Pendekatan Pdca Dalam Kegiatan Pemantaua Deadacf1
Pendekatan Pdca Dalam Kegiatan Pemantaua Deadacf1
Riyantini
e-mail: riyantinis@gmail.com
Dinas Pendidikan Kota Bandung
Abstrak: Adanya tantangan untuk meningkatkan mutu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) sesuai
8 Standar Nasional Pendidikan, maka diperlukan adanya pendekatan yang berkaitan dengan fungsi
manajemen; kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengecekan/evaluasi dan aksi perbaikan terhadap
pengelolaan lembaga yang berkaitan dengan kualitas, maka dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian
mutu lembaga kursus dan pelatihan diterapkan pendekatan Plan Do Check and Act (PDCA). Rumusan
masalah yang diajukan adalah bagaimana pendekatan PDCA dapat meningkatkan efektifitas kegiatan
pemantauan dalam pengendalian mutu di lembaga kursus dan pelatihan. Tujuannya untuk mendeskripsikan
impelementasi pendekataan PDCA di lembaga. Metode yang digunakan pendekatan deskriptif yang bersifat
kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, didukung beberapa literatur yang
berkaitan. Pendekatan PDCA berguna untuk penilik sebagai pola kerja dan untuk mengimplementasikan
perubahan mutu dan mengukurnya serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Kegiatan yang
dilakukan penilik sebagai pengendali mutu program membuat komitmen bersama dengan pengelola,
kemudian perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pendekatan PDCA dapat meningkatkan efektivitas
pelaksanaan kegiatan pemantauan dalam pengendalian mutu lembaga kursus dan pelatihan.
PENDAHULUAN
Pendidikan berlangsung seumur hidup sejak ”pendidikan formal, nonformal dan informal yang
dalam kandungan hingga ajal kematian menjemput, dapat saling melengkapi” (Pasal 13 UU No 20 tahun
karenanya Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia 2003).
dilaksanakan pada tiga jalur yang terdiri dari Pendidikan nonformal (PNF) adalah
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017 143
Pendekatan PDCA dalam...
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dan fungsi utamanya dalam melakukan kegiatan
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program
berjenjang, dengan fungsinya sebagai “Pelengkap PAUD dan Dikmas maka diperlukan pengetahuan
(complementary), penambah (suplementary), dan dan keterampilan yang mendukung, sehingga
pengganti (subtitution)” (Sudjana, 2010). Sementara apa yang ingin dicapai dalam Peraturan Menteri
UU No. 20 tahun 2003 pada pasal 26 menyebutkan Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi
“Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga Birokrasi Nomor 14 Tahun 2010 dapat berjalan
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan dengan baik.
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/ Ahyari (dalam Prihantoro, 2012) menyebutkan
atau pelengkap pendidikan formal, dalam rangka pengertian pengendalian mutu adalah segala
mendukung pendidikan sepanjang hayat, berfungsi aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar
mengembangkan potensi peserta didik dengan mutu atau kualitas produk dapat dipertahankan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan sebagaimana yang telah direncanakan. Ravianto
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap (dalam Prihantoro, 2012) juga menyebutkan proses
dan kepribadian profesional.” pengendalian mutu adalah memutarkan siklus
Kebijakan pembangunan pendidikan PDCA, yaitu melakukan perencanaan, pengerjaan
nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan atau proses, pengecekan atau evaluasi, dan aksi
yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan perbaikan terhadap masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan baik lokal, nasional dan global sehingga kualitas. Siklus PDCA merupakan penerapan konsep
mampu membangun insan Indonesia yang pengendalian mutu yang harus dilakukan secara
cerdas dan kompetitif. Untuk mewujudkan tujuan maksimal pula.
tersebut, maka dalam kebijakan penyelenggaraan Pengendalian mutu program pendidikan
pendidikan nasional bertumpu pada tiga pilar, yaitu nonformal adalah proses memonitor melalui penilaian
1) pemerataan dan perluasan akses; 2) peningkatan dan perbaikan agar hasilnya melebihkan harapan
mutu, relevansi, daya saing; serta 3) peningkatan dan memuaskan pelanggan khususnya dalam bidang
tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik, pendidikan nonformal. Dalam hal ini, pengendalian
(Baswedan, Pidato Hardiknas 2015). mutu program yang dilakukan oleh penilik pendidikan
Pada jalur pendidikan nonformal, dalam nonformal dan informal dimaksudkan agar program
mengimplementasikan kebijakan pembangunan program yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
pendidikan tersebut diperlukan adanya pendidik nonformal sesuai dengan standar pendidikan
dan tenaga kependidikan. Salah satu tenaga nasional sebagaimana diamanatkan dalam undang-
kependidikan yang bergerak di bidang pendidikan undang tentang Standar Nasional Pendidikan yang
nonformal adalah penilik. Peraturan Menteri Negara termasuk di dalamnya standar pendidikan nonformal.
