Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........………………………………………………….……………………ii

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………………………..… 1

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................
.............2

A. Rendahnya efektifitas pemerintahan

B. Korupsi Politik

C. Kesenjangan Ekonomi

BAB III
TUJUAN........................................................................................................................
.................3

KESIMPULAN...............................................................................................................
.................4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana warga negaranya memiliki hak


yang sama pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga
merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik
dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat
dan martabat manusia.

Jadi, pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat,


untuk rakyat, dan oleh rakyat. dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan
untuk berpartisipasi, baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Setiap negara menganut sistem pemerintahan yang berbeda. Di beberapa negara,
istilah demokrasi banyak digunakan sebuah negara untuk menggambarkan sistem
pemerintahan yang dianut. Indonesia menjadi satu di antara negara yang menganut
sistem pemerintahan secara demokrasi. Negara yang menganut sistem demokrasi
akan memberikan kebebasan warga negaranya untuk menyampaikan pendapat.

Menurut sejarah, sistem demokrasi sudah mulai dipraktikkan sejak zaman Yunani
kuno. Dengan sistem tersebut, rakyat terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan, yang berkaitan dengan keberlangsungan sebuah negara.

Jadi, seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan langsung dengan para


rakyatnya. Demokrasi murni atau demokrasi langsung adalah sistem yang diusung
di zaman tersebut.

Ribuan tahun kemudian, pada abad ke-6 SM, bentuk pemerintahan yang relatif
demokratis diperkenalkan di negara-negara bagian Athena oleh Cleisthenes pada
508 sebelum masehi.

Kondisi tersebut membuat Cleisthenes dikenal dengan panggilan bapak demokrasi


Athena. Saat itu, Athena menganut demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama,
yakni pemilihan warga secara acak untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial
di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.

Seluruh warga Athena (terkecuali wanita, budak, orang asing, pria di bawah usia 20
tahun) memiliki hak dapat berbicara dan memberi suara di majelis Athena.

Meski dibuat oleh majelis, demokrasi di Athena berjalan dengan kontrol langsung
dari rakyat. Rakyat akan menyuarakan pendapatnya lewat majelis atau pengadilan
untuk membantu kendali politik di Athena.

Jenis-Jenis Demokrasi

Secara umum, sistem demokrasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem demokrasi
langsung dan sistem demokrasi perwakilan.

Demokrasi Langsung

Dalam sistem demokrasi langsung, setiap rakyat berhak memberikan aspirasinya


melalui pendapat atau suara dalam menentukan sebuah keputusan. Biasanya,
setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih kebijakan sehingga secara
langsung keadaan politik berada di tangan rakyat.

Namun, sistem demokrasi langsung jarang diterapkan di era modern. Hal ini
dikarenakan kepadatan penduduk serta kurangnya minat penduduk untuk
mempelajari keseluruhan permasalahan politik di negara tersebut.

Demokrasi Perwakilan

Dalam sistem demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memberikan pendapatnya


melalui pemilihan umum dalam memilih wakil rakyat. Setelah terpilih, wakil rakyat
tersebut mengutarakan aspirasi rakyatnya dalam mengatasi permasalahan negara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Sistem
pemerintahannya diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Demokrasi tercermin dari terselenggarakannya pemilihan umum (pemilu). Indonesia
sudah menyelenggaran pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung.

Sebagai bentuk pemerintahan, demokrasi bertolak belakang dengan monarki. Dalam


sistem monarki, pemerintahan dipegang oleh raja, ratu, atau kaisar.  Sistem
demokrasi juga berbeda dengan oligarki. Dalam pemerintahan oligarki, kekuasaan
dipegang oleh beberapa orang. Demokrasi juga berseberangan dengan sistem
aristokrasi, atau pemerintahan oleh kelas istimewa. Demokrasi juga beda dari
despotisme, atau pemerintahan absolut oleh satu orang. Bangsa Yunani kuno
adalah bangsa pertama yang mempraktikkan demokrasi dalam komunitas sebesar
kota. Beberapa badan demokrasi yang mereka bentuk yakni majelis. Majelis banyak
ditiru di negara-negara demokrasi, salah satunya di Indonesia. Gunawan
Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, dalam bukunya Mencintai Bangsa dan
Negara Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia (2008),
demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.

Demokrasi yang diinginkan Soekarno tidak ingin meniru demokrasi modern yang
lahir dari Revolusi Prancis. Karena, demokrasi yang dihasilkan oleh Revolusi Prancis
hanya menguntungkan kaum borjuis dan menjadi tempat tumbuhnya kapitalisme.
Suakrno mengonsepsikan sendiri demokrasi yang menurutnya cocok untuk
Indonesia dan tertuang dalam pemikirannya, yaitu marhaenisme. Ada tiga pokok
atau yang disebut sebagai “Trisila” dalam marhaenisme yaitu:

1. Sosio-nasionalisme, yang berarti nasionalisme Indonesia yang diinginkan


oleh Soekarno adalah nasionalisme yang memiliki watak sosial dengan
menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di dalam nasionalisme itu sendiri, jadi
bukan nasionalisme yang chauvinis.
2.
Sosio-demokrasi, yang artinya bahwa demokrasi yang dikehendaki Soekarno
bukan semata-mata demokrasi politik saja. Tetapi juga demokrasi ekonomi,
dan demokrasi yang berangkat dari nilai-nilai kearifan lokal budaya Indonesia,
yaitu musyawarah mufakat.

3. Ketuhanan Yang Maha Esa, yang artinya bahwa Soekarno menginginkan


setiap rakyat Indonesia adalah manusia yang mengakui keberadaan Tuhan
(theis), apa pun agamanya. Muhammad Hatta, menilai jika demokratis
masyarakat asli Indonesia ini bersumber dari semangat kebersamaan atau
kolektivisme. Kolektivisme ini mewujud dalam sikap saling tolong menolong,
gotong royong, dan sebagainya. Kolektivisme dalam masyarakat asli
Indonesia juga berarti pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat. Ini berbeda dengan kebiasaan yang berlaku dalam sistem
demokrasi Barat yang individualistis.
B. PERUMUSAN MASALAH

Menilik berbagai masalah yang terjadi dalam pemerintahan negara Indonesia, tidak
sedikit pengemban hak suara masyarakat menjalankan kewajibannya sudah
mendekati baik, namun tidak sedikit pula para aparatur negara atau pemegang
kekuasaan negara lalai dalam tanggung jawab yang mereka emban.

Banyak ketidak sempurnaan dalam demokrasi negara Indonesia beberapa sebagian


besar masalah yang kerap dijumpai dalam sistem demokrasi Indonesia saat ini
adalah :
1. Bagaimana upaya agar reformasi demokrasi kita yang rendah akan efektifitas
dalam pemerintahan menjadi lebih baik, dan kinerja para pejabat tinggi
negara bisa meningkat ?

2. Bagaimana upaya kita dalam menindak lanjuti penyakit yang telah mengakar
dalam negara ini yaitu korupsi politik, yang teramat merugikan masyarakat
karena menyalahgunakan uang yang seharusnya digunakan untuk
kepentingan masyarakat tetapi hanya menguntungkan segelintir orang-orang
yang berkuasa ?

3. Bagaimana cara kita menyikapi kesenjangan ekonomi yang masih bergejolak


dalam negara Indonesia saat ini, berkurangnya lapangan pekerjaan dan
masih banyak permasalahan lainnya ?

Anda mungkin juga menyukai