1 2 3 4
Adinda Putri , Alya Azzahra , Denita Dwi Andiany , Dicki Abdurohman ,
Prido Putra Sinaga5, Risni Julaeni Yuhan6
Program Studi Statistika Sosial Kependudukan, Politeknik Statistika STIS
Jl. Otto Iskandardinata No.64C Jakarta 13330
Email: 211810158@stis.ac.id2, risnij@stis.ac.id 6
Abstract: Since Covid-19 arrived in Indonesia, all policies have been carried
out to stop the spread of this virus, one of which is the PSBB. The impact of the
PSBB is felt by the drastic increase in the number of unemployed in Indonesia.
Using Multiple Classification Analysis (MCA), this research was conducted in
order to see the condition of the Open Unemployment Rate (TPT) in each
province in Indonesia between before and during the pandemic, and to find out
the factors that influenced it. The results show that both before and after the
pandemic, provinces with an HDI below the national figure led to higher TPT.
The growth rate of GDRP and UMP has a different effect between before and
during the pandemic. Other results also show that before the pandemic, UMP
had the greatest influence on TPT. But after the pandemic, the one that had the
biggest impact was HDI.
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 secara cepat telah memberikan tekanan hampir di
semua sektor. Sama hal nya di bidang kesehatan, sektor ekonomi juga
mengalami tekanan. Hampir seluruh negara, pertumbuhan ekonominya
mengalami penurunan semenjak adanya pandemi tidak terkecuali di Indonesia,
tercatat semenjak Covid-19 mulai menyebar cepat di negara ini, perekonomian
nasional menurun drastis. Pada triwulan II-2020, Badan Pusat Statistik
melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berkontraksi dengan
besaran 5,32 persen jika dibandingkan pada triwulan yang sama di tahun
sebelumnya. Hal tersebut merupakan implikasi dari adanya upaya pencegahan
menyebarnya virus tersebut. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
merupakan tindakan yang paling digencarkan oleh pemerintah. Kebijakan ini di
satu sisi sangat bermanfaat untuk mengurangi percepatan penyebaran virus,
namun di sisi lain dengan dibatasinya mobilitas penduduk, serta dilakukannya
penutupan pada pusat-pusat perbelanjaan, menjadikan aktivitas ekonomi tidak
selancar sebelumnya. Dengan adanya penutupan pusat perbelanjaan tadi, maka
toko-toko yang berada di dalamnya secara tidak langsung juga mengalami
penurunan pendapatan. Tidak sedikit pula toko kecil yang tidak dapat bertahan
karena adanya kebijakan ini yang pada akhirnya secara terpaksa harus tutup.
Bahkan untuk perusahaan besar sekalipun, baik mall, minimarket, atau pun toko
besar lainnya yang juga mengalami penurunan pendapatan pada akhirnya harus
mengambil kebijakan yang sulit dengan memutus hubungan kerja para
pegawainya. Tindakan ini dilakukan demi menjaga kondisi keuangan di
perusahaan tersebut.
Dengan semakin gencarnya PHK besar-besaran di Indonesia,
menyebabkan jumlah pengangguran meningkat secara drastis. Menurut laporan
BPS, di Indonesia tingkat pengangguran per Agustus 2020 sudah menyentuh
angka 2,56 juta penduduk dari sebanyak 29,12 juta penduduk yang berada pada
usia kerja. Menurut Kepala BPS, jumlah ini merupakan imbas dari adanya
pandemi Covid-19. Laporan lain dari Kemnaker menunjukkan bahwa akibat
dari pandemi Covid-19, di sektor formal terdapat sebanyak 39.977 perusahaan
yang memilih untuk merumahkan karyawannya per tanggal 7 April 2020.
Masalah peningkatan jumlah pengangguran ini merupakan persoalan yang
sudah seharusnya dengan cepat diatasi oleh pemerintah. Hal yang perlu
dipersiapkan ialah dengan melihat bagaimana potensi peningkatan kasus PHK
yang akan terjadi di masa depan.
Dalam rangka menyudahi persoalan pengangguran ini, banyak peneliti
yang sudah mengkaji faktor penyebab tingginya angka tingkat pengangguran
terbuka di suatu wilayah seperti pada penelitian Imsar (2018) menggunakan
data Indonesia periode 1989-2016 memberikan hasil bahwa adanya pengaruh
Adinda Putri, Dkk, Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 27
TINJAUAN LITERATUR
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pengangguran bisa dikatakan sebagai perbedaan antara penggunaan
tenaga kerja dengan jumlah angkatan kerja. Sementara itu, istilah pengangguran
terbuka merupakan keadaan seseorang tidak mempunyai pekerjaan dan dalam
keadaan pencarian kerja, orang tanpa pekerjaan dan sedang menyiapkan usaha,
orang tanpa pekerjaan dan tidak dalam proses pencarian kerja, termasuk juga
orang dengan pekerjaan dan belum memulai kerja.
Berdasarkan penelitian Tengkoe dan Soekarnoto (2014) dengan data dari
daerah Jawa Timur dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
pengangguran adalah PDRB dan UMK. Sementara itu, menurut Riza dan
28 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, Volume 3, Nomor 2, 2021, Hal 25-46
Fivien (2017) dalam penelitiannya terkait kajian faktor yang berpengaruh pada
tingkat penganguran di wilayah Jember diperoleh hasil bahwa indeks
pembangunan manusia, inflasi, upah minimum dan juga jumlah penduduk
merupakan variabel yang memiliki efek terhadap tingginya tingkat
pengangguran.
Selain itu penjelasan Mankiw (2007) dalam Riza dan Fivien (2017)
menyatakan bahwa tingginya jumlah pengangguran disebabkan oleh upah yang
ditetapkan oleh suatu daerah yang rendah. Adapun hasil penelitian Zulhanafi,
Aiomon, & Syofyan (2013) menyebutkan bahwa terdapta hubungan yang
berbanding terbalik antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di
Indonesia. Dengan kata lain, apabila pertumbuhan ekonomi naik, maka
pengangguran akan turun. Namun sebaliknya, apabila pertumbuhan ekonomi
turun , maka pengangguran akan naik.
METODE PENELITIAN
Variabel dan Ruang Lingkup Penelitian
Data sekunder akan diambil menjadi bagian dalam penelitian ini dan
rincian tiap variabel ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel Nama Kategori Sumber Data
Metode Analisis
Metode Multiple Classification Analysis (MCA) akan dipakai dalam
penelitian ini yang diolah dengan aplikasi IBM SPSS Statistics 26 trial version.
Hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
H1 = Minimal ada setidaknya satu pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen
(
(2)
Keputusan :
Tolak Ho pada saat p-value (nilai probabilitas) < tingkat signifikansi atau
Hipotesis
H0 = Tidak ada interaksi antarvariabel independen.
H1= Ada interaksi antarvariabel independen.
Statistik uji pada pengujian F sebagai berikut.
(
(3)
Keputusan :
Tolak Ho, saat p-value (nilai probabilitas) < tingkat signifikansi atau Fhitung >
F0,01(V1,V2)
(
(5)
(
(6)
Adinda Putri, Dkk, Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 33
(
(9)
Analisis Inferesial
Multiple Classification Analysis (MCA) pada Tingkat Pengganguran
Terbuka.
Analisis MCA diperlukan guna melihat pengaruh variabel Upah
Minimum Provinsi (UMP), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Laju
36 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, Volume 3, Nomor 2, 2021, Hal 25-46
Pada model, diketahui bahwa nilai peluang sebesar 0,067, yang berarti
lebih kecil dari alpha 10 persen. Ini bahwa terdapat setidaknya satu variabel
independen yang memengaruhi tingkat pengangguran terbuka sebelum pandemi
Covid-19. Dalam mengidentifikasi variabel prediktor yang signifikan
memengaruhi, maka dilakukan pengujian parsial. Hasil uji parsial menunjukan
variabel upah minimum provinsi serta IPM signifikan berpengaruh karena
masing-masing nilai p-value nya lebih kecil dari tingkat signifikansi 10 persen.
Sebaliknya, laju pertumbuhan PDRB tidak berpengaruh signifikan.
Pola model hubungan tiap-tiap variabel independen dengan tingkat
pengangguran terbuka dapat dilihat dengan penambahan dari nilai grand mean
dengan koefisien pada model Multiple Classification Analysis pada masing-
masing variabel. Nilai koefisien akan di tunjukan melalui nilai Adjusted for
Factors Deviation. Koefisien bertanda negatif akan memperlihatkan provinsi
dalam kategori tersebut memiliki tingkat pengangguran terbuka lebih rendah
Adinda Putri, Dkk, Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 37
Pada tahap awal, data terlebih dahulu ditransformasi ke dalam bentuk In.
Sehingga, hasil estimasi tingkat pengangguran terbuka harus dilakukan
transformasi kembali dengan cara berikut.
38 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, Volume 3, Nomor 2, 2021, Hal 25-46
Hasil uji parsial menunjukan variabel laju pertumbuhan PDRB dan indeks
pembangunan manusia berpengaruh signifikan karena masing-masing nilai p-
value nya lebih kecil dari tingkat signifikansi 10 persen. Sebaliknya, upah
minimum provinsi tidak berpengaruh signifikan.
Tabel 9. Nilai Deviasi Yang Telah Disesuaikan, Beta Yang Telah Disesuaikan,
dan R-Squared Pada Kondisi Sebelum Pandemi Covid-19 (Tahun 2019) dan
Saat Pandemi Covid-19 (Tahun 2020)
TPT Deviation (Adjusted for factors) Beta (Adjusted for factors) R Squared
UMP Laju IPM
Laju
Pertumbuhan UMP
Pertumbuha IPM
PDRB
n PDRB
1 2 1 2 1 2
Sebelum
.125 -
Pandemi -.099 -.016 .008 .157 0,329 0,033 0,300 0,209
5 .065
Covid-19
Saat
Pandemi -
.009 -.009 .934 -.510 1.644 0,005 0,348 0,573 0,508
COVID- .786
19
Sumber: Hasil Olah Data
Keterangan :
1 : Berada di bawah angka nasional
2 : Berada di atas angka nasional
42 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, Volume 3, Nomor 2, 2021, Hal 25-46
SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik sebelum dan saat adanya
pandemi Covid-19, provinsi yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia di
bawah angka nasional menyebabkan tingkat pengangguran terbuka atau TPT
yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan semakin tingginya indeks pembangunan
manusia di suatu wilayah, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan juga akan
44 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, Volume 3, Nomor 2, 2021, Hal 25-46
DAFTAR RUJUKAN
Alghofari, F., dan Pujiyono, A. (2011). “Analisis tingkat pengangguran di
Indonesia tahun 1980-2007”. Dissertation. Program Doktoral Ekonomi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Agustiana, L. E. (2020). Pengaruh Wabah Covid-19 Terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka Pada Sektor Terdampak Di Indonesia. Jurnal
Ilmu Manajemen Terapan, 1(6), 546-556.
Badan Pusat Statistik Jambi. (2020). Indeks Pembangunan Manusia. Badan
Pusat Statistik Provinsi Jambi. Jambi.
Badan Pusat Statistik. (2020). [REVISI per 18/02/2021] Agustus 2020: Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,07 persen. Badan Pusat
Statistik. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. (2020). Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Turun 5,32
Persen. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Dharmayanti,Yeny. (2011). “Analisis Pengaruh Pdrb Upah Dan Inflasi
Terhadap Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1991-
2009”. Skripsi. Program Sarjana Ekonomi. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Firdhania, R., & Muslihatinningsih, F. (2017). Faktor-faktor yang memengaruhi
tingkat pengangguran di Kabupaten Jember. e-Journal Ekonomi Bisnis
dan Akuntansi, 4(1), 117-121.
Adinda Putri, Dkk, Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 45