Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang


demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya
merupakan cabang-cabang Ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi Ilmu
yang berdiri sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah
berdiri sendiri adalah anatomi tumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Anatomi
tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan.
Walaupun secara prinsip kajian yangdilakukan adalah melihat keseluruhan fisik
sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan
menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ
tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan
‘‘pembedahan’’. Macam-macam anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga
bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan yaitu Organologi, Histologi, dan
Sitologi. Sedangkan fisiologi adalah cabang botani yang mempelajari bekerjanya
sistem kehidupan di dalam tubuh tumbuhan dan tanggapan terhadap pengaruh
lingkungan sekitarnya. Seperti juga fisiologi hewan, fisiologi tumbuhan
menggabungkan aspek fisika, kimiawi, dan biologi. Dari fisiologi tumbuhan ini
lahirlah cabang-cabang campuran biologi, seperti biokimia dan biofisika. Fisiologi
juga sangat mempengaruhi perkembangan genetika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anatomi tumbuhan ?
2. Apa saja jaringan penyusun tumbuhan ?
3. Apa saja organ penyusun tumbuhan ?
4. Apa yang dimaksud fisiologi tumbuhan ?
5. Apa contoh-contoh fisiologi tumbuhan ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari anatomi tumbuhan.
2. Mengetahui jaringan penyususn tumbuhan.
3. Mengetahui organ penyusun tumbuhan.
4. Mengetahui pengertian dari fisiologi tumbuhan.
5. Mengetahui contoh-contoh dari fisiologi tumbuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Tumbuhan
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi manusia
atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat
keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi
tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan.
Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan
‘‘pembedahan’’.
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki
dalam kehidupan:
1. Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-
jaringan penyusunnya;
2. Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan
bentuk dan peran sel penyusunnya; dan
3. Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di
dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan
sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.

1. Jaringan Pada Tumbuhan


a. Jaringan Meristematik (muda)
Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu membelah. Jaringan
meristem terdapat pada ujung batang dan akar sehingga sering disebut
meristem apikal.
b. Jaringan Permanen (dewasa)
Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, parenkim, kolenkim,
sklerenkim, pengangkut, dan gabus.
1) Jaringan Epidermis

3
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar yang menutupi
seluruh permukaan tubuh tumbuhan. Jaringan ini berfungsi untuk
melindungi jaringan di dalamnya dan sebagai tempat pertukaran zat.
Dinding luar sel epidermis sering agak tebal dan ditutup oleh lapisan
kutin, sel penutupnya biasanya tidak berwarna (Setjo dkk, 2004).
Terdapat pula derivat epidermis yaitu perubahan struktur epidermis
dimana fungsinya juga ikut berubah. Beberapa macam derivat jaringan
tumbuhan antara lain:
a. Stomata
Merupakan derivat epidermis yang berfungsi sebagai jalan
masuknya O2 dan CO2 dari udara , Sebagai jalan penguapan
(transpirasi), Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
b. Trikoma
Merupakan alat tambahan pada epidermis yang berupa
tonjolan/rambut
c. Sel Kipas / Bulliform Cell
Merupakan sel yang berfungsi dalam proses pembukaan
gulungan daun dalam tunas dan untuk mengurangi penguapan yang
berlebihan.

d. Sel silika dan sel gabus


Fungsi sel silika dan sel gabus yang berfungsi untuk
memperkuat batang dan kulit batang menjadi keras.
e. Litokis
Merupakan derivat epidermis yang terdapat di dalam mesofil
daun.
2) Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk
dari meristem dasar. Jaringan ini terletak di sebelah dalam jaringan
epidermis. Sel-sel parenkim biasanya bundar, oval, silindris, dengan
vakuola besar dalam setiap sel, dinding sel sangat tipis, dan biasanya

4
terdapat ruang antar sel (setjo dkk, 2004). Fungsinya yaitu untuk
menyimpan air dan cadangan makanan. sel-sel parenkim ada yang
memiliki klorofil yang disebut klorenkim. Contoh parenkima penghasil
makanan adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat
melakukan fotosintesis. Parenkim yang memiliki kloroplas disebut
sklerenkima.
3) Jaringan Kolenkirm
Kolenkim merupakan jaringan penyokong atau penguat pada organ
tubuh tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel
hidup dan sifatnya mirip parenkim. Dinding sal kolenkima mengandung
selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel kolenkima mengalami
penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-sudut sel,
dan disebut kolenkima sudut.
Kolenkim menjadi terdiferensiasi sebagai jaringan penguat yang
paling awal dan karenanya kolenkim terdapat di bagian tumbuhan yang
lebih muda, demikian pula terdapat di bagian yang lebih tua (Setjo dkk,
2004).
4) Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penguat yang terdiri atas sel mati.
Dinding sel sklerenkim sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin.
Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu
serabut dan sklereid (sel batu). Serabut atau serat berasal dari jaringan
meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang dan bergerombol
membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah daun pisang.
Sedangkan, sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk
selnya membulat dengan dinding sel yang mengalami penebalan.
Contohnya, tempurung kelapa atau kulit biji keras. (Setjo dkk, 2004).
5) Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau jaringan pembuluh, merupakan jaringan
tumbuhan yang berfungsi untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi
menjadi dua macam,yaitu floem dan xilem. Floem berfungsi untuk

5
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.
Sedangkan, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari
akar ke daun dan bagian tubuh lainnya. Xilem tersusun dari trakeida,
buluh kayu, sel-sel jejari, serabut, dan parenkima xilem. Floem tersusun
dari dua tipe sel, yaitu sel tapis dan parenkima floem, selain itu terdapat
pula sel pengiring, sel jejari dan sel serabut (Setjo dkk, 2004).
6) Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel
gabus yang berbentuk memanjang. Protoplasma sel gabus mati sangat
awal setelah sel-sel itu dibentuk oleh kambium gabus, dengan demikian
sel gabus yang dewasa mati (Setjo dkk, 2004).
Jaringan gabus ini berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat
di bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air. Oleh karena itu,
sel gabus biasanya ditemukan di permukaan luar batang.

2. Organ Pada Tumbuhan


a. Akar
Akar berdasarkan atas asalnya dibagi menjadi dua kategori yaitu (1)
akar primer, akar normal, akar yang bersal dari lembaga dan biasanya
tetap sepanjang hidup dan (2) akar liar atau akar adventif yang muncul
secara sekunder dari batang, daun atau jaringan lain yang mungkin
permanen atau sementara. Anatomi akar dari berbagai aspek lebih
sederhana daripada batang dan susunannya lebih seragam. Akar memiliki
fungsi untuk menyerap air dan nutrisi, memperkokoh tumbuhan, sebagai
penyimpan cadangan makanan, dan ada juga yang berfungsi untuk
respirasi pada tumbuhan tertentu.
Pada tumbuhan dikotil dan monokotil, ujung akarnya dilindungi oleh
tudung akar atau kaliptra agar akar tidak rusak saat menembus lapisan
tanah. Pada tumbuhan dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
dihasilkan akar tunggang. Sedangkan, pada tumbuhan monokotil akar
lembaga mati sehingga tidak bisa tumbuh. (Setjo dkk, 2004). Berikut

6
adalah penampang melintang akar dikotil dan monokotil dapat dilihat di
gambar berikut ini :

Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi


tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Struktur Anatomi
dari Akar terdiri dari:
1) Epidermis (kulit luar)
2) Korteks
3) Endodermis
4) Silinder Pusat/ Stele
5) Xilem
6) Floem
7) Perisikel

b. Batang
Batang merupakan bagian sumbu tumbuhan yang biasanya tegak ke
atas dan berhubungan dengan udara serta membawa daun-daun dan
struktur reproduktif. Terdiri atas buku dan ruas yang jelas dan memiliki
perbedaan secara mendasar dengan akar dalam hal struktur vaskularnya.
Perbedaan tersebut terletak pada susunan xilem dan floemya yaitu pada
letak jejari. Batang berfungsi sebagai penyokong tumbuhan tersebut,
sarana transportasi atau pengangkut, penyimpan cadangan makanan,
membantu proses respirasi yaitu melalui lentisel.
1) Batang Dikotil

7
Berikut ini merupakan penampang melintang batang dikotil.

Pada epidermis tumbuhan dikotil ada yang membentuk lentisel


yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara pada
tumbuhan. Batang tumbuhan dikotil memiliki lingkaran tahun hal ini
disebabkan oleh aktivitas kambium yang menyebabkan pertumbuhan
membesar. Tipe ikatan pembuluh pada batang dikotil yaitu kolateral
terbuka karena antara xilem dan floem terdapat kambium.
(Soerodikoesoemo dkk, 1993).
2) Batang Monokotil
Berikut merupakan penampang melintang batang monokotil dan
batang dikotil:

Tipe ikatan pembuluh pada batang monokotil yaitu kolateral


tertutup karena letak xilem dan floem berdampingan tidak dibatasi
oleh kambium menyebabkan pertumbuhan monokotil hanya
memanjang.

8
Batang dapat memiliki fungsi tambahan, yang berakibat pada
berubahnya bentuk (morfologi) dari bentuk dasar menjadi bentuk yang
lain. Berikut adalah beberapa bentuk modifikasi batang.
1) Rhizoma, berfungsi sebagai alat perkermbangbiakan vegetative,
contohnya pada tanaman jahe.

2) Tuber (umbi batang), berfungsi sebagai tempat menyimpan


cadangan makanan, contohnya pada tanaman kentang.

3) Bulbus (umbi lapis), berfungsi sebagai tempat penyimpanan


cadangan makanan dan alat perkembangbiakan vegetative,
contohnya pada bawang merah.

4) Runner, tumbuh sebagai tunas aksilaris batang (tunas ketiak


batang).

5) Stolon, tunas yang tumbuh atau timbul dari bagian dasar batang
Offset, tunas yang tumbuh dari ketiak daun (tunas aksilaris
daun).
Keterangan struktur anatomi batang, yaitu :

1) Epidermis        : epidermis batang mempunyai sel – sel silika


dan sel – sel gabus, misalnya pada batang tebu (Saccharum
officinarum), dan kadang – kadang di lapisi oleh sel kutikula.
2) Periderm          : selaput luar epidermis yang terdapat di
sekeliling mulut membentuk tonjolan berbentuk piala.
3) Kortek             : lapisan luar suatu organ, pada tumbuhan di
bawah epidermis sebelah luar silinder pusat, terdiri dari sel – sel
parenkim.
4) Floem primer   : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan
akar.
5) Floem sekunder           : terdiri dari unsur trakeal, serabut xylem
dan parenkim kayu.

9
6) Kambium        : lapisan sel hidup terletak di kulit dan kayu, yang
membuat jaringan kayu baru ke sebelah dalam dan membuat
jaringan kulit baru ke sebelah luar. Fungsinya untuk
memperbesar batang.
7) Xylem sekunder          : terdiri dari unsur trakeal, serabut xylem
dan parenkim kayu.
8) Xylem primer  : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan
akar.

c. Daun
Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk fotosintesis.
Hal ini disebabkan karena daun memiliki zat hijau daun (klorofil) yang
bisa menyerap sinar matahari. Umumnya ada dua tipe daun, yaitu (1)
daun dorsiventral atau bifasial yang tumbuh dalam arah horisontal
dengan permukaan atas dan bawah berbeda (umumnya pada tumbuhan
dikotil) dan (2) daun isobilateral disebut juga isolateral menggantung
vertikal sehingga kedua permukaan daun menerima sinar yang imbang
(umumnya pada tumbuhan monokotil).
Secara anatomi, jaringan yang menyusun daun adalah :

1) Epidermis terbagi atas epidermis atas dan epidermis bawah.


Epidermis berfungsi melindungi jaringan di bawahnya.
2) Jaringan palisade atau jaringan tiang adalah jaringan yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis
3) Jaringan spons atau jaringan bunga karang yang berongga.
Jaringan ini berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan.
4) Berkas pembuluh angkut yang terdiri dari xilem atau pembuluh
kayu dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk
mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari
dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan

10
fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
5) Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi.
Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan
fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan O2 sebagai
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma
mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan
hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di
epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga
bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.

Daun mempunyai bentuk yang bermacam – macam. Bentuk daun


dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
1) Bentuk bulat atau bundar : teratai besar.
2) Bentuk perisai : daun jarak.
3) Bentuk jorong : daun nangka dan nyamplung.
4) Bentuk memanjang : daun sirkaya dan sirsak.
5) Bentuk lanset : daun kamboja.

d. Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan
Angiospermae. Bunga merupakan alat perkembangbiakan karena di
dalam bunga terdapat alat-alat reproduksi, seperti benang sari, putik, dan
kandung lembaga.
Pada dasarnya, anatomi bunga tumbuhan monokotil dan dikotil
adalah sama, yaitu kelopak bunga (kaliks), mahkota bunga (corolla),
benang sari (stamen), putik, dan lembaga (ovarium).

11
Kelopak bunga adalah bagian bunga terluar, terletak pada dasar
bunga. Kelopak ini berwarna hijau dan merupakan modifikasi dari daun.
Bagian atau lembaran kelopak bunga disebut juga daun kelopak (sepal).
Mahkota dan kelopak bunga sering disebut perhiasan bunga. Ukuran
mahkota biasanya besar dan berwarna-warni. Tumbuhan dikotil
umumnya empat atau lima helai. Sedangkan, pada tumbuhan monokotil
tiga atau enam helai.

e. Biji
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah,
pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada
Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio
atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih
lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Keterangan struktur anatomi biji, yaitu :

1) Kulit biji          : terletak di bagian luar biji dan melapisi seluruh


bagian biji.
2) Hipokotil         : bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat
pada kotiledon.
3) Radikula          : bagian terminal (ujung).
4) Epikotil           : bagian atas pangkal.

12
5) Plumula           : bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang
daun.

f. Buah
Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
modifikasi lanjutan bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji.
Buah pada tumbuhan umumnya dibedakan dalam dua golongan,
yaitu:
1) Buah Semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari
bakal buah beserta bagian2 lain pada bunga itu, yang malahan
menjadi bagian utama buah ini, sedang buah yang sesungguhnya
kadang tersembunyi.
2) Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari
bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yg masih tanggal,
bagian ini tidak merupakan bagian buah yg berarti.

B. Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas
suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Dengan
mempelajari fisiologi kita akan memperoleh gambaran serta wawasan yang luas
terhadap banyak hal yang terjadi di dalam suatu organisme. Ratusan macam reaksi
kimia terjadi di dalam setiap sel hidup untuk mengubah dan menghasilkan bahan-
bahan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Dalam
fisiologi juga dipelajari tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi kehidupan
suatu organisme.

1. Respirasi

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-


senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi

13
pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi
CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi
menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik
yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat
dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya
direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel
tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya
diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa;
pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang
terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana,
terlihat seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat
agak menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal.
Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-
masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2
di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob
merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi
anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan
O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi.
Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses tahapan reaksi dalam
respirasi.

Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut


terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa
organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-
senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block

14
merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida
untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil
dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin,
dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini
terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa
di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi
CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya
menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik,
terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap
dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat
digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal
yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan
substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju
respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi
laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait
dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat
untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada
masing-masing spesies.
Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki

15
perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Proses r1espirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan.
Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung
secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap
sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel,
sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar
sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2
kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan,
diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan
transpor elektron. Tahapan yang pertama adalah glikolisis, yaitu tahapan
pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3),
peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan selanjutnya
akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga
menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang
akan digunakan dalam tahap transport elektron. Dalam keadaan anaerob, As.
Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol.
Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam
respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk
setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang
dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Tahapan kedua dari respirasi adalah dekarboksilasi oksidatif, yaitu
pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2)
dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA
yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu
NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.

16
Tahapan selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di
dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan
asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali
terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya
adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga
molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua
molekul CO2.
Tahapan terakhir adalah transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang
melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di
dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer
dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon,
piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan
menghasilkan H2O.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme


antara lain: umur/usia organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang
dilakukan, ukuran organisme itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta
cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan. Untuk mengetahui bahwa
kecambah kacang hijau melakukan respirasi atau tidak, maka kita dapat
mengamati tabung respirometer. Jika kecambah kacang hijau dalam tabung
berespirasi maka kita akan menemukan uap air yang menempel dalam tabung
respirometer, tetapi jika tidak ada uap air itu artinya kecambah kacang hijau
tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator respirasi karena dalam
proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air. Dalam
pengamatan ini kita harus teliti dalam mengoleskan vaselin pada sumbat,
jangan sampai ada rongga udara yang masih terbuka karena hal ini bisa
mengganggu pengamatan.

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam


zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari
respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti
sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

17
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi,


melalui tiga tahap :

a. Glikolisis.
b. Daur Krebs.
c. Transpor elektron respirasi.

a. Glikolisis:

Peristiwa perubahan :
Glukosa  Glulosa - 6 - fosfat  Fruktosa 1,6 difosfat 
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat  Asam piravat.

Jadi hasil dari glikolisis :


- 2 molekul asam piravat.
- 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
- 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

b. Daur Krebs (daur trikarboksilat):

Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan


pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi
kimia

18
Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs

c. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai
NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam
mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi
melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil
sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh


melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa
pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai


berikut:
PROSES AKSEPTOR
ATP
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH
2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH
2 ATP

19
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH
2 PADH2

3. Rantai trsnspor elektron respirator:


10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20
30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20
4 ATP

Total 38
ATP

Ada 2 macam Respirasi yaitu :

a. Respirasi Aerob

Respirasi aerob adalah proses penguraian makanan dengan menggunakan


oksigen. Ia berlaku di mitokondria sel. Persamaan bagi proses respirasi aerob
adalah seperti berikut ;

b. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob adalah proses penguraian glukosa untuk menghasilkan


tenaga tanpa menggunakan oksigen. Sesetengah organisma seperti bakteria,
kulat, haiwan dan tumbuhan menjalankan proses ini. Proses ini menghasilkan
sedikit tenaga. Secara umumnya terdapat sedikit perbezaan antara respirasi
dan fotosintesis oleh tumbuhan.Semasa tiada oksigen, haiwan menguraikan
glukosa kepada asid laktik dan membebaskan sedikit tenaga. Tumbuhan pula
menguraikan glukosa kepada etanol dan karbon dioksida serta membebaskan
tenaga. Secara ringkasnya

Perbedaan Respirasi Aerob dengan Respirasi Anaerob

20
a. Respirasi Aerob

1) Memerlukan O2

2) Terjadi dalam Matriks Mitokondria

3) Untuk Pemecahan senyawa organic menjadi senyawa anorganik

4) Menghasilkan energi yang lebih besar.

5) Menghasilkan 36 ATP

6) Prosesnya Meliputi :

a) Glikolisis

b) Dekarboksilasi oksidatif

c) Siklus Krebs

d) Transfor Elektron

b. Respirasi Anaerob

1) Tidak memerlukan O2

2) Terjadi dalam Sitoplasma

3) Untuk penguraian senyawa Organik

4) Menghasilkan Energi yang lebih kecil

5) Menhasilkan 2 ATP

6) Proses Respirasi Anaerob

a) Fermentasi

21
b) Pernafasan Intramolekul

2. Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan,


alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)
dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti
cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui
kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan


langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida
dan air untuk menghasilkan gulaoksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis.
Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini: dan

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti


selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun
tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon
dioksida, air, dan energi kimia.

22
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut
klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya
yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh
tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar
energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari
ataupun penguapan air yang berlebihan.Hingga sekarang fotosintesis masih
terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan,
meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses
fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alamfisika, kimia, maupun biologi sendiri.

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah


daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi
untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya
fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut
fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua


bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap
(tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).

23
a. Reaksi terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi


NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.

Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna


biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan
hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan
ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun
berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada
gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang
gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk


dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis
pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu
fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil
yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer,
sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan
bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam
senter yang bekerja saling memperkuat.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil


pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan
ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan
pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II
mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti.
Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron
dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.

24
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari
karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van
Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri
fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan
oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga
mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer
sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP
menjadi NADPH.

b. Reaksi gelap

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu


berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu
adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk
ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut
reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:

a. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
b. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan
yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
c. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja
pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
d. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,

25
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.
e. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan
naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.
f. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal
ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih
banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

3. Transpirasi

Transpirasi adalah Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel. 80% air yang ditranspirasikan berjalan
melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalamtranspirasi

Air merupkan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupasn


tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbunhan selalu
mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam
tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan
proses hilangnya air dari tubunh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh
tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau
hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar
tumbuhan dinamakan transpirasi.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi
porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang
melalui stomata.

26
Kegiatan transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor
dalam maupun faktor-faktor luar.

a. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah:


• Besar kecilnya daun
• Tebal tipisnya daun
• Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
• Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
• Banyak sedikitnya stomata
• Bentuk dan lokasi stomata

b. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi


• Sinar matahari

Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan


menutupnya stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi.

• Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari


sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam
daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah
tekanan uap didalam daun.

• Kelembaban udara
• Angin
• Keadaan air didalam tanah

Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan


transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat

27
memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:
• Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem
• Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal
• Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.

Peranan transpirasi :

• Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel

• Penyerapan dan pengangkutan air, hara

• Pengangkutan asimilat

• Membuang kelebihan air

• Pengaturan bukaan stomata

• Mempertahankan suhu daun.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Anatomi tumbuhan adalah melihat keseluruhan fisik tumbuhan sebagai
bagian-bagian yang secara fungsional berbeda. Anatomi tumbuhan
biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam
kehidupan yaitu organologi, histologi dan sitologi. Organologi,
mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya. Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai
jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya. Sitologi,
mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya,

28
proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel
yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
2. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan
aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya.
Beberapa contoh aktivitas yang dilakukan oleh tumbuhan yaitu respirasi,
transpirasi, dan fotosintesis. Respirasi adalah suatu proses pengambilan
O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi. Transpirasi adalah Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Sedangkan fotosintesis adalah
suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan rujukan yang kami miliki dalam
menyusun makalah tersebut.
Kami selaku penyusun banyak berharap kepada dosen pendidikan biologi
untuk memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun demi tercapainya
kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kami dan
pembaca makalah ini sendiri.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.


Haruna. 2009. Totipotensi dan Kultur Jaringan (online), (http://curhat-
coret.blogspot.com, diakses tanggal 23 Agustus 2014).
Hendaryono, Daisy P. Sriyanti. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Kistinnah, Idun. 2009. Biologi 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Leavingbio, 2010. Cell Diversity (online), (http://leavingbio.net, diakses tanggal
23 Agustus 2014).
Nugroho, L. Hartanto dkk,(2010), Struktur & Perkembangan Tumbuhan, Jakarta:
Penebar Swadaya.

30
Setjo, Setyoadi., Endang kartini., Murni saptasari., Sulisetijono. 2004. Anatomi
Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan,
Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.

Suryowinoto, M. 1991. Budidaya Jaringan dan Manfaatnya. Fakultas Biologi.


Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai