Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIK LABORATORIUM KEPERAWATAN BENCANA

SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN

KESIAPSIAGAAN BENCANA KEBAKARAN

Disusun Oleh :

Thiosieny Claudia Imanuel : 201823042


Tricia Margaretha Yoslin : 201823043

Dosen Pembimbing :

Siwi Ikaristi Maria Theresia, Ns., MSN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

2021
SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN

KESIAPSIAGAAN BENCANA KEBAKARAN

Mata Ajar : Keperawatan Bencana

Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana


kebakaran

1. Pengertian kebakaran
2. Penyebab kebakaran
3. Klasifikasi kebakaran
4. Dampak kebakaran
5. Peralatan pemadam kebakaran
6. Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran
7. Kesiapsiagaan saat terjadi kebakaran
8. Pencegahan kebakaran

Sasaran : Masyarakat awam

Waktu : 30 menit

Hari / Tanggal :

Tempat : Ruang Zoom

Penyuluh : Thiosieny Claudia Imanuel dan Tricia Margaretha Yoslin

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat mampu memahami mengenai
kebakaran dan menerapkan kesiapsiagaan bencana kebakaran jika terjadi kebakaran.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dapat memahami :
1. Pengertian kebakaran
2. Penyebab kebakaran
3. Klasifikasi kebakaran
4. Dampak kebakaran
5. Peralatan pemadam kebakaran
6. Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran
7. Kesiapsiagaan saat terjadi kebakaran
8. Pencegahan kebakaran
C. Kegiatan pembelajaran
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah dan Diskusi
3. Media / alat peraga :
a. Video conference (zoom), link :
b. Video bencana kebakaran (youtube), link : https://youtube.be/8knSch3wOol dan
https://youtube.be/qS1lfnVLNJ8
c. PPT
D. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Edukator Respon Pasien dan


Waktu
Keluarga
1 Pra Interaksi
- Perawat
mempersiapkan diri
- Perawat
mengeksplorasi
perasaan
- Perawat mengingat
-
kembali materi
penyuluhan yang akan
disampaikan
- Perawat
mempersiapkan teknis
penyuluhan dengan
baik
2 Pembukaan (fase orientasi) - Audience
- Perawat memberikan memberikan
salam teraupetik salam kepada
kepada audience perawat
- Perawat memvalidasi - Audience
perasaan audience mengungkapkan
- Perawat perasaan terkait
memperkenalkan diri kondisi yang
- Perawat menjelaskan dirasakan
tujuan diadakannya - Audience
penyuluhan memperhatikan
- Perawat menjelaskan penjelasan yang
waktu yang disampaikan oleh
diperlukan untuk perawat
kegiatan penyuluhan - Audience dan
- Perawat menjelaskan memberikan
masing – masing pertanyaan
peran selama proses kepada perawat
penyuluhan
- Perawat memberikan
kesempatan kepada
audience untuk
bertanya
- Perawat menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
audience
3 Pelaksanaan (fase kerja) - Audience
memperhatikan
- Perawat melakukan materi
sharecreen PPT penyuluhan yang
- Perawat memberikan dijelaskan oleh
penyuluhan kepada perawat
audience mengenai - Audience
pengertian kebakaran, mengajukan
penyebab kebakaran, pertanyaan
klasifikasi kebakaran, kepada perawat
dampak kebakaran, - Audience
peralatan pemadam kooperatif selama
kebakaran, tindakan proses
yang harus dilakukan penyuluhan
jika kebakaran,
kesiapsiagaan bencana
saat kebakaran dan
pencegahan
kebakaran.
- Perawat
menanyangkan video
bencana kebakaran
- Perawat memberikan
kesempatan kepada
audience untuk
mengajukan
pertanyaan
- Perawat menjawab
pertanyaan dari
audience
4 Penutup (fase terminasi) - Audience
- Perawat memvalidasi menyampaikan
perasaan audience perasaan setelah
setelah dilakukan mengikuti
penyuluhan penyuluhan
- Perawat mengajukan - Audience
pertanyaan secara menjawab
lisan sesuai rencana pertanyaan yang
evalauasi kepada diberikan oleh
audience guna perawat
mengetahui - Audience perawat
perkembangan tingkat melakukan
pengetahuan audience kontrak waktu
mengenai untuk tindakan
kesiapsiagaan bencana keperawatan
kebakaran selanjutnya
- Perawat melakukan - Audience
kontrak waktu untuk mengajukan
tindakan keperawatan pertanyaan
lainnya kepada kepada perawat
audience
- Perawat memberikan
reinforcement kepada
audience
- Perawat memberikan
kesempatan kepada
audience untuk
mengajukan
pertanyaan
- Perawat menjawab
pertanyaan audience
Dokumentasi :
- Perawat melakukan
dokumentasi setelah
melakukan
penyuluhan mengenai
kesiapsiagaan bencana
kebakaran
E. Rencana Evaluasi
1. Rencana jangka pendek
a. Audience dapat menyebutkan pengertian kebakaran
b. Audience dapat menyebutkan minimal 5 dari 7 penyebab kebakaran
c. Audience dapat menyebutkan contoh pada masing – masing kelas kebakaran
d. Audience dapat menjelaskan 3 dampak bahaya kebakaran
e. Audience dapat menjelaskan peralatan yang dapat digunakan untuk memadamkan
api saat kebakaran
f. Audience dapat menyebutkan minimal 3 dari 4 tindakan yang harus dilakukan jika
terjadi bencana kebakaran
g. Audience dapat menyebutkan minimal 7 dari 10 kesiapsiagaan saat bencana
kebakaran terjadi
h. Audience dapat menyebutkan minimal 7 dari 10 pencegahan kebakaran
2. Rencana jangka panjang
Audience dapat menerapkan kesiapsiagaan bencana kebakaran jika terjadi kebakaran
sehingga dapat meminimalkan dampak dari kebakaran.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan dimana
unsur-unsur yang membentuknya terdiri dari bahan bakar, oksigen dan sumber panas
yang membentuk suatu reaksi oksidasi dan menimbulkan kerugian materiil dan moril
(Pradipta, 2016).
B. Penyebab Kebakaran
Menurut Pradipta (2016) & Nurfrajia (2016) kebakaran dapat disebabkan oleh :
1. Terdapat bahan mudah terbakar
2. Membuang punting rokok sembarangan
3. Bahaya listrik
4. Gas elpiji (LPG)
Kondisi yang buruk dari peralatan kompor yang menggunakan gas elpiji dapat
membahayakan,dapat mengakibatkan kebakaran.
5. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian
pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan
bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
6. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari,
letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
7. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana
bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah
meledak atau terbakar.
C. Klasifikasi Kebakaran
Kategori kebakaran berdasarkan Per-04/MEN/1980 yaitu :
1. Kelas A : kebakaran bahan padat kecuali logam, misalnya ; kertas, kayu, plastik, karet
busa.
2. Kelas B : kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar, misalnya ; bensin,
aspal, minyak, alcohol, LPG.
3. Kelas C : kebakaran instalasi listrik bertegangan
4. Kelas D : kebakaran logam, misalnya ; alumunium
D. Dampak Kebakaran
Peristiwa kebakaran dapat memberikan efek bahaya, antara lain :
1. Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai
hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon. Efeknya
iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan
(Nurfrajiah, 2016)
2. Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai
temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu
yang singkat. Panas dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka
bakar pada kulit dan sistem pernapasan serta dapat berdampak buruk bagi kerja
jantung (Nurfrajiah, 2016). Kerusakan kulit akibat terbakar dapat dimulai pada api
dengan suhu 42˚C - 72˚C (Rahma)
3. Gas beracun
Asap yang ditimbulkan akibat kebakaran mengandung hydrogen, karbondioksida,
karbon monoksida, asam sianida dan sianida (Rahma)
E. Peralatan Pemadam Kebakaran
1. APGAR
APAR adalah pemadam api ringan yang ringan, mudah dibawa/dipindahkan dan
dilayani oleh satu orang dan alat tersebut hanya digunakan untuk memadamkan api
pada mula terjadi kebakaran pada saat api belum terlalu besar. Pada APAR
pemadaman api tersebut juga prosesnya sama, yaitu menghilangkan salah satu unsur
untuk terjadinya kebakaran. Proses tersebut dapat dilakukan dengan
menghilangkan panas dari pembakaran bahan bakar, menghilangkan atau
memindahkan oksigen atau dengan memberhentikan reaksi kimia. Mengingat
kemampuan daya padam dari APAR sangat terbatas, maka penggunaanya pada
tahap awal saja, yaitu pada 5 menit pertama terjadinya kebakaran. Namun
demikian tindakan pemadaman pada tahap 5 menit pertama sangatlah menentukan.
Mengenai cara penggunaan APAR adalah dimulai dari pangkal api yang paling tipis,
yaitu dibelakang arah angin atau disamping kiri/kanan api (dasar-dasar
penanggulangan kebakaran). Adapun cara kerjanya adalah ketika handle dari APAR
ditekan, ada tekanan ke dalam tabung yang memaksa agent (bahan pemadam) yang
ada di dalam tabung melewat pipa pemindah dan keluar melalui mulut pancar dan
memadamkan api (Pertiwi, 2018).
2. Peralatan sederhana, meliputi :
a. Air
Air merupakan bahan yang mudah ditemukan dan mudah dipakai untuk
memadamkan api (Nurfrajiah, 2016).
b. Pasir
Pasir dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan cara menutup
benda / area yang terbakar sehingga udara tidak dapat masuk sehingga kebakaran
dapat dipadamkan (Nurfrajiah, 2016).
F. Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kebakaran
Tindakan yang dapat dilakukan jika terjadi kebakaran, yaitu (Nurfrajiah, 2016) :
1. Segera padamkan api menggunakan alat pemadam yang ada seperti APGAR, namun
jika tidak memiliki APGAR dapat menggunakan alternative lain seperti
menggunakan karung goni yang sudah dibasahi oleh air. Tindakan ini hanya bisa
dilakukan jika tingkat kebakaran masih kecil dan belum meluas.
2. Segera matikan aliran listrik jika kebakaran terjadi akibat adanya konsleting pada
aliran listrik.
3. Usahakan untuk menutup ruangan yang kebakaran sehingga tidak menjalar ke ruang
yang lain, namun jangan mengunci ruangan tersebut untuk memudahkan pemadaman.
4. Jika kebakaran yang terjadi dalam tingkat yang besar dan meluas, maka kita harus
segera keluar dari ruangan / rumah menuju ke tempat yang terbuka.
G. Kesiapsiagaan Saat Terjadi Kebakaran
Kesiapsiagaan yang dapat dilakukan saat terjadi kebakaran, meliputi (Nurfrajiah, 2016) :
1. Periksa pintu
Api dapat timbul dari balik pintu yang tertutup tanpa terlihat. Maka, hati – hatilah
dalam melewati pintu untuk menyelamatkan diri. Pastikan untuk memeriksa setiap
pintu sebelum membukanya, caranya dengan menempatkan punggung tangan pada
permukaan pintu dan gagang pintu. Jika terasa panas, maka jangan membuka pintu.
Sebaliknya, temukan rute alternatif untuk melarikan diri, seperti jendela atau
melewati ruangan lainnya. Jika pintu ruangan tak terasa panas, buka pintu secara
perlahan-lahan dan pastikan tidak ada awan tebal asap sepanjang rute Anda melarikan
diri.
2. Beritahu orang lain
Segera beritahu orang lain di rumah jika ada tanda – tanda kebakaran yang terlihat
di rumah, misalnya ada percikan api yang membersar. Jangan tunggu hingga alarm
pada detektor asap berbunyi. Saat api mulai membesar, usahakan untuk bergerak
keluar dan bukan mencoba untuk lari ke kamar atau ruangan lain dalam rumah yang
dipenuhi asap atau api.
3. Menelpon pemadam kebakaran
Jika berhasil melarikan diri keluar rumah, mintalah tolong pada tetangga untuk
menelepon pusat pemadam kebakaran. Nomor pemadam kebakaran biasanya berbeda
di beberapa wilayah di Indonesia. Pastikan Anda melakukan panggilan darurat ke
pemadam kebakaran ini saat Anda sudah berada di luar rumah, dan bukan di dalam
rumah. Untuk itu, penting untuk mengetahui nomer telepon penting yang bisa
dihubungi saat keadaan darurat melanda di rumah, seperti kebakaran ini
4. Biarkan hewan peliharaan dan barang berharga tertinggal dan fokuslah untuk
menyelamatkan diri
Jangan pernah menunda melarikan diri dari rumah yang terbakar demi mencari
dan mengambil barang-barang berharga atau hewan peliharaan yang tidak diketahui
pasti di mana lokasinya. Hal ini justru akan membahayakan keselamatan jiwa.
Sebaiknya, segera keluar dari rumah tersebut, dan beritahukan pada petugas pemadam
kebakaran bahwa ada hewan peliharaan yang tertinggal dan perlu diselamatkan.
5. Berhenti dan berguling saat pakaian terkena api
Jika pakaian terbakar jangan berusaha berlari. Bila memungkinkan lepas pakaian ,
namun ika tidak mungkin untuk melepaskannya, segera padamkan apai dengan
berguling – guling di lantai untuk memadamkan api.
6. Berjalan merangkak atau merunduk, jangan berdiri
Asap dan panas bisa naik dengan cepat dan memasuki seluruh area dalam kamar.
Oleh karena itu, tetap berjalan dengan rendah dan sedikit merunduk atau bahkan
merangkan di tanah. Hal ini adalah cara paling aman untuk menjauhkan diri
kebakaran di rumah, terutama dari suhu tinggi api serta asap. Tetaplah berjalan
merunduk atau merangkak sampai dapat melarikan diri dari rumah yang terbakar.
7. Menutup wajah
Menutup wajah dengan baju yang dikenakan atau dengan handuk basah selama
terjadi kebakaran rumah perlu dilakukan guna menghalau asap yang pekat agar tak
terhirup hidung. Dengan menutup rongga hidung dengan kain tersebut, hal ini
membantu mencegah asap memasuki paru-paru Anda. Sembari menutup wajah atau
hidung dengan kain, perlahan berjalanlah keluar.
8. Menutup pintu
Setelah berhasil menerobos keluar dari ruangan, tutup pintu di belakang kita.
Menutup pintu dapat mencegah api menyebar ke ruangan lain.
9. Tetap berada diluar
Setelah berhasil keluar dari rumah, tetaplah menunggu di luar hingga api benar –
benar padam. Bahkan jika ada hewan peliharaan atau barang-barang di rumah yang
tertinggal, jangan pernah mencoba kembali masuk ke rumah. Beritahu petugas
kebakaran jika masih ada hewan peliharaan yang masih di rumah. Cukup beritahu
mereka di mana posisi hewan peliharaan.
10. Berlindung di tempat pengungsian
Paska kebakaran, petugas setempat biasanya akan mempersiapkan tempat
pengungsian yang bisa digunakan untuk tempat tinggal sementara korban kebakaran.
Tetap di sana hingga semua anggota kelarga telah tiba dan dinyatakan kondisinya
dalam keadaan baik.
H. Pencegahan Kebakaran
Pencegahan kebakaran yang dapat dilakukan, yaitu (Nurfrajiah, 2016) :
1. Jangan meninggalkan puntung rokok yang masih menyala di sembarang tempat
2. Hindari membakar sampah disembarang tempat
3. Pastikan untuk memasang lilin ditempat yang aman
4. Pastikan untuk menyalakan obat nyamuk ditempat yang aman
5. Usahakan untuk membersihkan kompor dari minyak yang menempel secara berkala
6. Jangan mengisi minyak ketika kompor menyala
7. Hindari menyimpan barang – barang yang mudah terbakar dengan sumber api
8. Hindari meninggalkan kompor saat api masih menyala
9. Rutin memeriksa instalasi listrik secara berkala
10. Usahakan untuk tidak menumpuk sambungan steker listrik di rumah
DAFTAR PUSTAKA

Pradipta, Y. (2016). Perencanaan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan Di Rumah


Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang Gedung C (Doctoral Dissertation,
Universitas Airlangga).
Pertiwi, W. W. (2018). Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Di Perpustakaan Provinsi
Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Nurfrajia, R. (2016) Kebakaran. https://www.scribd.com/document/333354615/SAP-
Kebakaran. (20 Desember 2021)
Rahma, S. E. Materi Kebakaran. https://id.scribd.com/document/347481610/materi-
kebakaran . (20 Desember 2021)

Anda mungkin juga menyukai