BAB I - Penulisan Karya Ilmiah OK
BAB I - Penulisan Karya Ilmiah OK
PROPOSAL
Oleh :
NIM : 1724090217
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1724090217
Judul : Hubungan Antara Stress Kerja Dan Coping Stress dengan Well-Being Para
Pekerja Marketing Di Jakarta
1. ....................................... ............................................
Ketua dewan penguji
2. ....................................... .............................................
Sekertaris
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi UPI Y.A.I
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, tak lupa shalawat dan salam penulis curahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Antara Stress Kerja Dan Coping Stress Dengan Well-Being
Para Pekerja Marketing Di Jakarta”.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas akhir
ini yaitu:
iii
9. Subyek Penelitian seluruh karyawan CV. Prima Cook yang telah membantu
peneliti untuk mengisi kuisioner sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dan tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, atas segala doa dan dukungannya yang telah diberikan kepada saya.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas segala
kebaikan yang telah diberikan kepada saya. Penulis menhyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangannya. Namun
demikian penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala
kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari teman-teman sekalian.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Dunia kerja saat ini dihadapkan dengan kompetisi antar perusahaan yang
semakin ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam
negeri saja, tetapi juga luar negeri. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut,
dituntut agar lebih produktif, supaya tidak kalah dalam persaingan. Oleh karena itu
para pekerja pun dituntut untuk bekerja lebih keras, stress kerja meningkat
Sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan atau
perusahaan/organisasi. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia harus selalu
dikembangkan agar kinerjanya bisa lebih baik. Untuk meningkatkan kinerja yang
lebih baik dalam sebuah perusahaan/ organisasi dibutuhkan kerjasama yang baik
antara perusahaan dan sumber daya manusia, Salah satunya yaitu dengan
oleh sumber daya manusia atau karyawan didalam lingkungan kerja akan
1
2
akan lebih berkomitmen dan akan menyelesaikan tugas lebih efisien dengan standar
yang lebih tinggi. Kebahagiaan merupakan suatu hal yang penting dalam hidup,
karena dengan bahagia setiap orang pasti merasakan kehidupan yang nyaman, hari-
Dapat kita lihat pada dunia kerja saat ini, bahwa lapangan pekerjaan yang
sedikit, dan sumber daya manusia yang ada saat ini setiap harinya semakin
bertambah banyak, hal ini yang menuntut individu untuk terus bersaing agar tidak
kalah atau tersingkirkan oleh yang lain. Para individu pun senantiasa dituntut untuk
terus berkompetensi tidak hanya dengan komponen fisik dari pekerjaannya saja,
seperti terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk,
desain dan organisasi kerja yang tidak memadai, seperti kecapekan dan beban kerja
kesehatan serta memicu terjadinya stres kerja. Stres akibat kerja merupakan
masalah penting dalam kesehatan kerja, karena stres kerja inilah yang menjadi
penilaiannya terhadap sumber stres dalam suatu perusahaan ini dianggap sebagai
penilaiannya terhadap sumber stres dalam suatu perusahaan ini dianggap sebagai
Dalam Luthans (1992) dikatakan bahwa reaksi-reaksi stres tersebut dapat berupa
reaksi fisik, reaksi psikologi dan reaksi perilaku. Reaksi fisik misalnya,
perubahaan mood dan emosi yang lain. Reaksi perilaku seperti meningkatnya
frekuensi merokok pada perokok dan perubahan pola makan. Ketiga macam reaksi
ini saling berhubungan dan tidak jarang muncul bersamaan (Soewondo, 1993).
Stressor yang sering dilupakan oleh para peneliti adalah persoalan waktu,
menurut Beehr (1995) terkait dengan waktu ada dua macam stres yaitu kronis dan
akut. Stressor kronis adalah stressor yang memiliki waktu yang panjang, misalnya
dalam hal pekerjaan dan organisasi yang hanya berubah secara lambat. Sebaliknya
ada juga stres akut yang merupakan kejadian-kejadian dalam waktu pendek, yang
Contoh dari stres akut itu adalah tanggal deadline pajak bagi akuntan, perawat
yang mendapat tekanan dari pasien dan selalu disalahkan oleh dokter atau
Stres sebagai suatu kejadian atau peristiwa dimana tuntutan lingkungan dan
tuntutan internal fisiologis atau psikologis menuntut melebihi sumber daya adaptif
4
individu (Lazarus & Folkman dalam Safaria, 2011). Setiap individu pasti memiliki
kepuasan kerja, sehingga yang terjadi para pekerja sering merasa kurang nyaman
organisasi, sumber daya manusia atau para pekerja sangat penting bagi
sebagai tim pelaksana, semuanya kembali lagi pada keseriusan pihak manager
Aspek-aspek stress kerja yang dikemukakan oleh Beehr & Newman (1995) ada
tiga, yaitu aspek fisik, aspek psikis, dan aspek perilaku. Aspek fisik dapat berupa
hipertensi. Aspek psikis dapat berupa gejala gejala emosional seperti panik, gelisah,
kehidupan pekerjaan. Stres kerja yang terjadi dapat mempengaruhi keadaan diri
serta dalam waktu tertentu akan sangat mengganggu pikiran dan pekerjaan dari para
atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dia capai dalam kondisi
penting dan tidak menentu. Keadaan ini sebenarnya merupakan gambaran atau
melebihi batas kekuatan dari tubuh suatu individu. Seperti dalam penelitian yang
(dalam Gibson et al.,2013) menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh pekerja sering
mengalami stres.
Berbagai macam istilah dan konsep baru mudah diciptakan oleh Selye (Szabo
et al., 2012), dia memperkenalkan istilah distress dan eustress pada awal tahun 70-
an untuk membedakan apakah respon terhadap stres itu dimunculkan oleh stressor
negatif atau tidak menyenangkan atau malah dimunculkan oleh emosi yang positif,
stres bukanlah apa yang terjadi pada dirimu tetapi bagaimana anda bereaksi
terhadapnya.
mulai timbul agar tidak merusak keadaan dari sumber daya manusia yang telah ada.
Ada dua strategi coping yang dapat dipakai, yaitu strategi coping yang berfokus
pada permasalahan (problem focused coping) yang dilakukan untuk mencari solusi
terhadap masalah yang dihadapinya dan strategi coping untuk mengatur emosi
(emotion focused coping) yang dilakukan dengan cara mengatur emosi individu
Kedua bentuk coping tersebut berkaitan dengan upaya kognitif dan emosi
strategi coping yang sesuai dengan situasi tekanan yang dihadapinya untuk
menyelesaikan stres.
bahwa semakin tinggi emotion focused coping yang digunakan maka semakin
Moosa & Munaf (2012) Coping memainkan peran besar dalam kehidupan
menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam emotion focused coping dan
Problem focused coping yang digunakan oleh kelompok klinis dan non klinis dalam
menghadapi masalah. Oleh karena itu strategi coping dapat menjadi salah satu
strategi koping individu dan untuk membuat mereka mampu menghadapi tekanan
Latar belakang diatas sesuai dengan apa yang peneliti temukan di CV. Prima
Cook yang mana stress kerja (tekanan waktu dan kecemasan) dapat mempengaruhi
well-being pekerja. Akibat adanya stress kerja ini membutuhkan coping stress,
sehingga well being pekerja dapat terpenuhi. Peneliti tertarik untuk mengadakan
7
penelitian yang lebih mendalam tentang “Hubungan Antara Stress Kerja Dan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada Hubungan antara Stress Kerja dan Coping Stress pada para Pekerja
2. Apakah ada Hubungan antara Coping Stress dengan Well-Being para Pekerja
3. Apakah ada Hubungan antara Stress Kerja dan Coping Stress dengan Well-
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan antara Stress Kerja dan Coping Stress pada para
3. Untuk mengetahui hubungan antara Stress Kerja dan Coping Stress dengan
D. Manfaat Penelitian
Dalam hasil penelitian ini diharapkan terdapat manfaat yang baik secara
teoritis maupun praktis yang diperoleh serta dapat memberikan kegunaan dari
beberapa pihak.
1. Manfaat Teoritis
Ilmiah di bidang psikologi, Khususnya pada Psikologi Industri dan Organisasi dan
Psikologi Positif.
2. Manfaat Praktis
kesejahteraan psikologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dan konsep-konsep yang digunakan
sebagai landasan penelitian. Pembahasan ini meliputi Stres Kerja, Coping Stress
A. Stres Kerja
Stres kerja adalah respon dari fisik maupun emosional individu yang muncul
ketika individu tidak mampu mengatasi tuntutan dan kebutuhan dari pekerjaan yang
Menurut (Parker & DeCotis, 1983) stres kerja merupakan kesadaran individu
atau perasaan disfungsi personal akibat kondisi yang dirasakan di tempat kerja.
Stres kerja sebagai respon seperti yang dinyatakan oleh Chaplin (1989) yaitu
9
10
Schult & Schult (dalam Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stres kerja
sumber stres dan kapsitas diri yang menentukan, apakah respon bersifat positif
ataukah negatif.
Menurut Leung et al. (2007), ada 6 dimensi dari stres kerja, yaitu perilaku
individu, dukungan sosial, konflik peran, lingkungan kerja, beban kerja, dan situasi
merupakan suatu transaksi atau respon adaptif antara sumber-sumber stres kerja
dengan kapasitas diri, yang berpengaruh terhadap respon apakah bersifat positif
ataukah negatif.
Jika respon bersifat positif, maka sebenarnya sumber stres merupakan pemacu
Ada beberapa faktor penyebab stres yang berkaitan dengan individu yaitu
a) Pekerjaan itu sendiri yaitu beban pekerjaan yang terlalu sedikit atau terlalu
berat, kondisi lingkungan fisik yang yang jelek, tekanan waktu dsb.
b) Peran dalam organisasi yaitu apakah karyawan merasakan conflict role, role of
pengambilan keputusan.
d) Hubungan dalam organisasi yaitu sejauh mana hubungan yang kurang baik
organisasi.
12
Eustress bersifat membangun dan progresif dalam diri yang tidak dapat
dihindari.Eustress adalah bentuk stres yang berasal dari peran di tempat kerja
produktif dan hal ini menimbulkan sikap mudah tersinggung. Distress berasal
dari peran tempat kerja yang tidak efektif memanfaatkan kemampuan pekerja
tepat.
Ada dua komponen stres kerja yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan
a) Tekanan Waktu
tekanan yang substansial. Tekanan waktu ini merupakan persepsi dari pekerja
b) Kecemasan
Ada beberapa tipe kepribadian yang rentan stres dan ada tipe kepribadian yang
tidak mudah terkena stres. Salah satu karakteristik kepribadian yang rentan terhadap
stres kerja adalah kepribadian tipe A. Orang dengan kepribadian tipe A mempunyai
obsesi terhadap waktu, ada perasaan dikejar-kejar waktu, dan ingin segera
tinggi.
merasa tidak dikejar waktu, tidak terobsesi oleh waktu, dan menikmati pekerjaan
dengan rileks (Northcraft, 1990) Berdasarkan pendekatan kognitif, ada dua macam
pola pikir yaitu pola pikir positif yang menyebabkan optimis dan pola pikir negatif
peristiwa yang negatif (bad event) sebagai suatu tantangan, sedangkan bagi orang-
Pola pikir negatif dan positif ini sangat berkaitan dengan pendekatan stres dari
perspektif psikologis yang dikemukakan oleh Lazarus. Stres dimulai dari proses
14
penilaian primer dan penilaian sekunder, yang pada gilirannya akan menentukan
strategi koping.
B. Coping Stress
Coping stress adalah usaha untuk mengontrol, mengurangi, atau belajar untuk
Coping stress adalah upaya kognitif dan perilaku seseorang untuk mengelola
eksternal dari transaksi orang-lingkungan terhadap stres yang dialami yang dinilai
sebagai berat atau melebihi sumber daya seseorang (Folkman & Lazarus, dalam
Smet, 1994).
coping. (b) Proses ini meliputi reaksi perilaku serta kognitif pada individu. (c)
Dalam kebanyakan kasus, koping terdiri dari tindakan tunggal yang berbeda yang
dapat dibedakan dengan fokus mereka pada unsur-unsur yang berbeda dari
internal maupun tuntutan eksternal yang dialami individu dari interaksi individu
dengan lingkungan yang mengacu pada upaya kognitif dan perilaku seseorang.
Problem focus coping adalah usaha untuk mengurangi stressor. Individu akan
baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan
terpusat pada masalah yang dilakukan secara hati-hati untuk mengatasi situasi
yang menekan.
Emotion focus coping adalah usaha yang digunakan untuk mengatur respon
tidak mampu mengubah kondisi yang stressful. Taylor (dalam Smet, 1994.)
1) Distancing adalah usaha yang bertujuan untuk melepaskan diri dari masalah
2) Self-Control adalah yaitu mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau
5) Positive Reappraisal adalah yaitu mencoba untuk membuat suatu arti positif
a. Faktor Internal
b. Faktor eksternal
coping stress dapat dipengaruhi oleh internal (efikasi diri, optimisme, karakteristik
peer group, dan dukungan sosial). Faktor-faktor ini akan mempengaruhi coping
stress sesuai dengan individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut akan berpengaruh
baik sesuai dengan cara pandang dan tindakan individu dalam menghadapi
permasalahan.
18
terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur
dengan kebutuhan, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup lebih bermakna,
untuk selalu merasa baik, emosi yang menyakitkan seperti kekecewaan, gagal, dan
sikap positif terhadap dirinya maupun orang lain meskipun mereka sadar akan
makna dan tujuan dalam menjalani hidup dan mampu mengembangkan potensinya
Penerimaan diri adalah ciri utama dari kesehatan mental, dan juga
berkaitan dengan penerimaan diri individu pada masa kini dan masa lalunya.
memiliki hubungan positif dengan orang lain sebagai perasaan empati dan
Membina hubungan yang hangat dengan orang lain merupakan salah satu
menekankan intimacy dan generativity sebagai tugas utama yang harus dicapai
3. Otonomi (Autonomy)
Oleh karena itu, individu tidak memikirkan penilaian dan harapan orang
lain terhadap dirinya. Selain itu individu yang otonom juga tidak
menggantungkan diri pada orang lain untuk membuat keputusan dan mampu
untuk tidak menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan
Sehat mampu menentukan arah dan tujuan yang berarti dalam hidupnya dengan
pemahaman yang jelas tentang tujuan hidup dan rasa ingin mengarahkan dan
intensionalitas. Dalam teori life span mengacu pada berbagai perubahan tujuan
atau tujuan dalam hidup, seperti menjadi produktif dan kreatif ataumencapai
bertumbuh dan menghadapi tantangan baru dalam setiap periode pada tahap
perkembangan
22
1) Faktor Demografis
(psychological well-being) yaitu usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
budaya.
2) Dukungan Sosial
D. Kerangka Berpikir
terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur
dengan kebutuhan, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup lebih bermakna,
Bell et al. (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa stres kerja, kesehatan
individu dan keseimbangan dari kehidupan kerja dan pribadi saling berhubungan
Menurut (Parker & DeCotis, 1983) stres kerja merupakan kesadaran individu
atau perasaan disfungsi personal akibat kondisi yang dirasakan di tempat kerja.
ini strategi koping berfokus pada masalah (Problem Focused Coping) dan strategi
peningatan intensitas well being. Barron et al. (2002) juga menemukan hal yang
sejalan, bahwa problem focused coping berkorelasi positif dan signifikan terhadap
well being.
24
Kerangka berpikir mengenai Stress Kerja, coping stress dan well-being dapat
STRESS KERJA
TEKANAN & KECEMASAN
F. Hipotesiss
1. Terdapat Hubungan antara Stress Kerja dan Coping Stress pada para Pekerja
3. Terdapat Hubungan antara Stress Kerja dan Coping Stress dengan Well-Being
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, hasil uji coba instrumen, dan
Variabel penelitian terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas
(independent variable) atau variabel yang tidak bergantung pada variabel lainnya
(X1 dan X2) dan satu variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang
1. Definisi Konseptual
26
27
A. Stress Kerja
Menurut (Parker & DeCotis, 1983) stres kerja merupakan kesadaran individu
atau perasaan disfungsi personal akibat kondisi yang dirasakan di tempat kerja.
B. Coping stress
Coping stress adalah upaya kognitif dan perilaku seseorang untuk mengelola
dan eksternal dari transaksi orang-lingkungan terhadap stres yang dialami yang
dinilai sebagai berat atau melebihi sumber daya seseorang (Folkman &
C. Psychological well-being
terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur
(Ryff C. D, 1989).
28
2. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang hendak diteliti, yakni Stress
Kerja, Coping Stress, dan Pyschological well being. Berikut ini merupakan definisi
A. Stress Kerja
menggunakan Job Stres Scale (JSS). Skalanya terdiri dari dua dimensi yaitu,
B. Coping stress
Coping stress adalah suatu usaha individu yang meliputi upaya kognitif dan
Lazarus & Folkman (1986), yaitu skala Ways Of Coping (WOC) yang terdiri
pemecahan masalah)
29
C. Psychological well-being
yang berfungsi dengan baik dan positif serta berusaha untuk menggali dan
dari ada 6 yaitu : Penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain,
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh Pekerja Marketing CV. Prima Cook yang berjumlah
30 0rang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2017:81). Subjek pada penelitian ini
adalah Karyawan Marketing CV. Prima Cook. Teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik total sampling yaitu mengambil keseluruhan
populasi yang ada. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana