Anda di halaman 1dari 13

PEMESANAN BAHAN BERBAHAYA

DAN BERACUN (B3)

RUMKITDIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKL SPO/11.05.02/ 03 /VII/ 2017 1 1/2
AT TNI AD

Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit
Tanggal terbit:
25 Juli 2017
SPO
dr. I Nyoman Indrawan Sp PD
Lettkol Ckm NRP 11000009730273
Pemesanan adalah proses pemesanan bahan berbahaya dan beracun
PENGERTIAN
B3 untuk memenuhi kebutuhan di Rumah Sakit Dik Pusdikkes

Untuk memenuhi kebutuhan bahan berbahaya dan beracun di Rumah


TUJUAN
Sakit Dik Pusdikkes

Keputusan Kepala Rumah Sakit Dik Pusdikkes Nomor Kep / 01.II.02.01 /


KEBIJAKAN 01 / VII / 2017 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
di Rumah Sakit Dik Pusdikkes.

PROSEDUR 1. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun dapat dilakukan


apabila disertai permintaan tertulis yang ditandatangani oleh
Kepala Bagian Logistik Farmasi.
2. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun menggunakan Nota
Pemesanan yang terpisah dengan bahan yang tidak termasuk
Bahan Berbahaya dan Beracun.
3. Pemesanan harus disertai dengan notifikasi bahwa bahan yang
dipesan merupakan B3.
4. Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang terdaftar
pada Balai POM atau Departemen Perindustrian dan
Perdagangan.
5. Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas nama
bahan, nama dagang, nama kimia, jumlah yang dipesan, nama
dan alamat distributor.
6. Setiap pemesanan harus mencantumkan pernyataan bahwa
pihak distributor akan melampirkan MSDS pada saat penyerahan
B3.
7. Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun.
8. Pemesanan B3 yang termasuk golongan bahan dengan
penggunaan terbatas sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun harus mendapat persetujuan PK3RS dengan masa
berlaku 1 tahun.
PEMESANAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)

RUMKITDIK
PUSDIKKESKODIKL No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/11.05.02/ 03 /VII/ 2017 1 2/2
AT TNI AD
.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Pengadaan


2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Bagian Urusan Dalam
PENYERAHAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)

RUMKITDIK
PUSDIKKESKODIKL No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/11.05.02/ 05 /VII/ 2017 1 1/2
AT TNI AD

Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit
Tanggal terbit :
25 Juli 2017
SPO
dr. I Nyoman Indrawan Sp PD
Lettkol Ckm NRP 11000009730273
Penyerahan adalah proses penyerahan bahan berbahaya dan beracun
PENGERTIAN B3 ke bagian logistic dan unit terkait untuk memenuhi kebutuhan di
Rumah Sakit Dik Pusdikkes

Untuk menyerahkan kebutuhan bahan berbahaya dan beracun di Rumah


TUJUAN
Sakit Dik Pusdikkes

Keputusan Kepala Rumah Sakit Dik Pusdikkes Nomor Kep / 01.II.01.02 /


KEBIJAKAN 01 / IX / 2017 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
di. Rumah Sakit Dik Pusdikkes

PROSEDUR 1. Pada saat penyerahan B3, nota penyerahan harus


mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama dagang, nama
kimia, jumlah bahan, nama distributor, dan nama
pengimpor/produsen.
2. Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan Lembar Data
Pengamanan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang berisi
merek dagang, rumus kimia, jenis B3, klasifikasi, teknik
penyimpanan, dan tata cara penanganan bila kecelakaan.
3. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat sebagai berikut
:
1) Diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak
2) Wadah kemasan tidak bocor
3) Tidak berkarat
4) Tidak rusak
5) Disertai dengan penandaan nama dagang, nama bahan,
berat, yang sesuai dengan yang tertera pada nota
penyerahan bahan.
4. Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda peringatan
sesuai dengan jenis dan bahayanya, symbol bahaya dan petunjuk
P3K yang harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti dan tidak
luntur.
5. Bahan Berbahaya dan Beracun tidak dapat diterima apabila :
1) Dokumen tidak lengkap
2) Sudah kadaluarsa
3) Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok.
6. Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung kepada petugas
Bagian Logistik sedangkan bahan langsung ditempatkan pada
Ruang Penyimpanan B3.

PENYERAHAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN (B3)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMKITDIK SPO/11.05.02/ 05 /VII/ 1 2/2
PUSDIKKES KODIKLAT 2017
TNI AD

UNIT TERKAIT 1. Bagian Pengadaan


2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Bagian Urusan Dalam

PENANGANAN BAHAN KIMIA (B3)


RUMKITDIK No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKLAT SPO/11.05.02/ 06 /VII/ 1 1/4
TNI AD 2017

Ditetapkan,
Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit
25 Juli 2017
SPO
dr. I Nyoman Indrawan Sp PD
Lettkol Ckm NRP 11000009730273
Penanganan Bahan Kimia adalah proses penanganan dengan cara
PENGERTIAN penandaan simbol-simbol, cara penggunaan dan cara pengelolaan
limbah B3.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan bahan kimia.

Keputusan Kepala Rumah Sakit Dik Pusdikkes Nomor Kep /


KEBIJAKAN 01.II.02.01 / 01 / VII / 2017 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan di Rumah Sakit Dik Pusdikkes .

Penanganan Bahan Kimia


PROSEDUR 1. Penandaan
1) Setiap bahan berbahaya dan beracun harus diberikan
penandaan agar dapat dikenali oleh setiap orang.
2) Penandaan meliputi nama bahan, nama kimia dan
symbol bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Penandaan harus diberikan pada setiap kemasan
termasuk kemasan luar/pembungkus bahan, dengan
tulisan dan symbol yang jelas, mudah terbaca, tidak
mudah lepas dan bertahan lama.
4) Simbol yang dipergunakan untuk penandaan bahan B3
mengacu pada ketentuan yang berlaku yaitu sebagai
berikut :
BAHAN IRITAN BAHAN TOKSIK

BAHAN KOROSIF
BAHAN MUDAH TERBAKAR

BAHAN MUDAH MELEDAK


BAHAN OKSIDATOR

PENANGANAN BAHAN KIMIA (B3)


RUMKITDIK No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKLA SPO/11.05.02/ 06 /VII/ 2017 1 2/4
T TNI AD .

PROSEDUR 2. Tata Cara Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun


1) Dalam menangani bahan kimia berbahaya dan beracun,
setiap karyawan harus menghindari terjadinya inhalasi
bahan, penyerapan melalui kulit, tertelan melalui mulut, atau
kontak langsung dengan peralatan/bahan yang
terkantaminasi.
2) Pengambilan bahan kimia cair dengan mempergunakan
pipet yang disedot dengan mulut tidak diperkenankan
karena dapat menyebabkan tertelannya bahan kimia
tersebut.
3) Dalam menuang bahan kimia cair, tidak boleh dilakukan
dengan terburu-buru yang sampai mengotori label.
4) Sebelum menuang bahan kimia, pekerja harus membaca
dengan teliti label bahan kimia. Apabila label sudah tidak
jelas atau tidak ada maka tidak diperkenankan mengambil
bahan kimia dari kontener.
5) Apabila menuang bahan kimia cair dari kontener yang besar
kedalam gelas ukur yang kecil maka gelas ukur harus
ditahan agar cairan tidak tumpah.
6) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan
beracun harus mempergunakan sarung tangan, gown,
sepatu tertutup dan celana panjang, pekerja tidak
diperkenankan memakai celana pendek, baju lengan
pendek dan sepatu yang terbuka apabila bekerja dengan
bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
7) Makan, minum, atau merokok tidak diperkenankan apabila
sedang bekerja dengan bahan kimia berbahaya dan
beracun.
8) Tidak diperkenankan mengembalikan bahan kimia yang
berlebihan setelah dituang kedalam wadah semula karena
hal ini akan dapat menimbulkan suatu reaksi kimia yang
berbahaya. Harus diupayakan pengambilan bahan secara
tepat tanpa berlebihan.
9) Apabila sedang mengerjakan pencampuran bahan kimia,
tidak diperkenankan meninggalkan tempat sehingga proses
pencampuran/reaksi tidak diawasi.
10) Tidak diperkenankan mencicipi/merasa bahan kimia jenis
apapun. Apabila harus mencium bahan kimia maka lakukan
dengan sangat hati-hati mempergunakan ujung botol
sehingga hanya sebagian kecil uap yang masuk ke hidung.
11) Tidak diperkenankan menyimpan mantel, baju lapis, atau
buku dalam ruang berisi bahan kimia karena bisa
terkontaminasi oleh bahan kimia.

PENANGANAN BAHAN KIMIA (B3)


RUMKITDIK No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKL SPO/11.05.02/ 06 /VII/ 2017 1 3/4
AT TNI AD .

PROSEDUR 3. Tata Cara Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun


1) Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia
berbahaya maka bahan kimia berbahaya dan beracun harus
disimpan, dipergunakan, dan dibuang dengan cara yang
sesuai ketentuan.
2) Setiap bagian dan setiap personel dirumah sakit harus
melaksanakan secara benar seluruh ketentuan penyimpanan,
penggunaan dan pembuangan bahan kimia berbahaya dan
beracun.
3) Setiap bagian yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan
beracun dalam jumlah besar dan jenis bahan kimia yang
banyak, harus mempunyai ruangan penyimpanan khusus.
4) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diberikan
label yang benar agar tidak terjadi pencampuran bahan yang
tidak sesuai.
5) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diperiksa
secara teratur untuk mendeteksi kebocoran atau kerusakan
wadah.
6) Bahan kimia yang menjadi basah akibat kelembaban yang
tinggi harus dikeringkan sebelum dipergunakan.
7) Sampah yang berasal dari bahan kimia harus dibuang pada
kontener yang telah disiapkan khusus untuk bahan tersebut,
tidak boleh dibuang pada tempat sampah untuk bahan kimia
lain.
8) Tidak diperkenankan mempergunakan lampu spiritus dalam
ruang berisi bahan kimia apabila tidak di instruksikan.
9) Setiap wadah dari gelas harus diperiksa apakah ada
keretakan atau tidak karena akan menyebabkan cedera
serius apabila terjadi kebocoran bahan kimia.
10) Untuk menghindari terjadinya peledakan bahan kimia maka
setiap bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi harus
disimpan dalam ruangan dengan suhu yang lebih rendah dari
titik nyala bahan kimia tersebut.
11) Setiap bahan kimia yang mudah meledak atau terbakar harus
di identifikasi titik nyala dari bahan tersebut.
12)Setiap karyawan harus memperhatikan bahwa beberapa
bahan-bahan kimia padat tidak boleh terkena air, terkena
pemanasan, terjadi gesekan atau terkena cahaya/sinar
matahari karena akan mudah terbakar.

PENANGANAN BAHAN KIMIA (B3)


RUMKITDIK No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKLA SPO/11.05.02/ 06 /VII/ 2017 1 4/4
T TNI AD .

PROSEDUR 13) Setiap karyawan harus mengetahui lokasi dari Alat


Pemadam Api Ringan (APAR), tempat pembilasan, dan
mengetahui cara mempergunakan peralatan tersebut.
14) Setelah kejadian pemaparan, kecelakaan, kebakaran,
peledakan, atau adanya tumpahan bahan, karyawan harus
segera memberitahukan kepada Kepala Bagiannya atau
atasan langsung.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Pengadaan


2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Bagian Urusan Dalam
PENANGANAN BAHAN GAS (B3)

RUMKITDIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKLAT
SPO/11.05.02/ 03 /VII/ 1 1/2
TNI AD 2017

Ditetapkan,
Tanggal terbit : Kepala Rumah Sakit
25 Juli 2017
SPO
dr. I Nyoman Indrawan Sp PD
Lettkol Ckm NRP 11000009730273
Penanganan Bahan Gas adalah proses penangan dan pamakain
PENGERTIAN
bahan gas agar aman di gunakan di Rumah Sakit Dik Pusdikkes.
Sebagai acuan dalam penanganan dan pemakaian bahan gas di
TUJUAN Rumah Sakit Ciremai

Keputusan Kepala Rumah Sakit Dik Pusdikkes Nomor Kep /


KEBIJAKAN 01.II.02.01 / 01 / VII / 2017 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan di Rumah Sakit Dik Pusdikkes .

Penanganan Bahan Gas


PROSEDUR 1. Penggunaan gas yang tidak benar dapat menimbulkan
peledakan, kebakaran, keracunan, intoksikasi akibat inhalasi
gas atau dapat mencederai kulit. Karena di rumah sakit
terdapat banyak jenis gas yang berbahaya dengan efek yang
bermacam-macam maka dibuat beberapa ketentuan umum
yang berlaku untuk semua tindakan yang mempergunakan
gas.
2. Pemakaian lampu spiritus (Bunsen) pada daerah yang
mengandung gas harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan
hanya dapat dilakukan apabila tidak terdapat kebocoran gas.
Lampu spiritus harus segera di matikan apabila tidak di
pergunakan. Apabila sedang ada nyala api maka tidak di
perkenankan menggunakan oksigen.
3. Merokok dilarang diseluruh bagian, seluruh tempat tindakan di
rumah sakit apalagi di tempat penyimpanan gas dan
penanganan yang mempergunakan gas.
4. Penyimpanan gas apabila memungkinkan di tempat yang
berjauhan dengan pusat kegiatan pelayanan dan di lindungi
dari pemaparan suhu tinggi.
5. Seluruh tabung gas harus diberi label yang jelas. Tabung
yang tidak berlabel tidak boleh dipergunakan karena sangat
membahayakan.
6. Seluruh staf harus mengetahui tata cara mengidentifikasi gas
berdasarkan kode warna yang di sepakati.
7. Pengangkutan tabung gas dan pengisian gas harus
mempergunakan troli yang menahan tabung gas tidak jatuh.
8. Dalam menuang gas bentuk cair maka tidak boleh terjadi
tumpahan gas pada pakaian atau lantai
9. Setiap pekerja harus mempergunakan pakaian pelindung,
masker, sarung tangan, dan baju lengan panjang.

PENANGANAN BAHAN GAS (B3)


RUMKITDIK No. Dokumen No. Revisi Halaman
PUSDIKKESKODIKL SPO/11.05.02/ 03 /VII/ 2017 1 2/2
AT TNI AD .

UNIT TERKAIT 1. Bagian Pengadaan


2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Bagian Urusan Dalam
PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)
RUMKITDIK
PUSDIKKESKODIKL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
AT TNI AD
SPO/11.05.02/ 04 /VII/ 2017 1 1/3

Ditetapkan,
Tanggal terbit: Kepala Rumah Sakit
25 Juli 2017
SPO
dr. I Nyoman Indrawan Sp PD
Lettkol Ckm NRP 11000009730273
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan bahan berbahaya dan
PENGERTIAN
beracun di Rumah Sakit Dik Pusdikkes .
Sebagai acuan dalam proses penyimpanan B3 agar aman di Rumah
TUJUAN Sakit Dik Pusdikkes.

Keputusan Kepala Rumah Sakit Dik Pusdikkes Nomor Kep / 01.II.01.02 /


KEBIJAKAN 01 / VII / 2017 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
di Rumah Sakit Dik Pusdikkes.

PROSEDUR 1. Persyaratan Umum Ruang Penyimpanan


1) Ruangan penyimpanan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi untuk mencegah
akumulasi gas, lubang angin harus dilengkapi dengan kasa
penutup agar burung dan binatang tidak masuk dan
dilengkapi penerangan yang mencukupi.
b) Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan,
dengan memasang lampu penerangan minimal 1 meter
diatas kemasan dan semua saklar untuk ruang bahan mudah
terbakar harus terpasang dari sisi luar.
c) Tersedia sarana pencucian yang dekat lokasi dan memadai
misalnya wastafel untuk membilas mata atau bagian tubuh
lainnya yang terpapar bahan berbahaya dan beracun.
d) Tersedia sistim pemadam kebakaran dan deteksi kebakaran
yang sesuai dengan luas ruang dan jenis bahan yang
disimpan.
e) Tersedia pembangkit listrik cadangan yang berfungsi secara
otomatik apabila terjadi gangguan listrik.
f) Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan
dalam jumlah dan jenis yang memadai.
g) Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan harus
tersedia agar memudahkan komunikasi dengan bagian lain.
h) Setiap ruang penyimpanan harus mempunyai pompa
penyedot tumpahan B3 yang juga berfungsi menyedot
tumpahan cair.
i) Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban di setiap ruang
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)
RUMKITDIK
PUSDIKKESKODIKL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
AT TNI AD
SPO/11.05.02/ 04 /VII/ 2017 1 2/3
.

PROSEDUR j) Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya


matahari secara langsung karena dapat menyebabkan
terjadinya reaksi kimia pada bahan-bahan kimia yang tidak
stabil.
k) Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
dinyatakan sebagai “restrieted area” sehingga setiap orang
yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan masuk.
l) Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan bahan
kimia harus diperiksa sekurang-kurangnya setiap bulan.
m)Setiap hasil pemeriksaan harus di dokumentasikan,
dilaporkan ke PK3RS dan ditindak lanjuti.
2) Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
a) Dilakukan dengan sistim blok, terdiri dari 2x2 kemasan
sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh
terhadap setiap kemasan.
b) Jarak antar blok minimum 60 cm agar masih tersisa ruang
untuk melakukan pengawasan rutin.
c) Maksimum tumpukan 3 lapis, apabila lebih maka harus
dengan memakai rak, kecuali untuk bahan kimia yang
disimpan dalam wadah botol, tidak diperkenankan untuk
disimpan bersusun.
d) Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang 1 meter dari
atap.
e) Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan
terpisah, tidak dalam 1 blok untuk menghindari terjadinya
reaksi kimia yang membahayakan
f) Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada
kemungkinan tumpah ke kemasan lain.

2. Persyaratan Berdasarkan Jenis B3


1) Bahan Beracun
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Jauhkan dari bahan lain yang dapat bereaksi
c) Tersedia alat pelindung diri
2) Bahan Korosif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Bahan disimpan dalam wadah tertutup dan berlabel
c) Tersedia alat pelindung diri
3) Bahan Mudah Terbakar
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Penyimpanan harus dijauhkan dari bahan kimia oksidator
f) Tersedia alat pelindung diri
PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)

RUMKITDIK
PUSDIKKESKODIKLA No. Dokumen No. Revisi Halaman
T TNI AD SPO/11.05.02/ 04 /VII/ 2017. 3/3

PROSEDUR 4) Bahan Mudah Meledak


a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
d) Tempat penyimpanan tidak menimbulkan gesekan atau
benturan mekanis.
e) Tersedia alat pelindung diri
5) Bahan Oksidator
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
d) Penyimpanan harus terpisah dengan bahan mudah
terbakar atau bahan pereduksi.
e) Tersedia alat pelindung diri
6) Bahan Reaktif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin, kering dan
berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
c) Ruangan harus kedap air
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Tersedia alat pelindung diri

UNIT TERKAIT 1. Bagian Pengadaan


2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Bagian Urusan Dalam

Anda mungkin juga menyukai