Anda di halaman 1dari 22

SKRINING PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)

DAN MASALAH KEJIWAAN (ODMK)

Disusun Oleh :
KELAS A PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Skrining pada Klien dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Masalah Kejiwaan
(ODMK)” ini sebagai acuan dalam melakukan pelatihan skrining ODGJ dan
ODMK pada kader sehat jiwa di RW 1, 2, dan 3 yang berada di dalam kelolaan
Puskesmas Gumuruh dan dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini diajukan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Proposal ini menjelaskan
terkait penjelasan mengenai skrining dan pelaksanaan skrining pada klien dengan
ODGJ dan ODMK.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................3

D. Manfaat..................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5

A. Pengertian Skrining ODGJ dan ODMK.................................................................5

B. Tujuan Skrining ODGJ dan ODMK.......................................................................6

C. Tugas Kader Kesehatan Jiwa..................................................................................6

D. Proses Pelaksanaan Skrining..................................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................................8

B. Saran......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

LAMPIRAN.....................................................................................................................10

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Format Skrining Orang Dengan Gangguan Masalah


Kejiwaan (Odmk) Dan Orang Dengan Gangguan
Jiwa (Odgj)
Lampiran II Data Keadaan Keluarga
Lampiran III Format Pengkajian Pasien Dengan ODMK Dan
ODGJ
Lampiran IV Format Kuesioner Pengetahuan Kader

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari beberapa sindrom klinik
yang bersifat menggangu, terdiri dari gangguan proses berpikir, gangguan
perilaku, gangguan emosi dan gangguan persepsi (Kaplan & Sadocks,
2007). Sementara itu, menurut Lestari (2014), gangguan jiwa adalah suatu
kondisi dimana mental dan fisiologis seseorang tidak berfungsi dengan
baik sehingga menghambat kegiatan aktivitas sehari-hari.
Hasil survei data World Health Organization tahun 2012 (WHO),
sekitar 450 juta penduduk di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa
dan sebanyak 8 dari 10 penderita gangguan jiwa tidak mendapatkan
perawatan secara intensif (Hendry, 2012). Sementara itu, berdasarkan
prevalensi masalah kesehatan gangguan jiwa dari laporan Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013 terdapat gangguan jiwa berat sebanyak 1,7 / 1000 orang.
Data penderita gangguan jiwa berat terbanyak pada 5 daerah yaitu di
Sulawesi Selatan, Yogyakarta, Bali, Aceh, dan Jawa Tengah (Purwoko,
2010). Prevalensi tersebut menunjukkan bahwa gangguan jiwa dapat
dianggap menjadi masalah yang serius.
Menurut Euis (2014), beberapa orang menilai gangguan jiwa
merupakan salah satu penyakit yang memalukan, sebagai aib keluarga,
bahkan ada yang berpendapat sebagai sampah sosial. Sehingga sebagian
masyarakat memerlakukan orang dengan gangguan jiwa secara
diskriminatif, perlakukan yang kasar, pemasungan, terkadang dilempari
batu serta diejek oleh anak-anak, sehingga membuat sebagian keluarga
menyembunyikan anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
atau bahkan menolak mengakui bahwa anggota keluarganya mengalami

1
2

gangguan jiwa. Hal ini dapat memperparah kondisi penderita gangguan


jiwa tersebut, karena pada lingkungan sekitar mengucilkan, menghina
bahkan menolak para penderita gangguan jiwa, sehingga program
puskesmas berperan penting dalam menangani masalah tersebut (Kartono,
2009).
Salah satu program Puskesmas dalam menghadapi kasus gangguan
jiwa adalah dengan pembentukan Kader sehat jiwa. Kader merupakan
tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat (Meilani, 2009). Kader sehat jiwa dapat membantu
masyarakat mencapai kesehatan jiwa yang optimal melalui penggerakan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan jiwa serta
memantau kondisi kesehatan jiwa masyarakat di wilayahnya (Keliat,
Helena, & Farida, 2007).
Salah satu tugas pokok kader kesehatan jiwa adalah melakukan
skrining keluarga sehat, keluarga yang beresiko mengalami masalah
psikososial, dan keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat (Keliat,
Helena, & Farida, 2007). Skrining perlu dilakukan oleh kader untuk
mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga yang ada di wilayah kerja
setempat sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan maupun deteksi
dini pada keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan masalah
psikososial. Adapun kader yang melakukan skrining perlu diberikan
pelatihan sebelumnya oleh petugas kesehatan sehingga deteksi dapat
dilakukan secara tepat. Oleh karena itu penulis membuat proposal ini
sebagai panduan untuk melatih kader sehat jiwa dalam melakukan skrining
khususnya di daerah puskesmas Gumuruh.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud skrinning?
2. Apa tujuan skrinning?
3. Bagaimana tugas pokok dan fungsi kader kesehatan jiwa?
3

4. Bagaimana proses pelaksanaan skrining pada ODGJ dan ODMK?

C. Tujuan
Tujuan dari proposal ini untuk meningkatkan kemampuan kader
kesehatan jiwa dalam melakukan skrining ODGJ dan ODMK.

D. Manfaat
Manfaat dari proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan

Proposal ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi

dan pengembangan penelitian tentang cara melatih kader dalam

melakukan skrining pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan

orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

b. Bagi Ilmu Keperawatan

Proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu topik

pembahasan untuk menambahkan cara perawat dalam melatih

kader melakukan skrining pada orang dengan gangguan jiwa

(ODGJ) dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas

Proposal ini dapat menjadi acuan puskesmas dalam

meningkatkan kemampuan kader kesehatan jiwa dalam melakukan

skrining pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan masalah

kejiwaan (ODMK).
4

b. Bagi Kader Sehat Jiwa

Proposal ini dapat menjadi acuan kader dalam

melaksanakan skrining pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)

dan masalah kejiwaan (ODMK).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Skrining ODGJ dan ODMK


Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik seseorang atau
sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka kedalam kategori
yang diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit (Rajab, 2009).
Sementara itu, menurut Noor (2008), skrining tes merupakan suatu tes
sederhana yang diterapkan pada sekelompok populasi tertentu (yang relatif
sehat) dan bertujuan untuk mendeteksi mereka yang mempunyai
kemungkinan cukup tinggi menderita penyakit yang sedang diamati
(disease under study) sehingga kepada mereka dapat dilakukan diagnosis
lengkap dan selanjutnya bagi mereka yang menderita penyakit tersebut
dapat diberikan pengobatan secara dini.
Sedangkan Skrining ODGJ dan ODMK adalah deteksi dini yang
dilakukan oleh kader kesehatan jiwa maupun petugas kesehatan untuk
mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di wilayah
kerjanya. Hasil skrining adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan
gangguan jiwa. Skrining dapat dilakukan untuk mencegah dan
meminimalisir keparahan gangguan jiwa maupun masalah psikososial
yang terjadi di masyarakat.
Skrining bukanlah sebuah diagnosis, sehingga hasil yang diperoleh
betul-betul hanya didasarkan pada hasil pemeriksaan tes skrining tertentu,
sedangkan kepastian diagnosis klinis dilakukan belakangan secara
terpisah, jika hasil dari skrining tersebut menunjukan hasil yang positif
(Noor, 2008).

5
6

B. Tujuan Skrining ODGJ dan ODMK


Tujuan skrining ODGJ dan ODMK pada keluarga adalah untuk
mengetahui gambaran kesehatan jiwa di wilayah dengan mengetahui :
1. Jumlah keluarga yang sehat jiwa.
2. Jumlah keluarga yang memiliki risiko psikososial
3. Jumlah keluarga yang mempunyai penderita gangguan jiwa

C. Tugas Kader Kesehatan Jiwa


Tugas pokok kader kesehatan jiwa menurut Keliat (2007), adalah:
1. Melaksanakan program Desa Siaga Sehat Jiwa
2. Melakukan deteksi keluarga sehat, keluarga yang beresiko
mengalami masalah psikososial, dan keluarga dengan gangguan jiwa
di masyarakat
3. Menggerakkan individu, keluarga, dan kelompok sehat jiwa untuk
mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
4. Menggerakkan individu, keluarga,dan kelompok yang beresiko
mengalami masalah psikososial untuk mengikuti pendidikan
kesehatan jiwa
5. Menggerakkan individu, keluarga,dan kelompok yang mengalami
gangguan jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
6. Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti terapi aktifitas
kelompok (TAK) dan rehabilitasi
7. Melakukan kunjungan rumah pada pasien yang telah mandiri
8. Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa
pada perawat CMHN atau puskesmas
9. Membuat dokumentasi kegiatan kader jiwa dan perkembangan
kondisi kesehatan jiwa pasien

D. Proses Pelaksanaan Skrining


Proses pelaksanaan skrining ODGJ dan ODMK dapat dilakukan
dengan beberapa langkah yaitu:
7

1. Deteksi dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah di tiap-tiap


keluarga
2. Mengisi format Deteksi Keluarga, satu lembar diisi untuk satu
Kepala Keluarga (KK) seperti:
a. Tulis nama Kepala Keluarga
b. Tulis umur (dalam tahun)
c. Status kawin (kawin/belum kawin/janda/duda)
d. Pendidikan (tidak sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi)
e. Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
f. Alamat (RT/RW)
g. Kondisi kesehatan : baca status kesehatan keluarga lalu isi sesuai
dengan kondisi kesehatannya
h. Bila ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis atau
gangguan, tulis di kolom keterangan di mana dia mendapat
pengobatan
3. Setelah seluruh keluarga dikunjungi dan didapatkan hasil dari
skrining, apabila klien yang mengalami gangguan psikososial atau
penyakit akut dan kronis, maka dilanjutkan ke lembar pengkajian
berikutnya. Untuk format pengkajian terlampir.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau
sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang
diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit. Sedangkan Skrining
ODGJ dan ODMK adalah deteksi dini yang dilakukan oleh kader
kesehatan jiwa maupun petugas kesehatan untuk mengetahui kondisi
kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Tujuan skrining
ODGJ dan ODMK pada keluarga adalah untuk mengetahui gambaran
kesehatan jiwa di wilayah dengan mengetahui jumlah keluarga yang sehat
jiwa, jumlah keluarga yang memiliki risiko psikososial, jumlah keluarga
yang mempunyai penderita gangguan jiwa. Manfaat dari skrining ini untuk
mengetahui potensi resiko ODMK dan ODGJ dan mencegah dampak
lanjutannya.

B. Saran
Sesuai dengan program Puskesmas Gumuruh diharapkan semua RW di
Kecamatan Binong ini mempunyai kader sehat jiwa yang dapat melakukan
skrining awal terhadap ODMK dan ODGJ dengan adanya panduan
skrining keluarga dengan kesehatan jiwa, gangguan jiwa dan masalah
psikososial ini diharapkan keluarga dengan gangguan jiwa dapat dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bekti, S. (2014). Budaya Pasung dan Dampak Yurudis Sosiologis (Studi Tentang
Upaya Pelepasan Pasung dan Pencegahan Tindakan Pemasungan di Kabbupaten
Wonogiri). IJMS- Indonesia Journal on Medical Science .

Euis, P. (2014, Januari). Pemberdayaan Mantan Penderita Gangguan Jiwa. e-


SOSPOL No. I , pp. 75-82.

Hendry. (2012). Penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah banyak dilakukan


pemasungan. Jawa Tengah: Kompas.

Kaplan, & Sadocks. (2007). Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences /


Clinical Psychiatry. New York: Lippincott Williams & Wilkin.

Kartono, K. (2009). Psikologi Abnormal dan Patologi Sosial. Jakarta: PT


Rajawali Pers.

Keliat, B., Helena, N., & Farida, P. (2007). Manajemen keperawatan psikososial
& kader kesehatan jiwa: CMHN (Intermediate Course). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Lestari, P. (2014). Kecenderungan atau Sikap Keluarga Penderita Gangguan Jiwa


terhadap Tindakan Pasung (studi kasus di RSJ Amino Gondho Hutomo

Semarang). Jurnal Keperawatan Jiwa , 14-23.

Meilani, N. (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

Noor, N. N. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwoko, K. (2010). Duh 30 Ribu Penderita Gangguan Jiwa Di Indonesia Masih


Dipasung. Indonesia: Republika.

Rajab, W. (2009). Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

9
LAMPIRAN

10
Lampiran I

FORMAT SKRINING
ORANG DENGAN GANGGUAN MASALAH KEJIWAAN (ODMK) DAN
ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)
No Nama Jenis Umur Masalah / kondisi Kesehatan
kelamin
1 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
2 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
3 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
4 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
5 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
6 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
7 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat
8 Penyakit yang diderita (........., Lamanya.......) Risiko Masalah Psikososial
Gangguan Jiwa Sehat

Keterangan:
1. Penyakit yang Diderita
a. TBC
b. Hipertensi
c. Diabetes Melitus
d. Jantung
e. Ginjal
f. Rematik
2. Risiko Masalah Psikososial
a. Merasa sedih akibat kehilangan
b.Merasa cemas dengan situasi atau kondisi saat ini
c. Merasa tidak berdaya dalam menyelesaikan masalah
d.Merasa malu dengan kondisi fisik atau dengan kesehatan saat ini
3. Gangguan Jiwa
a. Berbicara sendiri
b. Marah-marah
c. Berbicara tidak sesuai realita
d. Ancaman, isyarat, dan percobaan bunuh diri
e. Kurang perawatan diri
f.Tidak mau bersosialisasi
g. Kurang percaya diri
Lampiran II

DATA KEADAAN KELUARGA

Petunjuk :
Berilah tanda ( ) pada tabel dibawah ini sesuai dengan kondisi klien
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Kondisi Kesehatan
Penyakit yang Diderita Risiko Masalah Psikososial (ODMK) Gangguan Jiwa Sehat
(OGDJ)
TBC Penurunan Produktivitas Merasa Curiga Pada Orang Lain
Hipertensi Gelisah Mudah Tersinggung
Diabetes Melitus Susah Tidur Bermusuhan Dengan Orang Lain
Jantung Kontak Mata Yang Buruk Merusak Lingkungan
Ginjal Kesedihan Yang Mendalam Melukai Diri Sendiri
Rematik Ketakutan Mempertahankan Pendapat Yang
Acuh Tidak Sesuai
Senang Berlebihan Tersenyum Sendiri
Bingung Berbicara Sendiri
Badan Gemetar Bicara Kacau
Penurunan Nafsu Makan Mengurung Diri
Bergantung Pada Orang Lain Marah-Marah Tanpa Sebab
Depresi Pada Gangguan Fisik Mengancam Akan Bunuh Diri
Tidak Mau Berobat Percobaan Bunuh Diri
Frustasi Tidak Mau Bergaul Dengan Orang
Kurang Inisiatif Lain
Kurang Keterlibatan Dalam Kegiatan Berpakain Tidak Sesuai
Mengatakan Saya Putus Asa
Kehilangan Pekerjaan / Menganggur
Kehilangan Anggota Keluarga
Kehilangan Harta Benda
Kehilangan Anggota Tubuh Akibat
Bencana
Lampiran III

FORMAT PENGKAJIAN PADA KLIEN DENGAN ODMK/ODGJ

A. IDENTITAS
Nama :
Usia :
Alamat :

B. GEJALA YANG MUNCUL (BERDASARKAN TABEL SKRINING)


........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

C. MASALAH YANG MUNCUL


Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK)
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

D. PERTANYAAN
1. Sudah berapa lama masalah tersebut muncul?
Jelaskan: ................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................
2. Apa yang membuat klien mengalami masalah tersebut?
Jelaskan: ................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................
3. Ada kejadian atau peristiwa apa sebelum terjadinya masalah tersebut?
Jelaskan: ................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................
4. Apakah sebelumnya klien pernah mendapatkan pengobatan?
Medis
Jelaskan: ................................................................................................................................
.................
.................................................................................................................................................
Non Medis
Jelaskan:
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
5. Apakah pengobatan sebelumnya menunjukan perubahan kondisi klien?
Jelaskan: ................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................
Lampiran IV

FORMAT KUESIONER PENGETAHUAN KADER

Nama Kader :

Alamat Lengkap :

Keterangan :

1. Menurut anda dari jawaban di bawah ini manakah jawaban yang benar mengenai
skrining menurut (Rajab, 2009)
a. Merupakan suatu pemeriksaan asimptomtis seseorang atau sekelompok orang untuk
mengklasifikasikan mereka kedalam kategori mengidap atau tidak mengidap
penyakit
b. merupakan tes kejiwaan yang dilakukan untuk mengetahui seseorang mengidap
penyakit kejiwaan atau tidak
c. merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui seseorang mengidap penyakit
kejiwaan yang dialami seseorang
d. merupakan tes yang diberikan kepada orang yang mendrita kejiwaan agar
mengetahui permasalahannya
2. Dibawah ini merupakan tujuan skrining manakah yang benar
a. Jumlah keluarga yang sehat jiwa
b. Jumlah keluarga yang memiliki risiko psikososial
c. Jumlah keluarga yang memiliki gangguan jiwa
d. A, B dan C benar
3. Tugas kader kesehatan jiwa meliputi apa saja salah satunya kecuali
a. Melakukan program desa siaga sehat jiwa
b. Memberikan pengobatan pada klien
c. Melakukan kunjungan rumah pada pasien yang telah mandiri
d. Melakukan deteksi kelurga sehat, keluarga yang beresiko mengalami masalah
psikososial dan keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat
4. Apakah anda mengetahui proses pelaksanaan skrining ada berapa langkah ?
a. 2 langkah
Lampiran IV

b. 3 langkah
c. 4 langkah
d. 5 langkah
5. Skrining ODGJ dan ODMK adalah deteksi dini yang dilakukan oleh
a. Petugas kesehatan
b. Kader kesehatan jiwa
c. Kader kesehatan jiwa dan petugas kesehatan
d. Kader, petugas kesehatan dan dokter
6. Apa saja hasil skrining yang di dapatkan menurut anda
a. Sehat jiwa, resiko masalah psikososial dan gangguan jiwa
b. Sehat jiwa dan rohani
c. Resiko masalah psikososial
d. Gangguan jiwa
7. Skrining dilakukan untuk
a. Mencegah terjadinya penyakit
b. Mengetahui penyebab penyakit
c. Memberikan pertolongan pada klien dan keluarga
d. Mencegah dan meminimalisir keparahan gangguan jiwa
8. Berikut ini yang tidak termasuk ke dalam proses pelaksanaan skrining adalah….
a. Deteksi dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah di tiap-tiap keluarga
b. Mengisi format deteksi keluarga
c. Mengisi daftar rekapitulasi kepala keluarga yang ada di tiap-tiap RT
d. Mengunjungi dan melihat keadaan keluarga saja
9. Dibawah ini yang termasuk ke dalam tugas pokok kader kesehatan jiwa yaitu….
a. Melaksanakan program desa siaga sehat jiwa
b. Menggerakan individu, keluarga dan kelompok yang beresiko mengalami masalah
psikososial dan gangguan jiwa
c. a dan b benar
d. a dan b salah
10. Suatu tes sederhana yang di terapkan pada sekelompok populasi tertentu dan bertujuan
untuk mendeteksi disebut dengan….
a. Deteksi dini
b. Skrining tes
c. Restrain
Lampiran IV

d. Pendataan
11. Dibawah ini pengertian dari restrain kecuali……
a. Alat pelindung yang digunakan untuk membatasi aktivitas fisik atau bagian tubuh
klien
b. Mengacu pada suatu bentuk tindakan yang menggunakan tali untuk mengekang
c. Sebagai bentuk penyembuhan bagi penderita
d. Untuk membatasi gerakan ekstremitas individu yang berperilaku di luar kendali
12. Yang termasuk kriteria pemasangan restrain adalah...
a. Restrain mengganggu pengobatan atau memperberat masalah kesehatan klien
b. Restrain membatasi gerakan klien seminimal mungkin
c. Restrain tidak mudah diganti
d. Restrain tidak aman digunakan pada klien tertentu
13. Melakukan komunikasi terkait dengan pelaksanaan tindakan merupakan cara restrain...
a. Ekstremitas
b. Kepala
c. lengan
d. Jari tangan
14. Tujuan restrain adalah...
a. Memberikan keamanan dan memudahkan pemeriksaan
b. Menjalankan prosedur diagnostik maupun terapeutik
c. Mempertahankan pada posisi yang diinginkan
d. a,b dan c benar
15. Restrain digunakan jika klien dengan gangguan jiwa mengalami...
a. perilaku mengamuk, agitasi (kecemasan memuncak)yang tidak dikendalikan dengan
pengobatan
b. ancaman terhadap integritas fisik berhubungan dengan penolakan klien untuk
beristirahat, makan dan minum
c. permintaan klien untuk mengendalikan perilaku eksternal, pastikan tindakan ini telah
dikaji dan berindikasi terapeutik
d. a,b, dan c benar
16. Alat yang digunakan pada saat klien mengamuk adalah...
a. Bergantung jenis restrain yang dipilih
b. Khusus untuk restrain ekstremitas, memerlukan padding (bantalan) untuk melindungi
tonjolan tulang
Lampiran IV

c. a dan b benar
d. a dan b salah
17. Restrain tidak mengganggu pengobatan atau memperberat masalah kesehatan klien jika...
a. Sirkulasi darah klien ke tangan buruk. Pasang restrain yang tidak memperburuk
masalah sirkulasi tersebut
b. Indikasi pemasangan restrain hanya pada lengan, maka jangan dilakukan restrain
seluruh tubuh klien
c. Restrain harus sering diganti, terutama jika kotor.
d. Pilih restrain yang tidak memicu klien mencederai diri sendiri
18. Cara melakukan restrain ekstremitas diantaranya kecuali...
a. Melakukan komunikasi terkait dengan pelaksanaan tindakan
b. Memastikan area pemasangan restrain bebas dari lecet/luka, bengkak/ memar
c. Memasang padding pada lengan kanan
d. Memasang restrain dengan menggunakan simpul pangkal diatas padding
19. Bagaimana cara memilih restrain yang benar ?
a. Restrain mudah diganti
b. Restrain aman digunakan pada klien tertentu
c. Restrain tidak mencolok
d. a, b dan c benar
20. Yang tidak termasuk ke dalam indikasi restrain adalah….
a. Perilaku tenang
b. Agitasi (kecemasan memuncak)
c. Perilaku amuk
d. Ancaman terhadap integritas fisik

Anda mungkin juga menyukai