Anda di halaman 1dari 9

APA ITU INFEKSI 

OPORTUNISTIK
Posted by: alilanthoq on: Juni 30, 2010
 Di: Uncategorized
 
 Tinggalkan sebuah Komentar
INFEKSI OPORTUNISTIK
infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak
menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat
menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan
“kesempatan” untuk menginfeksi seseorang (sumber :Wikipedia.org)
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistim
kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini.
Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman
ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang
mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut “oportunistik”. Kata
“infeksi oportunistik” sering kali disingkat menjadi “IO”.
(sumber: http://www.odhaindonesia.org/content/apa-itu-infeksi-oportunistik)
Anda dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO tersebut, walaupun anda tidak mengalami 
penyakit tersebut. Misalnya, hampir setiap orang dengan HIV akan menerima hasil tes positif
untuk sitomegalia (Cytomegalovirus atau CMV). Tetapi penyakit CMV itu sendiri jarang dapat
berkembang kecuali bila jumlah CD4 turun di bawah 50, yang menandakan kerusakan parah
terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah anda terinfeksi IO, darah anda dapat dites untuk antigen (potongan
kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi (protein yang dibuat oleh sistem kekebalan
untuk memerangi antigen). Bila antigen ditemukan artinya anda terinfeksi. Ditemukan antibodi
berarti anda pernah terpajan infeksi. Anda mungkin pernah menerima imunisasi atau vaksinasi
terhadap infeksi tersebut, atau sistem kekebalan anda mungkin telah “memberantas” infeksi dari
tubuh, atau anda mungkin terinfeksi.
Jika anda terinfeksi kuman yang menyebabkan IO, dan jika jumlah CD4 anda cukup rendah
sehingga memungkinkan IO berkembang, dokter anda akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda
ini tergantung pada jenis IO.
IO dan AIDS
Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengalami IO jika sistem kekebalannya rusak. Misalnya,
banyak obat yang dipakai untuk mengobati kanker dapat menekan sistem kekebalan. Beberapa
orang yang menjalani pengobatan kanker dapat mengalami IO.
HIV memperlemah sistem kekebalan, sehingga IO dapat berkembang. Jika anda terinfeksi HIV dan
mengalami IO, anda mungkin AIDS.
Di Indonesia, Departemen Kesehatan bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang AIDS.
Depkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang apa mendefinisikan AIDS. Jika
anda HIV, dan mengalami satu atau lebih IO “resmi” ini, maka anda AIDS.
Apa IO yang paling umum?
Pada tahun-tahun pertama epidemi AIDS, IO menyebabkan banyak penyakit dan kematian.
Namun, setelah orang mulai memakai terapi antiretroviral (ART), lebih sedikit orang yang
mengalami IO. Tidak jelas berapa banyak orang dengan HIV akan jatuh sakit dengan IO tertentu.
Pada perempuan, masalah kesehatan di daerah vagina dapat menjadi tanda awal infeksi HIV.
Masalah ini, antara lain, termasuk penyakit radang panggul dan vaginosis bakteri.
IO yang paling umum terlampir di sini, bersama penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah
CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
 Kandidiasis (thrush) adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Rentang
CD4: dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
 Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata yang dapat
mengakibatkan kebutaan. Rentang CD4: di bawah 50.
 Berbagai macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau alat
kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika anda mengidap HIV, perjangandannya
dapat jauh lebih sering dan lebih parah. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
 Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan lebih
parah pada orang terinfeksi HIV.
 Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI) adalah infeksi bakteri yang dapat
menyebabkan demam kambuhan, rasa sakit umum, masalah pada pencernaan, dan kehilangan
berat badan yang parah. Rentang CD4: di bawah 75.
 Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia
(radang paru) yang berbahaya. Rentang CD4: di bawah 200. Sayangnya, IO ini masih umum
terjadi pada orang yang belum mengetahui dirinya terinfeksi HIV.
 Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi protozoa otak. Rentang CD4: dibawah 100.
 Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, dan dapat
menyebabkan meningitis (radang selaput otak). Rentang CD4: Setiap orang dengan HIV yang
dites positif terpajan TB sebaiknya diobati.
Pencegahan IO
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan mungkin anda telah membawa
beberapa dari infeksi ini. Anda dapat mengurangi risiko infeksi baru dengan tetap menjaga
kebersihan dan menghindari sumber kuman yang diketahui yang menyebabkan IO.
Meskipun anda terinfeksi beberapa IO, anda dapat memakai obat yang akan mencegah
pengembangan penyakit aktif. Pencegahan ini disebut profilaksis. Cara terbaik untuk mencegah IO
adalah untuk memakai ART.
[Sumber: Lembaran Informasi Spiritia LI 500]

https://alilanthoq.wordpress.com/2010/06/30/apa-itu-infeksi-oportunistik/

Infeksi oportunistik dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Disebut
oportunistik karena infeksi ini akan mengambil keuntungan dari sistem kekebalan
tubuh seseorang yang lemah.

Rentan Menyerang Pengidap Penurunan Sistem Imun


Ketika infeksi memasuki tubuh orang yang sehat, sel-sel darah putih yang disebut
limfosit merespons untuk melawan infeksi tersebut. Limfosit ini termasuk sel B dan
sel T. Pada pengidap HIV, sel-sel T tertentu akan mengalami kematian. Hal inilah
yang membuat tubuh sulit untuk melawan adanya infeksi baru. Ketika datangnya
infeksi serius dan jumlah sel darah yang melawan infeksi (dikenal sebagai sel CD4)
jumlahnya menurun, maka seseorang yang telah mengidap HIV tersebut dapat
didiagnosis mengalami AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
Selain pada penderita HIV, penurunan sistem imun juga dapat disebabkan oleh luka
bakar parah, kemoterapi, diabetes, malnutrisi, hingga kanker seperti leukemia dan multiple
myeloma. Penyebab tersebut pada akhirnya dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh dan
mengakibatkan penderitanya terjangkit infeksi oportunistik.
Ini Infeksi Oportunistik yang Umum Terjadi
Tidak hanya pengidap HIV saja yang bisa terkena infeksi oportunistik ini. Pasalnya, hampir
semua penyakit dapat berkembang menjadi infeksi oportunistik ketika sistem kekebalan
tubuh lemah. Terdapat dua jenis infeksi oportunistik (IO), yakni IO sistemik yang
memengaruhi seluruh tubuh, dan IO lokal yang cenderung hanya memengaruhi bagian tubuh.
Berikut adalah beberapa penyakit infeksi oportunistik umum yang kerap terjadi, di antaranya:

 Candidiasis
Candidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida yang bisa muncul di
bagian tubuh mana saja. Infeksi ini merupakan infeksi oportunistik yang umum terlihat pada
pasien HIV dengan jumlah CD4 antara 200 hingga 500 sel/mm 3. Gejala yang paling jelas
adalah bintik-bintik putih di lidah atau tenggorokan. Candidiasis dapat diobati dengan resep
obat antijamur. Untuk mencegah terkena candidiasis, jagalah kebersihan mulut dan gunakan
obat kumur yang mengandung klorheksidin (antiseptik) yang dapat mencegah infeksi ini.
Tidak hanya di mulut atau tenggorokan saja, infeksi ini juga bisa menyerang bagian vagina
Anda.
 Infeksi Pneumonia
Infeksi pneumonia adalah infeksi oportunistik yang paling serius bagi pengidap HIV. Infeksi
pneumonia yang biasa terjadi pada penderita HIV adalah Pneumocystis pneumonia (PCP)
dan merupakan penyebab utama kematian di antara pasien HIV. Namun ternyata, penyakit ini
dapat diobati dengan antibiotik. Adapun gejalanya seperti batuk, demam, dan kesulitan
bernapas.
 Kanker serviks invasif
Ini adalah kanker yang dimulai di dalam leher rahim, yang kemudian menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Kondisi kanker ini bisa dikurangi kemungkinan terjadinya dengan melakukan
pemeriksaan serviks rutin di dokter.
 Kriptokokosis
Crypto neoformans (crypto) merupakan jamur biasa ditemukan di tanah dan bila terhirup
dapat menyebabkan meningitis, yakni peradangan serius pada selaput pelindung yang
mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
 Herpes simpleks
Yakni virus yang dapat menyebabkan luka yang buruk di sekitar mulut dan alat kelamin
Anda. Infeksi ini biasa menular lewat hubungan seksual atau ditularkan ibu pada proses
kelahiran. Selain di mulut dan kelamin, infeksi ini juga dapat terjadi pada saluran napas.
 Toksoplasmosis (tokso)
Adalah sebuah parasit yang dapat menyebabkan ensefalitis (radang otak), serta pandangan
kabur dan juga kerusakan mata. Parasit ini ditularkan melalui hewan peliharaan seperti
kucing, tikus, maupun burung. Selain itu, tokso juga bisa ditemukan pada daging merah dan
meskipun jarang dapat ditemukan pada daging unggas.
 Tuberkulosis
Infeksi bakteri TBC yang biasa dikenal karena menyerang paru-paru Anda ini dapat juga
menyerang organ lain dan menyebabkan meningitis.
Menurut penelitian, pria 8 kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker yang disebut
kanker Kaposi. Sedangkan kaum hawa lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi
pneumonia dan infeksi herpes, serta infeksi tertentu yang dapat menyebabkan kanker pada
sistem reproduksinya.

Beberapa kuman yang menyebabkan infeksi oportunistik sulit untuk dihindari. Untuk itu,
Anda harus menjaga kesehatan diri Anda agar terhindar dari infeksi berbahaya ini. Di
antaranya:

 Melakukan kebiasaan hidup yang sehat, termasuk melakukan seks yang aman.
Gunakan kondom secara konsisten dan benar untuk mencegah paparan infeksi menular
seksual.

 Mencuci dan memasak makanan dengan baik, hindari daging dan telur mentah atau
kurang matang. Hindari juga susu yang tidak dipasteurisasi dan gunakan alat masak yang
benar-benar bersih, seperti pisau dan talenan.

 Gunakan sarung tangan untuk mengambil kotoran hewan peliharaan, dan jauhkan
kucing dari dalam ruangan agar tidak membawa kuman yang dapat membahayakan Anda.

 Gunakan handuk dan peralatan olahraga secara personal tanpa bergantian dengan
orang lain.

 Cobalah untuk tidak menelan atau meminum air yang berasal dari kolam, danau, atau
sungai secara langsung.

 Lakukan vaksin untuk penyakit HIV dan lainnya untuk menjaga sistem kekebalan
tubuh Anda.

 Jika Anda seorang wanita, lakukan pemeriksaan panggul dan tes pap smear untuk
menghindari adanya kanker atau infeksi yang lainnya.

Dengan mengetahui tentang infeksi oportunistik dan bahayanya, Anda disarankan selalu
menjaga kesehatan tubuh Anda. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda kerap mengalami
gejala infeksi oportunistik seperti demam, sakit kepala, menggigil, nyeri sendi, kehilangan
nafsu makan dan penurunan berat badan secara drastis, adanya pembengkakan, dan
pembesaran kelenjar getah bening.

http://www.alodokter.com/infeksi-oportunistik-menyerang-sistem-kekebalan-tubuh-yang-lemah

Contoh infeksi oportunistikyang sering terjadi di indonesia

1. Tuberkulosis
2. Peneumonia
3. Infeksi jamur berulang di kulit, mulut, dan tenggorokan
4. Infeksi gastrointestinal
5. Infeksi pada sistem persarafan ( meningitis sub- akut)
6. Sarkoma kaposi
7. Diare kronis dengan penurunan berat badan
8. Kelainan neurologis
9. Demam tanpa sebab yang jelas

Tujuan mengontrol pertumbuhan mikroorganisme

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi


2. Membasmi mikroorganisme pada inangnya yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan pengrusakan bahan oleh mikroorganisme

Definisi pengendalian yaitu ;

Menghambat atau mengurangi jumlah atau aktifitas mikro organisme

Membasmi atau mematikan mikroorganisme (terutama untuk yang terinfeksi m.o)

Alasan utama dilakukan pengendalian mikroorganisme

1. Mencegah penyebaran penyakit dan penyebaran infeksi


2. Membasmi mikrooarganisme pada tanaman atau inang yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme

Proses proses yang dapat dilakukan dalam pengendalian

1. Sterilisasi, kegiatan untuk mengeliminasi semua bentuk kehidupan yang mliputi selvegetatif,
spora dan virus
2. Desinveksi , mengeliminasi atau membunuh bentuk bentuk vegetatif dari sbagian besar
organisme yang berbahaya dan patogen, tetapi tidak ditujukan untuk membunuh semua
mikroba
3. Sanitasi , biasanya spesifikasi ini sangat diperlukan dalam penyiapan proses industri
makanan atau alat alat dirumahsakit
4. Antiseptik , bertujuan untuk menghambat atau merusak mikroorganisme dipermukaan
suatu jaringan hidup sehingga dapat mencegah inveksi
5. Pengawetan , bertujuan untuk mencegah kerusakan suatu produk
6. Kemoterapi , adalah suatu pelakuan pada penyakit contoh pemberian antibiotika

Hal yang pokok dalam pengendalian

1. Laju kematian bakteri


2. Faktor faktor yang mempengaruhi kerja antimikroba
3. Prinsip kerja bahan anti mikroba

Faktor faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba

1. Karakteristik mikroba
2. Jumlah populasi mikroba
3. Konsentrasi dan dosis dari zat antimikroba
4. Fase perkembangan mikroba
5. Kondisi lingkungan

Prinsip kerja bahan anti mikroba

1. Kerusakan dinding sel atau menghambat sintesis dinding sel


2. Perubahan permeabilitas membran sitoplasma
3. Perubahan molekul protein dan asam nukleat
4. Penghambatan kerja enzim
5. Penghambatan sintesis asam nukleat dan protein

Pengendalian mikroorganisme dibagi menjadi tiga

1. Secara fisika
2. Secara kimia
3. Secara biologi

Pengendalian secara fisik atau proses fisik

1. Temperatur tinggi
a) Uap dengan tekanan : autoklaf (menggunakan tekanan uap), temperatur lebih
tinggi dari mendidih. Umumnya pemanasan dengan lembab (dengan uap) lebih
efektif daripada panas kering
2. Sterilisasi bertingkat
Tyndanisasi (sterilisasi bertingkat) dilakuka secara bertahap biasanya sebanyak 3 kali
dalam tiga hari dengan masa periode inkubasi diantaranya pada temperatur 100 derajat
selsius periode inkubasi bertujuan untuk memberi kesempatan bergerminasi spora yang
tidak mati pada pemanasan tahap pertama atau kedua
3. Air mendidih
Menghilangkan semua sel vegetatif mikroba. Metode inii tidak dapat digunakan untuk
sterilisasi di laboratorium
4. Pasteurisasi bertujan untuk membunuh hanya jenis mikroba tertentu tetapi tidak
membunuh semua mikroba
5. Panas kering
 Oven
Lamana pemanasan kering ini tergantung pada besarnya temperatur yang
digunakan. Temperatur yang tinggi membutuhkan waktu pemanasan yang lebih
singkat atau cepat sedangkan temperatur yang lebih rendah membutuhkan
waktu yang lebih lama
 Pembakaran
Membunuh mikroba dengan teknik pembakaran merupakan pekerjaan yang
rutin dilakukan dilaboratorium misalnya membakar ose

Pengendalian mikroorganisme dengan bahan kimia

Karakteristik bahan kimia anti mikroba yang ideal :

1. Aktivitas antimikroba
2. Kelarutan
3. Stabilitas
4. Toksisitas
5. Homogenitas
6. Tidak bergabung dengan bahan oganik
7. Aktivitas pada suhu kamar atau suhu tubuh
8. Kemampuan penetrasi
9. Kemanan material
10. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap
11. Berkemampan sebagai deterjen
12. Ketersediaaan dan harga yang rendah

Pemilihan bahn antimikrobial kimiawi:

1. Sifat bahan yang akan diberi perlakuan.


2. Tipe mikroorganisme .
3. Keadaan lingkungan(suhu,pH,waktu,konstransi,adanya bahan organik lainnya.)

Kelompok utama bahan antimikrobial kimiawi.

Fenol dan persenyawaan fenolik


1. Merusak sel mikroba melalui perubahan permeabilitas membran sitoplasma
sehingga menyebabkan bocornya substansi intraseluler.
2. Mendenaturasi mengaktifkan protein seperti enzim.
3. Bakteriostatik dan bakterisida tergantung konsentrasi yang digunakan.
Alkohol .
1. Halogen (iodine,chlorine hypoclorit : chloramines)
2. Logam berat dan persenyawaannya
3. Deregen
4. Aldehid
5. Kemosterilisator gas
Evaluasi efektivitas bahan kimia antimikroba

1. Tube – dilution and agar – plate techniques.


Zat kimia yang akan diuji dicampurkan ke dalam media atau kaldu, dininokulasi dengan m.o.
uji, diinkubasikan diamati meliputi penurunan jumlah dan pertumbuhan.
2. Menghitung koefisien fenol
Definisi koefisien fenol adalah kekuatan mematikan dari desinfektan dibandingkan dengan
fenol.

Mekanisme kerja zat antimikroba (antibiotik).

1. Menghambat sintesis dinding sel.


2. Merusak membran sitoplasma.
3. Menghambat sintesis asam nukleat dan protein.
4. Menghambat sistem kerja enzim spesifik

Anda mungkin juga menyukai