DISUSUN OLEH :
KHOLIFIA ALZHAFY ( 36 )
XI AKL 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang
yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan
adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok
berasal dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok,
dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak. Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi
masih banyak remaja yang menjadi perokok aktif. Kebiasaan merokok umumnya
dilakukan pada saat usia remaja, kebiasaan tersebut sebanyak 47% pada remaja usia 11-
15 tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita. Menurut
WHO (2008) merokok dalam jangka panjang menjadi penyebab utama penyakit yang
mematikan seperti serangan jantung, kanker, dan penyakit pada paru-paru. Laporan
WHO ada 1,3 milyar orang yang merokok didunia.
Pada tahun 2008 menyebutkan bahwa 2/3 perokok tinggal di 10 negara. Data
WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia ada diurutan ke 28 dengan angka
1.085 batang perorang/tahun. Pengguna rokok urutan pertama adalah di negara Serbia
dengan jumlah konsumsi rokok mencapai 2.861 perorang/tahun, sedangkan urutan
berikutnya diduduki oleh negara neraga maju. Selain banyaknya negara yang
penduduknya mayoritas merokok hal tersebut juga menjadi meningkatnya angka
kematian pada negara - negara tersebut akibat merokok.
Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif,
lebih bagi anak-anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan
200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana
bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung
masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang dihasilkan
oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak
(KPAI, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Small dan Hunter (2014)
menunjukkan bahwa pola komunikasi orang tua dengan anak-anak mereka bervariasi
dalam hal kualitas dan koherensi dengan rekomendasi dalam literatur.
Sebagian besar orang tua berkomunikasi dengan anak-anak mereka tentang
merokok melalui interaksi verbal, menggunakan salah satu dari tiga pendekatan:
membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang
merokok, atau mengakui pemahaman anak-anak mereka merokok. Penelitian
sebelumnya pernah dilakukan oleh Ukwayi et al (2012) di University of Calabar,
Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random pada semua fakultas didapatkan
sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok yang disebabkan oleh faktor stres. Selain itu
berdasarkan penelitian yang dilakukan Al Naggar et al (2011) pada Management and
Science University di negara Malaysia sebanyak 20% mahasiswa merokok diakibatkan
oleh stres dengan prevalensi paling banyak pada mahasiswa laki-laki dan pada tingkat
semester akhir.
Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36% atau
sekitar 60 juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda dengan
jumlah konsumsi rokok di negara lain yang bisa diperkiran akan menurun, tetapi di
Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2025 akan
meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok aktif.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang menyebabkan pelajar mencoba untuk merokok?
2. Apa pengaruh merokok terhadap pelajar?
3. Bagaimana caranya agar pelajar tidak kecanduan merokok?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan pelajar mencoba untuk
merokok.
2. Untuk mengetahui dampak buruk akibat merokok.
3. Untuk mencegah pelajar mencoba merokok.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang pentingnya pengetahuan bahaya merokok dengan
perilaku merokok pada pelajar.
2. Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan tentang bahaya merokok, supaya pembaca tidak
mencoba/kecanduan merokok.
1. Kanker paru-paru
Kanker ialah penyakit yang disebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dari
sel abnormal yang ada dibagian tubuh. Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah
diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan
merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara
tegas menyatakan bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
2. Jantung Koroner
Merokok terbukti merupakan factor resiko terbesar untuk mati mendadak.
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok. Resiko ini meningkat dengan bertambahnya usia
dan jumlah rokok yang dihisap. Penelitian menunjukkan bahwa factor resiko merokok
bekerja sinergis dengan factorfaktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak, gula darah
yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa resiko kematian akibat
penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah
rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis)
dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
Pembentukan aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung jauh lebih
banyak bagi perokok dibandingkan dengan yang non perokok. Kondisi ini akibat
mendorong vosokonstriksi pembuluh darah koroner. Sebagai pendorong factor resiko
PJK yang lain tentu perokok akan meningkatkan kadar kolesterol didalam darah yang
akan memberikan resiko tinggi terhadap PJK. Demikian juga merokok mempercepat
pembekuan darah sehingga agregasi trombosit lebih cepat terjadi, yang merupakan salah
satu factor pembentukan aterosklerosissebagai penyebab PJK.
3. Bronkitis
Bronkitis terjadi karena paru-paru dan alur udara tidak mampu melepaskan
mucus yang terdapat didalamnya dengan cara normal. Mucus adalah cairan lengket
yang terdapat dalam tabung halus, yang disebut tabung bronchial yang terletak dalam
paru-paru. Mucus beserta semua kotoran tersebut biasanya terus bergerak melalui
tabung baronkial dengan bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia ini terus
menerus bergerak bergelombang seperti tentakel bintang laut, anemone, yang membawa
mucus keluar dari paru-paru menuju ketenggorokan. Asap rokok memperlambat
gerakan silia dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama sekali. Keadaan
ini berarti bahwa seorang perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan
mukusnya. Karena sistemnya tidak lagi bekerja sebaik semula, seorang perokok lebih
mudah menderita radang paru-paru yang disebut bronchitis.
4. Penyakit Stroke
Stroke adalah penyakit deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak serta menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini
bervariasi antar tempat, waktu, dan keadaan penduduk.
5. Hipertensi
Walaupun nikotin dan merokok menaikkan tekanan darah diastole secara akut,
namun tidak tampak lebih sering di antara perokok, dan tekanan diastole sedikit berubah
bila orang berhenti merokok. Hal ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa
perokok sekitar 10-12 pon lebih ringan dari pada bukan perokok yang sama umur,
tinggi badan dan jenis kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat badan
naik.
