Harta Dan Jabatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

HARTA DAN JABATAN DALAM ISLAM

A. Harta dan Jabatan Sebagai Amanah dan Karunia Allah SWT.


Dalam Al-Qur’an bahwa harta adalah perluasan hidup. Pada Al-Qur’an surat Al-Kahfi:46
dan surat An-Nisa:14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia terhadap harta sama dengan
kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan, maka kebutuhan manusia terhadap harta
adalah kebutuhan yang mendasar.
Dalam surat Al-Haqqah Allah SWT menyatakan bahwa pejabat yang tidak beriman itu
diakhirat kelak akan mengatakan bahwa lepas sudah jabatannya(yang sewaktu di dunia ia
miliki). Al-Qur’an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu juga merupakan cobaan
atau fitnah, seperti Firman Allah SWT. yang artinya :
" Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan,dan
sesungguhnya disisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q. S. Al-Anfal : 28)
Menurut bahasa, jabatan artinya sesuatu yang dipegang,sesuatu tugas yang diemban. Semua
orang yang punya tugas tertentu,kedudukan tertentu atau terhormat dalam setiap lembaga
atau institusi lazim disebut orang yang punya jabatan
Firman Allah SWT. yang artinya :
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan(bagimu) di sisi Allah-lah
pahala yang besar.” (Q. S. At-Taghabun : 15)
Harta dan jabatan yang halal serta digunakan dengan baik akan membawa manfaat dan
barokah,sedangkan harta dan jabatan yang disalahgunakan atau diperoleh dengan tidak halal
akan menjadi fitnah bahkan musibah. Sehubungan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik harta yang soleha adalah yang dimiliki oleh orang yang soleh ." (HR Ahmad
29/16 hadist 17763 dan sohih ibnu Hibban 8/6)Dijelaskan bahwa hadist ini adalah sohih)

B. Kewajiban Mencari Harta


Tidak dapat diingkari bahwa harta sangat berguna buat manusia, bahkan bukanhanya untuk
kehidupannya di dunia ,tetapi juga untuk kepentingan di akhirat. Kepentingan di dunia
maksudnya seperti untuk makan,minum,pakaian,rumah tempat tinggal,biaya
pengobatan,pendidikan dan sebagainya. Sedangkan kepentingan akhirat maksudnya seperti
untuk bisa berinfak,berzakat,berwakaf,menunaikan ibadah haji dan sebagainya. Oleh sebab
itu manusia diperintahkan untuk bekerja keras atau berusaha dalam rangka mencari harta
buat kebahagiaannya dunia akhirat. Hal ini antara lain difahami dari Firman Allah yang
artinya :
“dan orang-orang yang menjauhkandiri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna, dan orang yang menunaikan zakat ." (Q. S. Al-Mukminun : 3, 4)
Dan Firman Allah SWT. yang artinya :
“dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah SWT. kepadamu(kebahagiaan)
Negeri akhirat dan jagalah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT. telah berbuat baik kepadamu, dan
jangalah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah SWT. tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Q. S. Al-Qashash : 77)

C. Sikap Terhadap Harta dan Jabatan


Disebabkan harta dan jabatan itu adalah merupakan amanah dari Allah SWT. maka kita
harus bersikap hati-hati terhadap-NYA. Bila terhadap harta kita wajib burupaya dan berusaha
mencarinya karena harta merupakan kebutuhan sebagai bagian dari modal hidup, namun
bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan itu merupakan amanah, oleh karena itu kita
tidak harus ambisius untuk memperolehnya. Bagi yang mempunyai kompetensi atau keahlian
dan mempunyai visi misi yang maslahat kelak dalam jabatannya, maka boleh meminta
jabatan, dengan ketentuan bahwa ia juga tidak boleh terlalu percaya akan keahliannya,
sebaliknya jabatan atau amanah bagi yang tidak punya kompetensi atau keahlian, oleh Allah
SWT. disebut sebagai perilaku zhalim dan bodoh, sebagaimana Firman Allah yang artinya :
“dan raja berkata : Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia sebagai orang yang
rapat kepadaKu”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan Dia, Dia berkata
"Sesunggunya kamu (mulia) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi
dipercayai pada sisi kami”. (Q. S. Yusuf : 54)
"berkata Yusuf : ”Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir};Sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (Q. S. Yusuf : 55)
"Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit,bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan metreka khawatir akan
mengkhianatinya,dan dipikullah amanat itu oleh manusia.Sesungguhnya manusia itu Amat
zalim dan Amat bodoh.” (Q. S. Al-Ahzab : 72)

D. Pendayagunaan Harta dan Jabatan di Jalan Allah SWT.


Sehubungan dengan itu, maka harta dan jabatan hendaklah digunakan bahkan
didayagunakan di jalan Allah SWT. yakni denagn sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab
dan sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya. Harta misalnya hendaklah digunakan selain
untuk kemaslahatan kehidupan duniawi, juga harus digunakan sebagai infaq atau belanja
untuk akhirat. Sebagaimana Firman Allah yang artinya :
”dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku,mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan
aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?” (Q. S. Al-Munafiqun :
10)
Jabatan juga harus digunakan secara baik dan penuh amanah, sebab di hari akhirat kelak
jabatan itu akan dipertanggung jawabkan, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya :
"dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya(sebagaimana tetapnya
kalung)pada lehernya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka.” (Q. S. Al-Isra : 13)

Anda mungkin juga menyukai