur, IK juga mengeluh kurang tidur, pola tidur
berubah serta tidak puas saat tidur dan pada saat pengkajian IK terlihat menguap pada
saat di lakukan pengkajian.
II. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA
A. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap II yaitu tahap perkembangan
keluarga dengan kelahiran anak pertama, karena KK dan IK tinggal bersama dengan 1
orang anaknya yang berusia 9 bulan.

B. Jangkauan pencapaian tahap perkembangan keluarga


Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua.
Hal ini sudah tercapai dan sedang dijalani karena IK sedang berusaha untuk
beradaptasi menganai cara merawat anak.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
Hal ini sedang dijalani karena IK telah berubah peran dari seorang singel
menjadi seorang ibu rumah tangga yang bertugas untuk mengasuh anak
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Hal ini sedang dijalani, IK selalu bersama sama dengan KK mendampingi
anak dengan cara bermain bersama

C. Riwayat keluarga inti


1. KK: Pernah dirawat karena DBD kurang lebih 2 tahun yang lalu. KK
mengatakan tidak mempunyai penyakit darah tinggi, kencing manis dan
penyakit lainnya, KK tidak mengkonsumsi obat-obatan, KK perokok dan
peminum sehari bisa menghabiskan 1 sampai 2 bungkus rokok surya, dan KK
biasanya minum-minuman beralkohol jika lagi kumpul bareng teman dan
saudara
2. IK: Sejak lahir sampai sekarang tidak pernah dirawat di rumah sakit, hanya
saja IK 1 kali melahirkan secara normal di RS. IK mengatakan tidak
mempunyai penyakit darah tinggi, kencing manis dan penyakit lainnya, IK
tidak mengkonsumsi obat-obatan, IK tidak memiliki kebiasaan merokok dan
minum alkohol, IK juga selalu berusaha untuk hidup sehat.
3. AK1: Sejak lahir sampai sekarang tidak pernah dirawat di rumah sakit,
biasanya IK mengantar AK1 ke puskemas terdekat untuk imunisasi AK1
belum imunisasi polio ke 4 dan campak karena dari jadwal puskesmas tanggal
imunisai tanggan 29 november 2021 di puskesmas
4. IK mengatakan, AK1 kadang susah untuk minum pendamping ASI susu SGM
biasanya pada saat diberikan SGM AK1 sering menangis, berat badan AK1
7,5 gram

D. Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua


Menurut IK, orang tuanya dan orang tua dari suaminya tidak memiliki penyakit
keturunan.

III. DATA LINGKUNGAN


A. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga adalah rumah kontrakan bangunan permanen ,
tidak memiliki halaman rumah. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar dan 1 kamar
mandi Rumah terdiri dari satu lantai, menggunakan lantai kramik dengan keadaan
lantai kotor terdapat banyak lalat, penataan peralatan / perabotan rumah tangga kurang
tertata rapi, ventilasi dan pencahayaan rumah kurang baik, sinar matahari hanya masuk
melalui teras kontrakan, sedangkan untuk ruang tidur cahaya matahari tidak dapat
masuk karena terhalang oleh bagunan kontrakan disebelah, kamar tampak gelap, sinar
matahari tidak dapat masuk. Ventilasi hanya 1 di ruang tamu dan teradapat 1 jendela
kontrakan terasa lembab. Jika pada pagi hari tercium bau dari kali yang menguap.
Keluarga mempunyai kamar mandi sendiri dan wc. Hasil limbah air kamar mandi/
pembuangan limbah rumah tangga langsung disalurkan melalui got yang langsung di
salurkan ke kali disamping rumah, sementara untuk limbah wc/ tinja langsung
disalurkan ke dalam septictenk yang jarak dengan sumber air <7 meter. Sumber air
berasal dari air dengan menggunakan air tanah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari. IK mengatakan air tidak berbau, jernih digunakan untuk keperluan rumah tangga,
seperti mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian, sedangkan untuk air minum dan
memasak makanan keluarga menggunakan air galon.
Dena rumah keluarga Tn S

Ruang keluarga + kamar tidur

Kamar mandi

TV

Ruang Tamu

Pintu
Pintu
depan
depan

B. Karakteristik lingkungan rumah (tetangga dan komunitas RT/RW)


Karakteristik fisik dan lingkungan tempat tinggal
Tipe lingkungan dan tempat tinggal daerah perkotaan, daerah hunian kontrakan
tertata tidak rapi dimana terdapat beberapa rumah yang tersusun tidak simetris antara
tinggi jalan dan tinggi pondasi rumah, kontrakan terletak jauh dari jalan utama kurang
lebih 10 km, fasilitas umum yang terdapat di RT/RW tersebut iyalah puskesmas
terdekat, alat transportasi yang digunakan adalah speda motor beat.
Dilingkungan ini termasuk lingkungan yang aman jauh dari tindakan kriminal
seperti penjambretan, begal.

C. Mobilitas Geografis keluarga


Keluarga berasal dari suku florest dan tinggal di kontrakan tersebut sudah hampir
6 tahun,
D. Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas
IK memandang lingkungan tempat tinggalnya merupakan lingkungan yang aman,
fasilitas yang tersedia di lingkungan yaitu puskesmas, IK mengatakan karena dekat
dengan layanan kesehatan yaitu puskesmas dapat mempermudah dilakukan imunisasi.
E. Jejaring dukungan sosial keluarga
1. Informal : menurut IK semenjak berkeluarga jika terdapat masalah didalam
keluarga bisanya IK dan KK menyelesaikan sendiri tanpa melibatkan orang lain,
baik tetangga atau keluarga
2. Formal : biasanya bila ada masalah kesehatan, keluarga tidak langsung berobat
kefasilitas kesehatan, tetapi membeli obat di warung terlebih dahulu, jika
kemudian sakitnya tidak sembuh maka keluarga akan berobat ke fasilitas
kesehatan.

IV. Struktur keluarga


A. Pola dan proses komunikasi
Menurut IK pola dan proses komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik dan
saling terbuka dalam mengungkapkan masalah dengan KK dan dapat mengatasinya
dengan memecahkan masalah secara bersama-sama.
B. Struktur kekuatan keluarga
IK mengatakan dalam keluarga saling menghargai antara satu dengan yang lain,
saling membantu, serta saling mendukung.
C. Struktur Peran
1. Formal: KK merupakan seorang suami, sebagai pemimpin dalam keluarga dan
juga sebagai pencari nafkah bagi keluarga. KK bekerja swasta. Dari
penghasilan yang diperoleh tiap bulan ini, menurut KK belum dapat untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
IK adalah seorang ibu rumah tangga AK1 seorang anak yang berusia 9 bulan
2. Informal: KK dan IK merupakan orang tua yang sangat dekat dengan
keluarganya. IK merupakan seorang ibu yang selalu memberikan penghiburan
dan motivasi bagi suami dan anak-anaknya.
D. Nilai-nilai keluarga
Keluarga menganut agama Katolik, semua aktivitas yang dilakukan tidak
bertentangan dengan ajaran agama katolik. Nilai kepercayaan yang menjadi prinsip
keluarga adalah 10 perintah Allah serta menjauhi segala larangan nya, berbuat baik
terhadap sesama dan saling tolong menolong dengan sesama.
V. Fungsi-fungsi keluarga
A. Fungsi Afektif
Menurut IK, bahwa diantara anggota keluarga satu dengan yang lainnya saling
memiliki, saling memperhatikan dan saling menyayangi, sehingga keluarga tampak
harmonis. IK sangat menyayangi suami dan anak-anaknya. IK selalu mengurus keperluan
rumah tangga dengan penghasilan yang diperoleh setiap bulannya. IK selalu memberikan
support baik kepada KK untuk selalu tegar menjalani hidup yang semakin sulit.
B. Fungsi sosial
Keluarga menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain untuk membina
hubungan sosial dan kekerabatan. IK mengatakan kadang-kadang selalu bersosialisasi
dengan tetangga ditempat tinggal mereka IK selalu mengingatkan suaminya supaya selalu
memakai masker karena masih dalam masa pandemic.
C. Fungsi perawatan keluarga
1. Makanan
Keluarga dalam satu hari makan tiga kali sehari, pagi, siang dan malam.
Komposisi makanan terdiri dari, nasi, lauk, sayur
2. Pakaian
Pada saat kunjungan pertama, penampilan IK rapih, memakai baju kaos. KK
berpenampilan rapih, memakai kaos juga.
3. Perawatan anggota keluarga yang sakit
Bila ada anggota keluarga yang sakit, jika hanya sakit batuk, pilek dan pusing,
biasanya membeli obat di apotik saja, tetapi jika tidak memperoleh perubahan baru
dibawa ke RS atau dokter praktek swasta
D. Fungsi reproduksi
Tidak terkaji
E. Fungsi ekonomi
IK mengatakan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, untuk biaya hidup
diperoleh dari penghasilan KK sebagai swasta

VI. Koping keluarga


A. Stressor Keluarga Jangka Pendek dan Panjang
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga adalah IK mengatakan memikirkan
bagaimana cara memberi makan ke bayi ketika bayi sudah tidak mau minum ASI lagi
karena IK baru pertama kali mempunyai anak
Pada saat pengkajian IK tampak cemas dengan kondisinya, terlihat dari cara bicaranya
yang terlihat bingung dan hawatir, dahi tampak berkerut saat berbicara.
Stressor jangka panjang yang dialami keluarga adalah mengenai masa depan anak-
anaknya seperti biaya sekolah dimana kondisi perekonomian yang semakin sulit dan
pergaulan bebas anak-anak zaman sekarang yang sangat membahayakan masa depan
mereka.
B. Respon Keluarga terhadap Stressor
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya KK dan IK selalu mendiskusikan dalam
keluarga untuk menyelesaikan masalahnya.
C. Penggunaan Strategi Koping
Apabila ada masalah, biasanya KK dan IK bersikap sabar dan tenang dalam
menyelesaikannya, karena IK berpendapat bahwa untuk menyelesaikan masalah harus
dengan kondisi tenang dan tidak emosi.
D. Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga
IK mengatakan keluarga dapat menerima keadaan apa adanya dan sampai saat ini
keadaan keluarga baik–baik saja, cukup harmonis dan mampu memenuhi kebutuhan
keluarga dengan penghasilan yang ada. Keluarga selalu musyawarah dalam menghadapi
masalah dan berusaha mengambil keputusan yang terbaik untuk semua. Keluarga selalu
berusaha menjadi lebih baik, saling mendukung dan saling menyayangi satu sama lain.
Keluarga tampak saling mendukung dan saling menyayangi satu sama lain, keluarga
tampak semangat dalam menjalani hidup, keluarga ingin selalu berusaha meningkatkan
taraf sosial ekonomi.

E. Koping yang disfungsional


Dari hasil pengkajian, cara keluarga untuk mengatasi masalah yang ada di dalam
keluarga yaitu dengan memecahkan masalah secara bersama-sama melalui musyawarah
dan berusaha bersikap tenang dengan tidak emosi. Selama ini keluarga belum
menemukan masalah yang terlalu berat yang tidak dapat diatasi.

