S1-Kebidanan
Dosen Pendamping :
Disusun Oleh :
Jl. Cut Mutia Raya No. 88A – Kel. Sepanjang Jaya – Bekasi, Telp. (021) 824 31375 –
77 Fax. (021) 824 31374
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas karunianya
kami dapat mengerjakan tugas makalah ini dengan sehat serta tanpa hambatan apapun.
Shalawat berserta salam semoga seelalu tercurahkan kepada jujungan kami nabi besar
Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu syarat tugas di mata kuliah
Psikologi dalam Praktik Kebidanan dan dalam proses penyusunan makalah ini, kami
kami sangat berterimakasih atas bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga
dalam kesempatan ini kami juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Linda K.Telaumbanua, SST., M.Keb selaku ketua dari STIKes Medistra
Indonesia
2. Ibu Puri Kresna Wati, SST., M.KM selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan.
3. Ibu Basaria A Sirait, S.Tr.Keb Selaku Koordinator mata kuliah Psikologi dalam
Praktik Kebidanan
4. Ibu Renince Siregar, SST., M.Keb Selaku Dosen mata kuliah Psikologi dalam
Praktik Kebidanan
5. Serta teman-teman semua yang kami tidak bisa sebutkan satu-persatu
Terimakasih atas kerjasamanya dalam kelompok ini untuk menyusun makalah ini,
Semoga Tuhan yang Maha Esa akan memberikan balasan yang setimpal kepada
semuanya.
Kami berharap makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan sumbangsih
untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir kata, dalam rangka perbaikan
selanjutnya, kami akan terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak karena
kami menyadari makalah yang telah kami susun ini memiliki banyak sekali kekurangan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Akibat dari Adaptasi………………………………………………………………………2
B. Proses Adaptasi Individu………………………………………………………………….2
C. Proses Adaptasi Wanita Secara umum……………………………………………………2
2BAB III PENUTUP.................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perempuan adalah seseorang yang sangat rentan di jangkit penyakit.Mulai dari penyakit
yang ringan sampai dengan masalah reproduksi wanita.Melihat kenyataan ini,
sangatlahdi perlukan bagi kita tenaga medis untuk dapat menyelesaikan permasalshan
masyarakat ini. Dengan cara mengkaji dan memahami siklus atau daur hidup perempuan,kita
dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.Daur hidup atau siklus perempuan di mulai
dari saat ia dalam kandungan (janin), bayi,masa kanak – kanak, remaja, perempuan
dewasa(menikah), saat perempuan tersebut hamil,melahirkan, masa nifas, menyusui, sampai
dengan manula
4
bereproduksi.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Menurut Soeharto Heerjan (1987), ‘Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yg tujuannya
mengatasi kesulitan dan hambatan .Menurut Mustafa Fahmi: penyesuaian diri adalah suatu
proses dinamik terus menerus yg bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendaptkan
hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan .
Dalam ensiklopedia, adaptasi diartikan sebagai proses penyesuaian diri terhadap sesuatu hal,
termasuk kondisi lingkungan.Menurut psikolog asal Amerika (Davidoff), adaptasi (adjusment)
sebagai proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan
lingkungan .Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara psikologis
dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara mengorganisasi respon
sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik
5
BAB II
PEMBAHASAN
Daur hidup wanita adalah keadaan dimana wanita mengalami beberapa tahapandalam
masa hidupnya yang dimulai dari adanya konsepi sampai wanita tersebut mengalami masa
manula.Tahap-Tahap Proses Adaptasi
1. Adaptif
manusia hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan tetapi tdk
selalu harus berubah namun justru membuat perubahan.pada dasarnya seseorang aktif
melakukan penyesuaian diri bila keseimbangannya terganggu karena ada frustrasi dan
konflik.
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup eksis
ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan
penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju
(modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat
menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan
penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan
pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang. Bentuk
ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa,
frustasi, pertentangan (conflict), dsb. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam,
6
serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu
mendapat perhatian yaitu Frustasi dan konflik.
2. Frustasi
untuk mencapai tujuan, terkadang sering menghadapi berbagai kendala shg ada
kemungkina tujuan tdk tercapai--à frustasi/kecewa.Ada beberapa faktor penyebab
frustasi. Pada umumnya frustasi dapat disebabkan karena:
a. Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk sementara, atau untuk waktu
yang tidak menentu.
b. Sesuatu yang menghambat apa yang sedang dilakukan. Faktor penghambat dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen yaitu
semua faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat berpengaruh
positif atau negatif. Contoh faktor interen yaitu keadaan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor eksteren yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya, yang
dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi menjadi tiga
yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Mekanisme terjadinya frustasi.
3. Konflik
Salah satu sumber frustasi adalah konflik antara beberap motif dlm diri individu
yg bersangkutan. Macam-macam situasi konflik
7
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan dalam diri individu.
Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus dipilih satu, atau
beberapa diantaranya’. Seseorang yang mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat
menimbulkan gangguan perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik adalah sebagai
berikut.
5. Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan oleh alasan yang
sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat. Bentuk rasionalisasi: Sougrapes,
sweet lemon, kambing hitam.
6. Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih baik dilupaka
8
7. Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada tokoh yang
dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggaannya,
dapat juga di sekolah-sekolah.
9. Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari psikologis. Seseorang
yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.
4. Maladaptif
2.2. Reaksi Penyesuaian Diri
— RASIONALISASI
— KOMPENSASI
kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi perasaan tidak aman; contoh: seseorang
yg meninggal dunia anaknya karena cacat lahir kemudian menghabiskan seluruh kemampuan,
waktu dan tenaga untuk membantu anak-anak cacat /terbelakang
— NEGATIVISME
9
reaksi yg dinyatakan sebagai perlawanan bawah sadar pada orang/ objek-objek lainnya
— KEPASRAHAN (resignation)
tipe kekecewaan mendalam yg sangat kuat yg adakalanya dialami oleh individu dan bisa
berlangsung lama atau sebentar.
— PELARIAN (flight)
reaksi penyesuaian diri dari situasi khusus yg menyebabkan kekecewaan atau kegelisahan.
— REPRESI
mengeluarkan pengalaman atau perasaan tertentu dari kesadaran, dan manusia cenderung
menekan aspek-aspek yg tidak menyenangkan.
2.3. Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan
1. Konsepsi
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
1. Konsepsi
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
10
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi
(malnutrisi).
Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yg radikal. Meskipun rentang
kehidupan manusia scr resmi dimulai pd saat kelahiran
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempua
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan,
kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan
kekerasan.
11
a). ASI Eksklusif
b). Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
e). Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
masa anak-anak
3. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari
masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah
datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai
tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk
melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita
mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
12
g. Peningkatan penghargaan diri
i. Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
(alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, perilaku seks tidak
aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.
a) Gizi seimbang
f) Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan
ancaman.
Wanita segala usia beberapa kehamilan melakukan proses adaptasi apalagi sebagai
persiapan berperan sebagai ibu.
— Konsep diri berubah yaitu siap menjadi orang dan peran barunya.
13
— Pada tahap ini membutuhkan tugas perkembangan yg pasti dan jelas yaitu siap menerima
kehamilan , mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun kembali hubungan dengan suami,
ibu dan bayi yg dikandungannya, serta menyiapkan kelahiran sang anak.
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur,
karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam
menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi
kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini
masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak,
dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air
besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak
mengalami gejala apa-apa.
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
i. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai
kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
14
j. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post
partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
( KB )
— Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yg mendadak dlm keseimbangan yg sudah tertata pd
hidup seorang ibu baik secara emosi maupun fisik
— Kebutuhan ibu pasca melahirkan adalah : kebutuhan akan makan, tidur dan kenyamanan fisik
serta kesejahteraan emosional, kemandirian
15
— Dengn kondisi tsb diatas maka seorang ibu harus menyiapkan/menyesuaiakan diri dengan
perubahan fisik, peran dan seksual.
5. Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang
paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting
bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya
adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum
suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan,
prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
2.). Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis.
16
b. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner.
Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan
meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung
koroner.
d. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone
estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
e. Gangguan mata
f. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
h. Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak.
Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi
sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam
kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor
keturunan.
1. Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak
terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan
kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya
keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka
menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain:
17
a. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian
makan sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan.
b. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan ekonomi atau
orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.
d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan
informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat
pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk
mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi.
c. Keterbatasan biaya
4. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena:
5. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan
perempuan semakin buruk
18
6. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena:
a. Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah.
c. Diskriminasi sosial
7. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
19
Perempuan adalah seseorang yang sangat rentan di jangkit penyakit.Mulai dari penyakit
yang ringan sampai dengan masalah reproduksi wanita.Melihat kenyataan ini,
sangatlahdi perlukan bagi kita tenaga medis untuk dapat menyelesaikan permasalshan
masyarakat ini. Dengan cara mengkaji dan memahami siklus atau daur hidup perempuan,kita
dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.Daur hidup atau siklus perempuan di mulai
dari saat ia dalam kandungan (janin), bayi,masa kanak – kanak, remaja, perempuan
dewasa(menikah), saat perempuan tersebut hamil,melahirkan, masa nifas, menyusui, sampai
dengan manula
DAFTAR PUSTAKA
1. http://arumsarwono.blogspot.com/2012/03/kesehatan-wanita-sepanjang-siklus.html
20
3. Eko Suyani.Hesty Widyasih.(2010)Psikologi Ibu dan anak.Yogyakarta : Fitramaya.Yogyakarta
4. http://natalipinemlusia.blogspot.com/2013/04/psikologi-wanita-sepanjang-daur.html
21