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Salah satu satuan pendidikan nonformal
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2010 tentang Jabatan adalah lembaga kursus dan pelatihan yang
Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya menjelaskan diselenggarakan oleh masyarakat dengan tujuan
bahwa penilik adalah jabatan fungsional yang menyelenggarakan dan menyediakan berbagai
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab jenis pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
dan wewenang untuk melakukan pengendalian melalui proses pembelajaran dalam waktu singkat
mutu dan evaluasi dampak program Pendidikan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah
Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Kesetaraan dan atau melanjutkan ke tingkat/jenjang pendidikan
dan Keaksaraan, serta kursus pada jalur Pendidikan yang lebih tinggi. Lembaga kursus dan pelatihan
Nonformal dan Informal (PNFI) sesuai dengan yang diselenggarakan masyarakat ini akan lebih
peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh baik dan dapat dipertanggungjawabkan jika dalam
Pegawai Negeri Sipil. Adapun tugas pokok dan fungsi pengelolaan secara manajerial maupun pengelolaan
penilik adalah merencanakan, memantau, menilai, dalam proses belajar dan pembelajarannya
membimbing, serta membina penyelenggaraan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
Program PAUD dan Dikmas yang terdiri dari Penilik pemerintah, sehingga dapat menghasilkan lulusan
PAUD, Penilik Pendidikan Kesetaraan dan Penilik yang lebih kompeten dan berdaya guna di dunia
Kursus. Agar dapat melaksanakan tugas pokok kerja ataupun lulusan lembaga kursus dan pelatihan
144 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017
Pendekatan PDCA dalam...
ini akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang sekitar 20% dari 300.000 lulusan perguruan tinggi
lebih tinggi. Dengan demikian, diperlukan suatu di Indonesia setiap tahun menjadi pengangguran
sistem yang dapat menjamin mutu keberlangsungan (Gatra, 2009) dan 1,7 juta anak DO, lulus SMU/
penyelenggaraan Lembaga Kursus dan Pelatihan SMK/MA lulus dan tidak dapat melanjutkan ke PT
(LKP) di masyarakat yang lebih kredibel dan dapat (PSP 2009), terbatasnya lapangan pekerjaan di desa
dipertanggungjawabkan. mendorong besarnya angka urbanisasi sehingga
Adapun kegiatan pengendalian mutu yang sumber daya alam di desa menjadi terlantar serta
dilakukan oleh penilik mencakup lima kegiatan Indonesia masih menjadi negara importir tidak
pembinaan, yaitu (1) Pembinaan Pengelolaan eksportir, walau sumber daya alam dan sumber
Lembaga Kursus dan Pelatihan, (2) Pembinaan daya manusianya melimpah; (3) tantangan kondisi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (3) Pembinaan luar negeri, persaingan global yang dimulai dengan
Program dan Perangkat Pembelajaran, (4) AFTA kemudian MEA, penerapan berbagai standar
Pembinaan Organisasi Mitra, serta (5) Pendidikan mutu, tuntutan berbagai akreditasi dan sertifikasi
Karakter dalam Kursus dan Pelatihan. Pengendalian berbagai produk dan jasa, membanjirnya lembaga
mutu yang dilakukan penilik sesuai tugas pokok kursus dan pelatihan dengan atribut “internasional”
dan fungsinya akan berdampak positif terhadap yang siap menyelenggarakan berbagai kursus dan
kemajuan lembaga kursus dan pelatihan, karena pelatihan, banyaknya peluang kerja di luar negeri
banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh yang belum seluruhnya terpenuhi, cukup rendahnya
lembaga kursus dan pelatihan untuk dapat bersaing kompetensi yang dimiliki TKI sehingga banyak
secara sehat. Ada beberapa macam tantangan menimbulkan masalah.
serius yang dihadapi oleh lembaga kursus dan Berdasarkan kondisi di atas, tanpa ada upaya
pelatihan yakni tantangan internal di dalam LKP, khusus maka LKP akan tinggal kenangan karena tiga
kondisi dalam negeri, dan kondisi luar negeri. hal, yaitu (1) kalah bersaing dengan lembaga luar
Berdasarkan data yang diperoleh dari negeri karena kalah modal dan kualitas sehingga
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan tutup dan cukup jadi penonton, (2) lulusan LKP
Informal Direkorat Pembinaan Kursus dan banyak yang tidak diakui kompetensinya sehingga
Kelembagaan pada Tahun 2010 bahwa (1) tantangan menciptakan penggangguran juga, (3) LKP matisuri
internal di LKP adalah jumlah LKP 13.747 dengan dan akan beraktivitas jika ada dana block grant. Pakar
22.571 jenis keterampilan yang diselenggarakan, pendidikan nonformal memprediksi dalam hitungan
hasil penilaian kinerja pada tahun 2009 dan 5 sampai 10 tahun jumlah lembaga kursus dan
2010 di 1500 LKP: berkinerja A: 25 (1,6%), B: pelatihan akan berguguran dan diperkirakan hanya
257 (17,2%), C: 642 (41,6%), D: 594 (39,6%), tinggal 40% dari jumlah yang ada sekarang apabila
akreditasi lembaga kursus belum berjalan (baru tidak dilakukan revitalisasi untuk memperkuat LKP.
443 akreditasi program), sarana dan prasarana Melihat kondisi tersebut sebenarnya kursus
terbatas cenderung ketinggalan, pendidik kursus menjadi semakin strategis dengan dunia kerja untuk
yang sudah mengikuti pelatihan 23% (3.254 orang) mengurangi angka penggangguran, dengan demikian
dari 13.747 orang pengelola, standar kompetensi pembinaan LKP tidak bisa dipisahkan dari beberapa
lulusan yang sudah disusun baru 25 jenis dari 70 hal, yaitu (1) penguatan lembaga penyelenggara
jenis kursus prioritas; (2) tantangan kondisi dalam kursus (LKP) dan penguatan pendidik; (2) tenaga
negeri, penduduk Indonesia saat ini 228 juta jiwa kependidikan (persyaratan khusus yang diterapkan
dengan angkatan kerja pada tahun 2009 sebanyak olah pasar kerja bisa dipenuhi dengan kursus dan
113,74 juta jiwa dan tahun 2010 sebanyak 116 juta banyaknya anak lulusan SD, SMP, SMA/MA yang
jiwa, pengangguran terbuka 8,56 juta terdiri dari tidak tidak dapat melanjutkan sekolah dan angka drop out
sekolah dan lulusan SD sebanyak 2,13 juta, lulusan yang semakin bertambah); (3) penguatan dan inovasi
SMP 1,66 Juta, lulusan SMU 2,11 Juta, lulusan program kursus serta perangkat pembelajaran; (4)
SMK 1,34, lulusan Diploma 538,6 ribu, lulusan PT penguatan jaringan kerja dan pembinaan organisasi
8202 ribu (BPS 2010), perbandingan pengangguran mitra; (5) membentuk karakter; serta (6) pencitraan
di kota 5,15 juta jiwa atau 57,49%, sedangkan dan reformasi birokrasi dalam melayani masyarakat.
pengangguran di desa sebanyak 3,41 juta jiwa Kondisi inilah yang menjadikan peranan kursus
atau 42,51%, kemiskinan 32,53 juta (BPS 2009), menjadi semakin strategis di dalam penyelarasan
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017 145
Pendekatan PDCA dalam...
146 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017
Pendekatan PDCA dalam...
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017 147
Pendekatan PDCA dalam...
sudah diperbaiki, memodifikasi standar, prosedur berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan;
dan kebijakan yang ada. (2) konsep mutu, menurut Fattah (2012), mutu
Konsep pengendalian mutu adalah suatu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu
pemikiran dasar untuk menilai hasil yang ingin produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi
dicapai dalam pelaksanaan proses kegiatan produk kebutuhan, harapan, dan kepuasan pelanggan
atau jasa (produsen) untuk mewujudkan mutu produk yang dalam pendidikan dikelompokkan menjadi dua
atau jasa yang berkesinambungan dalam konteks yaitu internal customer (siswa sebagai pebelajar)
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. dan eksternal customer (masyarakat dan dunia
Pada saat ini, konsep pengendalian mutu banyak industri); (3) program pendidikan nonformal/PAUD
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjaring dan Dikmas, dalam Undang-Undang Nomor 20
pelanggannya dengan “cara memberikan yang Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
terbaik”. Konsep pengendalian mutu adalah cara khususnya pendidikan nonformal meliputi pendidikan
yang tepat demi tercapainya tujuan perusahaan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
“memberikan yang terbaik”. pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
Pengendalian mutu program pendidikan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
nonformal sebagai bagian atau jalur dalam kesetaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
pendidikan nasional tidak terlepas dari pengendalian kerja, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
dalam bidang bisnis, hal ini disebabkan banyak mengembangkan kemampuan peserta didik.
dikembangkan dan banyak diterapkan dalam Berdasarkan pengertian tersebut, maka
bidang bisnis sampai batas tertentu. Ada beberapa pengendalian mutu program pendidikan nonformal
persamaan antara pendidikan termasuk pendidikan adalah proses memonitor, melalui penilaian dan
nonformal dengan industri. Suatu industri perbaikan agar hasilnya melebihkan harapan
memproduksi suatu barang, sedangkan pendidikan dan memuaskan pelanggan khususnya di bidang
memproduksi lulusan. Jenis dan kualitas barang pendidikan nonformal. Dalam hal ini, pengendalian
yang diproduksi industri harus memenuhi standar mutu program pendidikan nonformal dilakukan oleh
mutu agar dapat diterima dan mampu bersaing penilik sebagai Pengendali Mutu Program PAUD
di pasaran, demikian juga dengan pendidikan, dan Dikmas.
macam dan kualitas lulusan harus sesuai dan Berdasarkan Peraturan Menteri
memenuhi tuntutan penggunaan, dengan kata lain Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
pengendalian mutu program merupakan suatu Birokrasi Nomor 14 Tahun 2010, yang dimaksud
keharusan yang dipahami oleh semua pihak, karena dengan Jabatan Fungsional Penilik adalah jabatan
pengendalian mutu berkaitan dengan kepuasan dari fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
pengguna. Agar proses pendidikan dapat berjalan tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan
dengan efektif dan effisien, maka diperlukan adanya kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak
manajemen. program pendidikan anak usia dini (PAUD),
Berdasarkan uraian tersebut, maka ada tiga pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta kursus
kata yang perlu dipahami, yaitu (1) pengendalian pada jalur pendidikan nonformal dan informal (PNFI)
(controlling), menurut Ahyari (dalam Prihantoro, melalui kegiatan merencanakan, pemantauan,
2012), pengendalian adalah segala aktivitas untuk penilaian, pembimbingan dan pembinaan serta
menjaga dan mengarahkan agar mutu atau kualitas evaluasi dampak yang diduduki oleh Pegawai
produk dapat dipertahankan sebagaimana yang Negeri Sipil. Penilik adalah tenaga kependidikan dan
telah direncanakan, demikian halnya yang dikatakan pelaksana teknis fungsional dengan tugas utamanya
oleh Schermerhon yang dikutip oleh Hiryanto (2010) melakukan kegiatan pengendalian mutu dan
menyatakan “Controlling as a process of monitoring evaluasi dampak program pendidikan anak usia dini
performance and taking action to ensur desires (PAUD), pendidikan kesetaraaan dan keaksaraan,
result” dimana sasaran dari pengendalian adalah serta kursus pada jalur pendidikan nonformal dan
ketercapaian hasil yang diharapkan dan pencapaian informal (PNFI). Kursus dan pelatihan adalah proses
hasil ini dilakukan melalui monitoring dan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan bagi masyarakat
perbaikan, dengan demikian controlling adalah yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,
proses untuk memastikan kegiatan yang sedang kecakapan hidup dan sikap mengembangkan diri,
148 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017
Pendekatan PDCA dalam...
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan
lebih tinggi. hidup dan sikap untuk mengembangkan diri,
Pada Pasal 4 Permen PAN dan RB Nomor 14 mengembangkan profesi bekerja, usaha mandiri,
Tahun 2010 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Penilik dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
adalah melaksanakan kegiatan pengendalian mutu lebih tinggi.
dan evaluasi dampak program PNFI/ PAUD dan Berdasarkan pemenuhan delapan Standar
Dikmas. Tugas pokok penilik dalam pengelolaan Nasional Pendidikan Lembaga Kursus dan Pelatihan
pengendalian mutu program PAUD dan Dikmas diklasifikasi dalam empat kategori, yaitu (1) LKP
adalah (1) perencanaan program pengendalian Rintisan adalah LKP yang sudah memenuhi
mutu, (2) pelaksanaan pemantauan program PAUD persyaratan minimal sebagai lembaga untuk
dan Dikmas, (3) pelaksanaan penilaian program menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, baru
PAUD dan Dikmas, (4) pelaksanaan pembimbingan merintis penyelenggaraan penididikan minimal; (2)
dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga LKP dengan Standar Pelayanan Minimal adalah
kependidikan pada satuan PAUD dan Dikmas, serta LKP yang telah memiliki persyaratan minimal; (3)
(5) penyusunan laporan hasil pengendalian mutu LKP dengan Standar Nasional Pendidikan adalah
PAUD dan Dikmas. LKP yang telah memiliki persyaratan memenuhi
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Standar Nasional Pendidikan, meliputi standar
Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013, tentang Satuan isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
Pendidikan Nonformal, bahwa satuan Pendidikan standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
Nonformal terdiri dari (1) Lembaga Kursus dan sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
Pelatihan, (2) Kelompok Belajar, (3) PKBM, (4) standar pembiayaan, dan standar penilaian; serta
Majelis Taklim, dan (5) Satuan PNF sejenis yang (4) LKP dengan Standar Internasional adalah
terdiri dari Rumah Pintar, balai belajar bersama, LKP yang sudah memenuhi persyaratan sebagai
lembaga bimbingan belajar serta bentuk lain yang LKP berklasifikasi nasional dan diperkaya dengan
berkembang di masyarakat dan ditetapkan oleh ciri-ciri yang mengacu pada keunggulan yang
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dipersyaratkan untuk memiliki daya saing di tingkat
Nonformal dan Informal. internasional.
LKP sebagai satuan pendidikan nonformal Penelitian ini berfokus pada fungsi manajemen
dapat menyelenggarakan lebih dari satu program yaitu pengelolaan yang terdiri dari perencanaan,
kursus, yang perlu dihindari adalah kesalahpahaman pelaksanaan/pengorganisasian, penilaian, hasil
masyarakat yang seringkali mendirikan satuan pembinaan kerja, dan pengawasan. Hal tersebut
pendidikan nonformal di bawah satuan pendidikan tidak terlepas dari tugas pokok fungsi penilik sebagai
nonformal lainnya. Lembaga Kursus dan Pelatihan pengelola pengendali mutu layanan program LKP di
adalah satuan pendidikan nonformal yang wilayah binaannya masing masing.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan penelitian, maka di Kecamatan Sukasari dan Cidadap Kota Bandung,
pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. sebanyak 10 lembaga kursus dan pelatihan.
Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa metode
dengan menghasilkan penelitian deskriptif yang untuk mendapatkan data yang lebih akurat sebagai
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dasar pengambilan keputusan agar mendapat
dan prilaku yang diamati, yang pada dasarnya pemecahan masalah yang tepat, untuk mengetahui
memiliki landasan teoretis bertumpu secara apakah pendekatan PDCA dapat meningkatkan
mendasar pada fenomenologi dan menggali makna efektivitas pengelolaan kegiatan pemantauan
penelitian. pengendalian mutu lembaga kursus dan pelatihan.
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan Secara umum, penelitian ini bertujuan
program kerja tahunan dan triwulan penilik, yaitu untuk mengamati, mengkaji, menganalisis dan
pada triwulan 1, 2, 3, dan 4 tahun 2016. Berlokasi mendapatkan gambaran tentang efektivitas
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017 149
Pendekatan PDCA dalam...
pendekatan PDCA. Studi kasus termasuk dalam sesuai sasaran dan strategi atau pendekatan
penelitian analisis desktriptif, yaitu penelitian yang apa yang dapat digunakan dalam meningkatkan
dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk efektivitas pengelolaan pengendalian mutu lembaga
diamati dan dianalisis secara cermat sampai dengan kursus dan pelatihan, terkait dengan masalah-
tuntas. Kasus yang dimaksud biasanya berupa masalah yang muncul dengan objek yang diteliti.
tunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau Kemudian masalah ini dideskripsikan apa adanya
kelompok. Di sini perlu dilakukan analisis secara sesuai dengan temuan di lapangan. Data yang
tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan diperoleh dari wawancara bertujuan agar peneliti
kasus tersebut sehingga akan diperoleh kesimpulan tidak melakukan kesalahan dalam menganalisis
yang akurat. Penelitian ini memusatkan diri pada data, kemudian data yang diperoleh dan dikumpulkan
suatu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai bersifat verbal dan nonverbal. Wawancara dilakukan
suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh langsung kepada Kepala Seksi Kursus dan
dari semua pihak yang bersangkutan, dengan Kelembagaan Dinas Pendidikan Kota Bandung,
kata lain, data dalam studi ini dikumpulkan dari Penilik dan Pimpinan LKP.
berbagai sumber. Lebih lanjut, menurut Creswell Data verbal hasil wawancara dilengkapi,
dalam Sugiyono (2015) mengemukakan bahwa diperkuat dan disempurnakan dengan metode
studi kasus atau studi lapangan adalah merupakan lain seperti observasi yang merupakan suatu
salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti metode pengumpulan data melalui pengamatan
melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap terhadap objek penelitian, baik langsung maupun
program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap tidak langsung. Instrumen yang digunakan dalam
satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh pengumpulan data adalah a) instrumen pengumpul
waktu dan aktivitas, sehingga dalam penelitian ini data yang mengacu pada 8 standar nasional
dilakukan pengumpulan data secara mendetail pendidikan dan b) instrumen pemantauan bidang
dengan berbagai prosedur pengumpulan data secara akademik dan manajerial sesuai dengan Permen
mendetail dan berkesinambungan. Menurut Bogdan PAN dan RB Tahun 2014 Tahun 2010. Metode
dan Biken (dalam Sugiyono, 2015), studi kasus atau dokumentasi juga dilakukan sebagai pelengkap
studi lapangan merupakan pengujian secara rinci dalam pengumpulan data dengan tujuan untuk
terhadap suatu latar atau satu orang subjek atau memperoleh data tertulis mengenai objek yang
satu tempat penyimpangan dokumen atau peristiwa diteliti secara akurat. Adapun studi dokumentasi yang
tertentu. dilakukan adalah melalui pengamatan dokumen
Dalam penelitian ini tercatat bahwa proses administrasi yang dimiliki lembaga kursus dan
pengelolaan pengendalian mutu layanan harus pelatihan.
150 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017
Pendekatan PDCA dalam...
tujuan memudahkan pencapaian sasaran dan pengguna jasa lembaga kursus dan pelatihan.
mengevaluasi kegiatan yang dilakukan Penilik; (2) Pembahasan
kegiatan pelaksanaan pengendalian mutu untuk Efektif tidaknya kegiatan pemantauan
proses kegiatan pemantauan program LKP dimulai yang dilakukan di satuan pendidikan nonformal
dengan kegiatan membuat instrumen pemantauan tergantung pada pelaku utama yaitu penilik, dengan
program, mengumpulkan data hasil pemantauan memperhatikan beberapa prinsip, yaitu (1) teliti,
program yang diklasifikasikan menurut jenis artinya informasi yang diperoleh harus benar; (2)
hambatan-hambatan yang ada di satuan pendidikan berkala, artinya informasi diperoleh secara berkala
(adanya peningkatan secara signifikan pada standar sehingga usaha perbaikan dilakukan berkala juga; (3)
isi, standar sarana prasarana, dan standar peserta objektif dan komprehensif, artinya hasil pemantauan
didik), menganalisis hasil pemantauan program dapat dipahami oleh semua orang yang terlibat; (4)
untuk mengetahui pemecahan masalah yang dapat terfokus pada satu titik kegiatan pemantauan; (5)
dilakukan oleh penilik sebagai sumber masukan realistik, kegiatan dapat dilakukan dengan mudah;
dan perbaikan selanjutnya (hambatannya adalah (6) fleksibel, kegiatan pemantauan cukup lentur
terdapat lembaga yang belum mencapai standar dalam menghadapi kemungkinan kemungkinan
yang telah ditetapkan, standar pendidik dan tenaga diluar dugaan; (7) perspektif dan operasional,
kependidikan yang belum sesuai dengan kualifikasi kegiatan pemantauan dapat menunjukkan tindakan
pendidikan sebagai tenaga pengelola dan tenaga yang harus dilakukan; serta (8) dapat diterima oleh
pendidikan di lembaga), menyusun laporan hasil seluruh elemen yang terlibat.
pemantauan program yang dilakukan secara Melalui penjelasan tersebut, kegiatan
rutin dan berkesinambungan berdasarkan data pemantauan diharapkan dapat menjadi lebih
yang telah dihimpun dan dianalisis oleh penilik mudah dilakukan dalam pengendalian mutu program
dengan tujuan sebagai bahan masukan atau lembaga kursus dan pelatihan sesuai dengan teori
pertimbangan dalam pengendalian mutu program yang digunakan yaitu konsep yang dikembangkan
pendidikan nonformal; (3) kegiatan penilaian hasil oleh Dr. Walter Edward Deming yang dikenal
pemantauan pengendalian mutu di LKP dilakukan dengan “The Deming Wheel”. Siklus Plan Do Check
secara komprehensif dan berkesinambungan yang and Act (PDCA) berguna sebagai pola kerja dalam
dimulai dari tahap perencanaan hingga penilaian/ sistem organisasi atau lembaga dan menambah
pemeriksaan, sehingga apa yang akan dilakukan pengetahuan untuk mengimplementasikan
untuk menemukan langkah selanjutnya akan sesuai perubahan mutu serta mengukurnya dan melakukan
dengan tujuan semula yaitu untuk memperbaiki perbaikan secara berkelanjutan. Keterlibatan penilik
atau memecahkan masalah yang ada di lembaga sebagai pengendali mutu satuan Program PAUDNI
sehingga ada perubahan yang positif terhadap khususnya di lembaga kursus dan pelatihan sangat
seluruh komponen yang berada di lembaga tersebut, dibutuhkan yaitu dalam kegiatan perencanaan,
kegiatan pemeriksaan atau penilaian terhadap pelaksanaan, pemeriksaan/penilaian, dan hasil
perubahan yang telah dilksanakan oleh lembaga pengelolaan pengendalian mutu di LKP dengan
dilakukan bersama sama; (4) hasil pelaksanaan menggunakan pendekatan PDCA.
pemantauan pengendalian mutu di LKP dengan Plan, perencanaan kegiatan pemantauan
pendekatan PDCA memiliki pengaruh yang positif, yang dilakukan penilik adalah menyusun rencana
artinya peran pendekatan PDCA memiliki pengaruh tahunan pengendalian mutu program, menyusun
yang kuat terhadap perubahan pengelolaan rencana kerja triwulan pengendalian mutu program,
lembaga, dimana perbaikan dilakukan berdasarkan dilanjutkan menyusun jadwal kunjungan awal dengan
perencanaan dengan identifikasi masalah terlebih pengelola lembaga kursus dan pelatihan sesuai
dahulu dilanjutkan dengan pelaksanaan perbaikan komitmen bersama antara penilik dan pengelola
sesuai kemampuan dan sumber daya manusia yang yang dituangkan dalam program kunjungan ke
ada di lembaga sehingga tidak menimbulkan gejolak, lembaga, kegiatan kunjungan awal ini peneliti
pendekatan PDCA dalam pengendalian mutu LKP sebutkan sebagai visitasi.
yang diamati oleh peneliti selama kurang lebih tiga Do, pelaksanaan pemantauan program
bulan memberikan respon yang baik yang ditandai satuan pendidikan nonformal, dimulai dengan
dengan meningkatnya jumlah peserta didik sebagai kegiatan membuat instrumen pemantauan program,
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017 151
Pendekatan PDCA dalam...
PENUTUP
Kesimpulan lembaga memberikan kontribusi yang positif dalam
Setelah melakukan penelitian dan menganalis keberhasilan pengelolaan kegiatan pemantauan
tentang efektivitas pendekatan PDCA dalam pengendalian mutu yang dilakukan penilik, sehingga
kegiatan pemantauan pengendalian mutu LKP terjadi perubahan yang berarti dalam pengelolaan
di Kota Bandung dengan mengacu pada delapan lembaga kursus dan pelatihan dengan melibatkan
standar nasional pendidikan, dari hasil analisis dan seluruh komponen yang ada di lembaga.
pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Saran
pendekatan PDCA dapat meningkatkan efektivitas Berdasarkan hasil penelitian pendekatan
kegiatan pemantauan pengendalian mutu lembaga PDCA dalam kegiatan pengendalian mutu lembaga
kursus dan pelatihan. Secara lebih terperinci dapat kursus dan pelatihan di Kota Bandung, penulis
disimpulkan (1) kegiatan perencanaan pemantauan merekomendasikan, pertama, kepada lembaga
di lembaga harus menentukan terlebih dahulu kursus dan pelatihan (LKP) bahwa kegiatan
proses mana yang harus diperbaiki, selanjutnya pengendalian mutu akan bergantung pada 1) proses
menentukan pula langkah perbaikan apa yang perencanaan yang didalamnya sudah ditentukan
akan dilakukan terhadap proses yang telah dipilih proses mana yang akan diperbaiki dan ditindaklanjuti
sebelumnya; (2) kegiatan pelaksanaan pemantauan oleh lembaga sesuai bimbingan dari penilik, seperti
di lembaga diawali dengan mengumpulkan informasi a) proses pelaksanaan, setelah diketahui prioritas
kembali tentang jalannya proses yang sedang proses yang akan dilaksanakan dan ditindaklanjuti
berlangsung di lembaga, kemudian dilakukan maka lembaga berkewajiban untuk melakukan
perubahan yang telah ditetapkan untuk dapat perubahan-perubahan pada proses tersebut, b)
diterapkan dilanjutkan dengan mengumpulkan data proses pemeriksaan dan penilaian yang bermanfaat
kembali untuk mengetahui apakah perubahan telah untuk mengevaluasi seluruh proses perbaikan yang
membawa perbaikan atau tidak, artinya memberikan telah dilaksanakan oleh lembaga, artinya seluruh
kontribusi yang positif terhadap lembaga; (3) kegiatan komponen yang ada di lembaga harus terlibat
pemeriksaan/penilaian kegiatan pemantauan di langsung sesuai dengan tugas dan tanggung
lembaga dilakukan secara keseluruhan melalui jawabnya, serta c) hasil kegiatan pendekatan PDCA
pemantauan dan mengevaluasi proses dan hasil yang dilakukan oleh penilik terhadap LKP sesuai
terhadap sasaran serta melaporkan hasilnya; serta dengan fungsi manajemen menuju lembaga kursus
(4) hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan di dan pelatihan yang memiliki standar pelayanan
152 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017
Pendekatan PDCA dalam...
minimal, serta kemauan dan inisiatif pengelola LKP perencanaan pengelolaan minimal LKP dengan
untuk mengubah atau memperbaiki proses yang pendekatan PDCA, agar dapat dijadikan rujukan
telah dan atau akan dilaksanakan guna perbaikan penelitian yang lebih luas.
dan menuju pada layanan yang prima. Kegiatan pengendalian mutu satuan
Kedua, rekomendasi kepada Dinas Pendidikan pendidikan lembaga kursus dan pelatihan dapat
Kota Bandung dalam hal ini ditujukan kepada penilik dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kursus selaku pembina teknis dalam kegiatan PDCA untuk mewujudkan kinerja lembaga kursus
pengendalian mutu program satuan PAUDNI, bahwa dan pelatihan sesuai dengan Standar Nasional
pendekatan PDCA dapat diimplementasikan dalam Pendidikan dibarengi dengan komitmen dan
proses kegiatan pengendalian mutu di LKP. integritas pemangku kepentingan khususnya penilik
Ketiga, rekomendasi kepada para peneliti untuk mewujudkan quality improvement.
berikutnya sebaiknya melakukan penelitian tentang
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, Y. (2008). PDCA cycle (plan, do, check, and Yogyakarta: Gadjah Mada University.
action). Diakses dari https://yayanakhyar. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
wordpress.com/2008/06/30/pdca-cycle-plan- 81 Tahun 2013, tentang Satuan pendidikan
do-check-and-action/ nonformal
Baswedan, A. (2015). Pidato hari pendidikan Permenpan dan RB Nomor 14 Tahun 2010
nasional. Diakses dari http://kebudayaan. tentang Jabatan fungsional penilik dan angka
kemdikbud.go.id kreditnya.
Direkorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Prihantoro, R. (2012). Konsep pengendalian mutu.
Informal. (2010). Apa dan bagaimana: Bandung: Rosda Karya.
Pembinaan kursus dan kelembagaan. Sugiyono. (2015). Memahami penelitian kualitatif.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Kursus dan Bandung: Alfa Beta.
Kelembagaan . Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Hiryanto. (2010). Makalah pelatihan penilik. Sistem pendidikan nasional.
Yogyakarta Akhyar, Y. (2008). PDCA cycle (plan, do, check, and
Fattah, N (2012). Sistem penjaminan mutu action). Diakses dari https://yayanakhyar.
pendidikan. Bandung: Rosda Karya. wordpress.com/2008/06/30/pdca-cycle-plan-
Nawawi. (2003). Metode penelitian bidang sosial. do-check-and-action/
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS - Vol. 12, No. 2, Desember 2017 153