Fraktur Klavikula: Laporan Kasus
Fraktur Klavikula: Laporan Kasus
FRAKTUR KLAVIKULA
Oleh
dr. Made Bramantya Karna, Sp.OT(K)
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Untuk mengetahui mengapa
dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui keadaan fisik
tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan
fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan
membengkok, memutar, dan tarikan.
Fraktur klavikula adalah cedera yang sering terjadi terutama pada usia muda
dan individu yang aktif. Insidensinya sekitar 2.6% dari semua fraktur. Fraktur
klavikula merupakan salah satu cedera tulang yang paling sering, yang jarang
memerlukan reduksi terbuka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
Pada anak-anak, klavikula mudah mengalami fraktur, namun hampir selalu
terjadi union dengan cepat dan tanpa komplikasi. Pada orang dewasa, fraktur
klavikula merupakan injuri yang lebih sulit. Fraktur klavikula pada orang dewasa
sering terjadi, insidensinya 2,6-4% dari semua fraktur dan kurang lebih 35%
merupakan cedera dari gelang bahu. Fraktur pada midshaft merupakan yang
terbanyak 69-82%, fraktur lateral 21-28%, dan fraktur medial yang paling jarang 2-
3%.1
Mekanisme Trauma
Mekanisme trauma dari fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh pada
bahu, biasanya tangan dalam keadaan terulur. Bila gelang bahu mendapat trauma
kompresi dari sisi lateral, penopang utama untuk mempertahankan posisi adalah
klavikula dan artikulasinya. Bila traumanya melebihi kapasitas struktur ini untuk
menahan, terjadi kegagalan melalui 3 cara, Artikulasi akromioklavikular akan rusak,
klavikula akan patah, atau sendi sternoklavikular akan mengalami dislokasi. Trauma
pada sendi sternoklavikular jarang terjadi dan biasanya berhubungn dengan trauma
langsung ke klavikula bagian medial dengan arah lebih posterior (dislokasi posterior)
atau trauma dari arah posterior yang langsung mengenai gelang bahu (menyebabkan
dislokasi proksimal klavikula ke anterior).
Pada fraktur midshaft, fragmen lateral tertarik ke bawah karena berat lengan,
fragmen medial tertarik oleh muskulus sternocleidomastoideus. Pada fraktur 1/3
lateral, bila ligamen intak, ada sedikit pergeseran; namun bila terjadi robekan ligamen
korakoklavikula, atau bila garis fraktur terletak medial dari ligamen ini, pergeseran
yang terjadi mungkin lebih berat dan tindakan reduksi tertutup tidak mungkin
dilakukan. Klavikula juga merupakan bagian yang sering mengalami fraktur
patologis.1,2
Gambar 2.1 Mekanisme trauma fraktur klavikula2
Gambar 2.2 Muskulus dan gaya gravitasi yang terjadi pada fraktur klavikula 2
Gambaran Klinis
Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar penanganan pasien
dapat optimal. Selain data demografik standar, mekanisme trauma juga penting untuk
diketahui. Fraktur klavikula yang disebabkan oleh trauma ringan biasanya tidak
menyebabkan cedera organ lainnya atau trauma intra toraks. Namun, pada kecelakaan
lalu lintas dan jatuh dari ketinggian, harus dicari cedera lainnya.
Lengan pasien biasanya didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan.
Biasanya dapat terlihat adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang ada
fragmen tulang yang melukai kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu paling baik
diperiksa saat pasien berdiri. Bila terjadi fraktur midshaft dengan pergeseran besar,
tampak gambaran shoulder ptosis. Meskipun komplikasi pada vaskular jarang terjadi,
perabaan pulsasi vaskular di leher sebaiknya dikerjakan. Adanya perlukaan ada sendi
akromioklavikular sering terlewatkan pada fraktur 1/3 lateral. 1,2,3
Imaging
Pemeriksaan radiologis yang diperlukan minimal adalah rontgen dengan
proyeksi anterior dan kemiringan 30 derajat sefalik. Biasanya didapatkan fraktur pada
1/3 tengah dari tulang, fragmen bagian luar biasanya terletak lebih rendah dari
fragmen bagian dalam. Fraktur pada 1/3 lateral dapat terlewatkan, atau perkiraan
derajat pergeserannya dapat lebih rendah, kecuali jika rontgen proyeksi bahu juga
dikerjakan. Rontgen sendi sternoclavicular pada fraktur 1/3 medial juga lebih baik
dikerjakan. Saat menilai kemajuan klinis, harus diingat bahwa ‘clinical’ union
biasanya mendahului ‘radiological’ union beberapa minggu sebelumnya.1,2
CT scan dengan rekonstruksi tiga dimensi mungkin diperlukan untuk
menentukan derajat pemendekan secara akurat atau untuk mendiagnosis fraktur
dislokasi sternoklavikula dan untuk meyakinkan union dari sebuah fraktur.1
Gambar 2.3 Rontgen klavikula
(a) fraktur klavikula 1/3 tengah displaced – paling sering terjadi,
(b) fraktur biasanya menyembuh dalam posisi ini, tampak adanya ‘tonjolan’ 1
Klasifikasi
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari fraktur
oleh Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan distal (Group III)
third fractures. Pembagian secara general berhubungan dengan pendekatan klinis
yang akan dikerjakan.
Karena tingginya tingkat delayed union and non-union pada fraktur 1/3 distal,
Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi ligamentum dan
derajat pergeseran. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular masih intak), Neer tipe
II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari fragmen medial tetapi
ligamentum trapezoid tetap intak dengan segmen distal), dan Neer tipe III
(intraartikular). Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi dua oleh Rockwood menjadi
tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada fragmen distal dan tipe IIB: konoid lepas
dari fragmen medial.
Klasifikasi yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh Robinson,
yang berguna untuk pengolahan data dan membandingkan hasil klinis.1,2,3
Lateral
Ligamentum korakoklavikular adalah trapezoid (lebih lateral) dan konoid
(lebih medial) merupakan ligamentum tebal yang berasal dari basis korakoid dan
berinsersi ke tonjolan kecil di inferior klavikula (trapezoid) dan tuberkulum konoid
klavikula (konoid). Ligamentum ini sangat kuat dan merupakan penahan utama untuk
terjadinya pergeseran ke superior dari klavikula lateral. Integritas ligamentum ini
merupakan penentu tindakan fiksasi yang akan dikerjakan pada fraktur 1/3 distal
klavikula displaced. Sering terdapat avulsi fragmen inferior bila terjadi fraktur pada
daerah ini, terutama pada pasien usia muda. Inklusi fragmen ini dalam fiksasi surgikal
akan menjamin stabilitas fiksasi. Kapsul sendi akromioklavikula menebal di bagian
superior dan berfungsi menahan pergeseran sendi ke antero-posterior. Sangatlah
penting untuk memperbaiki struktur ini, yang merupakan lapisan miofasial profunda,
saat melakukan pembedahan sisi lateral klavikula. Saat memasang fiksasi hook plate
untuk fraktur yang sangat distal, defek kecil dapat dibuat di aspek posterolateral
kapsul untuk insersi bagian hook ke ruang subakromial posterior.2
Penatalaksanaan
Fraktur Klavikula 1/3 Tengah
Terdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3 tengah non displaced
seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan berlanjut dengan union
yang baik, dengan kemungkinan non union di bawah 5% dan kembali ke fungsi
normal.1,2.4
Manajemen non operatif meliputi pemakaian simple sling untuk kenyamanan.
Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3 minggu) dan pasien disarankan untuk
mulai menggerakkan lengannya. Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa
penggunaan figure-of-eight bandage memberikan manfaat dan dapat berisiko
terjadinya peningkatan insidens terjadinya luka akibat penekanan pada bagian fraktur
dan mencederai struktur saraf; bahkan akan meningkatkan risiko terjadinya non-
union.1
Terdapat lebih sedikit kesepakatan mengenai manajemen fraktur 1/3 tengah.
Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan pemendekan lebih dari 2 cm
dipercaya menyebabkkan risiko terjadinya malunion simptomatik – terutama nyeri
dan tidak adanya tenaga saat pergerakan bahu – dan peningkatan insidens terjadinya
non-union.1 Sehingga dikembangkan teknik fiksasi internal pada fraktur klavikula
akut yang mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau pemendekan. Metode yang
dikerjakan berupa pemasangan plat (terdapat plat dengan kontur yang spesifik) dan
fiksasi intramedular.1
Gambar 2.7 Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat (dilakukan reduksi
terbuka dan fiksasi internal dengan plate dan screw)1
Gambar 2.8 Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat yang dilakukan
fiksasi dengan lockable, large diameter intramedullary nail 2
Komplikasi
Awal
Meskipun klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan struktur vital, kejadian
pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia, dan cedera pleksus brachialis jarang
terjadi.1,2
Lanjut
Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada 1-15%
kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar pergeseran, komunitif
fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat mengenai fraktur yang akan
mengalami non-union sulit dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft tulang jika
diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki tingkat union yang
tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union yang tinggi (11,5-
40%). Pilihan terapi untuk non-union simptomatik adalah eksisi bagian lateral dari
klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular intak) atau reduksi
terbuka, fiksasi interna dan graft tulang bila fragmen besar. Implan yang digunakan
adalah locking plates and hooked plates.1,2
Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan posisi non-
anatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak menunjukkan gejala.
Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang biasanya terjadi pada
pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini, operasi osteotomi korektif dan
pemasangan plat dapat dipertimbangkan.1,2
Kekakuan bahu
Hal ini sering terjadi namun biasanya hanya sementara.1
BAB III
LAPORAN KASUS
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan primary survey dan status generalis dalam
batas normal. Dari status lokalis regio bahu kiri:
Inspeksi: terdapat edema di atas klavikula, tidak tampak deformitas dan skin tenting
Palpasi: didapatkan krepitasi dan nyeri tekan pada klavikula, pulsasi arteri radialis
teraba, capillary refill time <2 detik, dan tidak didapatkan hipoestesi
Pergerakan: active ROM Elbow 0/100
active ROM Wrist 70/70
active ROM MCP-IP 0/90
Gambar 3.1 Foto klinis pasien