Anda di halaman 1dari 1

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

NamaSekolah : SMA Negeri I Padang Tualang Tahun ajaran : 2021 / 2022


Kelas : XII IPA – XII IPS Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA

I. Jawablah Pertanyaan berikut!

DIBUTUHKAN
Karyawan/ti untuk posisi:
1. Lanskap Lamaran diantar langsung ke:
2. Kasir
3. Perawat tanaman KEMBANG SETAMAN
Persyaratan: DECORATION
- Usia 18 s.d 50 tahun
Jln. Jend. SudirmanNo.72 Stabat
- Ramah dan memiliki semangat yang besar
- Jujur
- Pekerja keras

1. Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan di atas, susunlah sebuah surat lamaran pekerjaan yang tepat!
2. Secara umum, sistematika surat lamaran terdiri dari beberapa komponen. Tuliskanlah masing-masing
komponen sistematika surat lamaran yang sudah kamu susun tersebut !

Kutipan 1
“ Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak
melupakan jasa-jasa para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya semenjak dahulu itu dan membagi-
bagikan pangkat kepada mereka. Ronggolawe diangkat menjadi Adipati di Tuban dan yang lain-lain pun diberi
pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan itu dan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden
Wijaya menjadi Raja, amatlah erat dan baik.”… Kemelut di Majapahit (S.H. Mintardja)

Kutipan 2
“Candi Borobudur adalah monument Budha terbesar di dunia. Di bangun pada masa Raja Samaratungga dari
wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur di bangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400
tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa”… “Borobudur” Sumber :www.telusur Indonesia.com

3. Temukanlah perbandingan novel sejarah pada kutipan 1 dengan teks sejarah pada kutipan 2 di atas
berdasarkan tabel perbandingan !

4. Membaca novel sejarah tidak dapat dilepaskan dari bahasa yang digunakan. Bahasa yang di anut dalam novel
sejarah adalah konotatif dan denotatif. Ada beberapa kaidah kebahasaan yang berlaku pada novel sejarah.
Analisislah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam kutipan novel sejarah “Kemelut di Majapahit”

5. Teks editorial dapat diasumsikan sebagai sikap atau pandangan redaksi media terhadap suatu peristiwa.
Artinya, di dalam teks editorial akan ada selalu fakta dan opini. Temukanlah pernyataan fakta dan opini dalam
editorial di bawah ini !

Selasa 30 November 2021, 05:00 WIB


Sebelum Omicron Tiba Administrator | Editorial   MI/Seno Ilustrasi MI.    
DUNIA berada dalam kewaspadaan tingkat tinggi saat ini. Virus korona varian baru yang merebak di Afrika Selatan diduga sudah mulai menyebar ke seluruh
dunia.
Tidak ada yang tahu pasti apakah varian virus korona yang diberi nama omicron itu merupakan mutasi yang timbul di Benua Hitam. Menurut dugaan para ahli,
varian yang kini diketahui lebih menular ketimbang varian delta itu ialah konsekuensi dari ketimpangan progres vaksinasi covid-19. Afrika merupakan kawasan
dengan tingkat vaksinasi paling rendah secara global.
Afrika Selatan yang menjadi episentrum penularan omicron baru menuntaskan dua dosis vaksin pada 24% populasinya. Jumlah itu masih jauh dari target 70%
yang dicanangkan WHO untuk mencapai kekebalan komunal atas covid-19.
Kemunculan omicron sontak membuat negara-negara dunia jeri. Kejerian ini terutama karena ketidakpastian. Belum diketahui seberapa ganas varian korona itu
jika dibandingkan dengan varian delta yang membawa tsunami kematian di banyak negara, termasuk Indonesia, beberapa bulan lalu.
Indonesia bergegas mengikuti langkah antisipasi yang dilakukan negara-negara lain. Kemarin, pemerintah memutuskan menutup pintu masuk bagi warga negara
asing yang berasal atau dalam 14 hari terakhir sempat menyinggahi 11 negara, yakni 10 negara Afrika dan Hong Kong.
Warga negara Indonesia masih bisa masuk, tapi diwajibkan mengikuti karantina 14 hari. Di luar itu, durasi karantina bagi pendatang dari luar negeri diperpanjang
dari awalnya tiga hari menjadi 7x24 jam.
Kebijakan tersebut menunjukkan pemerintah cukup sigap untuk mencegah masuknya omicron ke Indonesia. Akan tetapi, itu belum cukup. Lagi-lagi harus kita
ingatkan sering kali persoalan timbul bukan pada kebijakannya, melainkan pada implementasi dan penegakannya.
Kita sudah cukup sering mendengar berita pelanggaran terhadap ketentuan karantina. Mulai pejabat publik yang menolak menjalani karantina karena merasa
statusnya berada di atas hukum hingga praktik penyelewengan dan suap untuk menghindari karantina.
Oleh sebab itu, ada baiknya pemerintah sekaligus memperkuat sistem pemantauan karantina terhadap setiap orang yang masuk ke Indonesia. Kalau perlu,
aktifkan pelacakan real-time pendatang, baik melalui ponsel maupun alat lainnya, untuk memastikan yang bersangkutan menjalani karantina sesuai ketentuan.
Pemantauan tersebut diinformasikan ke satgas di wilayah domisili atau tujuan pendatang. Dengan begitu, pemantauan dapat berlanjut agar lebih mudah
disinambungkan dengan pelacakan secara cepat bila muncul varian omicron di daerah tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan, tanpa adanya pelanggaran terhadap aturan karantina pun peluang omicron masuk ke Indonesia masih ada. Pencegahan di sisi
masyarakat tetap harus digalakkan dengan memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Belakangan, kepatuhan tersebut mengendur di mana-mana terbuai oleh data rendahnya kasus penularan covid-19 dan angka kematian harian yang menyentuh
satu digit. Banyak anggota masyarakat yang semula begitu patuh memakai masker dengan benar, kini abai. Mereka merasa, toh, tidak ada yang mengawasi.
Peran pemerintah daerah untuk terus-menerus menegakkan disiplin masyarakat mematuhi prokes sangat krusial. Segenap kita harus senantiasa siap dengan
pelindung pribadi, yakni memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, sebelum omicron tiba.

Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2502-sebelum-omicron-tiba

Anda mungkin juga menyukai