Anda di halaman 1dari 21

Psikologi dalam Praktik Kebidanan

“Proses Adaptasi manusia sepanjang daur hidupnya”

S1-Kebidanan

Dosen Pendamping :

Ibu Renince Siregar, SST., M.Keb

Disusun Oleh :

Gita Fricilya Dharmawan : 19.156.04.11.013

Riska nurpadillah : 19.156.04.11.023

STIKes. Medistra Indonesia

Jl. Cut Mutia Raya No. 88A – Kel. Sepanjang Jaya – Bekasi, Telp. (021) 824 31375 –
77 Fax. (021) 824 31374

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas karunianya
kami dapat mengerjakan tugas makalah ini dengan sehat serta tanpa hambatan apapun.
Shalawat berserta salam semoga seelalu tercurahkan kepada jujungan kami nabi besar
Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu syarat tugas di mata kuliah
Psikologi dalam Praktik Kebidanan dan dalam proses penyusunan makalah ini, kami
kami sangat berterimakasih atas bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga
dalam kesempatan ini kami juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Linda K.Telaumbanua, SST., M.Keb selaku ketua dari STIKes Medistra
Indonesia
2. Ibu Puri Kresna Wati, SST., M.KM selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan.
3. Ibu Basaria A Sirait, S.Tr.Keb Selaku Koordinator mata kuliah Psikologi dalam
Praktik Kebidanan
4. Ibu Renince Siregar, SST., M.Keb Selaku Dosen mata kuliah Psikologi dalam
Praktik Kebidanan
5. Serta teman-teman semua yang kami tidak bisa sebutkan satu-persatu
Terimakasih atas kerjasamanya dalam kelompok ini untuk menyusun makalah ini,
Semoga Tuhan yang Maha Esa akan memberikan balasan yang setimpal kepada
semuanya.
Kami berharap makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan sumbangsih
untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir kata, dalam rangka perbaikan
selanjutnya, kami akan terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak karena
kami menyadari makalah yang telah kami susun ini memiliki banyak sekali kekurangan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Akibat dari Adaptasi………………………………………………………………………2
B. Proses Adaptasi Individu………………………………………………………………….2
C. Proses Adaptasi Wanita Secara umum……………………………………………………2
2BAB III PENUTUP.................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perempuan adalah seseorang yang sangat rentan di jangkit penyakit.Mulai dari penyakit
yang ringan sampai dengan masalah reproduksi wanita.Melihat kenyataan ini,
sangatlahdi perlukan bagi kita tenaga medis untuk dapat menyelesaikan permasalshan
masyarakat ini. Dengan cara mengkaji dan memahami siklus atau daur hidup perempuan,kita
dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.Daur hidup atau siklus perempuan di mulai
dari saat ia dalam kandungan (janin), bayi,masa kanak – kanak, remaja, perempuan
dewasa(menikah), saat perempuan tersebut hamil,melahirkan, masa nifas, menyusui, sampai
dengan manula

Adaptasi sering dikonotasi dengan penyesuaian diri.Setiap anak mempunyai daya


adaptasi berbeda-beda terhadap lingkungan Adaptasi merupakan salah satu persyaratan penting
bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu .Kehidupan itu sendiri secara alamiah
mendorong manusia untuk terus menerus melakukan adaptasi Adaptasi merupakan pertahanan
yng  dibawa sejak lahir/ diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman.

Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya


untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu
untuk:

 memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).

 mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.

 mempertahankan hidup dari musuh alaminya.

4
 bereproduksi.

 merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Menurut Soeharto Heerjan (1987), ‘Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yg tujuannya
mengatasi kesulitan dan hambatan .Menurut Mustafa Fahmi: penyesuaian diri adalah suatu
proses dinamik terus menerus yg bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendaptkan
hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan .

Penyesuai berarti adaptasi; dapat mempertahan ekssistensinya,atau bisa survive dan


memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan
dengan tuntutan social.Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai kompornitas, yang berarti
menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip dan lain-lain.

Dalam ensiklopedia, adaptasi diartikan sebagai proses penyesuaian diri terhadap sesuatu hal,
termasuk kondisi lingkungan.Menurut psikolog asal Amerika (Davidoff), adaptasi (adjusment)
sebagai proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan
lingkungan .Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara psikologis
dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara mengorganisasi respon
sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Daur Hidup Wanita

Daur hidup wanita adalah keadaan dimana wanita mengalami beberapa tahapandalam
masa hidupnya yang dimulai dari adanya konsepi sampai wanita tersebut mengalami masa
manula.Tahap-Tahap Proses Adaptasi

Ada 4 tahap dalam proses adaptasi yaitu :

1. Adaptif
manusia hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan tetapi tdk
selalu harus berubah namun justru membuat perubahan.pada dasarnya seseorang aktif
melakukan penyesuaian diri bila keseimbangannya terganggu karena ada frustrasi dan
konflik.
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup eksis
ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan
penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju
(modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat
menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan
penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan
pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang. Bentuk
ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa,
frustasi, pertentangan (conflict), dsb. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam,

6
serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu
mendapat perhatian yaitu Frustasi dan konflik.

2. Frustasi
untuk mencapai tujuan, terkadang sering menghadapi berbagai kendala shg ada
kemungkina tujuan tdk tercapai--à frustasi/kecewa.Ada beberapa faktor penyebab
frustasi. Pada umumnya frustasi dapat disebabkan karena:
a. Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk sementara, atau untuk waktu
yang tidak menentu.
b. Sesuatu yang menghambat apa yang sedang dilakukan. Faktor penghambat dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen yaitu
semua faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat berpengaruh
positif atau negatif. Contoh faktor interen yaitu keadaan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor eksteren yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya, yang
dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi menjadi tiga
yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Mekanisme terjadinya frustasi.

3. Konflik
Salah satu sumber frustasi adalah konflik antara beberap motif dlm diri individu
yg bersangkutan. Macam-macam situasi konflik

1. 1konflik anggukan ; karena individu dihadapkan pada dua/lebih motif yg


mempunyai nilai positif dan individu harus memilih.
2. Konflik geleng-2 ; apabila dua motif / lebih dan mempunyai nilai negatif dan
individu tdk boleh menolak keduanya.
3. Konflik geleng-anggukan; apabila motifnya mengandung penilaian positif dan
negatif
4. Multiple ; apabila 2 motif mengandung dua penilaian (+ &-) dan harus dipilih.
Shg dibutuhkan kecakapan dlm menganalisa.

7
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan dalam diri individu.
Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus dipilih satu, atau
beberapa diantaranya’. Seseorang yang mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat
menimbulkan gangguan perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik adalah sebagai
berikut.

1. Approach-approach : Berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.


2. Avoidance-avoidance : Berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak diinginkan
3. Approach-avoidance : Satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan tidak me-
nyenangkan.
4. Double approach avoidance conflict : banyak konflik, dan sebagainya

Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya memiliki kemampuan


(kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus. Dengan kecakapan yang dimiliki ia akan dapat
menyelesaikan masalahnya. Analisis dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sangat
sederhana (ringan) menuju yang kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap pula akan
ditemukan keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran. Frustasi dan/atau
konflik dapat diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and error (mencoba dan salah)
merupakan salah satu cara yang dapat membentuk ‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’.

Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai


berikut.

1. Agresi: yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan.


2. Menarik diri: yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan.
3. Mimpi siang hari: yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.
4. Regresi: merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-anak.

5.       Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan oleh alasan yang
sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat. Bentuk rasionalisasi: Sougrapes,
sweet lemon, kambing hitam.

6.      Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih baik dilupaka

8
7.       Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada tokoh yang
dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggaannya,
dapat juga di sekolah-sekolah.

8.       Konpensasi: konpensasi dapat bersifat positif atau negatif.

9.       Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari psikologis. Seseorang
yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.

4.             Maladaptif

Bentuk deteksi respon maladaptif :Sensitif terhadap kritik ,Tidak mampu berkompetisi,


tetapi hanya mau berkompetisi dgn lawan yg sdh diketahui.Beberapa petunjuk yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif: (a) Sensitif terhadap kritik: Individu tidak bias
merespon secara positif terhadap koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri. (b) Tidak
mampu kompetisi: Individu hanya mau berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.

2.2. Reaksi Penyesuaian Diri

—  RASIONALISASI

pemberian informasi /penjelasan yg menyenangkan (rasional).

—  KOMPENSASI

kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi perasaan tidak aman; contoh: seseorang
yg meninggal dunia anaknya karena cacat lahir kemudian menghabiskan seluruh kemampuan,
waktu dan tenaga untuk membantu anak-anak cacat /terbelakang

—  NEGATIVISME

9
reaksi yg dinyatakan sebagai perlawanan bawah sadar pada orang/ objek-objek lainnya

—  KEPASRAHAN (resignation)

tipe kekecewaan mendalam yg sangat kuat yg adakalanya dialami oleh individu dan bisa
berlangsung lama atau sebentar.

—  PELARIAN (flight)

reaksi penyesuaian diri dari situasi khusus yg menyebabkan kekecewaan atau kegelisahan.

—  REPRESI

mengeluarkan pengalaman atau perasaan tertentu dari kesadaran, dan manusia cenderung
menekan aspek-aspek yg tidak menyenangkan.

2.3.  Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan

Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:

1.      Konsepsi

2.       Bayi dan anak

3.       Remaja

4.       Usia subur

5.       Usia lanjut

1. Konsepsi

a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan

b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.

10
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi
(malnutrisi).

d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Bayi dan anak

Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yg radikal. Meskipun rentang
kehidupan manusia scr resmi dimulai pd saat kelahiran

a. Pelbagai –penyesuaian pokok yg dilakukan pd neonatal

b. Indikasinkesulitan penyesuaian pd postnatal

- berkurangnya berat badan


- perilaku tdk teratur (BAK/BAB)

c. Kondisi yg mempengaruhi penyesuaian kehidupan postnatal: lingk. Prenatal, jenis


persalinan, pengalaman berhubungan dgn persalinan, lama periode kehamilan, sikap ortu, sikap
postnatal.

a.       ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak


b.       Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang

c.        Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit

d.       Pencegahan dan penanggulangan kekerasan

e.        Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempua

f.        Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan,
kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan
kekerasan.

g.       Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan


kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta
pemberian suplemen, dll.

Asuhan yang diberikan

11
a). ASI Eksklusif

b). Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang

c). Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit

d). Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)

e). Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

masa anak-anak

Adaptif masa kanak-kanak dan remaja belum banyak mendapat perhatian(Smet,19980) oleh


karena itu tdk ada model perkembangan ttg koping semasa kanak-kanak shg banyak dipakai
model kopping masa dewasa.

3. Remaja

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari
masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah
datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai
tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk
melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita
mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi

a.       Gizi seimbang
b.      Informasi tentang kesehatan reproduksi

c.        Pencagahan kekerasan, termasuk seksual

d.       Pencegahan terhadap ketergantungan napza

e.        Perkawinan pada usia yang wajar

f.        Pendidikan, peningkatan keterampilan

12
g.       Peningkatan penghargaan diri

h.       Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman..

i.         Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
(alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, perilaku seks tidak
aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.

j.         Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan hukum/sosial,


pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian
suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling dll

Asuhan apa yang diberikan

a)      Gizi seimbang

b)       Informasi tentang kesehatan reproduksi

c)       Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)

d)      Pencegahan terhadap ketergantungan napza

e)       Perkawinan pada usia yang wajar

f)        Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan
ancaman.

4.      Usia subur ( Masa Kehamilan)

Wanita segala usia beberapa kehamilan melakukan proses adaptasi apalagi sebagai
persiapan  berperan sebagai ibu.

—  Konsep diri berubah yaitu siap menjadi orang dan peran barunya.

13
—  Pada tahap ini membutuhkan tugas perkembangan yg pasti dan jelas yaitu siap menerima
kehamilan , mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun kembali hubungan dengan suami,
ibu dan bayi yg dikandungannya, serta menyiapkan kelahiran sang anak.

Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur,
karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam
menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi
kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini
masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak,
dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air
besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak
mengalami gejala apa-apa.

a. Kehamilan dan persalinan yang aman

b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi

c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)

d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS

e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional

g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

h. Pencegahan dan manajemen infertilitas.

i. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai
kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.

14
j. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post
partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.

Asuhan yang diberikan

a). Kehamilan dan persalinan yang aman

b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi

c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
( KB )

d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS

e). Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

f). Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi

g). Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

h). Pencegahan dan manajemen infertilitas.

Masa Pasca melahirkan

—  Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yg mendadak dlm keseimbangan yg sudah tertata pd
hidup seorang ibu baik secara emosi maupun fisik

—  Kebutuhan ibu pasca melahirkan adalah : kebutuhan akan makan, tidur dan kenyamanan fisik
serta kesejahteraan emosional, kemandirian

15
—  Dengn kondisi tsb diatas maka seorang ibu harus menyiapkan/menyesuaiakan diri dengan
perubahan fisik, peran dan seksual.

5.            Usia Lanjut

Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang
paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting
bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya
adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum
suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.

a. Perhatian pada problem meno/andro-pause


b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis.

c. Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim

d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan,
prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.

e. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya,


diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

Asuhan apa yang diberikan

1). Perhatian pada problem menopause

2.). Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis.

Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai


keluhan sebagai berikut

a. Penyakit jantung koroner

16
b. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner.
Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan
meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung
koroner.

d. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone
estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

e. Gangguan mata

f. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.

g. Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).

h. Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak.
Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi
sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam
kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor
keturunan.

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan

1.      Kemiskinan

Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak
terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan
kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.

2. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat

Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya
keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka
menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain:

17
a. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian
makan sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan.

b. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan ekonomi atau
orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.

c. Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepantingan dirinya,


misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat
pertolongan segera di RS ketika diperlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan
penghasilan keluarga.

d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan
informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat
pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk
mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi.

3. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

a. Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai

b. Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan

c. Keterbatasan biaya

d. Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan

4. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena:

a. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien

b. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai

5. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan
perempuan semakin buruk

18
6. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena:

a. Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah.

b. Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi

c. Diskriminasi sosial

d. Sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan

e. Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kahidupan seksual pada reproduksi

7. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut

8. Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan sosial,


ekonomi dan perbedaan lainnya antara perempuan dan masih rendahnya kemandirian
perempuan.

BAB III

PENUTUP

3.1. kesimpulan

19
Perempuan adalah seseorang yang sangat rentan di jangkit penyakit.Mulai dari penyakit
yang ringan sampai dengan masalah reproduksi wanita.Melihat kenyataan ini,
sangatlahdi perlukan bagi kita tenaga medis untuk dapat menyelesaikan permasalshan
masyarakat ini. Dengan cara mengkaji dan memahami siklus atau daur hidup perempuan,kita
dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.Daur hidup atau siklus perempuan di mulai
dari saat ia dalam kandungan (janin), bayi,masa kanak – kanak, remaja, perempuan
dewasa(menikah), saat perempuan tersebut hamil,melahirkan, masa nifas, menyusui, sampai
dengan manula

Adaptasi sering dikonotasi dengan penyesuaian diri.Setiap anak mempunyai daya


adaptasi berbeda-beda terhadap lingkungan Adaptasi merupakan salah satu persyaratan penting
bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu .Kehidupan itu sendiri secara alamiah
mendorong manusia untuk terus menerus melakukan adaptasi Adaptasi merupakan pertahanan
yng  dibawa sejak lahir/ diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

1.      http://arumsarwono.blogspot.com/2012/03/kesehatan-wanita-sepanjang-siklus.html

2.      http://www.scrib.com/doc.77011930/tutorial-daur-kehiduan-wanita/. By Dewi Umami. Unduh


5 juni 2012 pukul 19.22

20
3.      Eko Suyani.Hesty Widyasih.(2010)Psikologi Ibu dan anak.Yogyakarta : Fitramaya.Yogyakarta

4.      http://natalipinemlusia.blogspot.com/2013/04/psikologi-wanita-sepanjang-daur.html

21

Anda mungkin juga menyukai