Penulis:
Aimatuzzahrok (04020120030)
Dosen Pengampu:
Dr. Sokhi Huda, M.Ag
NIP: 196701282003121001
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya sehingga saya
berhasil menyusun laporan mini research tentang “PERANAN MADRASAH DINIYAH “AL-
MASY” DINGIN NGRONGGOT NGANJUK JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BACA AL QUR’AN DAN AKHLAK SANTRI” dengan baik. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta para sahabat beliau.
Laporan mini research ini akan membahas tentang metode pembelajaran serta kegiatan
keagamaan yang dilaksanakan di Madin Al-Masy Dingin.
Dengan selesainya laporan mini research ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: (1) Bapak Dr. Sokhi Huda, M.Ag
yang telah mengajar Mata Kuliah Pengantar Studi Islam (2) Teman-teman sekalian KPI Kelas A1
yang saya sayangi dan saya banggakan.
Penulis
16 Desember 2020
i
DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
B. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ................................................................................... 2
C. DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ……………………………………………………... 2
1. DESKRIPSI DATA .................................................................................. 2
a. PENDIDIKAN ISLAM .............................................................................................. 2
b. SEJARAH DIDIRIKANNYA MADRASAH DINIYAH AL-MASY …………….. 3
c. METODE PEMBELAJARAN ……………………………………………………... 3
d. SISTEM PENDIDIKAN ……………………………………………………………. 4
f. KESENIAN ………………………………………………………………………….. 6
BIBLIOGRAFI ……………………………………………………………………………….. 10
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………… 11
ii
PERANAN MADRASAH DINIYAH “AL-MASY” DINGIN NGRONGGOT NGANJUK
JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA AL QUR’AN DAN
AKHLAK SANTRI
Penulis :
Aimatuzzahrok (04020120030)
Nice point : Pendidikan agama Islam, Baca tulis Al-Qur’an dan pembentukan karakter manusia
berakhlakul karimah, harus ditanamkan sejak usia dini. Dengan dukungan orangtua dan juga lembaga
keagamaan, Madrasah Diniyah Al-Masy hadir untuk membantu mendidik anak agar berakhlakul karimah
serta cinta terhadap al-Qur’an. Ilmu tidak akan berhasil tanpa 3 faktor pendukung, yaitu dari diri sendiri,
orangtua, dan Guru. (Aimatuzzahrok, 16 Desember 2020).
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya, baik lahiriyah maupun
batiniyah. Pendidikan ini dalam arti bahwa terdapat tuntutan agar terdidik itu memiliki
kemerdekaan berfikir, merasa, bertindak, dan berbicara serta percaya pada diri sendiri
dengan penuh rasa tanggung jawa dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-
hari.1
Selain generasi muda yang jauh dari al-Qur’an, rumah tangga muslim juga terasa
jauh dari al-Qur’an, dan rumah tangga muslim terasa semakin sunyi dari alunan ayat-ayat
suci al-Qur’an.
Melihat kemerosotan akhlak generasi muda zaman sekarang, juga membuat pendiri
Madrasah Diniyah “AL-MASY” ini tersentuh hatinya, sehingga tidak hanya memberikan
didalamnya mengajarkan al-Qur’an serta meningkatkan akhlak para santri yakni Madrasah
1
Munarji, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal.6
1
Desa Ngronggot . Dengan tujuan agar para pembaca dapat mengkaji bagaimana pentingnya
al-Qur’an dalam membentuk kepribadian seorang muslim, serta diharapkan pembaca dapat
Mencetak generasi rabbani yang unggul di tengah persaingan global dapat dilakukan
dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada anak didik untuk mengaktualisasikan potensi, bakat dan minatnya. Alquran sebagai
sumber ajaran Islam juga banyak mengungkap konsep pendidikan yang ideal.2
Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik. Pendidikan
mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan
terhadap apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan
agar tetap pada jalur syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang
tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal. Pendidikan Islam
berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah
(aktivitas) (QS. Ali Imran (3) : 103).
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyah, yang merupakan
hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan
akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir
hayat.” Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah
2
Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 1, No. 2, April 2016
2
berhenti, semakin banyak ilmu yang kita peroleh maka semakin kita bertanggung jawab
untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu.
b. Sejarah didirikannya Madrasah Diniyah Al-Masy
Madrasah diniyah Al-Masy didirikan oleh Kyai Ali Khobir dan Ibu Uswatun Hasanah
sejak belasan tahun yang lalu, dan diresmikan pada tahun 2005. Madrasah Diniyah ini
terletak di Dusun Dingin, Desa Ngronggot, Kec. Ngronggot, Kab. Nganjuk, Jawa Timur.
Awal mulanya kegiatan pembelajaran dilakukan di sebuah rumah kecil milik Kyai Ali
Khobir, namun semakin lama jumlah santri yang mengaji menjadi sedikit lebih banyak,
lalu pembelajaran dipindahkan di rumah orangtua beliau yang berdampingan dengan
mushola “Al-Masy”, yang mana berada di samping rumah beliau. Setiap tahunnya jumlah
santri semakin bertambah banyak, sehingga sedikit demi sedikit di bangun kelas-kelas
untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Lalu pada tahun 2020 ini, dibangun pagar
dan diberi gerbang untuk menjamin keamanan para santri. Pembangunan Madrasah
Diniyah “Al-Masy” ini bertahap dari tahun ke tahun, sampai sekarang pun masih akan terus
mengalami perkembangan.
Madrasah Diniyah ini, diperuntukkan khususnya bagi anak-anak usia dini, sampai
dewasa. Bahkan, masyarakat dan orangtua boleh ikut berperan aktif pada kegiatan
pembelajaran.
c. Metode Pembelajaran
Qur’an, pelajaran Diniyah, dan Praktek. Dan tidak lupa juga pendidikan adab yang dimulai
sejak dini. Dalam pendidikan Al-Qur’an, santri diajari dari 0 tentang bacaan, tajwid, serta
makna-makna yang terkandung dalam al-Quran, sehingga santri tidak hanya bisa mengaji,
namun juga bisa mengkaji. Cara pengajarannya pun cukup mudah dipahami dan tidak
pelajaran Diniyah, santri di beri beberapa kitab Akhlak, untuk usia dini dimulai dari kitab
Alala, ‘Udi Susilo, Mitra Sejati. Menginjak remaja, santri diberi kitab Ta’limul Muta’allim,
Washoya, Fafiruu Ilallah, Bidayatul Hidayah, Taisirul Kholaq, Arba’in, dan masih banyak
3
lagi. Dalam metode ini, santri diajari membaca dan menulis pegon terlebih dahulu,
mengingat kitab-kitab tersebut berupa makno gandul. Santri diajari membaca dan menulis
pegon sejak kecil, agar terbiasa dan tidak bingung ketika dihadapkan dengan kitab-kitab.
Lalu untuk prakteknya, ada praktek sholat, dzikir, praktek memaknai kitab, praktek
membaca kitab, praktek wudhu, membaca doa-doa, Istighosah, Tahlil, menjadi Bilal, dll.
Tak berhenti sampai disitu, pembelajaran yang paling utama di Madin Al-Masy ini
yaitu mencangkup Ilmu Ibadah, I’tiqad dan Ilmu menata hati. Tiga hal ini sangat
tersebut sangat penting dalam kehidupan, menanamkan hal-hal seperti ini pada anak didik
memanglah sulit, untuk itu pengasuh Madin yaitu Kyai Ali Khobir dan Ustadzah Uswatun
Hasanah memiliki banyak cara untuk memprogram pendidikan dalam Madin Al-Masyu
sendiri. Salah satu contoh yaitu dengan cara berbicara dari hati ke hati. Beberapa cara
muncul sesuai keadaan peserta didik, yakni apabila peserta didik sedikit menyelewang dari
aturan, maka pengurus Madin akan membuat cara baru lagi agar para santri lebih patuh
terhadap aturan. Apabila orangtua peserta didik mempunyai keluhan tentang anaknya,
d. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan di Madin “Al-Masy” ini hampir mirip dengan sistem pendidikan
di Pondok Pesantren. Maka dari itu, banyak yang menganggap bahwa ini bukanlah Madin,
melainkan sebuah Pondok. Seperti yang dikatakan oleh Ustadzah Uswatun Hasanah “Para
santri diajak untuk tidur di pondok (Madin, kami menyebutnya pondok) setiap hari, namun
bergantian. 5 hari untuk santri putrid an 1 hari untuk santri putra. Untuk adik-adik tahfidz
juga ikut serta tidur pondok setiap hari kecuali hari kamis, untuk memantabkan hafalan-
4
hafalannya”.3 Kegiatan tidur di Madin ini untuk melatih santri bangun malam untuk sholat
tahajud, dan juga melatih agar santri tidak membiasakan diri tidur setelah subuh. Kegiatan
yang dilakukan setelah Sholat malam yaitu Sholat Qobliyah subuh, Jamaah subuh,
membaca yasin, dan surat-surat utama lainnya. Setelah itu para santri membaca al-Qur’an
dengan tilawati secara bersama-sama, dan setelah itu mengaji kitab. Untuk para santri
senior, akan diberi tanggungjawab menyemak adik-adik tahfidz, yang sebelumnya sudah
disemak oleh Ustadzah. Hal ini dilakukan, agar para santri senior, bisa mempunyai rasa
e. Kegiatan Kemasyarakatan
Selain mengajar santri, Madin Al-Masy juga mengajak masyarakat untuk ikut serta
dalam kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan ini mengajak masyarakat serta orangtua
santri untuk ikut serta. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadzah Uswatun Hasanah :
“Faktor pendorong berhasilnya seorang santri ada tiga yaitu dari Santrinya sendiri,
Guru/ustadz dan ustadzah, dan juga orangtua santri. Jika salah satu saja tidak mendukung,
maka akan sulit seorang santri mencapai keberhasilan dalam menerima ilmu”. 4 Ada
beberapa kegiatan kagamaan yang diadakan oleh Madin Al-Masy untuk masyarakat umum
2. Majlis Ta’lim, yang terdiri dari masyarakat umum serta orangtua santri setiap Kamis
malam Jumat.
3. Istighosah wali santri setiap satu bulan sekali. Kegiatan ini mengajak wali santri untuk
3
Wawancara dengan Ustadzah Uswatun Hasanah (Istri dari Kyai Ali Khobir, pendiri Madin “Al-Masy”)
4
Wawancara dengan Ustadzah Uswatun Hasanah, (Istri dari Kyai Ali Khobir, pendiri Madin “Al-Masy”)
5
4. Khotmil Qur’an bergilir di rumah santri, dilakukan oleh santri dan ustadz/ustadzah.
6. Khotmil Qur’an yang diadakan setiap sebulan sekali untuk para santri alumni, agar
f. Kesenian
Pembelajaran pada Madin “Al-Masy” ini tidak hanya berfokus pada kegiatan
peribadahan, namun disertai dengan kesenian juga, untuk mengetahui bakat minat santri.
1. Tilawati. Kegiatan ini dilakukan agar pembacaan al-Qur’an para santri derdengar lebih
2. Qira’ah. Hal ini juga diajarkan kepada santri sejak dini, agar terbiasa membaca al-
3. MC. Adanya pelatihan MC ini, untuk melatih keberanian para santri, ketika nanti
dihadapkan ke masyarakat. Ada dua tipe MC yang digunakan, yaitu bahasa Indonesia
4. Pidato. Seperti pidato pada umumnya, namun semua pidato yang digunakan adalah
5. Hadroh. Kesenian hadroh ini tidak hanya ditujukan untuk santri putra saja, santri putri
juga berperan aktif dalam kesenian hadroh ini. Kegiatan hadroh ini dilakukan terpisah
6. Sholawat.
6
7. Ishari
Kegiatan-kegitan tersebut diajarkan untuk melatih para santri, dan juga agar tidak jenuh
hanya mengaji kitab dan al-Qur’an saja. Kegiatan ini juga dimanfaatkan ketika Madin
sedang ada acara, seperti istighosah dan haflah. Para santri akan ditampilkan dalam
dari kecil hingga dewasapun bisa dididik dan diajarkan hal-hal yang akan berguna
2. Analisis data
Analisis yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
(penggambaran), karena data yang penulis kumpulkan untuk mengkaji data bersifat
kualitatif. Dimana hasil tersebut merupakan hasil dari interview atau wawancara secara
a. Pembahasan
syariah dan praktek ibadah. Kajian Akhlaq yang mengajarkan tentang bagaimana
menjaga tutur kata, tingkah laku, tindakan dan perbuatan serta beberapa pelajaran lain
seperti Tauhid, Hadits, Tafsir, yang juga sangat bermanfaat itu tidak hanya sebatas
pengetahuan umum saja, akan tetapi juga harus diimbangi dengan nilai-nilai
keagamaan agar ilmu yang diperoleh dapat dimanfaatkan oleh diri pribadi maupun di
masyarakat luas.5
5
Jurnal, Peran Madrasah Diniyah Dalam Membentengi Karakter Generasi Muda Di Zaman Modern
7
Pendidikan diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan
pada semua jalur (formal, non formal, informal) dan jenjang pendidikan.6 Madrasah
Diniyah adalah suatu bentuk madrasah yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama
pendidikan Islam. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang,
akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
Al-Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan, sehingga dengan cara ini akan membentuk
masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Illah saja. Dan kemudian
didiknya terutama yang masih anak-anak agar dapat mengenal pendidikan agama
islam sejak kecil dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan
pembelajaran ini juga diharapkan dapat meminimalisir terbuangnya waktu secara sia-
terlihat positif dan mendukung program-program baru yang dibentuk oleh Madrasah
Al-Masy. Karena Madrasah Diniyah AL-Masy mengajak masyarakat ikut serta dalam
6
Dinas Pendidikan, Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta. (Tulungagung: Diktat Tidak
Diterbitkan, 2014), hlm. 10
7
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 95
8
membenahi ibadah, akhlak dan juga pengetahuan tentang agama. Masyarakat terlihat
kagum dengan santri-santri yang ada di Madrasah Diniyah, karena akhlak santrinya
D. Kesimpulan
1. Awal mulanya kegiatan pembelajaran dilakukan di sebuah rumah kecil milik Kyai Ali
Khobir, namun semakin lama jumlah santri yang mengaji menjadi sedikit lebih banyak,
2. Pembelajaran yang paling utama di Madin Al-Masy ini yaitu mencangkup Ilmu Ibadah,
I’tiqad dan Ilmu menata hati. Tiga hal ini sangat ditekankan dalam pembelajaran pada
Madin Al-Masy.
3. Madrasah Diniyah ini, diperuntukkan khususnya bagi anak-anak usia dini, sampai dewasa.
Bahkan, masyarakat dan orangtua boleh ikut berperan aktif pada kegiatan pembelajaran.
4. Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan nonformal yang mempunyai peran utama
mengajarkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an juga sangat berperan bagi
perkembangan jiwa anak seperti pengetahuan tentang ibadah, akidah dan akhlak.
9
BIBLIOGRAFI
Jurnal, Peran Madrasah Diniyah Dalam Membentengi Karakter Generasi Muda Di Zaman
Modern
Nasir Ridlwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2010), hlm. 95
10
LAMPIRAN
5. Bagaimana respon dari masyarakat setempat tentang kegiatan keagamaan yang ada di
Madin al-Masy?
6. Kegiatan apa saja yang mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan?
11
Doc. Ustadzah Madrasah Diniyah Al-Masy
12
Doc. Santri putri Kelas Malam
13
Doc. Outbond 2019
14
Doc. Santri Putra kelas 5-6
15
Doc. Santri Putri kleas malam bersama alumni yang masih mengabdi, Outbond 2019.
Doc. Santri Putri kleas malam bersama alumni yang masih mengabdi, Outbond 2019.
16