Anda di halaman 1dari 2

8 Nama Pahlawan Nasional Dari Aceh dan

Biodatanya
1. Teuku Umar

Lahir di Meulaboh pada 1854 dan wafat pada 1899 di Meulaboh juga, ia adalah pahlawan
nasional dari Aceh yang terkenal, ditetapkan pada 1973. Ia adalah anak seorang Uleebalang
bernama Teuku Achmad Mahmud dengan adik perempuan Raja Meulaboh. Teuku Umar
berjuang dengan cara pura – pura bekerjasama dengan Belanda dan menerapkan taktik gerilya.
Pada usia 19 tahun ia ikut dalam Perang Aceh tahun 1873. Setelah menikah dengan Nyak Sofiah,
anak Uleebalang Glumpang, ia lalu menikah lagi dengan Nyak Malighai, putri Panglima Sagi
XXV Mukim.

2. Cut Nyak Dhien

Pahlawan nasional wanita ini lahir pada 1850 dan wafat pada 1908. Ia melanjutkan perjuangan
Teuku Umar sepeninggalnya untuk melawan pasukan Belanda di pedalaman Meulaboh, Aceh
Barat. Cut Nyak Dhien ditangkap Belanda ketika sudah berusia tua dan rabun karena laporan
salah seorang pengikutnya bernama Pang Laot. Konon ia melaporkan Cut Nyak Dhien karena
merasa iba dengan kondisinya yang telah digerogoti berbagai penyakit. Cut Nyak Dhien yang
dibawa ke Banda Aceh kemudian dirawat hingga sembuh. Karena dianggap masih dapat
memberikan pengaruh kuat kepada rakyat Aceh, ia kemudian diasingkan ke Sumedang hingga
meninggal pada 6 November 1908. Makamnya berada di daerah Gunung Puyuh, Sumedang.
Makamnya baru ditemukan pada 1959 setelah dilakukan pencarian atas permintaan Ali Hasan,
Gubernur Aceh. Ia diberikan gelar pahlawan nasional pada tahun 1964.

3. Cut Nyak Meutia

Wanita perkasa yang hidup dari tahun 1870 – 1910 ini memimpin perlawanan terhadap penjajah
di Aceh Utara. Ia juga melanjutkan perjuangan suaminya, Teuku Cik Tunong yang meninggal
dunia. Ia berjuang bersama suami keduanya yang bernama Pang Nanggroe, yang gugur juga
pada 16 September 1910. Pada tanggal 24 Oktober 1910, Cut Meutia terlibat bentrok denan
pasukan Marsose di Alue Kurieng dan gugur. Gelar pahlawan nasional dari Aceh didapatkannya
bersama Cut Nyak Dhien di tahun 1964. Ketahui juga mengenai nama pahlawan nasional dari
Sumatera Barat, pahlawan nasional dari Jawa Tengah dan pahlawan nasional dari Riau.

4. Teuku Cik di Tiro

Lahir tahun 1836, Teuku Cik di Tiro adalah seorang ulama sekaligus panglima besar perang
Aceh. Pria bernama asli Teuku Muhammad Saman ini muncul menjadi pemimpin perang ketika
perlawanan terhadap Belanda mulai menyurut pada 1881. Delapan tahun setelah Belanda
menyatakan perang terhadap Aceh, Teuku Cik di Tiro bersama Teuku Chik Pante Kulu
mengobarkan semangat untuk melakukan perang Sabil di jalan Allah. Ia hijrah ke Aceh Besar
dari Lamlo, Pidie dan menjadikan basis gerilyawan di Desa Meureu, Indrapuri.

5. Nyak Arif

Teuku Nyak Arif lahir di Ulee Lhee, Banda Aceh pada 1899 dan merupakan residen atau
gubernur pertama Aceh. Ia adalah keturunan dari Uleebalang Panglima Sagi 26 Mukim, Aceh
Besar. Ia adalah orator ulung yang banyak terlibat pada organisasi pergerakan kemerdekaan.
Pernah menjadi Ketua Nasional Indische Partij Kutaraja dan menjadi anggota Volksraad pada
1927 – 1931. Mulai tahun 1932 ia memimpin gerakan bawah tanah menentang Belanda, aktif
dalam bidang pendidikan dan politik. Ketika terjadi perang antara sebagian kelompok uleebalang
dan ulama, Teuku Nyak Arif yang ingin kedua pihal bersatu malah dituduh berkhianat oleh kaum
muda PUSA. Ia ditangkap TKR yang mendukung ulama pada Januari 1946 dan ditawan di
Takengon, hingga wafat pada 4 Mei 1946. Ia dimakamkan di Lamreueng, Aceh Besar dan
digelari pahlawan nasional pada 1974.

6. Sultan Iskandar Muda

Inilah seorang Raja besar yang membawa Aceh ke zaman keemasannya sewaktu ia berkuasa
pada 1607 – 1636. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang lahir pada 1593, Aceh
menguasai Sumatera dan sebagian daerah Malaysia seperti Johor dan Kedah. Aceh juga
menyerang Portugis di Malaka pada masa pemerintahannya. Aceh juga mencapai puncak
kejayaan sebagai pusat perdagangan dan pembelajaran Islam. Gelar Pahlawan Nasional dari
Aceh disematkan pada 1993. Namanya diabadikan sebagai nama bandar udara internasional
Sultan Iskandar Muda di Aceh.

7. Teuku Muhammad Hasan

Lahir di Sigli pada 4 April1906, ia seorang aktivis kemerdekaan dan Gubernur pertama
Sumatera. Kalangan pergerakan menyebutnya Mr Muhammad Hasan. Ketika bersekolah di
Universitas Leiden, Belanda pada usia 25 tahun, ia bergabung dengan sejumlah tokoh pergerakan
nasional seperti Muhammad Hatta dan Ali Sastroamidjojo. Pernah juga menjadi salah satu
anggota PPKI yang merumuskan dasar – dasar negara Indonesia dengan dipimpin Ir. Soekarno.
Ia bersama Syafruddin Prawiranegara membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia di
Bukittinggi, Sumbar ketika terjadi Agresi Militer Belanda II. Ia juga mendirikan Universitas
Serambi Mekah yang masih ada hingga sekarang. Teuku Muhammad Hasan meninggal pada 21
September 1997 di usia 91 tahun dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 2006.

8. Laksamana Malayahati

Salah seorang pejuang perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh, putri dari Laksamana
Mahmud Syah. Kakeknya dari ayah adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra Sultan
Salahuddin Syah yang memegang kekuasaan sekitar 1530 – 1539 M dan merupakan putra dari
Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513 – 1530 M), pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.
Malahayati pernah menjadi Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima
Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV. Pada 11 September
1599, malahayati memimpin 2000 orang pasukan Inong Balee (janda pahlawan yang gugur)
untuk berperang melawan kapal serta benteng Belanda.

Anda mungkin juga menyukai