VII. Pemeriksaan Fisik


NO KETERANGAN KK IK AK 1
1. Tinggi Badan Tidak di kaji Tidak di kaji 72 cm
Berat Badan 7,5 g
IMT

2. Tanda Vital :
TD 112/78 mmHg 100/90 mmHg Tidak diukur
RR 16 x/ menit 17 x/ menit
HR 78 x/ menit 82 x/ menit
Suhu 36.3 oC 36.5 oC

3. Bagian Kepala
Rambut Tampak hitam dan Tampak hitam Tampak hitam
mengkilap dan mengkilap dan mengkilap

Conjungtiva
Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak diperiksa

Sclera Tampak tidak Tampak tidak Tampak tidak


ikterik ikterik ikterik

palpebra Tampak berwarna Tampak Tidak diperiksa


hitam berwarna hitam

Telinga
Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Hidung
Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Mulut
4. Dada
Jantung Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Paru Tidak diperiksa

5. Abdomen Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa

6. Tangan Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa

7. Kaki Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa

8. Alat reproduksi Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak dikaji

A. Analisa data
NO DATA MASALAH
1. DS : Kesiapan peningkatan
- IK mengatakan memikirkan bagaimana cara nutrisi pada keluarga KK
memberi makan ke bayi ketika bayi sudah tidak mau dan IK khususnya AK 1
minum ASI lagi karena IK baru pertama kali
mempunyai anak
DO :
- Pada saat pengkajian IK tampak cemas dengan
kondisinya, terlihat dari cara bicaranya yang terlihat
bingung dan hawatir, dahi tampak berkerut saat
berbicara.
2. DS: Deficit pengetahuan
- IK mengatakan Ak1 belum Imunisasi polio ke 4 pada keluarga khususnya
karena IK merasakan dampak setelah di vaksinasi ke KK dan IK
2
3 DS : Gangguan pola tidur
- IK mengatakan susah tidur karena sering terbangun pada keluarga KK
pada waktu AK1 bangun, dan biasanya Ik berusaha khususnya IK
untuk membuat AK1 tertidur kemudian Ik tidur,
- jika AK1 belum tidur IK tidak bisa tidur,
- IK juga mengeluh kurang tidur
- IK juga mengeluh tidak puas tidur
- IK juga mengeluh pola tidur berubah

DO :
- pada saat pengkajian IK terlihat menguap
- palpebra tampak hitam

B. PRIORITAS MASALAH
1. Kesiapan peningkatan nutrisi pada keluarga KK dan IK khususnya AK1

KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


Sifat Masalah: 3/3x1 1 Kesiapan peningkatan nutrisi telah
terjadi, dibuktikan dengan IK tidak
Aktual tau cara memberi makan ke bayi jika
AK1 sudah tidak Asi lagi
Kemungkinan 2/2x2 2 lokasi puskemas cukup dekat dengan
masalah untuk kontrakan IK dan KK seingga kalau
diubah: IK dan KK tidak tau atau lupa cara
Mudah merawat bayi bisa berkonsultasi
dengan pihak puskesmas
Potensial untuk 3/3x1 1 Pola asupan nutrisi dapat dicegah jika
dicegah: IK dan KK mampu dan mengerti cara
Tinggi memberikan MPASI pada usia bayi 9
bulan
Menonjolnya 2/2x1 1 Pemberian MPASI jika tidak segera
masalah: di berikan bayi bisa terkena masalah
Berat segera nutrisi .
ditangani
Total 4

2. Deficit pengetahuan pada keluarga khususnya KK dan IK b/d kurang terpapar informasi
mengenai Imunisasi

KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


3/3x1 1 Masalah sudah terjadi KK dan IK
Sifat Masalah:
tidak mengetahui mengenai Imunisasi
Aktual
pada AK1
Kemungkinan 1/2x2 1 lokasi puskemas cukup dekat dengan
masalah untuk kontrakan IK dan KK seingga kalau
diubah: IK dan KK tidak tau mengenai
Sebagian Imunisasi yang tepat bisa
berkonsultasi dengan pihak
puskesmas
Potensial untuk 2/3x1 0,6 Masalah dapat dicegah jika KK dan
dicegah: IK mengerti mengenai pentingnya
Cukup Imunisasi
Menonjolnya 2/2x1 1 Masalah telah terjadi pada Ak1 di
masalah: buktikan dengan Ak1 belum
Ada masalah, tetati dilakukan imunisasi polio ke 4, yang
tidak perlu segera seharusnya pada usia 9 bulan sudah
ditangani mendapatkan imunisasi polio secara
lengkap
Total 3,06

3. Gangguan pola tidur pada keluarga KK khusunya IK

KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


3/3x1 1 Masalah sudah terjadi IK mengeluh
Sifat Masalah: pola tidur terganggu, sering terbangun
Aktual jika AK1 bangun, tampak menguap
pelpebra tampak berwarna hitam
Kemungkinan 1/2x2 1 IK mengatakan tidur malamnya
masalah untuk semenjak ada AK1 terganggu, IK
diubah: mengetakan sudah mulai terbiasa
Sebagian dengan kebiasan ini
Potensial untuk 2/3x1 0,6 Semenjak ada AK1 kemungkinan
dicegah: masalah untuk di cegah cukup, IK
Cukup sudah mulai terbiasa dengan kondisi
sekarang
Menonjolnya 2/2x1 1 Masalah sudah terjadi dan berdampak
masalah: pada kesehatan IK 1
Ada masalah, tetati
tidak perlu segera
ditangani
Total 3,06

C. Diagnosa keperawatan
1. Kesiapan peningkatan nutrisi pada keluarga KK dan IK khususnya AK 1
2. Deficit pengetahuan pada keluarga khususnya KK dan IK
3. Pola tidur tidak efektif pada keluarga KK khususnya IK
D. Rencana keperawatan
Diagnosa Tujuan Evaluasi
No Intervensi
keperawatan Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
1 Kesiapan Setelah dilakukan Dalam waktu 3x30 menit pertemuan
Tupen 1
peningkatan tindakan keperawatan
Keluarga mampu mengenal MPASI
nutrisi pada selama 2 minggu, dengan kriteria evaluasi: Media: Powerpoint dan
1. Mampu menyebutkan pengertian Kognitif MPASI adalah makanan atau leaflet
keluarga KK dan diharapkan tingkat
MPASI minuman yang mengandung 1.Jelaskan pengertian,
IK khususnya AK ansietas IK menurun zat gizi, diberikan untuk bayi MPASI
atau anak usia 9-24 bulan, 2.Beri kesempatan
1 dengan kriteria hasil:
dan diberikan secara bertahap keluarga untuk
1. Verbalisasi sesuai dengan usia serta bertanya
kemampuan pencernaan bayi 3.Evaluasi pengetahuan
keinginan untuk
guna memenuhi kebutuhan MPASI pada keluarga
meningkatkan gizi selain Asi 4.Berikan pujian atas
jawaban keluarga
nutrisi
2. Mampu menyebutkan tujuan Kognitif Tujuan MPASI
pemberian MPASI 1. Pemenuhan gizi dan
2. Pengethuan tumbuh kembang bayi
tentang pemilihan 2. Mengembangkan
kemampuan bayi untuk
makanan yang menerima bermacam-
sehat meningktat macam makanan dengan
berbagai rasa dan bentuk
3. Mencoba adaptasi
terhadap makanan yang
mengandung kadar energy
tiggi

Tupen 2 Media: Powerpoint dan


Keluarga mampu mengambilan leaflet
keputusan untuk anggota keluarga 1. Jelaskan akibat
dalam pemberian MPASI pemberian MPASI
1. Menyebutkan akibat dari Kognitif Keluarga mampu terlalu dini kepada
pemberrian MPASI terlalu dini menyebutkan akibat dari
keluarga
pemberian MPASI terlalu
dini, seperti obesitas, alergi 2. Berikan kesempatan
makanan kepada keluarga untuk
bertanya

3. Evaluasi kembali
Keluarga mengatakan akan
pemahaman keluarga
Psikomotor akan memillih MPASI
2. Mampu memutuskan untuk akibat pemberian
memilih MPASI MPASI terlalu dini

4. Berikan pujian atas


jawaban keluarga

Tupen 3 Media: Powerpoint dan


Keluarga mampu merawat anggota Kognitif Syarat-syarat MPASI leaflet
keluarga dengan cara mengetahui 1. Diberikan tanpa 1. Jelaskan jenis-jenis
syarat-syarat pemberian MPASI menghentikan ASI MPASI pada keluarga
2. Bayi umur lebih dari 6
bulan 2. Beri kesempatan pada
3. Kandungan gizi harus keluarga untuk
cukup bertanya
4. Diberikan secara
bertahap jumlah dan 3. Evaluasi kembali
jenisnya sesuai dengan kepada keluarga
usia bayi tentang Pencegahan
ansietas

4. Beri pujian atas


jawaban yang
diberikan

Tupen 4
Keluarga mampu melakukan Psikomotor Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan
menyebutkan jenis-jenis keluarga cara
modifikasi makanan MPASI
MPASI memodifikasi
1. bubur
makanan pendamping
2. buah dan sayur ASI

2. Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya

3. Evaluasi kembali cara


mengatasi ansietas

4. Libatkan keluarga
dalam tindakan
modifikasi makanan
pendamping ASI

Tupen 5
Keluarga mampu memanfaatkan Afektif Keluarga dapat 1. Diskusikan dan
fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan keberadaan jelaskan tentang cara
1. Mampu menyebutkan manfaat fasilitas yang ada mencegah menggunakan fasilitas
kunjungan ke fasilitas pelayanan terjadinya perubahan Gizi
pelayanan kesehatan
kesehatan atau berkonsultasi pada bayi
dengan ahli gizi memanfaatkan kunjungan ke pada keluarga
2. Mampu menyebutkan fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan
atau berkonsultasi dengan 2. Evaluasi kembali
ahli gizi jika diperlukan untuk menyebutkan
cara pemanfaatan
fasilitas kesehatan.

3. Beri dorongan kepada


keluarga

4. Berikan pujian

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI


NO
KEPERAWATAN Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
2. Deficit pengetahuan Setelah dilakukan Dalam waktu 2x30 Media : Leaflet
pada keluarga intervensi selama 2 menit pertemuan, 1. Kaji pengetahuan keluarga
minggu keluarga mampu mengenai imunisasi
khususnya KK dan
mengerti mengenai 2. Jelaskan mengenai pengertian
IK imunisasi ditandai Tupen 1 : Kognitif Imunisasi adalah suatu imunisasi
dengan: Keluarga mampu upaya untuk 3. Evaluasi pengetahuan keluarga
 Keluarga mengerti mengenal masalah menimbulkan/meningkatkan tentang imunisasi
kekebalan
manfaat imunisasi kesehatan dengan 4. Beri pujian bila yang dinyatakan
seseorang secara aktif
kriteria evaluasi : terhadap suatu penyakit, keluarga benar
1. Mampu mengenal sehingga apabila suatu saat
pengertian terpajan
Imunisasi dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan

2. Menyebutkan Kognitif keluarga mampu 1. Kaji tingkat pengetahuan keluar


jenis-jenis menyebutkan 3 dari 5 Jenis- ga tentang jenis-jenis imunisasi
imunisasi jenis imunisasi pada bayi 2. Jelaskan jenis-jenis imuisasi
1. Hepatitis (0-7 hari 1x 3. Evaluasi kembali jenis-jenis
pemberian ) imunisasi
2. BCG ( 1 bulan, 4. Berikan pujian atas jawaban yan
1xpemberian) g benar dari keluarga
3. Polio (1,2,3,4 bulan, 4x
pemberian)
4. DPT-HB-Hib (2,3,4
bulan 3x pemberian)
5. Campak ( 9 bulan, 1x
pemberian)

1. Jelaskan akibat jika tidak


Tupen 2 : diberikan imunisasi pada
Keluarga mampu keluarga
mengambil keputusan 2. Berikan kesempatan kepada
untuk pemberian Kognitif keluarga untuk bertanya
Imunisasi pada AK1 Bayi yang tidak diberikan 3. Evaluasi kembali pemahaman
1. Menyebutkan imunisasi memiliki resiko keluarga tentang pentingnya
dampak jika tidak lebih tinggi terkena imunisasi
diberikan imuisasi komplikasi yang dapat 4. Beri pujian bila yang dinyatakan
menyebabkan kecacatan keluarga benar
pada bayi

Psikomotor
2. Mampu Pemberian imunisasi
memutuskan 1. Hepatitis (0-7 hari 1x
pemberian pemberian )
imuniasi 2. BCG ( 1 bulan,
1xpemberian)
3. Polio (1,2,3,4 bulan, 4x
pemberian)
4. DPT-HB-Hib (2,3,4
bulan 3x pemberian)
5. Campak ( 9 bulan, 1x
pemberian)

Tupen 3 :
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang sakit

1. Menyebutkan Kognitif
pentingnya 1. Jelaskan pentingnya imunisasi
imunisasi Imunisasi berguna untuk 2. Beri kesempatan pada keluarga
memberikan kekebalan untuk bertanya
tubuh secara buatan dengan 3. Evaluasi kembali pentingnya
pembentukan antibody imunisasi
sehingga dapat melindungi 4. Berikan pujian atas jawaban yan
bayi g benar dari keluarga
1. Diskusikan dan jelaskan tentang
manfaat menggunakan fasilitas
kesehatan pada keluarga
Tupen 5 : 2. Evaluasi kembali untuk
Keluarga mampu Keluarga dapat mengunjungi menyebutkan manfaat datang ke
memanfaatkan fasilitas atau menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan kesehatan yang ada untuk:
Kognitif 3. Beri dorongan kepada keluarga
1. Mampu 1. Mendapatkan
menyebutkan pelayanan kesehatan
4. Berikan pujian
manfaat kunjungan 2. Mendapat pendidikan
ke fasilitas kesehatan
pelayanan
kesehatan
2. Mampu Kognitif 1. Puskesmas
menyebutkan 2. Rumah Sakit
fasilitas pelayanan 3. Praktik Dokter
kesehatan yang 4. Psikolog/terapis
bisa digunakan

Diagnosa Tujuan Evaluasi


No Intervensi
keperawatan Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
3 Ganguan pola tidur Setelah 2 minggu Dalam waktu 3x30
dilakukan intervensi menit pertemuan Kognitif
pada keluarga KK
keperawatan pola tidur Tupen 1 Tidur merupakan suatu Media: PPT
khususnya IK membaik dengan Keluarga mampu kebutuhan bukan suatu 1. Kaji pengetahuan keluarga
kriterial hasil mengenal masalah pola keadaan istirahat yang tidak tentang istirahat tidur
1. Keluhan sulit tidur tidur dengan kriteria bermanfaat, tidur 2. Jelaskan pengertian tidur pada
menurun evaluasi: merupakan proses yang keluarga
2. Keluhansering 1. Mampu diperlukan manusia untuk 3. Evaluasi pengetahuan tidur pada
menyebutkan pembentukan sel-sel tubuh keluarga
terjaga menurun
pengertian yang baru, perbaikansel-sel
3. Keluhan tidak puas tidur tubuh yang rusak, memberi
tidur menurun waktu organ tubuh untuk
4. Keluhan pola tidur istirahat maupun untuk
berubah menurun menjaga keseimbangan
5. Keluhan istirahat metabolisme dan
tidak cukup biokimiawi tubuh
(Morhead, Johnson & Mass,
menurun
2006)
2. Menyebutkan
tanda dan Kognitif Keluarga mampu 1. Kaji tigkat pengetahuan keluarga
gejala menyebutkan 3 dari 5 tanda akan tanda dan gejala gangguan
gangguan pola gejala gangguan pola tidur: kurang tidur
tidur 1. Mengeluh sulit tidur 2. Jelaskan tanda-tanda dan gejala
gangguan pola tidur
2. Mengeluh sering terjaga 3. Evaluasi kembali tanda dan
gejala gangguan pola tidur pada
3. Mengeluh tidak puas keluarga
tidur 4. Berikan pujian atas jawaban
Kognitif keluarga
4. Mengeluh pola tidur
3. Mengidentifik berubah
asikan anggota
5. Mengeluh istirahat tidak
keluarga yang
cukup
mengalami 1. Diskusikan dengan keluarga
gangguan pola anggota keluarga yang
tidur KK mengalami gangguan pola tidur

Tupen 2
Keluarga mampu Afektif 1. Keluarga mengatakan 1. Anjurkan kepada keluarga untuk
mengambilan akan membantu KK memutuskan membantu KK
keputusan untuk untuk mengatasi mengatasi masalah
membantu anggota gangguan pola tidur
keluarga yang dengan memberiakan
mengalami gangguan waktu istirahat
pola tidur
1. Mampu
memutuskan
untuk membantu
mengatasi
masalah gangguan
pola tidur

Tupen 4
1. Keluarga mampu Keluarga mengatakan kamar 1. Diskusikan dengan keluarga cara
untuk sudah dibuat senyaman mengatasigangguan pola tidur KK
memodifikasi mungkin dengan memasang 2. Berikan kesempatan kepada
Psikomotor
AC, lampu tidak terlalu keluarga untuk bertanya
lingkungan
terang 3. Evaluasi kembali cara mengatasi
rumah/kamar gangguan pola tidur
sehingga IK dapat
beristirahat
E. Pelaksanaan Keperawatan

No.
Tgl Implementasi/ Modifikasi Evaluasi Nama Jelas
DP
12/11/2 1  Mengucapkan salam. S: Made
021  Memvalidasi keadaan keluarga.  Keluarga menjawab salam
 IK mengatakan kondisi sehat
TUPEN 1
Keluarga mampu mengenal MPASI dengan
kriteria evaluasi:  IK menyebutkan pengertian MPASI :
1. Mampu menyebutkan pengertian makanan pendamping ASI yang
MPASI diberikan kapada bayi

 IK menyebutkan Tujuan MPASI


2. Mampu menyebutkan tujuan MPASI
adalah memberikan nutrisi tambahan
pada bayi
 IK mampu menyebutkan tujuan dari
pemberian MPASI
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga tampak antusias
mendengarkan penjelasan yang
diberikan perawat.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
kurang dimengerti.
A:
Keluarga khusunya IK kurang-lebih
sudah mengerti tentang MPASI
P: Lanjutkan TUPEN selanjutnya

12/11/ 1 TUPEN 2: Made


S:
2021 1. Keluarga mampu menyebutkan akibat  IK jika terlalu dini memberikan
dari pemberian MPASI terlalu dini MPASI adalah
2. Mampu memutuskan untuk memilih a. bayi bisa terkena alergi makanan
MPASI
O:
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
kurang dimengerti
A:
Keluarga khusunya IK kurang-
lebih sudah mengerti tentang
akibat dari obesitas
P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

12/11/2 1 TUPEN 3:
021 1. Keluarga mampu merawat anggota S: Made
keluarga dengan cara mengetahui syarat-  IK mengatakan syarat-syarat
syarat pemberian MPASI pemberian MPASI adalah bayi umur
lebih dari 6 bulan sedangkan AK1
sudah berusia 9 bulan
O:
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
tidak/ kurang dimengerti
A:
Keluarga khusunya KK kurang-lebih
sudah mengerti tentang pemberian
MPASI
P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

12/11/2 1 S: Made
TUPEN 4:
021  IK mengatakan saat ini ingin
1. Keluarga mampu melakukan modifikasi
membuat makanan pendamping ASI
makanan MPASI
untuk AK1
 IK mendukung untuk memberikan
dan membuat MPASI
O:
 IK kooperatif dan aktif saat
diiskusi.
 IK sangat antusias untuk
.
menurunkan berat badan

A:
 KK dapat menyebutkan menu
MPASI
 KK dapat menyebutkan cara
mengolah makanan

P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

1
S:
TUPEN 5
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas  IK mengatakan selama ini belum

pelayanan kesehatan memanfaatkan pelayanan kesehatan

1. Mampu menyebutkan manfaat kunjungan untuk berkonsultasi tentang MPASI

ke fasilitas pelayanan kesehatan atau  IK mengatakan akan berkonsulatasi


12/11/2
berkonsultasi dengan ahli gizi ke puskesamas dekat rumahnya
1
MPASI Made
2. Mampu menyebutkan fasilitas
 IK dapat menyebutkan mengenai
fasilitas kesehatan seperrti rumah
sakit, puskesmas
O:
 IK tampak antusias
A:
IK selama ini belum pernah konsulatasi
mengenai MPASI di puskesmas
P:
Motivasi keluarga untuk konsulatasi
kepada faskes dekat rumah

No.
Tgl Implementasi/ Modifikasi Evaluasi Nama Jelas
DP
12/11/2 2 TUPEN 1 S: Made
021 Keluarga mampu mengenal MPASI dengan
kriteria evaluasi:
 IK menyebutkan pengertian imunisasi
1. Keluarga mengerti manfaat imunisasi
adalah penambahan anti bodi pada
tubuh bayi

 IK mengatakan kalau imunisasi


ternyata penting untuk bayi

A:
Keluarga KK dan IK kurang-lebih
sudah mengerti tentang manfaat
imunisasi dan pengertian imunisasi

P: Lanjutkan TUPEN selanjutnya

12/11/ Made
TUPEN 2: S:
2021 2
Keluarga mampu mengambil keputusan  IK jika bayi tidak diberikan imunisasi
untuk pemberian Imunisasi pada AK1 maka bayi akan gampang terkena
3. Menyebutkan dampak jika tidak penyakit
diberikan imuisasi  Ik dapat menyebutkan 3 dari 5
4. Mampu memutuskan pemberian tentang Pemberian imunisasi
imunisasi
6. Hepatitis (0-7 hari 1x
pemberian )
7. BCG ( 1 bulan, 1xpemberian)
8. Polio (1,2,3,4 bulan, 4x
pemberian)

O:
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
kurang dimengerti
A:
Keluarga khusunya IK kurang-
lebih sudah mengerti tentang
imunisasi
P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

TUPEN 3:
12/11/2 2 Keluarga mampu merawat anggota keluarga S: Made
021 yang sakit  IK mengatakan imunisasi sangat
1. Menyebutkan pentingnya imunisasi pnting untuk bayi
O:
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
tidak/ kurang dimengerti
A:
Keluarga khusunya KK kurang-lebih
sudah mengerti tentang imunisasi
P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

TUPEN 5
12/11/2 2 S: Made
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
021  IK mengatakan selama sudah ke
pelayanan kesehatan
1. Mampu menyebutkan manfaat kunjungan puskesmas untuk imunisasi

ke fasilitas pelayanan kesehatan atau  IK mengatakan akan berkonsulatasi


berkonsultasi dengan ahli gizi ke puskesamas dekat rumahnya
2. Mampu menyebutkan fasilitas mengenai imunisasi yang belum
dilakukan
 IK dapat menyebutkan mengenai
fasilitas kesehatan seperrti rumah
sakit, puskesmas
O:
 IK tampak antusias
A:
IK selama ini belum pernah konsulatasi
mengenai MPASI di puskesmas
P:
Motivasi keluarga untuk konsulatasi
kepada faskes dekat rumah

No.
Tgl Implementasi/ Modifikasi Evaluasi Nama Jelas
DP
12/11/2 3 TUPEN 1 S: Made
Keluarga mampu mengenal masalah pola
021
tidur dengan kriteria evaluasi:  IK mengatakan tidur merupakan
1. Mampu menyebutkan pengertian waktu dimana kita dapat beristirahat
tidur dari semua aktivitas yang dihadapi
2. Menyebutkan tanda dan gejala  Ik mengatakan tanda dan gejala
gangguan pola tidur gangguan tidur seperti tidak
konsentrasi, suka mengantuk

A:
Keluarga KK khususnya IK kurang-
lebih sudah mengerti tentang pola
tidur

P: Lanjutkan TUPEN selanjutnya

12/11/ Made
TUPEN 2:
S:
2021 3
Keluarga mampu mengambilan keputusan
 IK mengatakan jika dia terbangun
untuk membantu anggota keluarga yang
pada malam hari biasanya IK
mengalami gangguan pola tidur
langsung mendampingi AK dan
1. Mampu memutuskan untuk membantu
mengusahakan supaya AK dapat
mengatasi masalah gangguan pola tidur
tertidur
 Ik mengatakan tidak pernah
meminum obat-obatan untuk bisa
tertidur
O:
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
kurang dimengerti
A:
Keluarga khusunya IK kurang-
lebih sudah mengerti tentang
pola tidur
P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

12/11/2 3 TUPEN 4: S: Made


021 2. Keluarga mampu untuk memodifikasi  IK mengatakan biasanya kalau siang
lingkungan rumah/kamar sehingga IK hari mau tidur, IK merapikan tempat
dapat beristirahat tidur AK baru IK beristirahat
O:
 IK tampak kooperatif dan aktif saat
dijelaskan.
 Keluarga bertanya akan hal-hal yang
tidak/ kurang dimengerti
A:
Keluarga khusunya KK kurang-lebih
sudah mengerti pola tidur
P:
Lanjutkan TUPEN selanjutnya

S: Made
12/11/2 3 TUPEN 5  IK mengatakan selama ini belum
021 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pernah ke rumah sakit ataupun
pelayanan kesehatan puskesmas mengenai pola tidurnya
1. Mampu menyebutkan manfaat kunjungan  IK mengatakan akan berkonsulatasi
ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke puskesamas dekat rumahnya jika
berkonsultasi dengan ahli gizi memang terjadi masalah yang lebih
2. Mampu menyebutkan fasilitas parah terkait pola tidur
 IK dapat menyebutkan mengenai
fasilitas kesehatan seperrti rumah
sakit, puskesmas
O:
 IK tampak antusias
A:
IK selama ini belum pernah konsulatasi
mengenai pola tidur ke fasilitas
kesehatan
P:
Motivasi keluarga untuk konsulatasi
kepada faskes dekat rumah

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah dan salah
satu yang harus dikaji adalah tahap perkembangan pada keluarga. Pada saat
melakukan pengakajian tahap perkembangan pada keluarga Tn. S yaitu termasuk
pada tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak pertama. Hal ini tampak
pada anak KK yang berusia 9 bulan hal ini termasuk pada keluarga dengan anak
kelahiran pertama. Pada tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tori yang
sedang dialami oleh keluarga Tn S adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua.
Hal ini sudah tercapai dan sedang dijalani karena IK sedang berusaha untuk
beradaptasi menganai cara merawat anak.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual,
dan kegiatan.
Hal ini sedang dijalani karena IK telah berubah peran dari seorang singel menjadi
seorang ibu rumah tangga yang bertugas untuk mengasuh anak
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Hal ini sedang dijalani, IK selalu bersama sama dengan KK mendampingi anak
dengan cara bermain bersama
Selama pengkajian tidak ada hambatan yang dialami oleh perawat karena KK dan
IK sangat kooperatif dan antusias dengan kehadiran perawat dan menjawab
pertanyaan yang diajukan. Masalah yang diangkat adalah masalah Kesiapan
peningkatan nutrisi pada keluarga KK dan IK khususnya AK 1 karena IK mengatakan
tidak mengerti mengenai MPASI atau makanan pendamping ASI, mengingat usia
AK1 sudah menginjak 9 bulan dan untuk pemberian ASI saja tidak adakan cukup
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pada pengkajian yang ada pada teori semua
dilakukan pada keluarga yang dibina.

B. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus keluarga Tn.S yaitu Kesiapan
peningkatan nutrisi pada keluarga KK dan IK khususnya AK 1, deficit pengetahuan
pada keluarga khususnya KK dan IK, pola tidur tidak efektif pada keluarga KK
khusunya IK. Diagnose yang pertama diangkat pada keluarga binaan adalah
peningkatan nutrisi, karena apabila tidak segera ditangani maka dapat beresiko besar
terjadi mal nutrisi pada AK1, apabila AK1 mengalami mal nutrisi hal ini dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup dari AK1 sendiri, dan disini di tuntut untuk orang
tua baik KK dan IK harus lebih mengerti mengenai asupan nutrisi pada AK1 yang salah
satunya adalah MPASI atau makanan pendamping ASI.

C. Intervensi keperawatan
Intervensi yang dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan yang dibuat, dan
direncanakan bentuk tindakan pencegahan primer dan pencegahan sekunder pada
keluaraga disesuaikan dengan yang ada pada teori. Rencana tindakan untuk IK adalah
penyuluhan tentang manfaat pemberian MPASI dan menu makanan MPASI pada usia 9
bulan, penyuluhan mengenai pentingnya Imunisasi dan cara mengatasi gangguan pola
tidur yang dialami oleh IK

D. Implementasi keperawatan
Implementasi yang dilaksanakan pada keluarga TN. S dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat dan sesuai dengan yang ada diteori tetapi saat
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan keluarga yang dibina, dengan cara
pemberian penyuluhan sesuai masalah yang terjadi pada KK dan IK yaitu, Kesiapan
peningkatan nutrisi pada keluarga KK dan IK khususnya AK 1, deficit pengetahuan
pada keluarga khususnya KK dan IK, pola tidur tidak efektif pada keluarga KK
khusunya IK sehingga kelaurga dapat mengidentifikasi masalah, merawat keluarga
dengan memodifikasi masalah dan dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Menyangkut masalah kesiapan peningkatan nutrisi dilakukan penyuluhan pada IK
mengenai manfaat pemberian MPASI bagi bayi, menu MPASI pada usia 9 bulan,
syarat-syarat pemberian MPASI dan dampak pemberian MPASI secara dini pada bayi
melalui media leaflet dan booklet. IK sangat antusias dan termotivasi untuk
memberikan MPASI pada AK 1 karena keluarga sangat mencintai AK1, IK akan
membuatkan menu makan sesuai dengan anjuran pemberian MPASI usia 9 bulanseperti
yang dicontohkan saat penyuluhan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap keluarga Tn. S dengan
Kesiapan peningkatan nutrisi pada keluarga KK dan IK khususnya AK 1, deficit
pengetahuan pada keluarga khususnya KK dan IK, pola tidur tidak efektif pada keluarga
KK khusunya IK Asuhan keperawatan dilakukan disesuaikan dengan tahap
perkembangan keluarga untuk meningkatkan status kesehatan keluarga dengan
memberikan penyuluhan kepada keluarga dan memberikan media berupa booklet dan
leaflet. Pada konsep asuhan keperawatan keluarga dibuat sesuai dengan konsep asuhan
keperawatan keluarga yang ada pada teori dan pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan keluarga yang dibina dan kondisi saat ini yang sedang pandemi Covid-19.
sehingga perlu menjaga atau menghentikan penularan Covid-19 dengan cara yaitu
memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah pengkajian.

B. Saran
1. Untuk mahasiswa
Dengan adanya praktek keperawatan keluarga dapat dijadikan pengalaman serta
menambah pengetahuan dalam menangani kasus keluarga dan tahap tugas
perkembangan keluarga yang sedang dijalani, serta menjadi bekal saat terjun
kemasyarakat.
2. Untuk Keluarga
Diharapkan keluarga dapat mencegah sedini mungkin permasalahan yang akan
timbul dalam keluarga karena keluarga memiliki pengetahuan dan mampu
melaksanakan 5 tugas kesehatan kelaurga diantaranya menjadi support yang positif
bagi anggota keluarganya demi peningkatan status kesehatan dan diharapkan
keluarga ikut berperan dalam pengawasan secara terus-menerus, serta ikut waspada
terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.
3. STIK Sint Carolus
Untuk metode praktek saat ini, semoga dapat digunakan sebagai referensi saat
praktek keperawatan keluarga dimasa pandemi sekarang ini, supaya menjadi
program berkelanjutan dalam proses keperawatan keluarga sehingga bermaanfaat
untuk meningkatkan status kesehatan keluarga yang telah dibina.
LAMPIRAN
Daftar Pustaka
Azis, A., Nurbaya, S., & Sari, A. P. (2020). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 2, 168.

Hanifah, F. S., & Fitriana, R. N. (2021). FAMILY NURSING AT THE FAMILY DEVELOPMENT STAGE OF
ELDERLY WITH HYPERTENSION PROBLEMS. Faculty of Health Sciences, 3-8.

Hanifah, F. S., & Fitriana, R. N. (2021). FAMILY NURSING AT THE FAMILY DEVELOPMENT STAGE OF
ELDERLY WITH HYPERTENSION PROBLEMS. Faculty of Health Sciences, 12-33.

indonesia, k. k. (2014). Buku Ajar imunisasi. jakarta selatan: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan.

Trismadana, F. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. A DENGAN PERUBAHAN PERAN
PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK PERTAMA (CHILD BEARING) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANGGUL. FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER,
12-40.

Anda mungkin juga menyukai