Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN

ISLAM “KERAJAAN ISLAM DI


INDONESIA”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Pemerintahan Islam

DOSEN PENGAMPU :
SYAPRIANTO, S.Sos,
M.Si

DISUSUN OLEH :
DIMAS ADI PUTRA(207310251)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK JURUSAN ILMU
PEMERINTAHAN UNIVERSITAS ISLAM
RIAU
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas karunia,
rahmat, dan nikmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Kerajaan Islam Di Indonesia. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Sistem Pemerintahan Islam. Penulis menyadari bahwa selama penulisan
makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Semoga bantuan baik
berupa moril maupun materil yang telah diberikan, oleh Allah SWT. dapat diberikan balasan
yang berlipat ganda. Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik penulisannya.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Pekanbaru, Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A .Proses terbentuknya Kerajaan Islam ......................................................................................... 3
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Islam pada Masa Kerajaan ................................................11
C. Capaian pada masa Kerajaan Islam .........................................................................................13
D. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Islam .....................................................................................16
BAB III.................................................................................................................................................18
PENUTUP ............................................................................................................................................18
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................18
B. Saran ........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................20

iii
iv
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Kerajaan-kerajaan Islam berdiri di beberapa wilayah dinusantara pada abad
XVIII, abad ini merupakan puncak perkembangan Islam. kerajaan-kerajaan tersebut
secara konsepsional, dimaksudkan tentunya dalam rangka menciptakan kebahagiaan
dan kesejahteraan rakyatnya serta memberikan kebebasan bagi rakyat agar kreatif
dalam segala bidang kehidupan, termasuk berdagang, kerajaankerajaan Islam tersebut
antara lain di pulau Sumatera, kerajaan Aceh Darussalam dan kerajaan Samudera
Pasai, di pulau Jawa, kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, dan
Kesultanan Cireboni, di pulau Sulawesi, Kesultanan Makasar yang merupakan
gabungan dari kesultanan Gowa dan Tallo, di Pulau Maluku Kesultanan Ternate dan
Kesultanan Tidore, serta di pulau Kalimantan ada kerajaan Banjar.
Kerajaan Islam di Indonesia yang berkembang saat itu turut menjadi bagian
terbentuknya berbagai kebudayaan di Indonesia. Kemudian, salah satu faktor yang
menjadikan kerajaan-kerajaan Islam makin berjaya beberapa abad yang lalu ialah
karena dipengaruhi oleh adanya jalur perdagangan yang berasal dari Timur Tengah,
India, dan negara lainnya. Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang
tersebar di nusantara menjadi pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan
dan budaya di Indonesia. Keterlibatan kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia juga turut
berperan dalam tersebarnya agama Islam hingga ke seluruh penjuru tanah air.
Sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat penting untuk dipelajari.
Termasuk dalam hal ini adalah sejarah tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam
di Indonesia. Sebelumnya, banyak teori yang bermunculan tentang bagaimana masuk
dan berkembangannya agama Islam di Indonesia. Teori-teori tersebut adalah Teori
Gujarat, Teori Makkah, dan Teori Persia. Ketiga teori tersebut saling berbeda
pendapat mengenai waktu dan siapa yang menyebarkan agama Islam ke Indonesia.
Namun, dari perbedaan tersebut dapat ditarik suatu persamaan tentang sejarah Islam
diIndonesia. Dari sinilah, kerajan-kerajaan Islam muncul memanfaatkan kemunduran
dari kerajaan- kerajaan Hindu-Budha. Makalah ini kami susun dalam memenuhi tugas
dari mata pelajaran Kerajaan Islam dan agar pembaca lebih memahami tentang
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terbentuknya kerajaan islam?

1
2. Bagaimana penyelenggaraan pemerintahan islam pada masa kerajaan?
3. Apa pencapaian pada masa kerajaan islam?
4. Apa penyebab runtuhnya kerajaan islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui proses terbentuknya kerajaan islam.
2. Mengetahui penyelenggaraan pemerintahan islam pada masa kerajaan.
3. Mengetahui pencapaian pada masa kerajaan islam.
4. Mengetahui penyebab runtuhnya kerajaan islam.

2
BAB II

PEMBAHASA

A .Proses terbentuknya Kerajaan Islam


Sejarah masuknya Kerajaan Islam di Indonesia mempunyai beberapa versi,
diantara lain adalah teori dari Gujarat dan dari orang Arab yang singgah dalam
pelayaranya. Berkenaan dengan teori Arab ini, di Indonesia sudah beberapa kali
diadakan seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia. Seminar di Medan tahun 1963
dan seminar di Aceh tahun 1978, kedua seminar itu menyimpulkan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah dan langsung dari Arab.

Dengan masuknya agama Islam dari negara Arab, maka dimulailah peradaban
Islam di Indonesia. Peradaban Islam yang ditandai dengan bermunculanya kerajaan-
kerajaan Islam yang berusaha mematahkan dominasi kerajaan-kerajaan Hindu, Budha,
kepercayaan animisme dan dinamisme, yang terbukti dengan semakin banyaknya
bangunan-bangunan bercorak Islam, yang diantara lain seperti masjid-masjid,
madrasah-madrasah dan juga pesantren- pesantren yang mempunyai semangat
perjuangan didalam dunia pendidikan yang sampai pada hari ini masih terus
berkembang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Kerajaan Islam di Indonesia, diperkirakan telah ada sejak abad ke-13 yang
muncul dari lalu lintas perdagangan laut. Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia,
India, hingga Tiongkok mulai membaur dengan masyarakat Indonesia. Melalui
perdagangan tersebut, agama Islam semakin berjaya di Indonesia yang kemudian
banyak membawa perubahan dari sisi budaya sampai pemerintahan. Munculnya
kerajaan-kerajaan Islam di penjuru negeri membawa ajaran Islam ke seluruh
Indonesia. Meski begitu, berdasarkan sejarah, agama Islam pertama kali masuk ke
Indonesia sejak akhir abad ke-6 Masehi dan terus berkembang. Dengan adanya
perdagangan tersebut, ajaran agama Islam mulai diberikan melalui banyaknya
kerajaan-kerajaan Islam.

3
Pada abad ke 13 merupakan awal sejarah munculnya kerajaan islam di
Indonesia. Namun kerajaan tersebut berdiri sampai abad ke 16 saja. Sejarah unculnya
kerajaan islam di Indonesia ini dilatarbelakangi oleh banyaknya perdagangan islam
yang masuk ke Indonesia seperti dari India, Arab, Tiongkok maupun dari Persis. Di
Indonesia terdapat beberapa wilayah yang telah berdiri kerajaan kerajaan Islam.
Wilayah tersebut meliputi wilayah Sumatera, Papua, Maluku, Jawa dan Sulawesi.
Dibawah ini terdapat penjelasan mengenai kerajaan apa saja yang berdiri didalam
wilayah tersebut.

Indonesia merupakan Negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia,


karena hampir 87 persen penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Hal ini
dikarenakan penyebaran agama Islam di nusantara yang cukup aktif adalah dari pulau
Sumatera hingga ke Sulawesi dan Maluku. Hal tersebut terjadi sejak ratusan tahun
yang lalu dan puncak penyebaran agama Islam terjadi pada masa walisongo. Sebagai
Negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang tentang
bagaimana agama Islam masuk ke Indonesia. Mulai dari awal mula sejarah masuknya
Islam ke Indonesia hingga menjadi agama dengan pemeluk terbesar di nusantara tidak
memakan waktu yang singkat melainkan sudah terjadi sejak zaman kerajaan.

Ada banyak teori yang menyebutkan bagaimana awal mula sejarah masuknya
agama Islam ke Indonesia dan akhirnya menjadi agama yang banyak dianut oleh
sebagian besar masyarakat di nusantara pada kala itu. Teori-teori tersebut juga
memiliki bukti sehingga dipercaya sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia sesuai
dengan teori-teori yang ada.

Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Arab atau pemukiman Arab di
pesisir barat pantai Sumatera yang banyak dijumpai oleh para pedagang pada masa
itu. Dengan adanya pemukiman Arab inilah yang diyakini menjadi salah satu teori awal
mula masuknya Islam di Indonesia. Namun ada juga beberapa teori lain misalnya teori
dari India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina. Masuknya agama Islam di Indonesia
memiliki banyak teori, karena tidak ada yang tahu pasti, kapan agama Islam mulai
masuk ke nusantara. Untuk itu berikut kami berikan beberapa penjelasan teori
masuknya agama Islam ke nusantara.

4
• Sejarah Masuknya Islam Menurut Teori-Teori
1. Teori India (Gujarat)
Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh
Snouck Hurgronje dan kawan-kawan, selain itu teori india atau teori
Gujarat ini juga di yakini oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato
yang meyakini awal mula sejarah masuknya islam di Indonesia adalah
melalu india (Gujarat). Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang
menyebutkan bahwa agama islam masuk ke Indonesia melalui para
pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada
abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian
menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia kemudian
setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama kerajaan
Samudra Pasai.
Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah
makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan
Samudra Pasai. Corak dari batu nisan Malik As-Saleh sangat mirip dengan
batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu walisongo yakni
makam Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat
seperti makam Malik As-Saleh.

2. Teori Arab (Mekah)


Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan
teori Islam yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
langsung dari Arab (Mekah) pada masa kekhalifahan. Teori ini
didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik
Karim Amrullah. Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang
terbit pada tahun 1997, Buya Hamka menjelaskan bukti- bukti
masuknya agama Islam di Indonesia. bukti yang dimaksud Buya
Hamka ini adalah berupa sumber dari naskah kuno Cina yang
menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di
pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di
kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan kekuasaan

5
Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang bertuliskan nama
Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi.
Teori ini juga didukung oleh TW. Arnold yang menyatakan
bahwa pada masa itu Bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan
dalam perdagangan di nusantara. Kemudian mereka menikah dengan
warga pribumi dan berdakwah di nusantara.

3. Teori Persi (Iran)

Teori yang menyatakan bahwa asal mula sejarah masuknya agama


islam ke Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara
Iran) adalah teori yang didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar
Amir Husen. Djajadiningrat berpendapat jika teori Persia ini selaras
dengan asal mula masuknya Islam ke Indonesia. hal ini dikarenakan
menurut Djajadiningrat kebudayaan Islam di nusantara memiliki banyak
kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia.

Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip


dengan kebudayaan Islam di Persia adalah kaligrafi-kaligrafi yang ada di
makam batu nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual keagamaan seperti
tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah Sumatera Barat yang
hampir sama persis dengan ritual keagamaan di Persia yang diadakan
setiap tanggal 10 bulan Muharam.

Akan tetapi seperti yang kita ketahui, aliran Islam di Persia


merupakan aliran Islam Syiah sedangkan aliran Islam yang berkembang di
Indonesia adalah aliran Sunni. Sehingga teori Persia ini di anggap kurang
relevan dengan fakta yang ada.

4. Teori Cina
Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula
sejarah masuknya agama islam ke Indonesia berasal dari Cina, agama Islam
sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Islam
masuk ke Cina sendiri dibawa oleh panglima Muslim yang bernama Saad bin
Waqash yang berasal dari Madinah pada masa kekhalifahan

6
Utsman bin Affan. Bahkan salah satu kota di Cina pada masa itu yakni kota
Kanton pernah menjadi pusat dakwah muslim di Cina.
Dalam buku Islam in C ina yang ditulis oleh Jean A. Berlie (2004)
menyebutkan bahwa relasi antara orang-orang Islam dari Arab dengan orang-
orang di Cina terjadi pada tahun 713 Masehi. Masuknya Islam ke nusantara
juga diyakini bersamaan dengan banyaknya migrasi orang- orang Cina muslim
ke Asia Tenggara terutama wilayah nusantara yang kebanyakan memasuki
wilayah Sumatera bagian selatan pada tahun 879 Masehi atau abad ke-9
Masehi. Bukti lain dari teori cina ini adalah banyaknya pendakwah yang
berasal dari keturunan Cina yang mempunyai pengaruh besar pada masa
kerajaan Demak. Seperti kita ketahui, kerajaan Demak merupakan kerajaan
Islam pertama di pulau Jawa. Adapun buku sejarah yang ditulis oleh Nana
Supriatna yang menyebutkan bahwa kesultanan Demak didirikan oleh Raden
Patah yang merupakan putra dari Majapahit Islam ini.
Banyak yang meyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada tahun 700
Masehi atau pada abad ke-7, hal ini dikarenakan dari catatan Cina kuno
menerangkan bahwa pada masa itu terdapat perkampungan Arab atau
pemukiman Arab di daerah pesisir barat pulau Sumatera hingga ke sekitar selat
Malaka. Selain dengan berdagang, ada juga penyebar agama Islam yang murni
memang berniat menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah. Salah
satu contoh penyebar agama Islam di nusantara yang sangat terkenal adalah
para walisongo.
Para walisongo tidak hanya menyebarkan agama Islam dengan cara
mendakwah namun juga mengajarkan agama Islam dengan cara mendekati
masyarakat pribumi dan berbaur serta mengikuti adat istiadat dan kehidupan
sosial budaya di nusantara. Di Kalimantan islam masuk pada abad ke-18, hal
ini terbukti dengan ditemukannya makam Islam kuno dengan batu nisannya.
Sedangkan di wilayah timur Indonesia, Islam masuk melalui Sulawesi yang
pada masa itu merupakan salah satu daerah yang memiliki kerajan Islam dan
tempatnya pun strategis untuk jalur perdagangan di wilayah timur Indonesia.

7
Begitu banyaknya sejarah mengenai Agama Islam, membuat umat di
dalamnya memiliki perbedaan masing-masing yang membuat adanya
dinamika dan hal ini dibahas dalam buku Dinamika Sejarah Umat Islam
Indonesia oeh Kuntowijoyo.

• Sejarah masuknya Islam menurut Catatan-catatan.

Sejarah masuknya Islam juga banyak terdapat catatan-catatan yang


menyebutkan bagaimana awal mula Islam masuk ke Indonesia, kemudian siapa
yang membawanya, bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat di nusantara
dan lainnya. bahkan catatan Islam masuk ke Indonesia terdiri dari berbagai teori
yang masing-masing teori juga menyimpulkan bukti serta pendapatnya. Misalnya
saja catatan dari Cina yang menyebutkan Islam masuk ke Indonesia pada masa
abad ke-7 atau tahun 700 Masehi. Dimana pada masa itu merupakan masa
perdagangan antar negri dan jalur nusantara ini juga merupakan jalur yang
strategis untuk pelayaran perdagangan pada masa itu.

Pulau Sumatera juga menjadi wilayah di nusantara yang menerima


penyebaran agama Islam terlebih dahulu dibandingkan dengan pulau lainnya atau
daerah lainnya. Pulau Sumatera menjadi daerah yang pertama mendapat
penyebaran agama Islam dikarenakan posisi pulau Sumatera yang dekat dengan
selat Malaka yang pada masa itu merupakan pusat bisnis atau pusat perdagangan.
Di selat Malaka ini banyak terdapat pedagang dari seluruh penjuru negri dan salah
satunya adalah pedagang yang berasal dari Timur Tengah seperti Arab dan Persia.
Pedagang dari Timur Tengah tidak hanya berdagang namun juga sambil
menyebarkan agama Islam di nusantara.

Berdasarkan buku Islam dalam Arus Sejarah Indonesia dijelaskan


mengenai asal sejarah bagaimana berkembangnya Islam diIndonesia, serta peran
penting dari penyimpul bangsa yang ada. Selain itu, terdapat juga pembahasan
mengenai proses awal islamisasi yang berkaitan dengan perdagangan dan juga
pembentukan kerajaan.

1. Demografi

8
Demografi persebaran umat Islam di Indonesia banyak berada
di wilayah Indonesia agian barat, terutama di wilayah Jawa dan
Sumatera. Sementara untuk wilayah timur persebaran umat Islam
berada di daerah Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Untuk
wilayah Papua bisa dibilang jarang karena wilayah Papua pada saat itu
bukanlah prioritas untuk penyebaran agama Islam karena penduduknya
yang masih jarang.

Penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi secara bertahap


dan tidak secara langsung, mulai dari daerah barat Indonesia seperti
daerah Sumatera yang menjadi tempat persebaran agama Islam
pertama di nusantara kemudian daerah Jawa hingga ke daerah timur
Indonesia.

2. Arsitektur

Pengaruh arsitektur Islam sangat banyak di Indonesia, bahkan


hampir sebagian besar bangunan yang ada di Indonesia mendapat
pengaruh arsitektur dari Islam. Misalnya saja arsitektur rumah adat
Betawi yang mana memiliki ciri khas teras lebar dan memiliki balai
yang luas. Balai yang luas dan teras yang lebar biasanya difungsikan
untuk tempat berkumpul seperti untuk mengaji, berdakwah,
berceramah dan lainnya yang berhubungan dengan ajaran umat Islam.

Balai yang luas serta teras yang luas juga menjadi ciri khas
peninggalan peradaban Islam di Indonesia pada masa itu. Salah satu
arsitektur peninggalan Islam yang merupakan asli dari peninggalan
Islam itu sendiri adalah masjid. Masjid merupakan tempat yang
digunakan untuk beribadah oleh umat muslim, arsitektur masjid di
manapun sangat kental dengan suasana Islami dan budaya timur
tengah.

Namun ada beberapa masjid yang mencampurkan arsitektur dari


kedua kebudayaan, akulturasi kebudayaan inilah yang menyebabkan
bentuk masjid menjadi unik. Misalnya saja Masjid

9
Cheng Ho yang menjadi masjid dengan arsitektur Cina bahkan
berbentuk seperti Klenteng atau Pagoda. Ada juga masjid-masjid di
daerah jawa yang memiliki arsitektur mirip dengan pura agama Hindu.

3. Politik

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk umat Muslim,


maka keadaan politik di Indonesia tak lepas dari pengaruh Islam.
Solidaritas antar negara Islam di dunia pun sangat tinggi, bahkan saling
bahu membahu dan saling membantu serta membuat kerjasama di
berbagai bidang untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Namun meskipun bisa di bilang negara Indonesia adalah negara


Islam dan mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia tidak
menerapkan sistem pemerintahan syariat Islam layaknya Arab Saudi.
Indonesia menerapkan sistem demokrasi dengan Bhineka tunggal ika-
nya, meskipun begitu ada salah satu provinsi di Indonesia yang
menerapkan syariat Islam dalam peraturan daerahnya yakni Provinsi
Aceh.

Usai reformasi 1998, kebebasan berpendapat dan kebebasan


warga negara untuk mengutarakan pilihan politiknya semakin mudah
dan berkembang. pada masa inilah yang di namakan dengan masa
demokrasi. Pada masa demokrasi ini banyak bermunculan partai yang
berbasis Islam, karena tidak ada larangan oleh pemerintah untuk
mendirikan partai yang penting sesuai dengan syarat-syarat yang
diajukan oleh negara.Partai-partai berbasis Islam bahkan masih eksis
hingga saat ini dan berkembang cukup besar, selain partai berbasis
Islam juga terdapat banyak organisasi masyarakat yang berbasis Islam
bermunculan. Organisasi masyarakat berbasis Islam ini juga memiliki
pengikut yang cukup besar dan biasanya melakukan pertemuan-
pertemuan

10
dan kegiatan Islami lainnya ketika memperingati hari-hari besar Islam.

B. Penyelenggaraan Pemerintahan Islam pada Masa Kerajaan


Susunan pemerintahan di kerajaan-kerajaan Islam tidak jauh berbeda dengan
susunan pemerintahan zaman kerajaan sebelumnya. Pemerintahan dipegang oleh raja dan
kaum bangsawan. Sejak zaman sebelum Islam masuk ke Indonesia, rakyat percaya bahwa
raja mendapat wahyu dari Sang Pencipta untuk memimpin pemerintahan. Setelah agama
Islam masuk ke Indonesia kepercayaan semacam itu tidak berubah. Raja tetap dianggap
sebagai "amirul mukminin", yang artinya, yang dipertuan dan bertugas mengatur negara
serta pemerintahan. Namun, bila raja kurang adil, kejam, atau tidak bijaksana, kurang
mendapat kepercayaan dari rakyat.

Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh Mangkubumi atau wazir.


Mangkubumi disebut juga patih atau perdana menteri. Mangkubumi membawahi pejabat-
pejabat pusat. Ialah para menteri, kadi, senopati, laksamana dan syahbandar. Pemerintahan
daerah diserahkan kepada para adipati atau bupati. Para bupati membawahi pejabat-
pejabat daerah yang lebih kecil, sampai penguasa desa yang disebut lurah atau pesirah.
Raja dan para pejabat pusat sering mengadakan pertemuan, bertempat di paseban
(pendapa keraton). Pertemuan semacam itu dihadiri juga oleh para bupati. Kehadiran para
bupati itu sambil mempersembahkan upeti kepada raja. Bupati yang tidak hadir dianggap
tidak setia kepada raja.

Di masa Islam, kerajaan disebut dengan kesultanan, sehingga pemimpinnya


disebut dengan sultan (raja dalam Bahasa Arab). Ia merupakan pemipin tertinggi. Selain
sultan, sebutan lain untuk seorang pemimpin adalah maulana, susuhan, dan panembahan.
Pengkultusan dewa yang dimiliki seorang raja tidak lagi terdapat di masa Islam. Di masa
Islam, seorang sultan memperkuat kedudukannya dengan mengaitkan dirinya melalui
garis keturunan pada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, di dalam Islam tidak ada sistem
kasta, sehingga seorang sultan bukanlah seseorang yang harus ditaati, dan sultan juga
bukan titisan dari Allah. Sultan hanyalah manusia

11
biasa yang diberikan kelebihan-kelebihan, sehingga pantas untuk memimpin suatu
kerajaan.

Ketika mengambil suatu keputusan, baik itu yang berkaitan dengan agama dan
pemerintahan, sultan biasanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan para ulama, agar
keputusan-keputusan tersebut dapat diterima oleh rakyat dengan penuh rahmat. Salah satu
kelompok ulama yang terkenal di Nusantara adalah Wali Songo (Wali Sanga atau
Sembilan Wali). Anggota Wali Songo banyak yang menjadi penasihat bagi Kerajaan
Demak.

Dalam hal pengangkatan raja di masa Islam, terdapat kesamaan dengan


pengangkatan raja di dalam sistem pemerintahan agama Hindu Buddha. Sultan diangkat
berdasarkan garis keturunan. Jika dilihat mampu dan berwibawa untuk memimpin, maka
anak sultan akan mendapatkan takhta untuk memimpin kerajaan.

Dalam penyelenggaraannya, terdapat dari berbagai system yaitu :

1. Sistem Sosial
Salah satu alasannya karena dalam Islam tidak ada sistem kasta. Hal ini
menyebabkan aturan kasta sudah tidak berlaku di kehidupan masyarakat di
masa kerajaan Islam. Selain kasta, masyarakat juga telah menggunakan nama-
nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan,
Hamzah, Musa, dan lainnya. Kosakata Bahasa Arab juga banyak diserap dan
digunakan ke bahasa pada masa itu.
Alasan lain mengapa Islam mudah diterima adalah:
▪ ajarannya cenderung lebih sederhana.
▪ Syarat untuk masuk ke dalam Islam mudah.
▪ Tidak mengenal sistem kasta.
▪ Upacara-upacara keagamaan yang ada lebih sederhana.
▪ Disebarkan melalui jalan damai (berbeda dengan Katolik dan
Kristen yang disebarkan oleh bangsa asing yang menjajah).

2. Sistem Ekonomi

12
Pada masa Islam, kehidupan perekonomian bergantung pada perdagangan.
Kalau kamu perhatikan, Squad, banyak kerajaan Islam yang terletak di dekat
pantai. Lokasi yang strategis ini menjadikannya mudah menjadi tempat
persinggahan pedagang yang saat itu menggunakan kapal laut.

Komoditas yang dijual saat itu terdiri dari rempah-rempah, perhiasan,


ataupun keramik. Uniknya, pedagang dari arab seringkali membentuk komunitas
Arab yang dikenal dengan nama Kampung Arab. Sering dijumpai kampung ini
terletak di daerah pesisir. Meski begitu, tak jarang kampung ini juga dibentuk di
daerah yang jauh dari garis pantai dan cenderung dekat dengan pusat kota yang
ramai.

3. Sistem Kebudayaan

Pada masa perkembangan Islam di nusatara, terjadi kemajuan dari segi


budaya. Ditemukannya naskah-naskah Islam ataupun sastra-sastra Islam yang bisa
menjadi salah satu sumber sejarah perkembangan Islam di Indonesia serta
menambah khazanah budaya Islam pada masa itu adalah fakta pendukungnya.
Karya-karya sastra ini semakin menyebar setelah masa Majapahit, karena pusat
kebudayaan tersebar ke seluruh nusantara yang merupakan perpaduan budaya
Indonesia asli, Hindu-Buddha, dan Islam.

Selain itu, muncul banyak bangunan keraton/istana yang dijadikan sebagai


tempat tinggal bagi sultan bersama sanak keluarganya. Bangunan ini umumnya
memadukan antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam. Keraton-keraton
ini masih banyak yang bisa kamu lihat lho, Squad. Di antaranya adalah Keraton
Kasunanan dan Hadiningrat di Surakarta (Solo), Keraton Kasepuhan, Kanoman,
dan Kacirebonan di Cirebon, Keraton Yogyakarta, Istana Maimun di Medan, atau
kompleks istana di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

C. Capaian pada masa Kerajaan Islam


Zaman Kejayaan Islam (750 M - 1258 M) adalah masa ketika para filsuf,
ilmuwan, dan insinyur dari Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap
perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi

13
yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dapat dihubungan dengan


geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam, kota Mekah merupakan pusat
perdagangan di Jazirah Arab dan Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan seorang
pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah menjadi pusat pertukaran gagasan dan barang.
Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang Muslim atas jalur perdagangan Afrika-
Arab dan Arab-Asia sangat besar sekali. Akibatnya, peradaban Islam tumbuh,
berkembang, dan meluas dengan berdasarkan pada ekonomi dagangnya, berkebalikan
dengan orang-orang Kristen, India, dan Tiongkok yang membangun masyarakat
dengan berdasarkan kebangsawanan kepemilikan tanah pertanian. Pedagang
membawa barang dagangan dan menyebarkan agama mereka ke Tiongkok (berujung
pada banyaknya penduduk Islam di Tiongkok dengan perkiraan jumlah sekitar 37 juta
orang, yang terutama merupakan etnis Uyghur Turk yang wilayahnya dikuasai oleh
Tiongkok), India, Asia tenggara, dan kerajaan-kerajaan di Afrika barat. Ketika para
pedagang itu kembali ke Timur Tengah, mereka membawa serta penemuan-penemuan
dan ilmu pengetahuan baru dari tempat-tempat tersebut.

1. Bidang Filsafat

Hanya dalam bidang filsafat, para ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam
menerapkan gagasan-gagasan non-ortodoks mereka. Meskipun demikian, Ibnu Rushd
dan polimat Persia Ibnu Sina memberikan kontribusi penting dalam melanjutkan
karya-karya Aristoteles, yang gagasan-gagasannya mendominasi pemikiran non-
keagamaan dunia Islam dan Kristen. Mereka juga mengadopsi gagasan-gagasan dari
Tiongkok dan India, yang dengan demikian menambah pengetahuan mereka yang
sudah ada sebelumnya. Ibnu Sina dan para pemikir spekulatif lainnya seperti al-Kindi
dan al-Farabi menggabungkan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan-
gagasan lainnya yang diperkenalkan melalui Islam.

14
Literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa
Ladino, yang ikut membantu perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-
sejarawan Ibnu Khaldun, warga Kartago Konstantinus orang Afrika yang
menerjemahkan naskah-naskah kedokteran Yunani dan kumpulan teknik matematika
Al-Khwarizmi adalah tokoh-tokoh penting pada Zaman Kejayaan Islam. Pada masa
ini juga terjadi perkembangan filsuf non-Muslim. Filsuf Yahudi Moses Maimonides
yang tinggal di Andalusia adalah salah satu contohnya.

2. Bidang Sains

Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama


Zaman Kejayaan Islam. Di antara pencapaian para ilmuwan pada periode
ini antara lain perkembangan trigonometri ke dalam bentuk modernnya
(sangat menyederhanakan penggunaan praktiknya untuk memperhitungkan
fase bulan), kemajuan pada bidang optik pada Cammera Obscura oleh Al-
Hasan bin Haitsam pada 200 tahun sebelum Leonardo Da Vinci, memberi
komentar pada Euklides dan Ptolomeus perihal penembusan dan
perjalanan sinar,dan kemajuan pada bidang astronomi.

Kemajuan lain ditunjukan pada bidang kimia. Ilmu kimia merupakan


ilmu dari Mesir kuno yang digagas kembali oleh ilmuwan muslim
sehingga mencapai pengembangan ilmu yang sangat besar. Pada masa itu
telah dikenal beberapa zat dan peralatan laboratorium seperti alkohol
(kohol dalam bahasa Arab), alkali (alqali dalam bahasa Arab), dan
sebagainya.

3. Bidang Kedokteran

Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan teoretis


dan praktis yang telah berkembang sebelumnya di Yunani, Romawi, dan
Persia. Bagi para ilmuwan Islam, Galen dan Hippokrates adalah orang-orang
yang unggul, disusul oleh para ilmuwan Hellenik di Iskandariyah. Para
ilmuwan Islam menerjemahkan banyak sekali tulisan- tulisan Yunani ke
bahasa Arab dan kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran baru dari
naskah-naskah tersebut. Untuk menjadikan tradisi

15
Yunani lebih mudah diakses, dipahami, dan diajarkan, para ilmuwan islam
mengusulkan dan menjadikan lebih sistematis pengetahuan kedokteran
Yunani-Romawi yang luas dan kadang inkonsisten dengan cara menulis
ensikolpedia dan ikhtisar.

Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di


semua kota besar, misalnya di Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf
pegawai yang terdiri dari dokter, apoteker, dan suster. Orang juga dapat
mengakses apotek, dan fasilitas penelitian yang menghasilkan kemajuan pada
pemahaman mengenai penyakit menular, dan penelitian mengenai mata serta
mekanisme kerja mata.

