Uts Ilmu Dasar Keperawatan
Uts Ilmu Dasar Keperawatan
2017011971
PSIK 1 B
IMUNISASI
A. Defenisi
Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja yaitu:
1.Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari
suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan
terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit
tersebut.
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberikan
vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
2. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan
tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi
tidak tahan lama.
a).Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan
setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus
b).Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan
zat penolakan
a.TBC
c.Difteri
d.Pertusis
e.Tetanus
f.Hepatitis
g.Campak
E. Macam-macam Imunisasi
BCG
a). Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Kekebalan yang
diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan menderita penyakit TBC ringan,
akan tetapi terhindar dari TBC berat-ringan.
c). Kontra indikasi :
- Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
(1). Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
(2). Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka
tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan bersih.
(3). Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan
diametr 5-7 mm.
(1). Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
- Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti panas tinggi
dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
(1).Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam
ringan selama 1-2 hari.
(2).Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan sembuh
dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh tubuh
- Reaksi Umum
(2). Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat) sebaiknya ibu
konsultasi pada bidan atau dokter.
Hepatitis B
Polio
c).Kontra indikasi:
- Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada
- Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota gerak
dan tertular kasus polio orang dewasa. hanya berak-berak ringan.
Campak
- Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang
terjadi.
No Jenis Jadwal
Faktor yang Berkaitan Dengan Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap
1. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. semakin bertambah usia ibu maka tingkat pengetahuan semakin
tinggi.
2. Pendidikan
tertentu. Jadi semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk
memahami sesuatu.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan baik lahir hidup maupun lahir mati.
Paritas wanita akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan wanita, karena semakin tinggi
paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan ibu
VAKSIN
Pengertian Vaksinasi adalah aktifitas memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk
menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit atau virus baik secara oral maupun
injeksi.
Tujuan dari vaksin , yakni pembentukan sistem kekebalan tubuh si anak, bayi atau balita sesuai
dengan vaksin yang disuplai.
Kita mungkin lebih sering mempertimbangkan apa reaksi yang harus dipantau dari penggunaan
vaksin tersebut terhadap bayi atau balita kita. Tetapi sangat sedikit bahkan mungkin luput dari
pantauan kita dari apa vaksin tersebut dihasilkan.
Pengertian Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas
tubuh terhadap virus, terbuat dari virus yang telah dimatikan atau dilemahkan dengan
menggunakan bahanbahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya.
Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi wajib atau yang dianjurkan dibagi atas empat
golongan vaksin :
1. vaksin hidup (live attenuated)
2. vaksin yang tidak aktif (inactivated)
3. vaksin toxoid
4. vaksin rekombinan
Vaksin berisi virus atau bakteri yang dilemahkan, dibuat di laboratorium dengan memodifikasi
kuman penyebab penyakit. Contohnya adalah vaksin polio, campak, dan MMR. Vaksin yang
berisi bakteri hidup contohnya vaksin BCG, campak dan vaksin tifoid oral (vivotif).
Vaksin yang tidak aktif (inactivated) berisikan virus atau bakteri yang dibuat tidak aktif, dapat
terdiri dari seluruh komponen kuman atau sebagian komponen kuman. Vaksin influenza, rabies,
hepatitis A, dan hepatitis B adalah contoh vaksin yang mengandung virus mati. Sementara
vaksin yang mengandung bakteri mati misalnya vaksin pertusis (batuk rejan), Hib, kolera, dan
meningokokus.
Selain itu, ada pula vaksin yang dibuat dari racun misalnya vaksin toksoid adalah vaksin yang
dibuat dari racun (toksin) yang dilemahkan, contohnya adalah vaksin untuk tetanus dan difteri.
(RR)
Vaksin dapat membantu tubuh dalam membuat kekebalan yang serupa dengan proses infeksi
primer
Ketika tubuh mendapatkan suntikan vaksin tertentu, reseptor pada sel limfosit akan mengenali
antigen yang terdapat pada virus atau bakteri dalam vaksin. Pada sel B, antigen akan berikatan
dengan imunoglobulin di permukaan sel. Sementara itu, antigen T-dependent, akan memicu
rangkaian proses perubahan (transformasi) Sel B dengan bantuan Sel Th untuk kemudian
berdiferensiasi menjadi sel plasma dan Sel B memori.
Sel B juga membentuk sel memori yang kelak jika bertemu (terpapar) lagi dengan antigen
serupa, akan lebih cepat memperbanyak diri (ber-proliferasi) dan segera menghasilkan antibodi
untuk menangkal virus/bakteri. Inilah sebenarnya tujuan dari imunisasi sendiri. Meskipun sel
plasma yang terbentuk tidak berumur lama, kadar antibodi spesifik di dalam tubuh cukup tinggi
sehingga dapat bersifat protektif untuk jangka waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, harus
dilakukan imunisasi ulang atau booster. Booster merupakan upaya untuk mendapatkan kadar
antibodi yang protektif dan bertahan lama.
Respons Primer
3. Salah satu Limfosit B di dalam tubuh seseorang akan mengenali antigen di dalam vaksin.
5. Sel-sel (limfosit) B “klon” berubah menjadi sel plasma atau sel B memori.
6. Sel plasma menghasilkan antibodi yang sudah “dilatih” untuk mengikatkan diri dengan
bakteri atau virus yang pernah dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin.
Respons Sekunder
2. Kuman langsung dikenali oleh Sel B memori yang sudah terbentuk sebelumnya.
5. Sel plasma menghasilkan antibodi dalam jumlah besar yang dapat mengikatkan diri
secara cepat dengan kuman dan memusnahkan kuman tersebut.