Anda di halaman 1dari 16

DIFUSI, OSMOSIS, DAN PLASMOLISIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang
hierarki biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang
dapat melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat
transpor yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel
tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan
transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat
mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal,
antara lain transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan
yaitu sistem sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya
daya dorong dari organ pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu
sistem vaskuler, pada sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti atau
melawan padatan (gradient) konsentrasi.
Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan beberapa zat. Zat
yang diperlukan tumbuhan diambil dari lingkungan sebagian besar berupa: O2
dan CO2 dari udara diambil melalui daun; air dan mineral dari dalam tanah
diambil melalui ujung akar dan bulu-bulu akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah,
pengambilan zat-zat dapat dilakukan oleh permxkaan tubuhnya. Kemampuan
tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungan dilakukan dengan cara difusi,
osmosis dan transpor aktif.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai
sistem antara tumbuhan dengan lingkungan, dan untuk menjelaskan mengenai
difusi dan osmosis beserta hal-hal yang berhubungan dengan difusi dan osmosi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Tumbuhan dan Lingkungan


Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme
multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan
lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi
metabolisme sel. Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu
transpor zat yang memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang tidak
memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses pompa ATP,
eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi,
osmosis, dan difusi terbantu.
Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan
hidupnya. Zat-zat tersebut sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya
mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen. Tumbuhan tingkat tinggi mengambil
oksigen dan karbon dioksida melalui daun (Bresnick, 2003).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah
melalui rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel
tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan
karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel. Untuk melaksanakan
fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbon dioksida dan air. Tumbuhan juga
memerlukan oksigen untuk bernapas. Tumbuhan mengambil air, karbon
dioksida, dan oksigen dengan cara difusi, osmosis, dan transpor aktif.

2.2  Membran Sel


Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan protoplasma.
Protoplasma sel dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang
disebut dengan membran plasma (membran sel). Membran ini mempunyai
kemampuan untuk mengatur secara selektif aliran materi dari dan keluar sel.
Berdasarkan kemampuan membran menyeleksi aliran materi antar sel dan
lingkungannya maka membran dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membran
dikatakan permiabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati
membran. Sedang suatu membran dikatakan semi-permeabel jika hanya dapat
dilewati oleh molekul-molekul tertentu saja (Annur dan Santooosa, 2008).
Membran merupakan media pemisah yang bersifat selektif permeabel
dengan menahan komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya. Proses
pemisahan dengan menggunakan membran pada pemisahan fasa cair-cair
umumnya didasarkan atas ukuran partikel dan beda muatan dengan gaya dorong
(driving force) berupa beda tekanan, medan listrik, dan beda konsentrasi
(Yusuf, et al., 2008).
Macam-macam membrane permeabilitas (Parjatmo, 1987):

1.     Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya
tidak dapat melaluinya.

2.     Permeable, yaitu membrane yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu
yang terlarut didalamnya.

3.     Semi permeable, yaitu membrane yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak
dapat dilalui oleh zat terlarut, misalnya membaran sitoplasma.

2.3  Transpor pasif


Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di
antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi
rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan
menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau
difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.Terdapat dua proses
fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi dan
osmosis (Alkatiri, 1996).
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan
tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat
konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus
berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Osmosis merupakan suatu
peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan
dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari
larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari
molekul larutan yang potensial airnya

tinggi ke potensial yang rendah.


Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik/lebih pekat
dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan
merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari
dinding sel, peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat
kembali seperti semula apabila lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik.
Kembalinya keadaan protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis.
Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat
terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

2.4  Transpor aktif


Perbedaan utama antara transpor aktif, osmosis, dan difusi adalah energi
yang dikeluarkan sel. Pada osmosis dan difusi, sel tidak mengeluarkan energi
apapun untuk memindahkan zat melewati membran sel karena zat berpindah
sesuai dengan gradien konsentrasi. Dengan kata lain, difusi dan osmosis terjadi
secara spontan.
Transpor aktif merupakan mekanisme pemindahan molekul atau zat
tertentu melalui membran sel, berlawanan arah dengan gradien konsentrasi.
Oleh karena itu, harus ada energi tambahan dari sel yang digunakan untuk
membantu perpindahan tersebut.
Energi tambahan yang digunakan dalam proses transpor aktif berasal dari
ATP yang dihasilkan oleh mitokondria melalui proses respirasi. Selain itu, pada
membran sel terdapat lapisan protein. Salah satu jenis protein yang terdapat di
membran sel tersebut adalah protein transpor. Protein transpor mengenali zat
tertentu yang masuk atau keluar sel.
Zat yang dipindahkan dengan cara transpor aktif pada umumnya adalah
zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar sehingga tidak mampu melewati
membran sel. Sel mengimbangi tekanan osmosis lingkungannya dengan cara
menyerap atau mengeluarkan molekul-molekul tertentu. Dengan  demikian,
terjadi aliran air masuk atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi tekanan
osmosis dengan transpor aktif menjadi sangat penting untuk bertahan hidup.
Pompa natrium kalium merupakan contoh transpor aktif yang banyak
ditemukan pada membran sel. Perpindahan molekul ini menggunakan energi
ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+) keluar sel dan bersama dengan itu
memasukkan kalium (K+) ke dalam sel.
Ion Na+ dan K+ dengan transpor aktif dapat melewati membran sel.  (1)
Ion Na+ terikat pada suatu tempat di protein membran. (2) Ion Na+ tersusun
dengan formasi tertentu untuk dilepaskan ke luar sel. (3) Ion K+ dari luar diikat.
(4) Hal ini m erangsang memb ran sel untuk kembali ke bentuk semula. (5) Ion
K+ dilepaskan protein membran dan masuk ke dalam sel.

Perhatikan gambar berikut :


2.5  Transport Ion Channel
Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditransport
secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat yang
sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik
sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel dengan hormon atau
neurotransmitter (Parjatmo, 2005).
2.6  Difusi

Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan berkonsentrasi


tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh menjadi manis.

Perhatikan Gambar .

Gambar . Proses Difusi

Gambar di atas menunjukkan perpindahan konsentrasi larutan yang lebih tinggi


ke konsentrasi larutan yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan dinamis.

Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan


hidup tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh
tumbuhan dari udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral
oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat
dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan  disebabkan konsentrasi garam
mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO 2 di
udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO 2 di udara lebih
tinggi daripada di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O 2 dapat berdifusi keluar
tubuh tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat
adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat


dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (Kustiyah,
2007). Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada
cairan teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan
ke dalam air garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan
gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat
terjadi melalui dua cara:
a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi
terlarut lipid
b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau
gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple
difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran
(simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). 
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid,
vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak,
Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik
seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion
tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini
terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat
menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa
atau transporter untuk dapat menembus membran.  Proses masuknya molekul
besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi. 
2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui
rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter.
Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat
perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap
molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus
untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.  Protein transporter untuk grukosa
banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel
hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah
menjadi energi.
Faktor yang mempengaruhi difusi :
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua
bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya
difusi,    makin cepat proses difusi yang terjadi.
6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.

2.7  Osmosis

Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut


melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat
diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran
semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut
tekanan osmotik . Pada sel tanaman disebut  tekanan turgor .

Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada
osmosis, yaitu hipertonik,  hipotonik, dan isotonik . Suatu larutan dikatakan
hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan
larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat
hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik,
memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan pembanding.

Pergerakan molekul air melalui membran semipermeabel selalu dari


larutan hipotonis menuju ke larutan hipertonis sehingga perbandingan
konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik). Misalnya, sebuah sel
diletakkan di dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih besar
(hipertonik) karena adanya garam mineral, asam-asam organik, dan berbagai zat
lain yang dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel
sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun,
membran sel memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga
sel tersebut tidak pecah. Pada sel darah merah, peristiwa ini disebut hemolisis.
Pada sel tumbuhan, peristiwa ini dapat teratasi karena sel tumbuhan
memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada sel
tumbuhan keadaan ini disebut  turgid. Keadaan sel turgid membuat tanaman
kokoh dan tidak layu. Di alam, air jarang ditemukan dalam keadaan murni, air
selalu mengandung garam-garam dan mineral-mineral tertentu. Dengan
demikian, air aktif keluar atau masuk sel. Hal tersebut berkaitan dengan
konsentrasi  zat terlarut pada sitoplasma. Pada saat air di dalam sitoplasma
maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat yang
terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi zat terlarut di luar
sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel.

Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus


keluar dari sel. Sel akan mengerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat
mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan
terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian,
pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam
sitoplasma
untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan
tekanan osmotiknya ini disebut  osmoregulasi.
Demikian seterusnya, sel selalu aktif dan hal tersebut dilakukan untuk
mempertahankan kondisi setimbang antara sel dan lingkungannya. Proses
metabolisme membutuhkan air dan mineral atau garam dan berbagai zat yang
terkandung dalam sitoplasma. Akibatnya, tekanan osmotik dan konsentrasi
molekul-molekul lain berubah sehingga terjadi aliran difusi dan osmosis yang
terus-menerus dari sel ke luar atau dari luar ke dalam sel.
Untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan
fisiologi didalam tubuhnya, tumbuhan melakukan beberapa aktivitas, di
antaranya adalah absorbsi (penyerapan), transportasi (pengangkutan) atau
translokasi (pemindahan) dan transpirasi (pelepasan air melalui stomata).
Beberapa prinsip yang berhubungan dengan proses penyerapan pada akar :
1. Penyerapan air tanah oleh akar dapat terjadi melalui meknisme imbibisi,
difusi, osmosis dan transpor aktif.
2. Pada tumbuhan darat, penyerapan gas-gas (O2 dan CO2) lebih banyak
melalui  sedangkan ion-ion dalam larutan tanah melalui akar. Pada tumbuhan air
hampir seluruh permukaan tubuhnya dapat melakukan penyerapan air beserta
gas-gas dan ion-ion yang terlarut di dalamnya.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut,
dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang
konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif
permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan
oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh
selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air
sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang
berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan
yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan
glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena
fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam
dan ke luar sel. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang
hipotonik atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu
dalam proses osmoregulasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :

a. Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa         

terjadinya osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki


tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak
melalui membrane semipermeable.
b. Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat

terjadinya osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat


terlarut menembus membrane tersebut.
c. Luas permukaan

d. Jarak zat pelarut dan zat terlarut

e. Suhu

2.8  Difusi Terfasilitasi


Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan
difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi
ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan
ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang
spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan
ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah
carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu
kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak
terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa
batas.
Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang molekul solutnya
bergerak menuruni gradien konsentrasi dengan bantuan protein pembawa pada
membran. Suatu protein pembawa mengambil sebuah molekul, kemudian
protein tersebut berubah ke bentuk alternatifnya untuk menyimpan molekul ke
sisi lain membran. Dalam hal ini tidak diperlukan masukan
energi(Bresnick:2003)

2.9 Imbibisi
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat
(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat
penyusun dari bahan yang berupa koloid.
Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada
makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman.
Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji
kering. Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada
proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau
terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa perendaman inilah terjadi
proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi
juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis
biji tanaman.
Syarat terjadinya imbibisi:
1.     Perbedaan Ψ antara benih dengan larutan, dimana Ψ benih < Ψ larutan
2.     Ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih
3.     Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil
berupa protein, pati, selulose
4.     Benih kering memiliki Ψ sangat rendah. Hubungan antara Ψ dengan komponen
penyusun: Ψ = Ψm + Ψp
5.     Volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah
menyerap air, sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses
metabolisme
6.     Proses metabolime: aktivasi enzim, hidrolisis cadangan makanan, respirasi

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
        Difusi dan osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan osmosis
juga ada difusi terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif
        Difusi adalah pergerakan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa
memerlukan energi
        Osmosis adalah pergerakan zat melalui membran dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi.
        Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah temperatur, ukuran molekul,
berat molekul, gradien konsentrasi, luas permukaan membran, kelarutan, dan
jarak tempat berlangsungnya difusi.
        Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah temperatur, zat terlarut, luas
permukaan, jarak zat terlarut dan pelarut, ukuran molekul, dan tebal membran.
 
DAFTAR PUSTAKA

o   Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press: Surabaya.
o   Annur, H dan H.H, Santosa, 2008, Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat
Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi
Sinyal Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol. 11, No.3, Hal: 45-56.
o   Bresnick, S. 2003. Intisari Biologi. Hipokrates: Jakarta.
o   Kustiyah, 2007, Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model
Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1, Hal: 24-
37.
o   Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
o   Parjatmo,W. 1987. Biologi Umum I. Angkasa Bandung: Bandung.
o   Santoso, B. 2005. Biologi dan Kecakapan Hidup. Ganeca Exact : Jakarta.
o   Yusuf, E., T.A. Rachmanto dan R. Laksmono, 2008, Pengolahan Air Payau
Menjadi Air Bersih Dengan Menggunakan Membran Reverse Osmosis, Jurnal
Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Hal : 6-15.
o   Anonymous,2012.http://biosejati.wordpress.com/2012/01/21/mekanisme-
transpor-pada-sel/ di akses tgl 20 desember 2012
o  
Anonymous,2012.http://biosejati.files.wordpress.com/2012/01/image_thumb12.
png?w=432&h=299 di akses tgl 20 desember 2012
o   Anonymous,2012.http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/transpor-
pasif-difusi-osmosis.html#_ di akses tgl 20 desember 2012

Anda mungkin juga menyukai