Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MANAJEMEN KLIEN TENGGELAM

DI KOLAM RENANG

Disusun oleh

Nama : zulfatun

NIM : 16172036

UNIVERSITAS ABULYATAMA FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ACEH BESAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah Swt Yang Maha

kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya, dapat menyelesaikan tugas ini

dengan judul MANAJEMEN KLIEN TENGGELAM DI KOLAM

RENANG TAHUN 2019. .

Penulisan menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari

kategori sempurna, oleh karena itu penuli dengan hati dan tangan terbuka

mengharapkan saran dan kritikan yang membangun, demi kesempurnaan tugas

yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan


terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

BANDA ACEH, Juli 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada semua orang, baik yang sudah

bisa berenang apalagi yang belum bisa berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang

sering terjadi di kolam renang adalah tenggelam dan merupakan salah satu risiko

terbesar dalam aktivitas renang. Berawal dari kegiatan berenang ini terjadi

kemungkinan cedera, kram, tenggelam hingga sampai pada kematian. Namun

demikian membekali diri dengan kemampuan pengetahuan keamanan dan

penyelamatan merupakan sebuah tindakan bijaksana. Mengapa demikian, karena

kecelakaan air seperti tenggelam dapat diatasi dengan standart minimal

penyelamatan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Beberapa kasus menggambarkan kejadian tenggelam akibat pengawasan yang

lemah, fasilitas yang kurang memadai, dan yang paling penting karena kegagalan

dalam penanganan kasus darurat dalam kecelakaan di dalam air.

Ada banyak hal yang perlu dihindari ketika sedang berada di kolam renang antara

lain :

a. Bersenda gurau saat berenang,

b.Berenang di tempat yang dalam padahal keterampilan berenangnya rendah,

berenang di kolam dalam tanpa pengawasan dari pendamping.

Beberapa contoh lain tenggelam namun masih tertolong umumnya

disebabkan waktu tenggelam yang tidak terlalu lama dan waktu pertolongan

pertama yang sangat cepat dan tepat. Bagaimanapun tenggelam dalam waktu lebih
dari 5 menit memiliki tingkat risiko kematian yang tinggi. Demikian pula dengan

waktu pertolongan pertama yang cepat, akan sangat membantu proses

pengeluaranair di dalam paru-paru dan dengan tepat diberi tindakan untuk

merangsang kesadaran. Misalnya dengan memiringkan tubuh korban dan

menepuk bagian punggung. Berdasarkan analisis situasi di atas dapat disimpulkan

bahwa hampir setiap hari jumlah pengunjung selalu banyak.

A. DAFTAR MASALAH

1. Apa penyebab seseorang dapat tenggelam di kolam ?

2. Kapan dan mengapa seseorang dapat mengalami tenggelam ?

3. Siapa saja yang dapat melakukan pertolongan untuk korban tenggelam

di kolam renang ?

4. Dimana seseorang dapat tenggelam ?

5. Apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan klien tenggelam ?

B. TUJUAN

1. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat

2. Agar tahu apa penyebab dan bagaimana menyelamatkan klien

tenggelam.

C. MANFAAT

1. Menambah pengetahuan dasar pertolongan pertama pada klien

tenggelam
BAB II

PEMBAHASAN

Kasus korban tenggelam di kolam sering terjadi dengan korban yang

mungkin hanya satu orang sampai lebih. Sebelum memberikan pertolongan

pertama terhadap korban tenggelam ada beberapa hal yang harus selalu diingat,

diketahui dan dilaksanakan oleh seorang penolong,yaitu:

1. Penolong harus terlebih dahulu mengamankan diri sendiri sebelum

memberikan pertolongan kepada korban. Mengapa hal itu harus dilakukan?

Karena biasanya korban tenggelam akan mengalami kepanikan dan cenderung

akan menggapai, memegang atau merangkul benda-benda di sekitarnya serta

meronta-ronta guna menyelamatkan dirinya. Hal ini sangat berbahaya jika si

penolong tidak siap dengan kondisi tesebut.

2. Penolong ketika menjumpai korban tenggelam sebaiknya segera

mencari bantuan terdekat, sambil terus berusaha untuk mengamati kondisi korban.

3. Penolong tidak berusaha untuk memberikan pertolongan pertama di air,

karena itu sangat berbahaya tapi memberikannya setelah sampai di tempat yang

aman.

Nah ketika hal di atas telah menjadi panduan bagi penolong, maka penolong dapat

melakukan tindakan untuk melakukan pertolongan. Dalam sejarah perkembangan

olahraga renang, terdapat kemajuan pengetahuan tentang pertolongan pertama

pada kecelakaan. Pada waktu dulu, banyak masyarakat yang sama sekali tidak

tahu apa yang sebaiknya diperbuat terhadap seseorang yang mengalami musibah

di kolam renang. Karena itu segeralah bertindak cepat dan tepat dalam
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan di kolam renang.

Pertolongan tersebut diberikan pada korban yang mengalami hal-hal sebagai

berikut:

a. Kram

Kram sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak

renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan

kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram

perut, apabila terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada

alternatif lain segera dibawa ke dokter.

b. Pingsan dan kematian

Pingsan dapat terjadi karena kelelahan saat berenang atau karena mengidap

penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan.

c. Tidak dapat berenang

Pertolongan pertama dapat dilakukan oleh :

a. Pengawas kolam renang baik kolam renang umum, hotel, tempat rekreasi,

maupun kolam renang pribadi

b. Anggota PMI atau PMR yang kebetulan ada di lokasi

c. Instruktur/pelatih perkumpulan/klub renang,

d. Mahasiswa yang pernah mendapat pelatihan pertolongan pertama

e. Satpam penjaga kolam renang

f. Serta masyarakat sekitar yang mengetahui cara-cara pertolongan pertama

pada korban tenggelam


Jangan sekali-kali memberikan pertolongan pada klien tanpa memiliki pelatihan

khusus dan ketrampilan khusus atau setidaknya pernah mendapatkan pengajaran,

karena bukanya membantu menyelamatkan, melainkan bisa sebaliknya.

Cara Menolong yang Efisien dan Efektif

Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam, yaitu:

(1) Tongkat,

(2) Tambang Plastik,

(3) Ban,

(4) Pelampung.

a)Tongkat

Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada di samping anda saat mengajar

renang adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan garis tengahnya 2 cm.

Cara penggunannya apabila ada peristiwa mendadak dan siswa membutuhkan

pertolongan, dimana posisinya dekat. Maka Anda tinggal menyodorkan tongkat

tersebut supaya dipegang, Anda tidak usah cape-cape terjun dan membawa korban

di dalam kolam.

b)Tambang Plastik

Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik, yang panjangnya 5 meter dan

besarnya sedang, digulung dan diikat dengan karet gelang, dikaitkan pada celana

renang.

Cara penggunaannya apabila saat mengajar ada siswa yang membutuhkan

pertolongan, segera tambang tersebut dibuka dan dilemparkan kepada korban,


ujung tambang dipegang oleh Anda, apabila korban sudah memegangnya, tarik ke

tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan korban sekitar

3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan efektif.

c)Ban

Alat bantu yang ketiga adalah ban yang diikatkan pada tambang yang panjangnya

15 meter. Pada waktu melaksanakan pembelajaran renang, alat ini selalu berada di

samping Anda.

Cara penggunaannya apabila ada siswa yang membutuhkan pertolongan segera

Anda melemparkan ban tersebut ke arah korban, beri petunjuk supaya masuk ke

dalam ban, kemudian tarik ke tepi kolam.

Alat bantuini sangat efektif karena dapat sekaligus menolong siswa 2-3 orang

ditempat dalam,apabila lemparan Anda kurang tepat Anda harus segera terjun

kedekat korban.

d)Pelampung

Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung yang tipis atau yang bulat, diikat

dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang bila

akan dibawa untuk menolong korban.

Cara penggunaannya sangat populer dalam film bay watch oleh para life guard

untuk menolong para pengunjung pantai yang mengalami musibah akan

tenggelam saat berenang. Apabila pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada

siswa yang perlu ditolong, segera megaitkan tali pelampung ke belakang celana

renang, kemudian segera melompat ke arah korban. Pelampung diberikan supaya


dipegang/dipeluk. Apabila korban sudah pingsan makapelampung disimpan di

bawah leher korban

Cara Memegang dan Membawa Korban

Setidaknya ada tindakan preventif apabila terjadi kecelakan di air seperti

tenggelam misalnya. Menurut Subagyo (2007: 52) terdapat beberapa sikap renang

dari penolong yang selalu disesuaikan dengan cara memegang korban. Cara

memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara lain:

(1) Pada rambut,

(2) Pada pelipis,

(3) Pada dagu,

(4) Pada dada.

a)Pegangan pada rambut

Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu tangan, apabila pegangan

dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada di sebelah kiri korban.

Dan membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada atau gaya bebas

menyamping. Usahakan posisi korban tubuhnya terlentang, sehingga mulut dan

hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada rambut sangat sulit

dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan korban sangat sulit untuk

dibawa ke pinggir.

b)Pegangan pada pelipis

Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua tangan, apabila sudah

berada di belakang korban, segera pegang pelipisnya dengan dua tangan,

kemudian membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada dalam


posisi terlentang. Usahakan mulut dan hidung korban selalu berada di atas

permukaan air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis korban lebih efisien

dan efektif dari pada pegangan pada rambut.

c)Pegangan pada dagu

Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi badan sudah

berada di belakang korban, maka usahakan tubunya menjadi terlentang, kemudian

tangan memegang dagu korban dan segera dibawa ke tepi kolam dengan gerakan

gaya dada terlentang. Cara menolong korban dengan pegangan pada dagu

keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan pelipis.

d)Pegangan pada dada

Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan satu

tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah

kiri korban, kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan gerakan

gaya dada menyamping, cara menolong ini kurang efisien karena banyak

menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika korbannya tidak tenang.

Adapun bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis,

yaitu:

A.KORBAN SADAR

1. Penolong tidak boleh langsung terjun ke air untuk melakukan pertolongan.

Ingat bahwa korban dalam keadaan panik dan sangat berbahaya bagi penolong.

Sedapat mungkin, penolong untuk selalu memberikan respon suara kepada korban

dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga pelampung dan benda lain
yang bisa mengapung di sekitar lokasi kejadian yang bisa digunakan untuk

menarik korban ke tepian atau setidaknya membuat korban bisa bertahan di atas

permukaanair.

2. Aktifkan sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT). Bersamaan

dengan tindakan pertama di atas, penolong harus segera mengaktifkan SPGDT,

untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak orang-orang yang ada

di sekitar tempat kejadian untuk memberikan pertolongan.

3. Jika memang di tempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik

korban ke tepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka segera berikan

kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan menarik korban secepat

mungkin sebelum terjadi hal yang lebih tidak diinginkan.

Setelah korban sampai di tepian segeralah lakukan pemeriksaan fisik dengan

terus memperhatikan ABC untuk memeriksa apakah ada cedera atau hal lain yang

dapat mengancam keselamatan jiwa korban dan segera lakukan pertolongan

pertama kemudian kirim ke pusat kesehatan guna mendapat pertolongan lebih

lanjut.

4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka penolong

bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus diingat, penolong

memiliki kemampuan berenang yang baik dan menghampiri korban dari posisi

belakang

5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka segera

tarik (evakuasi) korban dengan cara melingkarkan salah satu tangan penolong

pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa juga dengan menarik
kerah baju korban (tapi ingat, hal ini harus dilakukan hati-hati karena bisa

membuat korban tercekik atau mengalami gangguan pernafasan) dan segera

berenang mencapai tepian.

6. Jika Korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaha menggapai atau

memegang penolong, maka segera lumpuhkan korban. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah evakuasi, kemudian lakukan tindakan seperti no 5 dan kemudian

no. 3 di atas.

B. Korban Tidak Sadar

Seperti halnya dalam memberikan pertolongan pertama untuk korban tenggelam

dalam keadaan sadar, maka untuk korban tidak sadar si penolong juga harus

memiliki kemampuan dan keahlian untuk melakukan evakuasi korban dari

dalam air agar baik penolong maupun korban dapat selamat.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Segera hampiri korban, namun tetap perhatikan keadaan sekitar untuk

menghindari hal yang tidak diingin terhadap diri penolong. Lakukan evakuasi

dengan melingkarkan tangan penolong di tubuh korban seperti yang dilakukan

pada no. 3 untuk korban sadar.

2. Untuk korban yang dijumpai dengan kondisi wajah berada di bawah permukaan

air (tertelungkup), maka segera balikkan badan korban dan tahan tubuh korban

dengan salah satu tangan penolong. Jika penolong telah terlatih dan bisa

melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan korban, maka segera

periksa nafas dan nadi korban. Kalau nafas tidak ada maka segera buka jalan nafas

dengan cara menggerakkan rahang korban dengan tetap menopang tubuh korban
dan berikan nafas buatan dengan cara ini. Dan jika sudah ada nafas maka segera

evakuasi korban ke darat dengan tetap memperhatikan nafas korban.

3. Ketika penolong dan korban telah sampai di tempat yang aman (di darat), maka

segera lakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang selalu berpedoman pada

ABC. Berikan respon kepada korban untuk menyadarkannya.

4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan pemeriksaan

fisik lainnya untuk mengetahui apakah ada cedera lain yang dapat membahayakan

nyawa korban. Jika tidak ada cedera dan korban kemudian sadar, berikan

pertolongan sesuai dengan yang diperlukan korban, atau bisa juga dengan

mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan secara

medis.

5. Jika tidak ada respon dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas dengan cara

ini atau ini, periksa jalan nafas dengan cara Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR)

selama 3-5 detik. Jika tidak ada nafas maka segera berikan bantuan pernafasan

(bantuan hidup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi karotis. Apabila nadi ada,

maka berikan bantuan nafas buatan sesuai dengan kelompok umur korban hingga

adanya nafas spontan dari korban (biasanya nafas spontan ini disertai dengan

keluarnya air yang mungkin menyumbat saluran pernafasan korban ketika

tenggelam), lalu posisikan korban dengan posisi pemulihan. Terus awasi jalan

nafas korban sambil penolong berupaya untuk menyadarkan seperti tindakan no. 4

di atas atau mencari bantuan lain untuk segera mengevakuasi korban.

6. Ketika tindakan no.5 tidak berhasil (tidak ada respon, tidak nafas dan tidak ada

nadi), maka segera lakukan Resusitasi Jantung Paru.


Tindakan seperti di atas benar-benar akan berhasil dan terlaksana dengan

baik, ketika penolong mempunyai keahlian untuk melakukan pertolongan

pertama. Jika penolong tidak memiliki kemampuan dan keahlian tersebut

sebaiknya segera menghubungi pihak berwenang seperti pelaku pertolongan

pertama, paramedik atau tim penyelamat dan mentransportasikan korban

(evakuasi) ke fasilitas kesehatan terdekat. Dan yang harus diingat, ketika proses

EVAKUASI, JALAN NAFAS korban harus selalu terbuka.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Tengelam merupakan hal yang sering terjadi pada

kehidupan di masyarakat, baik di laut, di kolam, ataupun di sumur.

Diharapkan dengan adanya pembelajaran tentang pertolongan pertama

pada tenggelam, mampu mengakomodir dan mengatasi berbagai

permasalahan dan fenomena tenggelam yang terjadi di masyarakat.

Selanjutnya memberikan pembekalan kepada pengawas kolam renang

ataupun masyarakat awam yang menyukai olahraga berenang, baik di

kolam renang umum, kolam renang di tempat rekreasi, dan kolam renang

di hotel-hotel agar menguasai teknik-teknik penyelamatan di kolam

renang, sehingga tidak ada nyawa yang hilang sia-sia hanya karena

tenggelam.

2. Saran-saran

Perlunya kegiatan pelatihan sejenis yang rutin dilakukan secara berkala

dengan sasaran pengawas kolam renang, pelatih klub renang, guru pendidikan

jasmani, dan mahasiswa secara umum yang memiliki ketertarikan dengan

tindakan pertolongan pertama pada klien tenggelam.


DAFTAR PUSTAKA

American Academic of Pediatric Commite on Injury and Poison Prevention

Drowning. (1993). Infant, Children, and Adolescents. Pediatrics. Hal 292-

294.

American Red Cross. (1992). Water Safety Instructor’s Manual, Infant Preschool

aquatic Program. St Louis, MO:CV Mosby; 51-80

Clement A. (1997). Legal Responsibility in Aquatics. Aurora, OH: Sport and Law.

Ditjen Dikti. (2006). Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat oleh Perguruan Tinggi. Program Penerapan IPTEKS dan

Vucer. Edisi VII. Jakarta: Departemen Pendidikan Tinggi Direktorat

Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Hicks-Hughes D, Langendorfer S.(1986). Aquatics for the Young Child: a survey

of Selected Program. Natl Aquatics J, 12-17

Hutchison JS. Near drowning. Dalam: Singh NC, Ed. Manual of Pediatric

Critical Care. Philadelphia: WB Saunders Company, 1997: 232-9.

Palmer, Lynn. (2005). Safe Swimming. Parks & Recreation; Feb 2005; 40, 2;

ProQuest Education Journals page. 64

Spengler, J.O. (2001). Planning for Emergencies in Aquatics. Journal of Physical

Education, Recreation & Dance; Mar 2001; 72, 3; ProQuest Education

Journals pg. 12.

Anda mungkin juga menyukai