Anda di halaman 1dari 3

Quiz Pancasila

Nama : Muhammad Mirza Aryanshah


NPM : 40621100112
Jurusan : Teknik Informatika – REG B

ARTI NILAI DAN SEMANGAT DARI SUMPAH PEMUDA

- Nilai persatuan
Peristiwa Sumpah Pemuda yang dihadiri oleh perhimpunan dan organisasi daerah dari seluruh
Indonesia menandakan adanya persatuan dalam proses memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.

- Nilai demokrasi
Kongres Pemuda II merupakan bentuk dari implementasi demokrasi di kalangan rakyat
Indonesia. Dalam Kongres tersebut diadakan musyawarah dan mufakat untuk bersama-sama
bersatu dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

- Nilai patriotisme
Deklarasi Sumpah Pemuda memunculkan rasa patriotisme pada bangsa Indonesia. Sumpah
Pemuda mampu memberikan alasan yang kuat bagi seseorang untuk mencintai tanah air dan rela
berkorban demi mempertahankan bangsa dan negaranya.

- Nilai kemandirian dan tanggung jawab


Pernyataan Sumpah Pemuda yang mengikrarkan satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
Indonesia, yang menandakan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang mandiri dan berdaulat.
Sebagai bangsa yang mandiri dan berdaulat, setiap sikap kita dalam berbangsa dan bernegara
harus diikuti dengan tanggung jawab.

- Toleransi terhadap sesama

Indonesia dianugerahi Tuhan dengan keanekaragaman yang luar biasa. Mulai dari budaya, suku,
ras, maupun agama. Hidup dalam perbedaan bukanlah sebagai halangan untuk berkreasi
bersama. Justru dengan keberagaman inilah kita bisa belajar untuk saling menghargai dan saling
menghormati.

- Modern bukan berarti melupakan budaya dan sejarah

Era digital membuat seseorang mau tak hidup dalam dunia yang modern. Apalagi dengan
koneksi internet yang tanpa batas, budaya dari luar pun bisa masuk dengan mudah ke negara
kita. Menjadi modern sah-sah saja untuk hidup yang lebih baik. Namun, kamu bukan berarti
melupakan budaya dan sejarah bangsa. Dengan semangat Sumpah Pemuda ini, kamu bisa
berkarya dengan memperhatikan aspek budaya. Seperti misalnya terinspirasi oleh para pejuang
di masa lalu. Sebagai generasi muda, kamu pun perlu untuk menjaga dan mengetahui sejarah
maupun budaya agar tidak diklaim oleh bangsa lain.

- Junjung tinggi Bahasa Indonesia

Salah satu poin utama dari Sumpah Pemuda di tahun 1928 adalah bagaimana menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Perkembangan zaman dan teknologi memang memudahkan
kita untuk lebih mudah dalam belajar bahasa asing. Hal itu memang tidak ada salahnya. Meski
begitu, utamakanlah Bahasa Indonesia untuk sarana pemersatu generasi muda.

- Bangga terhadap karya anak bangsa

Dengan menggunakan produk lokal karya anak bangsa, kamu turut berkontribusi bagi negara.
Mulai dari menghargai karya anak bangsa, menambah pendapatan negara, turut serta
meningkatkan pendapatan bagi pelaku industri kecil tanah air, hingga membuka peluang kerja
baru.

- Ukir prestasi dengan komitmen belajar penuh

Semangat dan bentuk keteladanan Sumpah Pemuda yang bisa dipelajari dan dipraktikkan
generasi muda sekarang tak lain adalah mengukir prestasi. Prestasi ini tidak hanya di bidang
akademik saja, tetapi juga di bidang lain yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan
membawa nama harum bangsa. Seperti di bidang bisnis, pengembangan masyarakat, dan banyak
lagi prestasi lainnya.
Relevansinya dengan perjuangan bangsa Indonesia pada saat ini

Tentu saja model perjuangan pemuda masa kini menjadi sangat berbeda jika dibandingkan tahun
1928. Saat ini "musuh" yang harus dihadapi bukan  lagi penjajah tetapi, antara lain, derasnya
arus informasi, daya saing, dan kemajuan teknologi yang bisa menggantikan posisi manusia.
Ketiga hal di atas sebenarnya bagaikan dua mata pisau "two sides of coin".

Di balik ketergantungan kepada informasi dan teknologi digital yang sangat tinggi karena segala
sesuatu dapat dihasilkan dengan cepat, secepat kedipan mata, ternyata ancamanpun mengintai
dan dapat meluluhlantahkan janji setia kepada bangsa, tanah air dan bahasa kita. 

"budaya luar" yang bisa merusak moral, etika, bahasa dan akhirnya menimbulkan degradasi
budaya serta mengubah pranata sosial. Hoax, ujaran kebencian, isu terorisme yang mengarah
kepada disintegrasi bangsa mengalir deras dengan menjamurnya media sosial.  Kecintaan kaum
muda kepada media sosial bukan hanya karena janji kemudahan akses, atau alat mempermudah
"perjuangan" dalam mencapai cita-cita tetapi juga rasa kekhawatiran kaum muda akan
kehilangan eksistensi diri di kalangannya "fear of missing out" (FOMO). Untuk menghadapi
tantangan tersebut, kekuatan sosial dan budaya perlu terus  ditingkatkan dengan menumbuhkan
kesadaran bersama akan cita-cita luhur pendahulunya.

Anda mungkin juga menyukai