4. Bidang Perdagangan
Selain di sungai Nil, Tigris dan Efrat, sungai-sungai yang dapat dilalui
tidaklah banyak, jadi perjalanan lewat laut menjadi sangat penting.
Ilmu navigasi amat sangat berkembang, menghasilkan penggunaan
sekstan dasar (dikenal sebagai kamal). Ketika digabungkan dengan
peta terinci pada periode ini, para pelaut berhasil berlayar menjelajahi
samudara dan tak lagi perlu bersusah payah melalui gurun pasir. Para
pelaut muslim juga berhasil menciptakan kapal dagang besar bertiang
tiga ke Laut Tengah. Nama karavel kemungkinan berasal dari perahu
terawal Arab yang dikenal sebagai qārib.[4] Sebuah kanal buatan yang
menghubungkan sungai Nil dengan Terusan Suez dibangun,
menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah meskipun itu sering
berlumpur.

D. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Islam


Runtuhnya Kerajaan Islam di Indonesia disebabkan karena beberapa factor
penyebab nya, antara lain :

1. Adanya permasalahan politik dan perpecahan dalam tubuh kerajaan


mereka sendiri karena perebutan kekuasaan.
2. Tidak ada pemimpin yang berwibawa

16
3. Munculnya kekuatan baru ( masuknya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia)
4. Adanya perselisihan antar keluarga kekerajaan, hal inilah yang membuat
lemahnya pertahanan dan keamanan.
5. Kurang kuatnya dalam menghadapi ancaman dari bangsa luar yang ingin
menjajah.

17
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan
Kerajaan Islam di Indonesia, diperkirakan telah ada sejak abad ke-13 yang
muncul dari lalu lintas perdagangan laut. Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia,
India, hingga Tiongkok mulai membaur dengan masyarakat Indonesia. Melalui
perdagangan tersebut, agama Islam semakin berjaya di Indonesia yang kemudian
banyak membawa perubahan dari sisi budaya sampai pemerintahan. Munculnya
kerajaan-kerajaan Islam di penjuru negeri membawa ajaran Islam ke seluruh
Indonesia. Meski begitu, berdasarkan sejarah, agama Islam pertama kali masuk ke
Indonesia sejak akhir abad ke-6 Masehi dan terus berkembang. Dengan adanya
perdagangan tersebut, ajaran agama Islam mulai diberikan melalui banyaknya
kerajaan-kerajaan Islam.

Susunan pemerintahan di kerajaan-kerajaan Islam tidak jauh berbeda dengan


susunan pemerintahan zaman kerajaan sebelumnya. Pemerintahan dipegang oleh raja
dan kaum bangsawan. Sejak zaman sebelum Islam masuk ke Indonesia, rakyat
percaya bahwa raja mendapat wahyu dari Sang Pencipta untuk memimpin
pemerintahan. Setelah agama Islam masuk ke Indonesia kepercayaan semacam itu
tidak berubah. Raja tetap dianggap sebagai "amirul mukminin", yang artinya, yang
dipertuan dan bertugas mengatur negara serta pemerintahan. Namun, bila raja kurang
adil, kejam, atau tidak bijaksana, kurang mendapat kepercayaan dari rakyat.

Runtuhnya Kerajaan Islam di Indonesia disebabkan karena beberapa factor


penyebab nya, antara lain :

18
1. Adanya permasalahan politik dan perpecahan dalam tubuh kerajaan
mereka sendiri karena perebutan kekuasaan.
2. Tidak ada pemimpin yang berwibawa
3. Munculnya kekuatan baru ( masuknya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia)
4. Adanya perselisihan antar keluarga kekerajaan, hal inilah yang membuat
lemahnya pertahanan dan keamanan.
5. Kurang kuatnya dalam menghadapi ancaman dari bangsa luar yang ingin
menjajah.

B. Saran
Dalam penulisan makalah kali ini penulis jadi mengetahui Kerajaan Islam
Di Inonesia. Meskipun hambatan dan cobaan dalam pembuatan makalah ini penulis
rasakan juga. Penulis menyadari jika makalah ini yang disajikan belum sempurna,
untuk itu penulis menerima kritik dan saran demi sempurna nya makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umpo.ac.id/3079/2/BAB%20I.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/29160/4/4_bab1.pdf
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/431871/yuk-kenali-sejarah-teori-
masuknya-islam-ke-indonesia
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia/amp/
https://www.ruangguru.com/blog/kehidupan-masyarakat-di-masa-kerajaan- islam
https://www.respublika.id/2017/10/18/kemunduran-kerajaan-islam-di-
indonesia/
https://brainly.co.id/tugas/285852

20

Anda mungkin juga menyukai