Anda di halaman 1dari 4

METODE PENYULUHAN KOMUNITAS

By. Vellyza Colin, Ners.MAN

Metode Penyuluhan, dapat diartikan sebagai :

“Cara-cara penyampaian materi penyuluhan melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada
anggota masyarakat beserta keluarganya”

Pada prinsipnya metoda penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam


pendekatannya :

A. DILIHAT DARI SEGI KOMUNIKASI

Metoda penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :

1. Metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face


Communication)

Dalam hal ini penyuluh langsung berhadapan muka dengan sasaran Umpannya: obrolan
ditempat umum, dirumah, dibalai desa, di kantor, dalam penyelenggaraan suatu
demonstrasi dan lain-lain.

2. Metoda-metoda yang tidak langsung (indirect Communication)

Dalam hal ini penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran,
tetapi dalam menyampaikan pesannya melalui perantara (media). ex : pelatihan kader.

B. PENGGOLONGAN BERDASARKAN PENDEKATAN KEPADA SASARAN.

Penggolongan ini berdasarkan hubungan jumlah dan sasaran, yaitu :

1. Metoda Berdasarkan Perorangan

Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan. Digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

bentuk pendekatannya antara lain :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

b. Wawancara (interview)
2. Metoda dengan pendekatan kelompok

Dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran, seperti :

a. Pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain.

b. Perlombaan balita sehat.

c. Demonstrtasi cara/hasil.

d. Pelatihan kader posyandu.

e. Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.

f. Karyawisata.

3. Metode dengan pendekatan masal.

Dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung maupun tidak langsung
ditujukan kepada masyarakat, sasaran pendidikan bersifat umum, tidak membedakan
umur, jenis kelamin, pendidikan, status sosek. Metode ini tdk dapat diharapkan sampai
terjadi perubahan perilaku, mungkin hanya sampai pada tahap menggugah kesadaran
(awareness) terhadap suatu inovasi. Bentuk dari metode dengan pendekatan masal,
antara lain :

a. Ceramah umum

b. Pidato

c. Simulasi

d. Artikel majalah

e. Film cerita

f. Papan reklame

C. PENGGOLONGAN BERDASARKAN INDERA PENERIMA

1. Metode-metode yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan

Dalam hal ini pesan disampaikan melalui penglihatan.

Bentuk dari metode ini, antara lain :

a. Pesan yang tertulis

b. Pesan yang bergambar

c. Pesan yang terproyeksi : seperti film/slide tanpa penjelasan vocal/bisu


2. Metode-metode yang disampaikan melalui pendengaran

Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengaran, contohnya :

a. Siaran pedesaan melalui radio/TV

b. Hubungan telphone

3. Metode yang disampaikan melalui beberapoa macam alat indera secara


kombinasi

Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran bias melalui pendengaran, penglihatan, diraba,
dicium ataupun dikecap secara sekaligus, contohnya :

a. Demonstrasi

b. Peragaan dengan penjelasan

c. Dan lain-lain

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN

Ada 3 model pendidikan kesehatan yang dapat diterapkan langsung dalam kesehatan masyarakat
serta memberikan makna cara-cara praktik dalam proses pendidikan kesehatan, yaitu :

Model PRECEDE

merupakan suatu model pendidikan kesehatan dengan pendekatan diagnosis perilaku. Kelebihan
model ini adalah konsisten melibatkan klien dalam pendekatan problem solving. Model ini
membantu klien mengubah perilakunya yang dimulai dari mengkaji lingkungan klien atau
kelompok tinggal serta mempertimbangkan faktor-faktor perilaku sosial yang mempengaruhinya
dengan menggunakan faktor-faktor internal dan lingkungan kelompok sebagai faktor
predisposisi, terhadap perilaku tertentu atau masalah kesehatan tertentu kemudian menyusun
prioritas dan mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang ada dlam kelompok, untuk
menerapkan tindakan-tindakan kesehatan.

MODEL HEALTH BELIEF / Kepercayaan terhadap kesehatan

memberikan kerangka kerja dalam memahami mengapa orang mengambil langkah-langkah


khusus untuk mencegah penyakitnya, sedangkan yang lain tidak melaksanakan itu. Model ini
didesain untuk menduga adanya kelompok yang menerima dan kelompok yang menolak suatu
tindakan pencegahan penyakit. Model ini dapat dipakai untuk menawarkan tindakan terhadap
kelompok yang menolak agar mereka dapat mengikuti program tersebut.

HEALTH PROMOTION Model

Model ini memberikan penjelasan tentang kemungkinan menerapkan pola hidup sehat untuk
menjadikan perilaku sehat. Ada 2 komponen utama yang dapat menghambat tentang perilaku
hidup sehat, yaitu :

faktor kognitif, meliputi pengertian tentang sehat, pentingnya kesehatan, kapan ia makan yang
sehat, usaha agar tetap sehat, keuntungan bila menerapkan perilaku sehat, dan hambatan untuk
melaksanakan perilaku sehat.

faktor pengubah, yaitu faktor demografi (umur, kelamin, ras, pendidikan, tingkat ekonomi). Ciri –
ciri biologis (berat badan, tinggi badan, kelemahan tubuh). Pengaruh lingkungan antar-manusia
(hidup dalam lingkungan yang menyenangkan, riwayat kesehatan keluarga, interaksi dengan
tenaga kesehatan).

Anda mungkin juga menyukai