Dua kekuatan, turunnya tekanan diastole akibat adanya nikotin dan naiknya
tekanan diastole karena peningkatan berat badan, tampaknya mengimbangi satu sama
lain pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit berubah bila mereka
berhenti merokok
6. Penyakit Diabetes
Diabetes terjadi ketika glukosa dalam darah terlalu tinggi karena tubuh tidak
bisa menggunakan dengan benar. Glukosa adalah gula yang diproduksi oleh tubuh dan
terutama diambil dari karbohidrat dalam makanan. Bukti-bukti makin bayak menunjuk
pada peran rokok terhadap timbulnya penyakit diabetes atau bahwa penderita diabetes
akan memperparah resiko kematian jika terus merokok.
7. Impotensi
Impotensi merupakan kegagalan atau disfungsi alat kelamin lakilaki secara
berulang. Ciri utamanya adalah kegagalan mempertahankan ereksi atau berhasil ereksi
tetapi “kurang keras”. Rokok merupakan salah satu penyumbang penting terjadinya
impotensi. Para ahli mengaitkan terjadinya impotensi dengan peran rokok yang merusak
jaringan darah dan syaraf. Dan karena seks yang sehat memerlukan “kerjasama” seluruh
komponen tubuh, maka adanya ganguan pada komponen vital menyebabkan gangguan
dan bahkan kegagalan seks seperti halnya yang terjadi pada impotensi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif sehingga data yang dihasilkan adalah berupa kata dan kalimat
B. Tempat dan waktu
Tempat : daerah sekitar rumah
Lokasi : RT. 01 RW. 03 Ds. Pujon
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Melalui media aplikasi Whatsapp
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang spesifik dari sampel.Peneliti
melakukan wawancara kepada pelajar tentang pengaruh merokok terhadap kesehatan.
2. Observasi
Dalam penelitian ini,peniliti memiliki peran sebagai obserever
non-partisipant dimana peneliti terlibat penuh sebagai pengamat yang
melakukan pengumpulan data tanpa terlibat dalam peristiwa.
D. Analisis Data
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode analisis data
kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan memaparkan data berwujud
kata-kata dan bukan rangkaian angka-angka.
E. Tahapan Penelitian
Berikut adalah tahapan dalam melakukan penelitian.
1. Pertanyaan penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan merumuskan pertanyaan-
pertanyaan sebagai upaya untuk memperoleh data dengan wawancara
one by one melalui aplikasi whatsApp
2. Analisis Data
Di tahap penganalisisan data,peneliti menganalisis data yang
sudah diperoleh menggunakan cara interpretasi kualitatif untuk
menganalisis data dari hasil wawancara dan observasi.
3. Menafsirkan temuan
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran hasil yang
disesuaikan dengan tujuan dan hasil penganalisisan data di tahap
sebelumnya.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
Setelah menjalankan prosedur penelitian dengan melalui aplikasi whatsapp
mengenai bahaya merokok, maka didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Jumlah remaja yang merokok Terdapat 8 remaja dari 22 remaja yang
sering merokok
2. Kerugian merokok saat remaja Mengalami beberapa masalah
kesehatan, prestasi belajar menurun,
dan sering lelah
3. Hal yang dilakukan saat Bermain handphone, bermain game,
merokok meminum kopi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Bahaya Merokok ”, maka penulis
dapat menyimpulkan :
1. Merokok memiliki dampak yang buruk bagi kegiatan sehari-hari.
2. Merokok dapat dicegah atau diobati dengan berbagai cara.
Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk :
1. Remaja
Bagi remaja perokok diharapkan dapat rajin membaca referensi terkait bahaya
dari merokok sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan mengubah pola
pikirnya menjadi lebih baik. Selain itu mengubah kebiasaan merokok
berkumpul bersama teman dengan kegiatan positif.
2. Orang tua
Orang tua jika ingin anaknya tidak merokok, sebaiknya ayah nya juga tidak
merokok. Mengingatkan pada anak bahwa merokok tidak baik, dan ajari gaya
hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Unand, Scholar. 2018. Pengertian Merokok.
http://scholar.unand.ac.id/13181/3/BAB_6.PDF. Diakses pada 31 Januari 2021.
Dwi, Rani. 2013. Pengertian Merokok Dan Akibatnya.
https://ranidwi68.wordpress.com/2013/01/09/pengertian-merokok-dan-akibatnya/.
Diakses pada 31 Januari 2021.
Klik, Dokter. 2020. Bahan Kimia Dalam Rokok. https://m.klikdokter.com/info-
sehat/read/2698057/daftar-racun-berbahaya-dan-mematikan-dalam-rokok. Diakses pada
31 Januari 2021.
Diyah, Sutha. 2018. Paparan Asap Rokok Di Lingkungan Sekolah. http://ictoh-
tcscindonesia.com/wp-content/uploads/2018/05/OP-32-Diyah-W.-Sutha-PAPARAN-
ASAP-ROKOK-DI-LINGKUNGAN-SEKOLAH-NEGERI.pdf. Diakses pada 3
Februari 2021.
Halodoc. 2020. Penyakit Pada Perokok Aktif.
https://health.kompas.com/read/2016/05/31/093043023/8.masalah.kesehatan.akibat.mer
okok?page=all. Diakses pada 3 Februari 2021.
Maranatha, Rsgm. 2019. Bahaya Merokok Menurut WHO.
https://rsgm.maranatha.edu/2019/04/22/bahaya-merokok/. Diakses pada 3 Februari
2021.