Anda di halaman 1dari 2

Filsafat Pragmatisme dalam Pendidikan

Sejak dahulu hingga dewasa ini, dunia pendidikan selalu membuka diri terhadap
kemungkinan diterapkannya suatu format pendidikan yang ideal untuk menjawab
permasalahan global. Banyak teori telah diadopsi untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk
teori pragmatis dari aliran Filsafat pragmatisme mencoba mengisi ruang dan waktu untuk
turut mencari solusi terbaik terhadap model pendidikan yang dianggap selangkah ketinggalan
dengan perkembangan pola pikir manusia itu sendiri.

Seiring dengan perkembangan, dunia pendidikan berupaya menyelaraskan antara eksplorasi


pikiran manusia dengan solusi tindakan bersama perangkatnya untuk mencapai puncak
temuan. Tekanan utama pragmatisme dalam pendidikan selalu dilandaskan bahwa subjek
didik bukanlah objek, melainkan subjek yang memiliki pengalaman. Setiap subjek didik tidak
lain adalah individu yang mengalami sehingga mereka berkembang, serta memiliki insiatif
dalam mengatasi problem-problem hidup yang mereka miliki.

Dalam pelaksanaannya, pendidikan pragmatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar
di sekolah tak berbeda ketika ia berada di luar sekolah. Oleh karenanya, kehidupan di sekolah
selalu disadari sebagai bagian dari pengalaman hidup, bukan bagian dari persiapan untuk
menjalani hidup. Di sini pengalaman belajar di sekolah tidak berbeda dengan pengalaman
saat ia belajar di luar sekolah. Pelajar menghadapi problem yang menyebabkan lahirnya
tindakan penuh dari pemikiran yang relative. Di sini kecerdasan disadari akan melahirkan
pertumbuhan dan pertumbuhan akan membawa mereka di dalam beradaptasi dengan dunia
yang berubah. Ide gagasan yang berkembang menjadi sarana keberhasila.

Model pembelajaran pragmatisme adalah anak belajar di dalam kelas dengan cara
berkelompok. Dengan berkelompok anak akan merasa bersama-sama terlibat dalam masalah
dan pemecahanya. Anak akan terlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban
masing-masing. Sementara, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Model
pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta anak dilatih
berpikir secara logis. Sebagaimana yang diungkap oleh Power (Sadulloh, 2003:133) bahwa,
implikasi dari filsafat pendidikan pragmatisme terhadap pelaksanaan pendidikan mencakup
tiga hal pokok. Ketiga hal pokok tersebut, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan pragmatisme adalah memberikan pengalaman
untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
2. Kedudukan Siswa, kedudukan siswa dalam pendidikan pragmatisme merupakan suatu
organisasi yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
3. Kurikulum,  kurikulum pendidikan pragmatis berisi pengalaman yang teruji yang dapat
diubah. Demikian pula minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah dapat
menentukan kurikulum. Guru menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak tersebut.
4. Metode, metode yang digunakan dalam pendidikan pragmatisme adalah metode aktif,
yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja), serta metode pemecahan masalah
(problem solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and
discovery method). Dalam praktiknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru yang
memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan
terbuka, antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan
bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh
siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
5. Peran Guru. Peran guru dalam pendidikan pragmatisme adalah mengawasi dan
membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.

Selain hal di atas, pendidikan pragmatisme kerap dianggap sebagai pendidikan yang
mencanangkan nilai-nilai demokrasi dalam ruang pembelajaran sekolah. Karena pendidikan
bukan ruang yang terpisah dari sosial, setiap orang dalam suatu masyarakat juga diberi 
kesempatan untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan pendidikan yang ada.
Keputusan-keputusan tersebut kemudian mengalami evaluasi berdasarkan situasi-situasi
sosial yang ada.

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/07/pragmatisme-dalam-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai