Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMIK


PADA POSISI BERBARING, DUDUK, BERDIRI DAN BERJALAN

Dosen Pengampu : Nurhakim Yudhi Wibowo M.Kep.

Disusun oleh kelompok 4


Anggota :

1. (C10190)
2. (C10190)
3. Maryani Khoirotunnisa(C1019028)
4. (C10190)
5. Vila Mar’atus Liani (C1019050)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "UPAYA MEMPERTAHANKAN
ERGONOMIK PADA POSISI BERBARING, DUDUK, BERDIRI DAN BERJALAN"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah K3. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang proses keselamatan kesehatan dalam keperawatan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nurhakim Yudhi Wibowo M.Kep.


selaku dosen pengampu Mata Kuliah K3. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis,

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan
pokok pada lapangan pekerjaan . Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Di samping itu, akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat dicegah
dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lain kemungkinan terjadinya penyakit
akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang
dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerjadan lingkungan kerja. Pendekatan ini
dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomik yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi
tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja
mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan
para pekerja itu sendiri. Pada umumnya ergonomik belum diterapkan secara merata pada
sektor kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru
sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan
penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis
merupakan tugas pemerintah.
Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui
pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini
pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan
masyarakat untuk menerima ergonomic dan penerapannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Ergonomik yaitu ilmu ayang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Ergonomik berasal dari kata Yunani ergon yang artinya kerja dan nomos
yang berarti aturan, secara keseluruhan ergonomik berarti aturan yang berkaitan dengan
kerja, sasaran penelitian ergonomik adalah manusia pada saat bekerja dalam lingkungannya.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomik ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia dengan tujuan untuk menurunkan stress yang akan dihadapi, yaitu
dengan cara menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban betujuan agar sesuai dengankebutuhan tubuh
manusia. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulakan bahwa pusat dari ergonomik
adalah manusia. Konsep ergonomik adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan
dannkapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyesuaian antara lingkungan kerja,
pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut. Bahaya/hazard psikososial
dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek pada desain pekerjaan dan organisasi pekerjaan,
serta konteks sosial dan lingkungan yang memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan
fisik maupun psikologi.

2.2 Tujuan Ergonomik


Tujuan Ergonomik Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisikdan mental melalui upaya pencegahan cederadan penyakit
akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,mengupayakan promosi dan kepuasan
kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan
mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,ekonomis,
antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja
dan kualitas hidup yang tinggi.

2.3. Manfaat Ergonomik


Manfaat dari ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat.

2.4

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/upaya-mempertahankan-ergonomikdocx-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai