Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi


kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan;
mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Orientasi :
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Maezul, biasa dipanggil
Maezul, saya mahasiswa keperawatan dari Universitas Ngudi Waluyo
yang akan praktek di ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari ini
dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat Bapak pagi
ini.”
“Nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?” bagaimana perasaan
bapak saat ini? Apa yang bapak keluhkan? Coba ceritakan kegiatan
keseharian bapak dirumah apa saja? Harapan bapak yang belum
terpenuhi sampai saat ini apa?
“Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang menjadi harapan
bapak yang belum terpenuhi sampai sekarang?”
“Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
“Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”

Kerja:
“Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang artis, tapi
yang Bapak rasakan tidak dirasakan oleh orang lain” menurut data
sebenarnya bapak bukan seorang artis, namun bapak adalah seorang
karyawan swasta”. “sebenarnya bapak merasakan kebutuhan bapak yang
belum terpenuhi apa? Ohh bapak merasa diatur-atur oleh keluarga bapak
ya? Terus bapak pinginnya bagimana? Ohh bagus, jadi bapak punya
keinginan untuk mempunyai kegiatan di luar ya? Apa kegatannya? Bapak
ingin mengaji? Bapak bisa mengaji tidak? Coba bapak praktikkan cara
mengaji! Waahh suara bapak bagus sekali! Kalau begitu kenapa bapak
tidak mengaji saja ketika ada waktu luang? Jadi bapak mau mengaji
kalau ada waktu luang? Bagus sekali bapak!

Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?”
jadi apa saja yang tadi kita obrolkan? Bagus bapak! Bagaimana perasaan
bapak setelah tadi bapak mengaji? Bapak jadi lebih tenang kan? Baik pak
sekarang kita membuat jadwal latihan untuk mengaji. Kita jadwalkan
minimal 3 kali sehari ya pak? Bapak mau jam berapa saja? Baik, jadi
bapak akan mengaji minimal 3 kal sehari di jam 9, 14, dan 16 y pak?
Bagus bapak! Baik bapak bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
berbincang-bincang tentang hobi bapak, bapak maunya tempatnya
dimana, jam berapa? bagaimana kalau jam 9? berapa lama kita akan
berlatih? Baiklah pak terimakasih, sampai ketemu lagi besok ya pak.

` SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan


membantu mempraktekkannya
Orientasi :
“Selamat Pagi bapak K, masih ingat dengan saya ? saya perawat Maezul,
bagaimana perasaan Bapak saat ini? Apa yang bapak keluhkan? Bagus!”
“Apakah bapak sudah melakukan cara untuk memenuhi kebutuhan bapak
dengan cara mengaji sesuai jadwal kemarin? coba bapak praktikkan!
Bagus sekali!
“Apakah Bapak sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran
Bapak?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi Bapak
tersebut?”
“Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit tentang hal tersebut?”

Kerja :
“Apa saja hobi bapak? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang bisa
bermain volley seperti itu lho Pak”
“Bisa Bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main
volley, siapa yang dulu mengajarkannya kepada Bapak, dimana?”
“Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang
baik itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu Bapak mau bermain volley?”
“Apa yang Bapak harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan Bapak yang lain selain bermain
volley?”

Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi
dan kemampuan Bapak?”. Jadi apa hobi bapak? Bagus!
Sekarang kita buat jadwal untuk mengaji, kita jadwalkan minimal 3 kali
sehari sesuai dengan jadwal kemarin. Selanjutnya cara mengembangkan
hobi bapak yaitu volley, Kita jadwalkan sehari sekali ya bapak, bapak
maunya jam berapa pak? baik bapak bagaimana kalau besok kita bertemu
lagi untuk berbincang-bincang tentang cara minum obat, bapak maunya
tempatnya dimana , jam berapa ? bagaimana kalau jam 9 lagi? berapa
lama kita akan berlatih? Baiklah pak terimakasih, sampai ketemu lagi
besok ya pak.
SP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
Orientasi :
“Selamat Pagi Pak K, masih ingat dengan saya? saya perawat Maezul,
bagaimana perasaan bapak hari ini?.” Apakah kemarin bapak sudah
mengaji? coba praktikkan mengaji!” “selanjutnya Apakah kemarin bapak
sudah mempraktikan hobi bapak bermain volly? Bagus!
“Sesuai dengan janji kemarin, bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang Bapak minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?”
“Berapa lama Bapak mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

Kerja :
“Bapak berapa macam obat yang diminum per Jam berapa saja obat
diminum?”
“Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi
teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa
kering, untuk membantu mengatasinya abang bisa banyak minum dan
mengisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini Bapak dan ibu mengecek dulu label di kotak
obat apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama
obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar
harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi
sebaiknya Bapak tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum
sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat
yang bapak K minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum
obat?”
“Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Bapak.
Sekarang kita buat jadwal untuk mengaji, kita jadwalkan minmal 3 kali
sehari sesuai dengan jadwal kemarin. Selanjutnya cara mengembangkan
hobi bapak yaitu volley. Kita jadwalkan sehari sekali sesuai dengan
jadwal kemarin ya pak? untuk jadwal minum obat kita jadwalkan 3 kali
sehari setelah makan selesai yaitu jam 7, 12, 17 ya pak? baik bapak
bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat jadwal yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa jam 9 di tempat yang sama?
” kalau begittu saya pamit dulu pak, selamat siang”

Kolaboratif
Pengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini peran
keluarga sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan di BPK RSJ
Propinsi Bali dan klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat klien,
menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas
minum obat (Maramis,2005, hal 213-232)
a. Farmakoterapi
1) Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderita
dengan psikomotorik yang meningkat.
2) Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita
skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi
dalam dua tahun penyakit.
b. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang
grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang listrik
dapat diberikan pada skizoprenia yang tidak mempan dengan terapi
neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
c. Psikoterapi dan Rehabilitasi 
d. Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena
berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien
kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk
mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan
dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat
membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama, seperti therapy modalitas yang terdiri dari
:
e. Therapy aktivitas
a) Therapy music
Focus : mendengar,memainkan alat musik, bernyanyi.
Yaitu menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.
b) Therapy seni
Focus : untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan
seni.
c) Therapy menari
Focus pada : ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
d) Therapy relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional : untuk koping / prilaku mal adaptif / deskriptif,
meningkatkan partisipasi dan kesenanga klien dalam kehidupan.
2) Therapy social
Klien belajar bersosialisasi dengan klien lain
3) Therapy kelompok
Group therapy (therapy kelompok)
a) Therapy group (kelompok terapiutik)
b) Adjunctive group activity therapy (therapy aktivitas kelompok)

Anda mungkin juga menyukai