Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lailatul Maghfiroh

NIM : 932211218 / D

UAS Teologi Islam

1. Apa persamaan dan perbedaan pemikiran teologi imam Abu Hasan al-Asy’ari dengan
imam Abu Mansur al-Maturidi? Apa ciri gerakan wahabi? Bagaimana tanda-tanda aliran
yang terpapar pemikiran Khawarij?
Jawab : Persamaannya adalah
1) Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
2) Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan
mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi
mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
3) Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan
beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi
bersifat qadim.
4) Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat
Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu
bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada
surat al-Qiyamah : 23 : “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan
berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.”

Perbedaannya adalah

1) Tentang sifat Tuhan


Pemikiran Asy`ariyah dan Maturidiyah memiliki pemahaman yang relatif
sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui
dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa
dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.
2) Tentang Perbuatan Manusia
Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut
Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu
sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang
secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-
mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
3) Tentang Al-Quran
Pandangan Asy`ariyah sama dengan pandangan Maturidiyah. Keduanya sama-
sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim.
Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-
Quran itu makhluq.
4) Tentang Pelaku Dosa Besar
Pandangan Asy`ariyah dan pandangan Maturidiyah sama-sama mengatakan
bahwa seorang mukmin yang melakukan dosa besar tidak menjadi kafir dan
tidak gugur ke-Islamannya. Sedangkan Mu`tazilah mengatakan bahwa orang
itu berada pada tempat diantara dua tempat “Manzilatun baina manzilatain”.

Ciri- ciri gerakan wahabi :

1) Melarang Tradisi Tahlilan


2) Menyesatkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
3) Melarang bertawasul kepada orang yang tidak hadir, terlebih yang
meninggal dunia.
4) Membid'ahkan tradisi-tradisi keagamaan seperti Yasinan, Shalawatan,
Selametan, Haul dll
5) Menolak Seluruh Takwil, tanpa terkecuali.
6) Membid'ahkan Dzikir keras dan berjamaah
7) Melarang bertaqlid pada Madzhab tertentu
8) Menyesatkan Kaum Sufi
9) Menolak Madzhab Asy'ai dan al-Maturidzi
10) Menolak pengiriman pahala pembacaan al-Fatihah kepada orang yang
sudah wafat.

Tanda-tanda aliran yang terpapar pemikiran Khawarij :

Aliran tersebut merasa paling berpegang kepada al-Qur’an hanya karena sudah
mengutip sepotong ayat yang menunjang pendapat mereka. Paling merasa bahwa
mereka sendirilah yang paling sesuai dengan ajaran nabi namun mereka sangat
kaku dalam hubungan sosial, terutama kepada kaum muslim sendiri. Dan
menafsirkan Alquran secara literal dan tanpa ada usaha untuk melihat konteks dan
maksud dari ayat yang bersangkutan. Dan mereka tidak dapat menangkap makna
yang tersirat atau hanya mengandalkan makna yang tersurat.

2. Apa dampak seseorang yang berdosa besar menurut aliran Khawarij, Murjiah dan Ahli
Sunnah? Berikan contoh! Apa persamaan dan perbedaan iman bagi khawarij, murjiah,
Ahli Sunnah?
Jawab :
Dampak seseorang yang berdosa besar menurut aliran Khawarij, Murjiah dan Ahli
Sunnah
Khawarij Pelaku dosa besar (mutab al-Kabilah), menurut sekte-sekte Khawarij, kecuali
an-Najdah adalah kafir dan akan disiksa di neraka selamanya.
Murjiah pelaku dosa besar tetap di hukum mukmin yang penyelesaiannya di tunda pada
hari kiamat. Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah
kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan di hukum dalam Neraka sesuai dengan
besarnya dosa yang dilakukannya, dan kemungkinan Tuhan akan mengampuni dosanya,
oleh karena itu tidak akan masuk Neraka sama sekali.
Ahli Sunnah Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa besar masih tetap
mukmin, dan soal dosa besarnya akan ditentukan Tuhan kelak di akhirat.
Persamaan dan perbedaan iman bagi khawarij, murjiah, Ahli Sunnah?
Murjiah Perbuatan atau amal tidaklah sepenting iman, yang kemudian meningkat pada
pengertian bahwa hanya imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak
mukminnya seseorang Perbuatan-perbuatan tidak mempunyai pengaruh dalam hal ini.
Iman letaknya dalam hati dan apa yang ada di dalam hati seseorang tidak diketahui
manusia lain. Bagi Murjiah pula, menurut al-Bazdawi mayoritas mereka berpendapat
bahawa iman itu hanyalah ma’rifah kepada Allah semata-mata. Sedangkan bagi
Asy’ariyyah, iman ialah membenarkan dengan hati, dan itulah iktikad. Di sini terdapat
persaman antara konsep Murjiah dan Asy’ariah yang menekankan tugas hati bagi iman
atas pengakuan. Cuma Murjiah menggunakan perkataan ma’rifah, sementara Asy’ariah
menggunakan al-tasdiq.
Khawarij mengatakan pengertian iman itu ialah, beriktikad dalam hati dan berikrar
dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.
Ahli Sunnah Iman adalah manifestasi dari Islam. Sebagaimana telah diisyaratkan pada
ayat tersebutAllah tidak memandang orangorang Badui beriman, meskipun mereka telah
mengaku beriman, padahal sesungguhnya mereka baru Islam. Al-Baqilani membedakan
antara iman dan Islam dengan mengatakan bahwa setiap mukmin adalah muslim tetapi
tidak setiap muslim berarti mukmin

3. Bagaimana konsep akidah NU dan Muhammadiyah? Apa persamaan dan perbedaan


gerakan NU dan Muhammadiyah? Kenapa terjadi perbedaan? Apa manfaat mempelajari
Teologi Islam bagi kalian?
Jawab :
Konsep aqidah NU
Aqidah NU dalam sifat-sifat Allah mengikuti Aqidah Asy’ariyah yang dinisbatkan
kepada Imam Abu Hasan al-Asy`ari. Prinsip penting dalam aqidah asy’ariyah : Allah ada
tanpa tempat & tanpa arah serta tidak boleh disifati dengan sifat-sifat makhluk-Nya.
Karenanya Aqidah Ahlussunnah mengatakan Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah serta
tidak boleh disifati dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Inilah di antara dasar Aqidah
Ahlussunnah wal Jama’ah yang terkenal dengan sebutan Asy’ariyah dan Maturidiyah.
Konsep aqidah Muhammadiyah
Aqidah Muhammadiyah adalah Aqidah Salaf. Prinsip penting dalam aqidah ini
: Mengimani ayat-ayat mutasyabihat, dan menyerahkan maknanya kepada Allah tanpa
menyerupakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya dan meninggalkan makna tersurat
(dhohir).
Persamaan dan perbedaan gerakan NU dan Muhammadiyah
Persamaan :
Persamaan antara NU dan Muhammadiyah cukup banyak. jika menyebut di antaranya
saja misalnya bahwa, NU dan Muhammadiyah adalah sama-sama menganut ajaran Islam,
hanya mengakui tuhan yang satu atau esa, ialah Allah swt., mempercayai bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya dan oleh karena itu menjadikan kehidupannya sebagai
tauladan, al Qur'an adalah kitab suci yang harus dipedomani, berkiblat kepada ka'bah, dan
keduanya sama-sama berusaha menjalankan kelima rukun Islam sebaik-baiknya.
Perbedaan :
• Dalam Hal Pengaruh Guru
KH. Ahmad Dahlan dipengaruhi oleh Syeikh Muhammad Khatib al-
Minangkabawi, Syeikh Nawawi al-Bantani, Kiai Mas Abdullah dan Kiai Faqih
Kembang. Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Muhammad ibn Abdul
Wahhab, Jamaludin al-Afghany, Muhammad Abduh, dan Rasyid Rida sebagai
guru-gurunya.
Kecenderungan orientasi keagamaan yang dibawa oleh para guru kepada pendiri
Muhammadiyah ini adalah soal Reformisme (Tajdîd) Islam, Puritanisasi atau
Purifikasi (pemurnian) ajaran Islam, Islam Rasional, dan Pembaruan
sistem pendidikan Islam.
Sementara pada KH. Hasyim Asy’ari, para guru yang berpengaruh adalah KH
Kholil Bangkalan, KH Ya‟kub, Syaikh Ahmad Amin al-Atthar, Syaikh Sayyid
Yamani, Sayyid Sultan Ibn Hasyim, Sayyid Ahmad ibn Hasan al-Atthar, Sayyid
Alawy Ibn Ahmad Al-Saqqaf, Sayyid Abas Maliki, Sayid al-Zawawy, Syaikh
Shaleh Bafadal dan Syaikh Sultan Hasym al-Dagastany.
Kecenderungan orientasi keagamaan yang dibawa oleh para guru ini adalah
soal Penganjur Fiqih Madzhab Sunni terutama madzhab Syafi'i, menekankan
pendidikan tradisional (pesantren), dan praktek Tasawuf dan /tarekat , dan Faham
Ahlusunnah Wal Jama'ah.
• Dalam Hal Faham Keagamaan
Nahdlatul Ulama:
Membaca Qunut dalam sholat Subuh, Membaca Sholawat/puji-pujian setelah
Adzan, Tarawih 20 Rakaat, Niat shalat dengan membaca Ushalli , Niat puasa
dengan membaca nawaitu sauma ghadin dengan jahr, niat berwudulu dengan
nawaitu Wudu’a lirafil hadats, Tahlilan, Dibaiyah, barjanzi dan selamatan
(kenduren), Bacaan Dzikir setelah sholat dengan suara Nyaring, Adzan subuh
dengan lafad Ashalatu khair minan naum, Adzan Jum'at 2 kali, Menyebut Nabi
dengan kata Sayyidina Muhammad, Shalat Id di masjid, Menggunakan Madzhab
Empat dalam Fikih (Syafii, Maliki, Hambali dan Hanafi)
Muhammadiyah:
Tidak membaca Qunut dalam Shalat Subuh, Tidak membaca puji-
pujian/sholawat, Tarawih 8 rakaat, Niat Shalat tidak membaca Ushalli, Niat Puasa
dan Wudlu tanpa dijahr-kan, Tidak boleh Tahlilan, Dibaiyah, Berjanzi dan
Selamatan (kenduren), Dzikir setelah shalat dengan suara pelan, Adzan Subuh
tanpa Ashalatu khairu minan Naum, Adzan Jum'at 1 kali, Tidak menggunakan
kata Sayyidina, Shalat Id di lapangan, Tidak terikat pada madzab dalam fikih.

Kenapa terjadi perbedaan karena Secara doktrinal, NU dan Muhammadiyah


mempunyai beberapa perbedaan atau distingsi terutama dalam pengamalan ibadah
yang bersifat Furuiyah (cabang-cabang) dalam Islam. Karena perbedaan sudut
pandang dan metode ijtihad yang dikembangkan oleh dua organisasi Islam itu,
efeknya sangat terasa, misalnya ketika menentukan awal Ramadhan, Syawal,
Zulhijjah dan sebagainya. Perbedaan orientasi keagamaan NU dan
Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan
pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH.
Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi
ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20. Perbedaan pendidikan
dan pengalaman itulah yang menyebabkan NU dan Muhammadiyah menjadi dua
organisasi yang berbeda, meski hal tersebut tidak bersifat prinsipil. Sehingga,
perbedaan NU dan Muhammadiyah ini masih berada dalam koridor toleransi dan
tidak sampai menimbulkan konflik.
Manfaat mempelajari Teologi Islam bagi saya adalah
Teologi Islam merupakan salah satu dari tiga pondasi Islam dan pemahamanya
harus ada dalam diri seseorang manusia yang beriman. Dari itu, mempelajari ilmu
teologi sangat penting karena dapat memberikan landasan kuat bagi kebenaran
kayakinan keberislaman atau keberagamaan saya.

Anda mungkin juga menyukai