TAX PLANNING
1
pajak-pajak yang lainnya melalui pemanfaatan fasilitas perpajakan, penghematan
pajak (tax saving), dan penghindaran pajak (tax 741 avoidance) yang sesuai dengan
atau tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan perundang-undangan perpajakan”
Perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dilakukan perusahaan sangat
banyak macamnya, antara lain tax planning untuk pajak penghasilan pajak 21. Pajak
penghasilan 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan,
dan pembayaran lain. Penerima penghasilan yang dipotong pajak penghasilan pajal
21 adalah orang pribadi yang merupakan pegawai, penerima uang pesangon, pensiun,
atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua.
Menurut Pohan (2011:91) perencanaan pajak untuk pajak penghasilan
pasal 21 dapat dilakukan dengan memilih perhitungan pajak penghasilan pajak 21.
Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menghitung pajak penghasilan 21 yaitu
metode net, gross & gross up. Penulis akan menjelaskan metode apa yang paling
efisien dalam tax planning pajak penghasilan 21.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari materi ini yaitu :
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Tax Planning.
2. Untuk menganalisis penerapan Tax Planning pada Pajak Penghasilan Pasal 21.
2
3. Untuk mengetahui mekanisme perusahaan dalam melakukan Tax Planning secara
lengkap, benar & sesuai dengan undang – undang perpajakan.
1.4 Manfaat
Dari tujuan penelitian yang ditetapkan, manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Akademis
Pembahasan Tax Planning ini diharapkan dapat memberi kesempatan untuk mengadakan
pembahasan lebih lanjut dalam kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan.
3. Bagi Fiskus
Pembahasan Tax Planning ini diharapkan dapat membantu dalam melakukan
pemeriksanaan pajak, karena telah disusun sesuai dengan Undang – undang Perpajakan
yang berlaku.
1.5 Pembahasan
1.5.1 Perencanaan Pajak
Suandy (2011:7) mendefinisikan perencanaan pajak adalah langkah awal dalam
manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
dilakukan. Menurut Harnanto (2013:3) “Perencanaan pajak adalah Suatu proses
pengintegrasian usaha-usaha wajib pajak atau sekelompok wajib pajak untuk
meminimalisasikan beban atau kewajiban pajaknya, baik yang berupa pajak
penghasilannya maupun pajak-pajak yang lainnya melalui pemanfaatan fasilitas
perpajakan, penghematan pajak (tax saving), dan penghindaran pajak (tax 741
avoidance) yang sesuai dengan atau tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan
3
perundang-undangan perpajakan”. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak
adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak.
4
biasanya dilakukan oleh perusahaan yaitu benefit in cash dan benefit in kind atau
natura.
Dasar pengenaan dan pemotong pajak penghasilan pasal 21 diatur dalam Pasal 9
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Perkerjaan, Jasa dan
Kegiatan Orang Pribadi.
Pelaksanaan perencanaan PPh pasal 21 oleh perusahaan diharapkan dapat
meminimumkan beban pajak terutang bagi perusahaan dan karyawan, yang nantinya
akan menguntungkan dua belah pihak.
5
1.5.3.2 Cara Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
Menurut Chairil Anwar Pohan (2011;1) perencanaaan pajak untuk pph pasal
21 setidaknya dapat dilakukan dengan memilih perhitungan pph pasal 21. Ada tiga
metode yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menghitung pph pasal 21, yaitu:
1. Metode Gross
Merupakan metode pemotongan pajak dimana karyawan menanggung beban
pajaknya sendiri. Pada metode ini penghasilan yang diterima karyawan akan
berkurang sebesar PPh 21 yang dipotong oleh perusahaan.
2. Metode Net
Merupakan metode dimana perusahaan menanggung beban pajak karyawannya.
Dengan metode ini penghasilan yang diterima oleh karyawan utuh tanpa adanya
pengurangan PPh 21. Pada metode ini beban tersebut tidak diakui secara fiscal.
3. Metode Gross Up
Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan
pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang ditanggung oleh
karyawan. Gross up pada dasarnya hanya berkaitan dengan logika perhitungan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan ketentuan
perpajakan (Setiawan : 2013). Besarnya tunjangan pajak yang diberikan secara
Gross Up akan sama dengan PPh Pasal 21 yang sesungguhnya. Jumlah beban
tunjangan pajak penghasilan pasal 21 tersebut merupakan beban yang dapat
dijadikan sebagai pengurang dalam laporan keuangan karena dalam metode gross
up pemberian tunjangan merupakan bagian dari penghasilan yang diterima
karyawan.
6
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Untuk wajib pajak orang pribadi yang tidak memiliki NPWP makan akan dikenakan
tarif 20% lebih tinggi dari mereka yang memiliki NPWP. Sedangkan untuk tarif pajak
yang dikenakan kepada perusahaan atau badan adalah sebesar 25%. Kewajiban
perusahaan membayar pajak muncul ketika mendapatkan penghasilan melebihi
Rp.600.000.000 per tahun.
7
Tabel. 2
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi
Metode Net
Uraian PPh Pasal 21
Pengasilan Bruto
Gaji Pokok 96.000.000
Total Penghasilan Bruto 96.000.000
Biaya Jabatan (5%) 4.800.000
Penghasilan Netto Setahun 91.200.000
PTKP 54.000.000
PKP 37.200.000
PPH 21
37.200.000 x 5% = 1.860.000
1.860.000 Per Tahun
155.000 Per Bulan
8
Bapak Indra adalah seorang karyawan tetap di perusahaan swasta, berstatus
belum menikah dan tidak memiliki tanggungan keluarga memperoleh gaji setiap
bulannya sebesar Rp. 8.000.000.Bapak Indra membayar biaya jabatan sebesar 5%
kepada perusahaan. Bapak Indra memiliki NPWP. Berapa jumlah uang yang harus
dibayar Bapak Indra untuk membayar PPh 21 dengan metode Gross.
Tabel. 3
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi
Metode Gross
Uraian PPh Pasal 21
Pengasilan Bruto
Gaji Pokok 96.000.000
Total Penghasilan Bruto 96.000.000
Biaya Jabatan (5%) 4.800.000
Penghasilan Netto Setahun 91.200.000
PTKP 54.000.000
PKP 37.200.000
PPH 21
37.200.000 x 5% = 1.860.000
1.860.000 Per Tahun
155.000 Per Bulan
9
Bapak Indra adalah seorang karyawan tetap di perusahaan swasta, berstatus
belum menikah dan tidak memiliki tanggungan keluarga memperoleh gaji setiap
bulannya sebesar Rp. 8.000.000.Bapak Indra membayar biaya jabatan sebesar 5%
kepada perusahaan. Bapak Indra memiliki NPWP. Berapa jumlah uang yang harus
dibayar Bapak Indra untuk membayar PPh 21 dengan metode Gross Up.
Tabel. 2
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi
Metode Gross Up
Uraian PPh Pasal 21
Pengasilan Bruto
Gaji Pokok 96.000.000
Tunjangan Pajak 1.957.895
Total Penghasilan Bruto 97.957.895
Biaya Jabatan (5%) 4.800.000
Penghasilan Netto Setahun 93.157.895
PTKP 54.000.000
PKP 39.157.895
PPH 21
39.157.895 x 5% = 1.957.895
1.957.895 Per Tahun
163.158 Per Bulan
Take home pay yang diterima
bapak Indra perbulan adalah =
Rp. 8.000.000
10
1.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis teori yang telah diuraikan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang
dilakukan wajib pajak. Dengan sedemikian rupa sehingga hutang pajak
penghasilannya berada dalam posisi minimal, dimana jumlah pajak yang dibayar
suatu badan kepada negara tergantung pada laba yang diperoleh, sepanjang hal ini
dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan
secara komersial.
2. Berdasarkan perbandingan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dengan
metode gross, net dan gross up diketahui bahwa metode gross up menghasilkan
11
efisiensi terhadap pajak penghasilan karena jumlah beban tunjangan pajak
penghasilan pasal 21 dengan menggunakan metode gross up merupakan beban
yang dapat dijadikan sebagai pengurang dalam laporan keuangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arham, Muhammad Irsyad (2016). Analisis Perencanaan Pajak Untuk Pph Pasal 21
Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Tuminting. Jurnal EMBA Vol.4 No.1,
077-086.
Budriandru, Dhiya’ Ulhaq . (2017). Penerapan Perencanaan Pajak PPh 21 Sebagai
Upaya Mengefisiensikan Pajak Penghasilan Pada PT B Net Indonesia. Jurnal
Manajemen Indonesia, Vol.17 No.3
Nabilah, Nyimas Nisrina dkk. (2016). Analisis Penerapan Perencanaan Pajak Pph 21
Sebagai Upaya Penghematan Beban Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus
Pada PT Z). Jurnal Perpajakan, Vol.8 No.1.
Mahwiyah. (2018). Analisis Penerapan Perhitungan Tax Planning Dengan Metode
Net Dan Metode Gross Up Terhadap PPh Badan. Vol 1, No 3 (2018): EAJ
(Economic and Accounting Journal). Universitas Pamulang.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak/Kementrian Keuangan Republik Indonesia/Nomor
PER-16/PJ/2016/ Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Pohan, Chairil Anwar. (2013). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Susunan Dalam Satu Naskah Undang – Undang Perpajakan (2013). Fokusmedia.
13