DI KOLAM RENANG
Disusun oleh
Nama : zulfatun
NIM : 16172036
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah Swt Yang Maha
kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya, dapat menyelesaikan tugas ini
Penulisan menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
kategori sempurna, oleh karena itu penuli dengan hati dan tangan terbuka
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada semua orang, baik yang sudah
bisa berenang apalagi yang belum bisa berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang
sering terjadi di kolam renang adalah tenggelam dan merupakan salah satu risiko
terbesar dalam aktivitas renang. Berawal dari kegiatan berenang ini terjadi
lemah, fasilitas yang kurang memadai, dan yang paling penting karena kegagalan
Ada banyak hal yang perlu dihindari ketika sedang berada di kolam renang antara
lain :
disebabkan waktu tenggelam yang tidak terlalu lama dan waktu pertolongan
pertama yang sangat cepat dan tepat. Bagaimanapun tenggelam dalam waktu lebih
dari 5 menit memiliki tingkat risiko kematian yang tinggi. Demikian pula dengan
A. DAFTAR MASALAH
di kolam renang ?
B. TUJUAN
tenggelam.
C. MANFAAT
tenggelam
BAB II
PEMBAHASAN
pertama terhadap korban tenggelam ada beberapa hal yang harus selalu diingat,
mencari bantuan terdekat, sambil terus berusaha untuk mengamati kondisi korban.
karena itu sangat berbahaya tapi memberikannya setelah sampai di tempat yang
aman.
Nah ketika hal di atas telah menjadi panduan bagi penolong, maka penolong dapat
pada kecelakaan. Pada waktu dulu, banyak masyarakat yang sama sekali tidak
tahu apa yang sebaiknya diperbuat terhadap seseorang yang mengalami musibah
di kolam renang. Karena itu segeralah bertindak cepat dan tepat dalam
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan di kolam renang.
berikut:
a. Kram
Kram sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak
renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan
kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram
perut, apabila terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada
Pingsan dapat terjadi karena kelelahan saat berenang atau karena mengidap
a. Pengawas kolam renang baik kolam renang umum, hotel, tempat rekreasi,
(1) Tongkat,
(3) Ban,
(4) Pelampung.
a)Tongkat
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada di samping anda saat mengajar
renang adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan garis tengahnya 2 cm.
tersebut supaya dipegang, Anda tidak usah cape-cape terjun dan membawa korban
di dalam kolam.
b)Tambang Plastik
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik, yang panjangnya 5 meter dan
besarnya sedang, digulung dan diikat dengan karet gelang, dikaitkan pada celana
renang.
tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan korban sekitar
c)Ban
Alat bantu yang ketiga adalah ban yang diikatkan pada tambang yang panjangnya
15 meter. Pada waktu melaksanakan pembelajaran renang, alat ini selalu berada di
samping Anda.
Anda melemparkan ban tersebut ke arah korban, beri petunjuk supaya masuk ke
Alat bantuini sangat efektif karena dapat sekaligus menolong siswa 2-3 orang
ditempat dalam,apabila lemparan Anda kurang tepat Anda harus segera terjun
kedekat korban.
d)Pelampung
Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung yang tipis atau yang bulat, diikat
dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang bila
Cara penggunaannya sangat populer dalam film bay watch oleh para life guard
tenggelam saat berenang. Apabila pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada
siswa yang perlu ditolong, segera megaitkan tali pelampung ke belakang celana
tenggelam misalnya. Menurut Subagyo (2007: 52) terdapat beberapa sikap renang
dari penolong yang selalu disesuaikan dengan cara memegang korban. Cara
dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada di sebelah kiri korban.
Dan membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada atau gaya bebas
hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada rambut sangat sulit
dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan korban sangat sulit untuk
dibawa ke pinggir.
Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua tangan, apabila sudah
permukaan air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis korban lebih efisien
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi badan sudah
tangan memegang dagu korban dan segera dibawa ke tepi kolam dengan gerakan
gaya dada terlentang. Cara menolong korban dengan pegangan pada dagu
Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan satu
tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah
kiri korban, kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan gerakan
gaya dada menyamping, cara menolong ini kurang efisien karena banyak
Adapun bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
A.KORBAN SADAR
Ingat bahwa korban dalam keadaan panik dan sangat berbahaya bagi penolong.
Sedapat mungkin, penolong untuk selalu memberikan respon suara kepada korban
dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga pelampung dan benda lain
yang bisa mengapung di sekitar lokasi kejadian yang bisa digunakan untuk
menarik korban ke tepian atau setidaknya membuat korban bisa bertahan di atas
permukaanair.
untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak orang-orang yang ada
3. Jika memang di tempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik
korban ke tepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka segera berikan
kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan menarik korban secepat
terus memperhatikan ABC untuk memeriksa apakah ada cedera atau hal lain yang
lanjut.
4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka penolong
bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus diingat, penolong
memiliki kemampuan berenang yang baik dan menghampiri korban dari posisi
belakang
5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka segera
tarik (evakuasi) korban dengan cara melingkarkan salah satu tangan penolong
pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa juga dengan menarik
kerah baju korban (tapi ingat, hal ini harus dilakukan hati-hati karena bisa
6. Jika Korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaha menggapai atau
memegang penolong, maka segera lumpuhkan korban. Hal ini dilakukan untuk
no. 3 di atas.
dalam keadaan sadar, maka untuk korban tidak sadar si penolong juga harus
menghindari hal yang tidak diingin terhadap diri penolong. Lakukan evakuasi
2. Untuk korban yang dijumpai dengan kondisi wajah berada di bawah permukaan
air (tertelungkup), maka segera balikkan badan korban dan tahan tubuh korban
dengan salah satu tangan penolong. Jika penolong telah terlatih dan bisa
melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan korban, maka segera
periksa nafas dan nadi korban. Kalau nafas tidak ada maka segera buka jalan nafas
dengan cara menggerakkan rahang korban dengan tetap menopang tubuh korban
dan berikan nafas buatan dengan cara ini. Dan jika sudah ada nafas maka segera
3. Ketika penolong dan korban telah sampai di tempat yang aman (di darat), maka
segera lakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang selalu berpedoman pada
4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan pemeriksaan
fisik lainnya untuk mengetahui apakah ada cedera lain yang dapat membahayakan
nyawa korban. Jika tidak ada cedera dan korban kemudian sadar, berikan
pertolongan sesuai dengan yang diperlukan korban, atau bisa juga dengan
medis.
5. Jika tidak ada respon dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas dengan cara
ini atau ini, periksa jalan nafas dengan cara Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR)
selama 3-5 detik. Jika tidak ada nafas maka segera berikan bantuan pernafasan
(bantuan hidup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi karotis. Apabila nadi ada,
maka berikan bantuan nafas buatan sesuai dengan kelompok umur korban hingga
adanya nafas spontan dari korban (biasanya nafas spontan ini disertai dengan
tenggelam), lalu posisikan korban dengan posisi pemulihan. Terus awasi jalan
nafas korban sambil penolong berupaya untuk menyadarkan seperti tindakan no. 4
6. Ketika tindakan no.5 tidak berhasil (tidak ada respon, tidak nafas dan tidak ada
(evakuasi) ke fasilitas kesehatan terdekat. Dan yang harus diingat, ketika proses
PENUTUP
1. Kesimpulan
kolam renang umum, kolam renang di tempat rekreasi, dan kolam renang
renang, sehingga tidak ada nyawa yang hilang sia-sia hanya karena
tenggelam.
2. Saran-saran
dengan sasaran pengawas kolam renang, pelatih klub renang, guru pendidikan
294.
American Red Cross. (1992). Water Safety Instructor’s Manual, Infant Preschool
Clement A. (1997). Legal Responsibility in Aquatics. Aurora, OH: Sport and Law.
Hutchison JS. Near drowning. Dalam: Singh NC, Ed. Manual of Pediatric
Palmer, Lynn. (2005). Safe Swimming. Parks & Recreation; Feb 2005; 40, 2;