Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FITOTERAPI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TANAMAN FITOTERAPI UNTUK PENYAKIT DIABETES MELITUS

OLEH :
NAMA : NURBAETI ASNAWI
STAMBUK : 15020170172
KELAS : C6

FAKULTAS FARMASI
UNIVERITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
A. Pendahuluan tentang penyakit
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu kelainan metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin ( penurunan
sekresi) atau kerja insulin atau keduanya.

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM yaitu :


- Keluhan klasik : Poliuria, polydipsia, polifagia, penurunan berat badan
- Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal , mata kabur, disfungsi ereksi pada
pria, pruritus vulva pada wanita Jika tidak diobati maka DM dan menyebabkan
ketoacidosis, stroke, heart disorders, kidney failure, eye damage, foot ulcer,
impotence, and death.
B. Tanaman fitoterapi
1. Alium cepa (umbi bawang merah)
Deskripsi tanaman:
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang
bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai
mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang
berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi
dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk
bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal
buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang
membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon
Biji Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji
bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generatif.
Kandungan kimia:
Flavonoid (kuersetin dan glikosidanya), antosianin Penggunan secara empiris:
Secara empiris, bawang merah dipakai untuk mengatasi berbagai gangguan
kesehatan, termasuk sakit tenggorokan, penyakit kulit, keropos tulang, diabetes,
kolesterol tinggi.
Farmakologi:
Pemberian bawang merah selama 8 minggu memperlihatkan efek yang nyata
pada penurunan kadar lemak darah dan juga glukosa darah pada tikus.
Pemberian senyawa kuersetin (Flavanoid) yang juga terdapat dalam bawang
merah dapat mencegah glukogenesis, hal ini sangat bermanfaat dalam
mencegah komplikasi penyakit jantung pada pasien diabetes
Makanisme:
Pada bawang merah juga ditemukan adanya aliin dan enzim alinase yang
memungkinkan terjadinya reaksi enzimatis. Senyawa aliin adalah substrat yang
terkandung dalam jaringan tanaman yang akan berubah menjadi alisin dengan
bantuan enzim alinase. Senyawa alisin yang terbentuk ini bersifat kurang stabil
sehingga akan terurai menjadi komponen – komponen volatil secara kimiawi
yang memberi bau khas pada bawang. Adamya senyawa alisin dan dialil disuklfid
inilah yang membuat bawang merah memiliki kemampuan sebagai pengawet
pada makanan
Dosis:
Ekstrak umbi Bawang Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan
penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %.

2. Alium sativum (umbi bawang putih)


Deskripsi tanaman:
Herba annual (2-4 bulan), tegak, 30 – 60 cm. Batang kecil (corpus), 0,5 – 1 cm.
Daun berbentuk bangun garis, kompak, datar, lebar 0,4 – 1,2 cm, pangkal
pelepah membentuk umbi, bulat telur melebar, anak umbi, bersudut, dibungkus
oleh selaput putih, pelepah bagian atas membentuk batang semu. Bunga
bersusunan majemuk payung sederhana, muncul disetiap anak umbi, 1-3 daun
pelindung, seperti selaput. Tenda bunga berjumlah enam daun, bebas atau
berlekatan di pangkal, bentuk memanjang, meruncing, putih-putih kehijauan-
ungu. Umbi lapis Allium sativum L. berupa umbi majemuk berbentuk hampir
bundar, garis tengahnya 4 – 6 cm terdiri dari 8 – 20 siung seluruhnya diliputi 3 – 5
selaput tipis serupa kertas berwarna agak putih, tiap siung diselubungi oleh 2
selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar, selaput
dalam warna merah muda dan melekat pada bagian padat dari siung tetapi
mudah dikupas; siung bentuk membulat dibagian punggung, bidang samping rata
atau agak bersudut
Kandungan kimia:
Komponen kimia pada bawang putih mengandung sulfur, enzim alliinase,
peroksidase, myorosinase, asam amino berupa arginine; komponen lain seperti
selenium, germanium, tellurium dan mineral lainnya
Penggunan secara empiris:
Secara empiris, bawang putih Sebagai bahan baku keperluan dapur, berfungsi
sebagai bumbu penyedap beragam masakan. Sebagai bahan baku obat-obatan,
bawang putih memiliki khasiat untuk penyembuhan bermacam-macam penyakit,
seperti penyakit infeksi pada saluran pernafasan, penyakit infeksi pada usus,
penyakit batuk, penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), gatal-
gatal,penyakitkencing manis (diabetis), penyakit typus, penyakit cacingan,
penyakit infeksi padakulit dan luka bekas gigitan binatang berbisa, penyakit
maag, penyakit kanker, penyakit ganorrhoe, penyakit infeksi di vagina akibat
jamur candidas albicans, penyakit meningitis akibat jamur Eurytococcus
neoformans
Makanisme:
Penelitian lain yang memperkuat bahwa bawang putih dapat digunakan sebagai
kemopreventif kanker kolon dilakukan dengan membandingkan antara SAC dan
SAMC yang dikandung oleh bawang putih pada sel kanker kolon HT-29 dan SW-
480. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah SAMC dapat
menghambat pertumbuhan serta mengistirahatkan sel pada fase G¬2 – M dan
menginduksi terjadinya apoptosis
Penelitian yang sudah dilakukan membandingakan antara AGE dengan bentuk
olahan bawang putih yang lain seperti jus bawang putih mentah (raw garlic
juice), jus bawang putih yang dipanaskan (heated garlic juice), dan serbuk
bawang putih masak. Jika dilihat aksi farmakologinya, maka AGE lebih poten
dalam menghambat pertumbuhan sel sarkoma-180 yang ditransplantasi pada
tikus, dibanding dengan bentuk olahan bawang putih yang lain

3. Aloe vera (lidah buaya)


Deskripsi tanaman:
Tumbuhan tanpa batang atau berbatang pendek, dengan tinggi hingga 60–100
cm dan dapat berkembang biak dengan tunas. Dedaunannya berdaging tebal,
berwarna hijau atau hijau keabuan, dan sebagian varietas memiliki bintik putih
pada permukaan batangnya. Pinggir daunnya berbentuk serrata (seperti gergaji)
dengan gerigi putih kecil. Bunga-bunganya tumbuh pada musim panas di sebuah
tangkai setinggi hingga 90 cm. Setiap bunga tersebut berposisi menggantung,
dan mahkotanya berbentuk tabung sepanjang 2–3 cm.
Kandungan kimia: Daun lidah buaya banyak mengandung vitamin A yang juga
dikenal dengan nama betakaroten. Selain itu, terdapat juga vitamin C dan E yang
berguna sebagai antioksidan. Daun dan gel lidah buaya mengandung 8 enzim
yaitu aliiase, alkaline posfatase, amilase, bradikinase, karboksipeptidase,
katalase, selulase, lipase, dan peroksidase. Gel dan daun lidah buaya
mempunyai kandungan kalsium, kromium, tembaga, selenium, magnesium,
mangan, kalium, natrium, dan zink
Penggunan secara empiris:
Lidah buaya dapat digunakan langsung,baik secara tradisional maupun dalam
bentuk ekstra.Eskudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan
kental) secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan
rambut, penyembuhan luka, dan sebagainya.
Farmakologi:
Penelitian awal menunjukkan bahwa asupan lidah buaya dapat membantu
menurunkan kadar glukosa darah sehingga dapat berperan dalam mengobati
diabetes melitus (kencing manis) secara alami. Selain itu lidah buaya memiliki
kecenderungan bermanfaat menurunkan konsentrasi glukosa darah dan HbA1c.
Kadar trigliserida juga tampaknya berkurang, meskipun bukti-bukti mengenai
perubahan LDL, HDL, dan kadar kolesterol total bertentangan.
Makanisme:
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ada bahan kimia yang terdapat
pada gel lidah buaya yang sepertinya dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh
darah kecil di kulit, sekaligus bisa membunuh bakteri. Hal tersebut membuktikan
bahwa lidah buaya efektif membantu mempercepat penyembuhan luka. Efek
pencahar pada lidah buaya berasal dari kemampuannya dalam menghambat
penyerapan tanpa merangsang peristaltik. Gel lidah buaya berfungsi untuk
melebarkan pembuluh darah. Hanya sedikit penelitian yang dilakukan terhadap
penggunaan lidah buaya untuk penyembuhan asma dan radang dinding
lambung. Namun, lidah buaya juga digunakan untuk menghambat perubahan sel
dan untuk menjadi anti•mutagenik
Keamanan:
Taman ini memungkinkan efek negatif pada wanita hamil dan menyusui, anak
kecil pada usia di bawah 12 tahun, pasien dengan penyakit radang usus besar,
dan pasien usia lanjut yang mengalami gangguan usus
Bentuk sediaan dipasaran:
Dua zat yang diambil dari lidah buaya digunakan dalam produk kesehatan
komersial, yaitu gelnya yang tidak berwarna maupun lateksnya yang berwarna
kuning. Gel lidah buaya banyak ditambahkan dalam produk-produk komersial
seperti yogurt, minuman, dan makanan-makanan manis. Jus lidah buaya sering
dipromosikan manfaatnya untuk sistem pencernaan
4. Cinnamoni cortex (kulit kayu manis)
Deskripsi tanaman:
Pohon Kayu Manis dapat mencapai 15 meter. Batangnya berkayu dan
bercabang-cabang. Daunnya tunggal lanset, warna daunnya saat muda
berwarna merah dan saat tua berwarna hijau. Perbungaan berbentuk malai,
tumbuh diketiak daun dan berwarna kuning. Buah buni, buahnya saat muda
berwarna hijau dan setelah tua menjadi warna hitam. Pohon Kayu manis berakar
tunggang
Kandungan kimia:
Kulit Kayu: minyak atsiri, tannin, dammar, lender, eugenol, safrole,
sinamaldehide, kalsium oksalat, dan zat penyamak.
Penggunaan secara empiris
Tumbuhan kayu manis pada bagian kulit batang pohonnya telah banyak
digunakan masyarakat untuk menurunkan glukosa darah, bahkan sudah biasa
dicampurkan didalam makanan dan atau minuman seperti kopi, cereal, teh,
orange juice dan roti, bahkan sekarang sudah tersedia dalam bentuk kapsul dan
pil.
Dosis:
Berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari usia dan kondisi kesehatan
pasien. Namun secara umum, dosis kayu manis adalah sebagai berikut: 0,5-1
sendok teh (2-4 gram) bubuk kayu manis. Dikonsumsi setiap hari.

5. Andrographidis paniculate (daun sambiloto)


Deskripsi tanaman:
Sambiloto merupakan tumbuhan tegak yang berukuran 40 cm sampai 90 cm.
Cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut, percabangan banyak dengan
letak yang berlawanan. Bentuk daun lanset, panjang daun 3 cm sampai 12 cm
dan lebar daun 1 cm sampai 3 cm, panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm,
ujung dan pangkal daun tajam atau agak tajam, tepi daun rata. Perbungaan
tegak bercabang-cabang, panjang kelopak bunga 3 mm sampai 4 mm, bunga
berbibir berbentuk tabung, bibir bunga bagian atas berwarna putih atau berwarna
kuning dengan ukuran 7 mm sampai 8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk
biji berwarna ungu dengan panjang 6 mm.
Kandungan kimia:
Daun Andrographis paniculata mengandung saponin, flavanoida, dan tannin.
Penggunaan secara empiris:
Secara turun-temurun, orang sudah menggunakan rebusan daun sambiloto untuk
mencegah masuk angin atau influenza, menurunkan demam, sakit kuning, serta
mengobati luka. Untuk mengobati luka, biasanya orang menumbuk daun
sambiloto kering, dan menaburi luka atau korengnya dengan bubuk sambiloto.
Selain itu pahitnya sambiloto juga dipercaya manjur untuk meredakan kencing
manis. Sambiloto merupakan herbal yang mempunyai efek anti-infeksi / anti
radang paling baik diantara tanaman obat lainnya. Penyakit-penyakit infeksi
terutama infeksi pada jaringan mucus atau lendir, seperti infeksi tenggorokan
penyebab influenza, infeksi saluran kemih, keputihan pada wanita maupun infeksi
pada koreng, bisa diobati dengan sambiloto .
Farmakologi:
Sambiloto dapat berhasiat untuk Hepatitis, infeksi saluran empedu, diare,
Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, radang paru
(pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis),
radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing
nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma, batuk
rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis, darah tinggi (hipertensi),
kusta (morbus hansen=lepra), keracunan jamur, singkong, makanan laut,
Kanker, dan tumor ganas.
Mekanisme:
Mekanisme aksi penurunan tekanan darah dari sambiloto menggunakan fraksi
butanol (FB) dosis 5 mg/kg. Ditemukan bahwa a-adrenoceptor, muscarinic
cholinergic receptor, dan angiotensin converting enzyme (ACE) tidak terlibat
dalam aksi hipotensi dari FB. Hal ini terlihat karena aksi hipotensi FB tidak
terpengaruh oleh propranolol, atropine, dan captopril. Selanjutnya, dengan
adanya hexamethonium, pyrilamine, dan cimetidine, penurunan MAP oleh FB
secara signifikan diperlemah, menunjukkan bahwa aksi hipotensi FB mungkin
melibatkan autonomic ganglion dan histaminergic sistem.
Dosis:
Sambiloto adalah tanaman jamu yang bisa dimanfaatkan untuk pilek, sinusitis,
dan radang amandel. Gunakan pada dosis 60 mg. Dosis 10 mg/ kg
mengakibatkan penghentian uji klinis karena efek samping. Uji klinis pada anak
dengan infeksi saluran pernapasan atas melaporkan penggunaan sambiloto
adalah 30 mg setiap hari selama 10 hari. Dosis untuk suplemen herbal ini
mungkin berbeda untuk setiap pasien. Dosis yang dipakai tergantung pada usia
Anda, kesehatan, dan beberapa kondisi lain.
Simpan andrographis atau sambiloto di tempat kering yang jauh dari sinar
matahari langsung. Berhati-hatilah jika Anda menggunakan sambiloto dengan
antikoagulan, antiplatelets, imunosupresan, dan obat hipertensi. Regulasi yang
mengatur penggunaan suplemen herbal tidak terlalu ketat dibandingkan dengan
peraturan penggunaan obat. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
keamanannya. Sebelum menggunakan suplemen herbal, pastikan manfaatnya
lebih banyak dibandingkan dengan risikonya. Konsultasilah dengan ahli herbal
dan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

6. Orthosipon stamienus (daun kumis kucing)


Deskripsi tanaman:
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-
bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur
berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset,
bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun
panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang pinggir
berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena
adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29
cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan
pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas
gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang
keluar dari ujung cabang dengan panjang 7–29 cm, dengan ukuran panjang 13 –
27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian
menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai
bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga
dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang
1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6
mm.
Kandungan kimia:
kandungan kimia berupa alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol, zat samak,
orthosiphon glikosida, minyak lemak, sapofonin, garam kalium (0,6-3,5%) dan
myoinositol, serta minyak atsiri sebanyak 0,02-0,06 % yang terdiri dari 6 macam
sesquiterpenes dan senyawa fenolik, glikosida flavonol, turunan asam kaffeat.
Zat yang berperan dalam penurunan kadar glukosa darah yaitu flavonoid.
Penggunaan secara empiris:
Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi
berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai
obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India
untuk mengobati rematik.
Dosis :
Langkah pertama, siapkan daun kumis kucing sebanyak 5 lembar dan rebus
dengan 3 gelas air. Setelah itu, tuggu sampai dingin dan siap untuk diminum.
Dosis yang dianjurkan adalah minum 3 kali sehari sebanyak setengah gelas
setiap minum.

7. Glycine max (biji kedelai)


Deskripsi tanaman:
Kedelai merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuhan tegak,
berdaun lebat, dan beragam morfologi. Tinggi tanaman kedelai ini berkisar antara
10-200 cm dapat bercabang sedikit atau banyak. Kultivar yang berdaun
lebar dapat memberikan hasil yang lebih tinggi karena mampu menyerap sinar
matahari lebih banyak bila dibandingkan dengan yang berdaun sempit (Lamina,
1989).Susunan tubuh tanaman kedelai terdiri atas 2 macam alat (organ) utama
yaitu organ vegetatif dan organ generatif. Organ vegetatif meliputi akar, batang
dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkut, pengolah,
pengedar, dan penyimpan makanan sehingga disebut alat hara (organum
nutritivum). Sedangkan organ generatif meliputi bunga, buah, dan biji yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan (organum reproductivum)
Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak diantara
keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning, hitam, hijau dan
coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, ada yang bundar
ataubulat agak pipih. Besar biji bervariasi tergantung varietasnya. Di Indonesia
besar biji bervariasi dari 6 –30 gram
Kandungan kimia:
Komposisi kimia kedelai adalah 40,5% protein, 20,5% lemak, 22,2% karbohidrat,
4,3% serat kasar, 4,5% abu, dan 6,6% air (Snyder and Kwon, 1987) Kandungan
lemak kedelai sebesar 18-20 % sebagian besar terdiri atas asam lemak
(88,10%).
Penggunaan secara empiris:
biji kedelai juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri seperti minyak
goreng, mentega dll. ... Kedelai selain dikonsumsi manusia dan bahan industri,
juga seiring perkembangan jaman digunakan untuk pakan ternak.
Bentuk sediaan dipasaran:
Fitofarmaka

8. Granati flos (Bunga Delima).


Deskripsi tanaman:
Delima berbunga sepanjang tahun dan memiliki bunga tunggal dengan tangkai
bunga pendek. Bunga tersebut keluar dari ujung ranting dan di ketiak daun yang
letaknya paling atas.Tanaman delima biasanya memiliki 1- 5 kuntum bunga yang
berada di ujung ranting, teksturnya berlilin. Bunga ini memiliki panjang dan lebar
sekitar 4 – 5 cm.Mahkota bunga terdiri dari 3 – 7 helai dan didalam bunga
terdapat banyak sekali benangsari. Putik berada di tengah bunga dengan ukuran
lebih panjang dari benang sari.Sementara kelopak bunga dan penyangganya
memiliki panjang yang sama yakni sekitar 2 -3 cm. Warna bunga delima juga
mempengaruhi warna dagingnya.Bunga delima berwarna merah, putih dan ungu.
Penyerbukan pada tanaman bunga umumnya terjadi secara alami dengan
bantuan serangga. Selain penyerbukan alami, juga bisa dilakukan penyerbukan
buatan dengan bantuan manusia.
Kandungan kimia:
buah delima merah mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid,
ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat dan pati.
Penggunaan secara empiris:
Bunga delima (Granati flos) dapat digunakan untuk mengatasi sariawan, daging
delima (Granati fructus) dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah, kulit
delima (Granati pericarpium), akar delima (Granati radix), dan kulit kayu delima
(Granati cortex) dapat digunakan untuk mengobati cacingan
Bentuk sediaan dipasaran:
Jamu

9. Momordicae Fructus (buah pare) Deskripsi tanaman:


Buah pare merupakan salah satu jenis buah yang telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia dengan penyebaran yang cukup luas. ... Batang pare
dapat mencapai panjang ± 5 cm dan berbentuk segilima. Memiliki buah
menyerupai bulat telur memanjang dan berwarna hijau, kuning sampai jingga
dengan rasa yang pahit
Kandungan kimia:
Kandungan kimia buah pare yang berkhasiat dalam pengobatan adalah saponin,
flavonoid, polifenol, alkaloid, triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin,
charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat.
Penggunaan secara empiris:
Pare adalah buah yang juga dapat mengobati penyakit lain seperti diabetes, batu
ginjal, demam, penyakit kulit psoriasis, dan penyakit liver. Pare juga baik untuk
mereka yang sedang datang bulan dan sebagai makanan pendukung untuk
penderita HIV/ AIDS.
Farmakologi:
Ekstrak buah pare mampu menekan peningkatan kadar glukosa darah,
mencegah usus menyerap glukosa yang dimakan, dan memperbaiki sel β
pankreas sehingga dapat memproduksi insulin.
Keamanan:
sebaiknya tidak dikonsumsi ibu yang sedang hamil dan menyusui Dosis:
Jus pare telah lama direkomendasikan untuk penderita diabetes dengan takaran
50 sampai 100 ml tiap hari atau setara dengan 900 mg buah pare per hari.
Bentuk sediaan dipasaran:
Jamu

10. Nigellae Sativa Semen (jintan hitam) Deskripsi tanaman:


Tanaman berbunga, tinggi 20-50 cm, berbatang tegak, berkayu dan berbentuk
bulat menusuk. Daun runcing, bercabang, bergaris, terkadang tunggal atau dapat
juga majemuk dengan posisi tersebar atau berhadapan, bentuk bulat telur
berujung lancip, permukaan daun terdapat bulu halus. Bunga bentuknya
beraturan, biru pucat atau putih, dengan 5-10 mahkota bunga. Buah berbentuk
bumbung atau buah kurung berbentuk bulat panjang. Buah keras seperti buah
buni, besar, menggembung, berisi 3-7 unit folikel, masing-masing berisi banyak
biji atau benih, rasa pahit yang tajam. Biji hitam pekat
Kandungan kimia:
Jintan hitam mengandung sedikitnya sembilan asam amino esensial, arginine,
serat kasar, protein, besi, kalsium, magnesium, niasin, potasium, selenium, seng,
minyak atsiri dari minyak volatile (mudah menguap), interferon, Omega 3,
Omega 6, Omega 9, sapion (mirip kortikosteroid), saponin (antiracun), sterol
(sebagai sintesa dan bioaktivitas hormon), Nigellone.
Penggunaan secara empiris:
Jintan hitam (Nigella sativa Linn.)telah digunakan sebagai pengobatanherbal
sejak 2000-3000 tahun lalu dan tercatat dalam banyak literatur kunomengenai
ahli pengobatan terdahulu seperti Ibnu Sina, Al-Biruni, Al-Antiki, IbnuQayyim
dan Al-Baghdadi. Ibnu Sina, dalam bukunya “Al-Qonun fith
Thibb”,menyampaikan bahwa jintan hitam(Nigella sativaLinn.)dapat
meningkatkanenergi dan membantu masalah kelelahan. Secara tradisional,
dikawasan Timur Tengah dan Asia Barat, jintan hitam(Nigella
sativaLinn.)jugabanyak digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti
hipertensi,diabetes, masalah pernafasan, sakit perut dan saluran pencernaan
Farmakologi:
Jintan Hitam diketahui mempunyai banyak efek farmakologis seperti
antiinflamasi, analgesik, antipiretik, antimikroba, antihelmentik, antikanker,
diuretik, bronkodilator, immunostimulator, hepatoprotektor, renoprotektor,
antidiare, antidiabetes (efek hipoglikemik), antihipertensi, spasmolotik, dan
antioksidan
Keamanan:
Jangan digunakan pada masa kehamilan (relaksasi uterus mungkin terjadi),
menyusui, atau untuk anak-anak
Dosis:
Dosis umum untuk jinten adalah 50-100 mg minyak jinten per hari, dapat
digunakan dalam kombinasi dengan minyak daun mint untuk menyembuhkan
sakit maag
Bentuk sediaan dipasaran : Jamu

Anda mungkin juga menyukai