Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

‘’PENGENALAN MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANYA’’

Disusun Oleh : Kelompok 4


Rizky Amaliyah Putri (209717)
Rupijayanti (209720)
Susi (209726)
Tedy Ependy (209729)
Tiara Salwa Adillah (209732)
Uray Annisa Salsabilla (209735)
Vety Rizky Fadjriani (209738)
Widyana Anggun Lestari (209741)
Yulita Sisriani (209744)
Zeinta Shety Ariani (209747)

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


TAHUN 2021
A. Tujuan praktikum
1. Mampu memahami bagian bagian mikroskop
2. Mampu menyebutkan fungsi bagian bagian mikroskop
3. Mampu menggunakan mikroskop

B. Dasar Teori
Dalam melakukan pengamatan terhadap suatu benda yang memiliki ukuran renik dimana
pancaindera kita tidak mampu untuk melihatnya. Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah
yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati tanpa
digunakan alat Bantu. Alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan yaitu mikroskop (Muchlis,
1980).
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang berarti penglihatan.
Mikroskop yang paling sederhana adalah kaca pembesar, sedangkan yang biasa digunakan dalam
laboratorium adalah mikroskop monokuler. Objek yang diamati kecil sehingga tembus pandang (Amir,
1981).
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang
berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron
(Breneman, 1959).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki
yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga
sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa
obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop
yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain(Bima, 2004).
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai
pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM)
dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau
struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk
mengamati struktur detil internal sel (Bima, 2004).
Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak
digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang kedokteran karena
mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya.
Mikroskop elekron ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x
(0.05 angstrom atau satu million satuan inci) (Sears, 1898).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu
sebagai lensa obyektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik obyektif maupun
okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa obyektif biasanya dipasang pada roda
berputar,yang disebut gagang putar (Volk dan Wheeler,1984).
Mikroskop merupakan alat bantu optik, biasanya terdiri atas kombinasi lensa-lensa yang berguna
untuk memberi bayangan dari benda-benda yang ingin dilihat dengan ukuran sangat kecil dan tidak
terlihat mata biasa dengan cara diperbesar. Lensa pada mikroskop terdiri dari lensa objektif (lensa yang
dekat dengan benda) dan lensa okuler (lensa yang dekat dengan mata pengamat). Mikroskop mempunyai
fungsi yaitu sebagai alat untuk memperbesar bayangan benda-benda yang mikroskopik atau berukuran
kecil serta benda yang tembus pandang atau transparan (Soekarno, 1996).
Sejarah yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu
Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu
mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo
menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan
nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop
optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar
ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang
cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu,
mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer (Saktiono,
2007).
Perkembangan mikroskop terus berkembang setelah mikroskop ditemukan oleh Antonius Van
Leuweenhook (1675). Antonius Van Leuweenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri
dengan menggunakn suatu alat optik yang terdiri dari lensa-lensa bikonveks. Dari hasil penemuan itu,
sehingga membuka peluang untuk melakukan penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan
penemuan jasad renik penyebabnya penyakit (Dwidjoseputro, 1994).
Tak lama kemudian seorang ilmuwan bernama Robert Hooke juga menemukan mikroskop
berlensa tunggal yang merupakan pengembangan dari mikroskop sebelumnya. Mikroskop Robert Hooke
memiliki lampu kondensor, sehingga dapat melihat objek dengan sangat jelas. Meskipun beberapa
pendapat mengatakan bahwa penemuan bakteri sebenarnya telah ditemukan oleh beberapa penemu
sebelumnya, tetapi penemuan terbesar dan diakui adalah penemuan yang dilakukan oleh Antonio Van
Leuweenhook (Dwidjoseputro, 1994).

C. Alat dan Bahan


- Mikroskop

D. Cara Kerja
Cara penggunaan mikroskop yang baik dan benar adalah:
1. Mikroskop selalu diangkat dan dibawa dalam keadaan tegak, dengan satu tangan memegang erat
pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada dasar atau kakinya.
2. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup dilakukan dengan memutar engsel
penggerak ssebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan kembali.
3. Usahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada satu poros dibawah lensa okuler. Aturlah
kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif lemah berjarak ± 1 cm dari atas
meja benda.
4. Aturlah kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak
banyak menempel.
5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, bersihkan sisa minyak
dengan menggunakan cairan Xilol sesegera mungkin, dan keringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Setiap akan mengggunakan mikroskop, bersihkann lensa atau bagian lainnya dengan kain lap bersih
dari bahan yang halus (flanel).
E. Hasil

F. Pembahasan
1 Pengenalan Mikroskop
Mikroskop pertama kali dikembangkan oleh dua orang ilmuwan Jerman, Hans Janssen
dan Zacharias Janssen pada tahun 1590. Pada tahun 1906, Galileo juga membuat alat serupa
yang menggunakan lensa optik sehingga dikenal sebagai Mikroskop Galileo atau Mikroskop
Optic. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik Namun,
mikroskop yang sempurna baru dibuat pada tahun 1683 oleh seorang ilmuwan Belanda yang
bernama Anthony van Leeuwenhoek. Mikroskop buatan van Leeuwenhoek ini mampu
membesarkan objek hingga 300x ukuran sebenarnya (Pattisahusiwa, 2008).

2 Macam-Macam Mikroskop
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optikal.
Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar
yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang focal dari lensa tersebut (Saktiono, 2007).
Berdasarkan banyak lensa yang digunakan, mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop
monokuler dan mikroskop binokuler. Perbedaannya terdapat pada jumlah lensa okulernya. Pada lensa
monukuler, lensa okulernya hanya satu sedangkan pada mikroskop binokuler, lensa okulernya ada dua.
Berdasarkan perkembangan fisika dan elektronika sekarang ini, maka mikroskop dapat dibedakan
menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Mikroskop cahaya, terdiri dari mikroskop stereo, mikroskop medan gelap, mikroskop fluorentasi,
mikroskop polarisasi, dan mikroskop ultraviolet.
2.Mikroskop elektron, terdiri dari mikroskop elektron transisi dan mikroskop elektron scanning.
(Gabriel, 1995).
1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor.
Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan
lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).
Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat
preparat.Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain(Saktiono, 2007).
Benda atau organisme yang akan diamati dengan mikroskop cahaya harus berukuran sangat kecil
dan tipis agar dapat ditembus oleh cahaya (sinar matahari atau lampu) (Aziddin,1996).
Jenis-jenis dari mikroskop cahaya antara lain :
1. Mikroskop lapangan terang
Mempergunakan lensa-lensa dan kondensor standart dan memberikan bayangan yang terbatas
sekitar 0,3µm.
2. Mikroskop fase kontras
Mempergunakan lensa-lensa objektif dan kondensor yang telah dimodifikasi sehingga dapat
dilakukan pengamatan langsung pada sel-sel hidup tanpa diksasi atau pulasan. Keistimewaannya
adalah mikroskop fase kontras mempunyai kondensor dan objektif yang mengubah sedikit
perbedaan pada indeks refraksi struktur jaringan dan memberikan perbedaan dalam intensitas
cahaya. Alat ini dipakai terutama untuk mempelajari sel-sel hidup dan jaringan-jaringan yang tidak
dipulas.
3. Mikroskop kontras interferensi diferensial (Mikroskop cahaya Nomanski)
Menggunakan lensa kondensor dan lensa objektif khusus untuk mengubah perbedaan indeks
refraksi menjadi suatu bayangan yang menampakkan sifat tiga dimensi.
4. Mikroskop cahaya fluoresensi
Digunakan untuk menentukan zat fluoresensi yang ada dalam sel atau yang dilabel dengan
fluoresen. Mikroskop fluoresensi mempunyai sumber cahaya dengan intensitas tinggi dan dua filter
khusus.
a. Filter eksitasi
Terletak diantara sumber cahaya dan jaringan , menghalangi semua sumber cahaya kecuali yang
memancarkan fluoresensi.
b. Filter barrier
Terletak diantara jaringan dan okuler, menghalangi semua gelombang cahaya kecuali yang
memancarkan fluoresensi.
2. Mikroskop Elektron

Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom
elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang
gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik
dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop
cahaya. Dari sinilah asal mula ditemukannya mikroskop elektron. Mikroskop elektron pertama
ditemukan oleh Ernst Ruska dan Max Knoll pada tahun 1931. Mikroskop elektron ini telah
dikembangkan sejak 1950an dan mendapatkan kemajuan besar dalam bidang Sains ( Saktiono, 2007).
Mikroskop elektron mampu membesarkan butiran terperinci dengan perbesaran tinggi yang
disebabkan penggunaan elektron dan bukannya cahaya untuk menyebar materi, pembesaran
mencapai 500,000 kali gandaKelebihan pancaran elektron adalah ia mempunyai jarak gelombang
lebih kecil daripada pancaran cahaya. Mikroskop cahaya memberikan resolusi sekitar 0.2
mikrometer, sementara mikroskop elektron mampu mempunyai resolusi serendah 0.1 nanometer
(Saktiono, 2007).
Mikroskop elektron terdiri dari dua yaitu :
a. Mikroskop ultraviolet
Menggunakan sinar ultraviolet, dilengkapi dengan alat pemotret sebagai pengamat.
b. Mikroskop fase kontras
Mikroskop ini dilengkapi dengan diafragma celah berbentuk cincin dan lensa obyektif dengan
dilengkapi dengan lempeng difraksi

4.2.3 Bagian-Bagian Mikroskop


Secara umum, mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian mekanis dan bagian optik.

1. Bagian Mekanis
Bagian mekanis adalah bagian mikroskop yang mengatur perbesaran dan merupakan bagian yang
bersifat sekunder namun sangat penting agar mikroskop dapat digunakan dengan baik. Bagian
mekanis sebuah mikroskop terdiri dari :
a. Kaki dasar atau basis; dapat berbentuk tapal kuda, persegi atau bentuk yang lain. Kaki dasar
berfungsi untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.
b. Pilar, lengan , dan engsel penggerak ; di atas kaki terdapat pilar, diatas pilar terdapat lengan sebagai
pegangan mikroskop. Bagian pilar dan lengan dihubungkan oleh engsel penggerak yang berfungsi
untuk mengatur kedudukan mikroskop sesuai dengan yang dikehendaki.
c. Meja Benda; merupakan tempat untuk meletakkan benda atau obyek yang akan diamati. Pada
bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk meloloskan cahaya yang berasal dari
cermin pemantul. Di bawah meja atau panggung terdapat sub panggung yang padanya melekat
kondensor yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yang akan diamati. Di bawah
kondensor terdapat diafragma untuk mengatur sedikitnya cahaya yang diperlukan.
d. Sekrup penggerak sediaan atau obyek; jumlahnya dua (2) tersusun pada satu sumbu yang berfungsi
untuk menggerakkan sediaan ke muka dan ke belakang (sekrup atas), serta menggerakkan sediaan
ke kiri dan ke kanan (sekrup bawah).
e. Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan ; jumlahnnya 2 buah atau menjadi satu,
yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengatur atau penggerak kasar (makrometer) dan
sebagai penggerak halus (mikrometer)
2. Bagian Optik
Bagian optik adalah bagian mikroskop yang mengatur cahaya dan merupakan bagian yang utama
atau primer dari sebuah mikroskop. Bagian ini terdiri dari:
a. Cermin; berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek yang diamati. Pada
setiap mikroskop selalu dilengkapi cermin dengan permukaan ganda, yaitu permukaan datar dan
permukaan cekung. Permukaan datar digunakan apabila sumber cahaya cukup terang, sedangkan
permukaan cekung digunakan apabila intensitas sumber cahaya kurang atau tidak terang.
b. Lensa kondensor; mikroskop yang baik biasanya dilengkapi dengan lensa kondensor yang
merupakan kombinasi dari dua lensa yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yang
sedang diamati. Apabila kondisi ruangan kekurangan cahaya , maka dengan menggunakan cermin
cekung dan mengatur kondensor akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik dari semula.
c. Diafragma; merupakan bagian yang dapat diputar atau digeser tangkainya ke salah satu arah yang
kita suka. Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat sedang
mengamati obyek yang akan diamati.
d. Lensa obyektif; yang letaknya dekat dengan sediaan, biasanya terdapat 2, 3 atau lebih, lensa
dipasang sekaligus pada revolver yang dapat diputar. Pada umunmnya dijumpai mikroskop dengan
tiga lensa obyektif yaitu : 4Х , 10Х, dan 40Х atau 45Х .
e. Lensa okuler; terletak pada bagian atas tabung berdekatan dengan mata apabila seseorang
mengamati obyek dengan mikroskop lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran : 5Х, 10Х,
12,5Х, dan 15Х. Pembesaran total sebuah mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan angka –
angka pada lensa obyektif dan lensa okuler yang digunakan.
G. Kesimpulan
1. Mikroskop merupakan alat bantu untuk dapat memberikan bayangan yang diperbesar dari obyek
yang kecil atau bahkan sangat kecil.
2. Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dibagi menjadi dua yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
3. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron.
4. Melakukan pengamatan denga mikroskop terlebih dahulu mikroskop harus dibersihkan, dikontrol
kelengkapan bagian-bagiannya.
5. Sifat bayangan yang diperoleh dari pengamatan pada mikroskop yaitu diperbesar, terbalik dan
nyata.
DAFTAR ISI

Amir, A. 1981. Biologi umum. Gramedia: Jakarta.

Bima. 2004. Mikroskop dan Penggunaannya.


http://bima.ipb.ac.id.
Diakses tanggal 10 Oktober 2012

Kimball, John W. 1997. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Saktiono. 2007. Mikroskop.


http://www.google.com/mikroskop/wikipedia.html
Diakses ada 10 Oktober 2012

Soekarno.1996. Biologi Umum. Balai Pustaka:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai