Anda di halaman 1dari 14

Teknik Elektro Unimus

Dasar Konversi Energi

TEKNIK ELEKTRO ( ELECTRICAL ENGINEERING )

ANALISA JURNAL PENELITIAN ILMIAH KONVERSI ENERGI KIMIA


MENJADI ENERGI LISTRIK

Oleh:
Rinto Yuniarto ( C2B018359 )

Dosen : Luqman Assaffat,MT,M.Kom

Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Semarang
April 2019

1
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

1. Judul Penelitian
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN BATERAI VITTA-Q TERHADAP
LOAD TEST PADA LEAD ACID BATTERY TIPE LIQUID VENTED 12V 5Ah
2. Penulis
Erwan Amirudin, C. Sudibyo, Ngatou Rohman
3. Jurnal
Jurnal Program Studi PendidikanTeknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan,
FKIP, UNS.
4. Tahun
2004
5. Yang Menarik Dari Penelitian Ini
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan vitamin
baterai vitta-Q terhadap Load test pada Lead acid baterai type Liquid Vented 12V 5 Ah.
Dalam penelitian ini di bahas bagaimana baterai mengalami pengosongan dan pengisian
muatan pada baterai,serta faktor yang mempengaruhi ketahanan baterai.
Metode penelitiaanya adalah dengan menggunakan 6 buah baterai Yuasa 12V
5Ah kode YB5L-B dengan masa pakai sekitar 20.000 km yang tanpa dandi berikan
vitamin baterai Vitta-Q sebagai sampel.
Eksperimen penelitian ini diawali dengan memberikan vitamin baterai Vitta-Q
pada baterai. Variasi penggunaan vitamin baterai Vitta-Q per baterai sebagai berikut:
a) 9 ml atau 1.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
b) 12 ml atau 2 ml Vitta-Q per cell baterai.
c) 15 ml atau 2.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
d) 18 ml atau 3 ml Vitta-Q per cell baterai.
e) 21 ml atau 3.5 ml Vitta-Q per cell baterai.

Dari hasil pengaruh penggunaan vitamin baterai Vitta-Q terhadap Load Test
setelah recharge fully pada Yuasa lead acid battery tipe liquid vented 12V 5Ah dapat
dibahas sebagai berikut:

2
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

Dari hasil uji ini di dapatkan baterai dalam keadaan baik yang perlu di isi kembali
atau dalam keadaan rusak dan perlu diganti.
6. Dasar Teori
a. Baterai
Baterai sekunder adalah baterai yang dapat di isi ulang.Baterai sekunderdapat di
isi ulang karena reaksi kimia di dalam material aktifnya dapat diputarkembali.Baterai
sekunder adalah baterailead-acid, baterai NiCd, baterai NiMH, dll.Baterai lead acid dapat
dikelompokkan menjadi Liquid Vented dan Sealed (VRLA - Valve Regulated Lead
Acid).
1) Baterai Basah
Saat ini jenis baterai yang paling umum di gunakan untuk penyimpanan energi
adalah baterai basah. Liquid vented (baterai dengan katup pengisian ulang cairan) adalah
baterai yang terbuat dari lempengan positif dan negatif dari paduan timah yang
ditempatkan dalam larutan elektrolit dan air asam sulfuric.
Saat baterai melepaskan muatan, material aktif pada elektroda bereaksi dengan
elektrolit membentuk timbal sulfat (PbSO4) dan air (H2O).Saat pengisian muatan, timbal
sulfat berubah kembali menjadi timbal dioksida pada elektroda positif dan timbal pada
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) kembali menjadi larutan elektrolit membentuk
asam sulfat.
a. Proses pengaliran PbO2+2H2SO4+Pb=>PbSO4+2H2O+PbSO4
b. Proses pengisian PbSO4+2H2O+PbSO4=>PbO2+H2SO4+Pb
2) Prinsip Kerja Baterai
Baterai bekerja berdasarkan reaksi kimia yaitu reaksi redoks yangterjadi baik
selama pengisian maupun selama pengosongan.Reaksi kimia padaakumulator tersebut

3
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

bersifat reversible, artinya reaksi kimia yang terjadiselama pengisian sangat berlawanan
dengan reaksi yang terjadi pada saat pengosongan.
Selama pengisian terjadi pengubahan energi listrik ke energi kimia, dan
sebaliknya pada saat pengosongan terjadi pengubahan energi kimia menjadi energi
listrik.Ketika pengisian pada sumber energi listrik terjadi aliran listrik yaitu elektron
mengalir dari katoda ke anoda. Dengan adanya aliran listrik tersebut, maka akan
menimbulkan reaksi kimia (reaksi redoks) yang mengakibatkan terbebasnya zat-zat
dalam baterai yaitu PbSO4 menjadi Pb, PO2, ion H +, dan ion SO42−. Pada
pengosongan, terjadi pengaliran listrik yaitu elektron mengalir dari PbO2atau kutub
positif (sebagai anoda) kePbatau kutub negatif (sebagai katoda) sehingga adanya aliran
tersebutmengakibatkan terjadinya reaksi kimia.
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Baterai
Tanda-tanda terjadinya pensulfatan:
a. Penurunan kapasitas baterai, karena dengan adanya sulfat keras akan
mengakibatkan luas permukaan bahan aktif pada pelat-pelat yang bereaksi dengan
elektrolit menjadi berkurang.
b. Terjadinya panas yang berlebihan, proses kimia pada baterai akan menimbulkan
panas dalam ruang baterai dan ini memerlukan pendinginan. Namun, proses
pendinginan yang terhalang oleh kristal sulfat sementara proses reaksi berjalan
terus akan menyebabkan ruang baterai menjadi panas yang berlebihan.
c. Pembentukan gas yang cepat saat diberi arus pengisian yang besar. Gas terbentuk
akibat dari adanya reaksi kimia dalam baterai. Dengan adanya pengisian berarti
akan mempercepat bahan-bahan aktif baterai untuk bereaksi. Semakin besar arus
yang diberikan selama pengisian berarti semakin mempercepat proses reaksi
kimia dan semaikin cepat pula terbentuk gas.

b. Vitamin Baterai Vitta-Q


Vitta-Q adalah battery life extender technology.Berupa larutan kimia yang bekerja
dengan sederhana, cairan Vitta-Q ini dapat merontokkan kerak sulfat yang menempel
padat pada lempeng baterai, sehingga aliran elektron dapat kembali bekerja.
Berdasarkan hasil uji larutan menggunakan UV pada panjang gelombang 400-600
nm yang telah di lakukan di peroleh panjang gelombang (lamda) maks= 510 yang
menunjukkan adanya logam-logam transisi golongan 3 di mana logam- logam tersebut

4
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

dapat mengendap dengan reagen (NH4)2S, yaitu golongan 3A= Fe, Al, Cr, Mn yang
dapat mengendap dengan reagen hidroksida dan golongan 3B= Co, Ni, Zn yang dapat
mengendap dengan reagen garam sulfida. (Svehla. G, 1990: 204).
Logam Fe dan Cr mempunyai panjang gelombang maksimal 510 nm.Di duga
Vitta-Q mengandung Cr (Chromium), di mana merupakan logam tahan korosi karena
reaksi dengan udara menghasilkan Cr2O3 yang bersifat nonpori.Berbeda dengan Fe (Iron)
yang sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi.

7. Metodologi Penelitian
a. Studi literatur, dengan mengkaji dasar teori yang mendukung dalam pemecahan
masalah yang diteliti serta untuk mendapatkan data-data yang diinginkan.
b. Observasi, yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian yang
didapatkan dari lapangan dalam hal ini dilakukan terhadap baterai Yuasa12V 5Ah
kode YB5L-B.
c. Perencanaan Sistem penelitian, untuk mengetahui pengaruh penggunaan vitamin
baterai vitta-Q terhadap Load test pada Lead acid baterai type Liquid Vented 12V
5 Ah.
d. Pembuatan Sistem, mengimplimentasikan sistem yang telah dirancang.
e. Pengujian Sistem, menguji sistem yang telah dibuat.
f. Menganalisis Hasil, menganalisis hasil yang diperoleh dari pengujian sistem yang
telah dirancang.
g. Kesimpulan, memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dan analis yang telah
dilakukan.

Sampel dalam penelitian ini adalah 6 buah baterai Yuasa 12V 5Ah kode YB5L-B
dengan masa pakai sekitar 20.000 km yang tanpa dandi berikan vitamin baterai Vitta-
Q. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
sampel bertujuan/ purposive sample.Metode pengambilan data yang digunakan adalah
metode dokumentasi dengan memotret hasil pengukuran dari digital load tester.

5
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

Eksperimen penelitian ini diawali dengan


memberikan vitamin baterai Vitta-Q pada baterai. Variasi penggunaan vitamin baterai
Vitta-Q per baterai sebagai berikut:
1) 9 ml atau 1.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
2) 12 ml atau 2 ml Vitta-Q per cell baterai.
3) 15 ml atau 2.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
4) 18 ml atau 3 ml Vitta-Q per cell baterai.
5) 21 ml atau 3.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
Vitamin baterai Vitta-Q yang di gunakan dari distributor DK Chemindo – Jakarta.Alat
ukur berupa MotoBatt Digital Load Tester part# MB-T.

8. Hasil dan Pembahasan


Pembahasan hasil pengukuran Load Test Baterai setelah Recharge fully dari setiap
perlakuan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Gambar 5.Baterai tanpa penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
menunjukkan Load test5.9 V.Hasil pengukuran menunjukkan indikator voltase di
bawah kurang dari 6,5 V yang menunjukkan baterai dalam keadaan lemah atau
bahkan disarankan untuk diganti. Pada saat recharging (baterai kembali di
charge), PbSO4akan terurai menjadi Pb dan SO4 akan terikat kembali dengan H+
sehingga terjadi lagi H SO , larutan elektrolit akan kembali menjadi asam. Tetapi
PbSO4 yang larut kembali kedalam elektrolit menjadi Pb dan H2SO4 tidak
terjadi seluruhnya, masih ada tersisa kristal PbSO4 yang melekat pada plat
elemen, dan semakin lama akan semakin menebal, hal inilahyang
menyebabkanbaterai lemahatau bahkanmati.
b. Baterai dengan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 1.5ml percell
menunjukkan Loadtest 8.0 V. Hasil pengukuran menunjukkan indikator lebih
dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5 V- 9,6 V yang berarti baterai dalam
keadaan cukup baik dengan catatan harus diisi kembali (recharging) beberapa
saat untuk dipakai kembali. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 1,5 ml
per cellmembuat pori-pori plat yang semula tertutup PbSO4 mulai
tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang terkandung pada Vitta-Q dalam deret
volta berada di sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr dapat mereduksi logam
ion Pb. Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir dengan lancar, tiap pasang ion
hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion SO 2-pada
lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi tes
beban (Load Test) jadi lebih baik.

6
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

c. Baterai dengan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 2 ml per cell


menunjukkan Load test8.2 V. Hasil pengukuran menunjukkan indikator lebih
dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5 V- 9,6 V yang berarti baterai dalam
keadaan cukup baik dengan catatan harus diisi kembali (recharging) beberapa
saat untuk dipakai kembali. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 2 ml per
cellmembuat pori-pori plat yang semula tertutup PbSO4 mulai tereduksi.Logam
Cr (Chromium) yang terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta berada di
sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb.
Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir dengan lancar, tiap pasang ion
hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion SO 2-pada
lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi tes
beban (Load Test) jadi lebih baik.
d. Baterai dengan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 2.5 ml per cell
menunjukkan Load test7.7 V. Hasil pengukuran menunjukkan indikator lebih
dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5 V- 9,6 V yang berarti baterai dalam
keadaan cukup baik dengan catatan harus diisi kembali (recharging) beberapa
saat untuk dipakai kembali. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 2.5
mlper cellmembuat pori-pori plat yang semula tertutup PbSO4 mulai
tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang terkandung pada Vitta-Q dalam deret
volta berada di sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr dapat mereduksi logam
ion Pb. Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir dengan lancar, tiap pasang ion
hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion SO 2-pada
lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi tes
beban (Load Test) jadi lebih baik.
e. Baterai dengan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 3 ml per cell
menunjukkan Load test7.3 V. Hasil pengukuran menunjukkan indikator lebih
dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5 V- 9,6 V yang berarti baterai dalam
keadaan cukup baik dengan catatan harus diisi kembali (recharging) beberapa
saat untuk dipakai kembali. Saat Pemberian vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 3
ml per cell membuat pori-pori plat yang semula tertutup PbSO4 mulai
tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang terkandung pada Vitta-Q dalam deret
volta berada di sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr dapat mereduksi logam
ion Pb. Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir dengan lancar, tiap pasang ion

7
Teknik Elektro Unimus
Dasar Konversi Energi

hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion SO 2-pada
lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi tes
beban (Load Test) jadi lebih baik.
f. Baterai dengan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak 3.5 ml per cell
menunjukkan Load test6.3 V. Hasil pengukuran menunjukkan indikator hasil
dibawah kurang dari 6,5 V yang menunjukkan baterai dalam keadaan lemah atau
bahkan disarankan untuk diganti. Pemberian Vitta-Q 3.5 ml per cell ini Nampak
hasil voltase melemah. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q 3,5 ml per cell mulai
jenuh karena telah banyak ion yang senama. Pada keadaan jenuh telah terjadi
kesetimbangan antara solut yang larut dan tak larut atau kecepatan pelarutan
sama dengan kecepatan pengendapan. Kristal PbSO4 tidak semuanya terlarut
mengakibatkan terikatnya ion sulfat (SO42-), sehingga kadar asam tidak dapat
mencapai angka 1.265 pada kondisi fully charge. Pori- pori pada plat masih
tertutup sehingga elektrolit tidak bisa mengalir dengan lancar, dan
menyebabkanhasil simulasi tes beban (Load Test) jadi melemah.
9. Kesimpulan
a. Hasil pengukuran setelah menggunakan vitamin baterai vitta-Q pada lead acid
battery tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load tester menghasilkan Load
Test tertinggi pada 2 ml vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu 8,2 V dan berada
dalam parameter indikator 6,5 V - 9,6 V yang menunjukkan baterai dalam keadaan
baik yang perlu di isi kembali.
b. Hasil pengukuran setelah menggunakan vitamin baterai vitta-Q pada lead acid
battery tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load tester menghasilkan Load
Test terendah pada 3,5 ml vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu 6,3V dan berada
dalam parameter indikator kurang dari 6,5 V yang menunjukkan baterai dalam
keadaan rusak dan perlu diganti.
c. Hasil pengukuran setelah menggunakan vitamin baterai vitta-Q pada lead acid
battery tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load tester pada 2,5 ml vitamin
baterai Vitta-Q per cell sesuai standar perusahaan menghasilkan Load Test 7,7 V
dan berada dalam parameter indikator 6,5 V - 9,6 V yang menunjukkan baterai
dalam keadaan baik yang perlu di isi kembali.

8
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN BATERAI VITTA-Q
TERHADAP LOAD TEST PADA LEAD ACID BATTERY
TIPE LIQUID VENTED 12V 5Ah

Erwan Amirudin, C. Sudibyo, Ngatou Rohman


Program Studi PendidikanTeknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan JL. Ahmad Yani 200, Surakarta, Telp/Fax(0271) 718419
Email :r.1amirudin@gmail.com

ABSTRACT
The purposes of this research: (1) To investigate the effect of using vitta-Q battery to load teston
lead acid battery12V 5Ah liquid vented type. (2) To investigate the voltage of load test lead acid
battery12V 5Ah liquid vented type after using vitta-q battery vitamin. Based on the research result, it can
be concluded: (1) The measurement result after using vitta-Q battery vitamin on lead acid battery 12V
5Ah liquid vented type by using digital load tester provides the highest load test of 2 ml vitta-Q battery
vitamin per cell is 8.2 V and it stays indicator parameter of 6.5V–9.6 V, that showing the battery is in
good condition and needs for a recharge. (2) The measurement result after using of vitta-Q battery
vitamin on lead acid battery12V 5Ahliquid vented type by using digital load tester provides the
lowestload test of 3.5 ml vitta-Q battery vitamin per cell is 6.3 V showing the battery is on damaged
condition and needs for a replacement. (3) The measurement result after using of vitta-Q battery vitamin
on lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type by using digital load tester of 2.5 ml battery vitamin per
cell, as suggested by the company standard, provides the load tester is in 7.7 V and stays in the indicator
parameter of 6.5 V – 9.6 V, Showing the battery is on good condition and needs for a recharge.
Keywords: Load test, battery vitamin, lead acid battery

PENDAHULUAN danbeban konstan (lampu). (A. Grummy


Semua kendaraan bermotor memerlukan Wailanduw, Ladiono, 2010).
baterai sebagai sumber tenaga penggerak Baterai basah yang beroperasi sepanjang
komponen-komponen listrik, seperti: motor starter, waktu akan timbul sulfat kristal selama pengaliran.
penerangan (lampu-lampu), klakson, dan lain Dryout dan sulfation (bentuk berlebih dari timbal
sebagainya. Pentingnya baterai sebagai pemasok sulfat pada plat) adalah dua penyebab utama
energi ke seluruh komponen kelistrikan yang ada kegagalan baterai dalam penyimpanan sistem
pada kendaraan bermotor menjadikan baterai sangat tenaga. (Kurt Salloux, 2007). Pembentukan sulfat
vital sebagai sumber tenaga komponen-komponen bisa berakibat oleh perawatan yang salah, antara
listrik. Baterai ditemukan oleh ahli fisika dari faktor-faktor lain ini menyebabkan perkembangan
Prancis bernama Gaston Plante pada tahun 1859. tahanan dalam baterai dan juga merintangi reaksi
Baterai adalah sebuah alat yang dapat menyimpan dalam baterai
energi listrik dalam bentuk energi kimia. Baterai Perlu ada solusi dalam perawatan dan
termasuk ke dalam jenis sel sekunder, artinya sel ini pengujian baterai untuk memperpanjang umur (life
dapat dimuati ulang ketika muatannya habis, hal ini time) baterai. Pemeriksaan baterai dengan beban
karena reaksi kimia dalam sel dapat dibalikkan dilakukan Battery load tester. Pemeriksaan
arahnya. Pada saat sel dimuati energi listrik diubah dilakukan dengan cara memberi beban baterai
menjadi energi kimia dan sel bekerja kemudian sebesar 125 A selama 10 detik. Pada saat dilakukan
energi kimia diubah menjadi energi listrik. Saat ini tes beban aki harus lebih dari 9,6 V berarti baterai
terdapat 3 jenis baterai yakni baterai basah, baterai masih baik, bila tegangan baterai 6,5V – 9,6 V
hybrid, baterai MF & baterai kering baterai perlu diisi kembali, bila tegangan kurang
Baterai basahbanyak di gunakan oleh mobil dari 6,5 V ganti baterai. Kerusakan pada lead acid
dan motor. Selain harganya juga relatif murah di battery salah satunya disebabkan timbulnya kerak
banding jenis yang lain, baterai basah lebih lama PbSO4 pada permukaan elemen seiring
pemakaiannya dari pada baterai kering untuk penggunaan. Dimana kerak ini akan mempengaruhi
menerima beban listrik berubah (motor starter) kinerja baterai sehingga menyebabkan temperatur
baterai tinggi, pengurangan elektrolit berlebih, dan

1
sebagainya.umur accu basah biasanya umur (reaksi redoks) yang mengakibatkan
pakainya sekitar dua tahun dan banyak juga yang terbebasnya zat-zat dalam baterai yaitu
1,5 tahun sudah rusak. Tapi ada juga yang bertahan PbSO4menjadi Pb, PO2, ion H +, dan ion SO42−.
sampai tiga tahun, meskipun jarang terjadi. Baterai Pada pengosongan, terjadi pengaliran
yang bisa sampai tiga tahun biasanya menggunakan listrik yaitu elektron mengalir dari PbO2atau
vitamin(dikutip dari Koran Republika selasa, 5 kutub positif (sebagai anoda) kePbatau kutub
April 2011) negatif (sebagai katoda) sehingga adanya aliran
KAJIAN TEORI tersebut mengakibatkan terjadinya reaksi
Baterai kimia.
Baterai sekunder adalah baterai yang dapat di 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
isi ulang.Baterai sekunderdapat di isi ulang karena Ketahanan Baterai
reaksi kimia di dalam material aktifnya dapat 1)Akibat Pembentukan sulfat
diputarkembali.Baterai sekunder adalah Jika baterai digunakan terlalu lama
baterailead-acid, baterai NiCd, baterai NiMH, dan tidak diisi kembali maka akan terjadi
dll.Baterai lead acid dapat dikelompokkan menjadi reaksi dengan sendirinya (pengosongan
Liquid Vented dan Sealed (VRLA - Valve diri), mula-mula pada pelatnya timbul
Regulated Lead Acid). kristal timah sulfat halus dan lama-
1. Baterai Basah kelamaan akan mengeras disebut kristal
Saat ini jenis baterai yang paling umum sulfat. Peristiwa demikian dikenal dengan
di gunakan untuk penyimpanan energi adalah istilah “pensulfatan”. Pensulfatan dapat
baterai basah. menghalangi terjadinya proses reaksi
Liquid vented (baterai dengan katup karena proses pensulfatan membuat pelat-
pengisian ulang cairan) adalah baterai yang pelat cenderung bengkok dan kisi-kisi
terbuat dari lempengan positif dan negatif dari cenderung patah, pensulfatan juga akan
paduan timah yang ditempatkan dalam larutan mengubah warna pelat positif menjadi
elektrolit dan air asam sulfuric. putih susu dan pelat negatif menjadi putih
Saat baterai melepaskan muatan, material abu-abu.
aktif pada elektroda bereaksi dengan elektrolit Tanda-tanda terjadinya pensulfatan:
membentuk timbal sulfat (PbSO4) dan air a. Penurunan kapasitas baterai, karena
(H2O).Saat pengisian muatan, timbal sulfat dengan adanya sulfat keras akan
berubah kembali menjadi timbal dioksida pada mengakibatkan luas permukaan bahan
elektroda positif dan timbal pada elektroda aktif pada pelat-pelat yang bereaksi
negatif, dan ion sulfat (SO42-) kembali menjadi dengan elektrolit menjadi berkurang.
larutan elektrolit membentuk asam sulfat. b. Terjadinya panas yang berlebihan,
a. Proses pengaliran proses kimia pada baterai akan
PbO2+2H2SO4+Pb=>PbSO4+2H2O+PbSO4 menimbulkan panas dalam ruang
b. Proses pengisian baterai dan ini memerlukan
PbSO4+2H2O+PbSO4=>PbO2+H2SO4+Pb pendinginan. Namun, proses
2. Prinsip Kerja Baterai pendinginan yang terhalang oleh kristal
Baterai bekerja berdasarkan reaksi kimia sulfat sementara proses reaksi berjalan
yaitu reaksi redoks yangterjadi baik selama terus akan menyebabkan ruang baterai
pengisian maupun selama pengosongan.Reaksi menjadi panas yang berlebihan.
kimia padaakumulator tersebut bersifat c. Pembentukan gas yang cepat saat
reversible, artinya reaksi kimia yang diberi arus pengisian yang besar. Gas
terjadiselama pengisian sangat berlawanan terbentuk akibat dari adanya reaksi
dengan reaksi yang terjadi pada kimia dalam baterai. Dengan adanya
saatpengosongan. pengisian berarti akan mempercepat
Selama pengisian terjadi pengubahan bahan-bahan aktif baterai untuk
energi listrik ke energi kimia, dan sebaliknya bereaksi. Semakin besar arus yang
pada saat pengosongan terjadi pengubahan diberikan selama pengisian berarti
energi kimia menjadi energi listrik.Ketika semakin mempercepat proses reaksi
pengisian pada sumber energi listrik terjadi kimia dan semaikin cepat pula
aliran listrik yaitu elektron mengalir dari terbentuk gas.
katoda ke anoda. Dengan adanya aliran listrik
tersebut, maka akan menimbulkan reaksi kimia
2
tegangan kurang dari 6,5 V ganti baterai karena
kemungkinan ada sel baterai yang sudah rusak.

Gambar1. Pembentukan Kristal Sulfat


Gambar 3. Test dengan Beban
Vitamin Baterai Vitta-Q
Vitta-Q adalah battery life extender METODE PENELITIAN
technology.Berupa larutan kimia yang bekerja Sampel dalam penelitian ini adalah 6 buah
dengan sederhana, cairan Vitta-Q ini dapat baterai Yuasa12V 5Ah kode YB5L-Bdengan masa
merontokkan kerak sulfat yang menempel padat pakai sekitar 20.000 km yang tanpa dandi berikan
pada lempeng baterai, sehingga aliran elektron vitamin baterai Vitta-Q. Teknik pengambilan
dapat kembali bekerja. sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
Berdasarkan hasil uji larutan menggunakan teknik sampel bertujuan/ purposive sample.Metode
UV pada panjang gelombang 400-600 nm yang pengambilan data yang digunakan adalah metode
telah di lakukan di peroleh panjang gelombang dokumentasi dengan memotret hasil pengukuran
(lamda) maks= 510 yang menunjukkan adanya dari digital load tester.
logam-logam transisi golongan 3 di mana logam-
logam tersebut dapat mengendap dengan reagen
(NH4)2S, yaitu golongan 3A= Fe, Al, Cr, Mn yang
dapat mengendap dengan reagen hidroksida dan
golongan 3B= Co, Ni, Zn yang dapat mengendap
dengan reagen garam sulfida. (Svehla. G, 1990:
204)

Gambar 4. Diagram Desain Penelitian


Eksperimen penelitian ini diawali dengan
memberikan vitamin baterai Vitta-Q pada baterai.
Gambar 2. Hasil spektrofotometriUV-Vis sampel Variasi penggunaan vitamin baterai Vitta-Q per
Vitta-Q baterai sebagai berikut:
Logam Fe dan Cr mempunyai panjang 1. 9 ml atau 1.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
gelombang maksimal 510 nm.Di duga Vitta-Q 2. 12 ml atau 2 ml Vitta-Q per cell baterai.
mengandung Cr (Chromium), di mana merupakan 3. 15 ml atau 2.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
logam tahan korosi karena reaksi dengan udara 4. 18 ml atau 3 ml Vitta-Q per cell baterai.
menghasilkan Cr2O3 yang bersifat nonpori.Berbeda 5. 21 ml atau 3.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
dengan Fe (Iron) yang sangat reaktif secara Vitamin baterai Vitta-Q yang di gunakan dari
kimiawi dan mudah terkorosi. distributor DK Chemindo – Jakarta.Alat ukur
Pengujian Beban berupa MotoBatt Digital Load Tester part# MB-T.
Pemeriksaan baterai dengan beban
dilakukan Battery load tester. Pemeriksaan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan cara memberi beban baterai 1. Pembahasan Data Hasil Pengukuran Load
sebesar200 A selama 15 detik. Bila tegangan Test
baterai lebih dari 9,6 V berarti baterai masih baik, Dari hasil pengaruh penggunaan vitamin
bila tegangan baterai 6,5V – 9,6 V baterai dalam baterai Vitta-Q terhadap Load Test setelah
keadaan baik dan perlu diisi beberapa saat, bila recharge fully pada Yuasa lead acid battery tipe
3
liquid vented 12V 5Ah dapat dibahas sebagai dengan lancar, tiap pasang ion hidrogen yang
berikut: dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan
ion SO42-pada lempeng negatif membentuk
molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi
tes beban (Load Test) jadi lebih baik.
c. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
2 ml per cellmenunjukkan Load test8.2 V.
Hasil pengukuran menunjukkan indikator
lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5
V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan
Gambar 5. Grafik Load Test Baterai setelah cukup baik dengan catatan harus diisi kembali
Recharge fully Tanpa dan dengan 1.5 (recharging) beberapa saat untuk dipakai
ml, 2 ml, 2.5 ml, 3 ml, 3.5 ml Vitta- kembali.
Q per cell. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q
sebanyak 2 ml per cellmembuat pori-pori plat
Pembahasan hasil pengukuran Load Test Baterai yang semula tertutup PbSO4 mulai
setelah Recharge fully dari setiap perlakuan tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang
sebagai berikut : terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta
a. Berdasarkan Gambar 5.Baterai tanpa berada di sebelah kiri logam Pb sehingga
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb.
menunjukkan Load test5.9 V.Hasil Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir
pengukuran menunjukkan indikator voltase di dengan lancar, tiap pasang ion hidrogen yang
bawah kurang dari 6,5 V yang menunjukkan dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan
baterai dalam keadaan lemah atau bahkan ion SO42-pada lempeng negatif membentuk
disarankan untuk diganti molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi
Pada saat recharging (baterai kembali tes beban (Load Test) jadi lebih baik.
di charge), PbSO4akan terurai menjadi Pb dan d. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan
SO4 akan terikat kembali dengan H+ sehingga penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
terjadi lagi H2SO4, larutan elektrolit akan 2.5 ml per cellmenunjukkan Load test7.7 V.
kembali menjadi asam. Tetapi PbSO4 yang Hasil pengukuran menunjukkan indikator
larut kembali kedalam elektrolit menjadi Pb lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5
dan H2SO4 tidak terjadi seluruhnya, masih V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan
ada tersisa kristal PbSO4 yang melekat pada cukup baik dengan catatan harus diisi kembali
plat elemen, dan semakin lama akan semakin (recharging) beberapa saat untuk dipakai
menebal, hal inilahyang menyebabkanbaterai kembali.
lemahatau bahkanmati. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q
b. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan sebanyak 2.5 mlper cellmembuat pori-pori
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak plat yang semula tertutup PbSO4 mulai
1.5 ml per cellmenunjukkan Load test8.0 V. tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang
Hasilpengukuranmenunjukkan indikator lebih terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta
dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5 V- 9,6 berada di sebelah kiri logam Pb sehingga
V yang berarti baterai dalam keadaan cukup logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb.
baik dengan catatan harus diisi kembali Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir
(recharging) beberapa saat untuk dipakai dengan lancar, tiap pasang ion hidrogen yang
kembali. dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan
Pemberian vitamin baterai Vitta-Q ion SO42-pada lempeng negatif membentuk
sebanyak 1,5 ml per cellmembuat pori-pori molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi
plat yang semula tertutup PbSO4 mulai tes beban (Load Test) jadi lebih baik.
tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang e. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan
terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
berada di sebelah kiri logam Pb sehingga 3 ml per cellmenunjukkan Load test7.3 V.
logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb. Hasil pengukuran menunjukkan indikator
Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5
V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan
4
cukup baik dengan catatan harus diisi kembali kurang dari 6,5 V yang menunjukkan baterai
(recharging) beberapa saat untuk dipakai dalam keadaan rusak dan perlu diganti.
kembali. 3. Hasil pengukuran setelah menggunakan
Saat Pemberian vitamin baterai Vitta-Q vitamin baterai vitta-Q pada lead acid battery
sebanyak 3 mlper cellmembuat pori-pori plat tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load
yang semula tertutup PbSO4 mulai tester pada 2,5 ml vitamin baterai Vitta-Q per
tereduksi.Logam Cr (Chromium) yang cell sesuai standar perusahaan menghasilkan
terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta Load Test 7,7 V dan berada dalam parameter
berada di sebelah kiri logam Pb sehingga indikator 6,5 V - 9,6 V yang menunjukkan
logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb. baterai dalam keadaan baik yang perlu di isi
Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir kembali.
dengan lancar, tiap pasang ion hidrogen yang
dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan DAFTAR PUSTAKA
ion SO42-pada lempeng negatif membentuk
Anonim. (1995). Toyota New Step 1 Training
molekul asam sulfat.sehinggahasil simulasi
Manual. Jakarta: PT. Toyota AstraMotor.
tes beban (Load Test) jadi lebih baik.
f. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
3.5 ml per cellmenunjukkan Load test6.3 V.
Cipta.
Hasil pengukuran menunjukkanindikatorhasil
dibawah kurang dari 6,5 V yang
Botcolaboratories.(1991). Laboratory Test
menunjukkan baterai dalam keadaan lemah
Report.Botcolab Test Report
atau bahkan disarankan untuk diganti.
http://www.vitta-q.com/pdf/botcolabs.pdf
Pemberian Vitta-Q 3.5 ml per cell ini
di akses pada tanggal 4 April 2013.
Nampak hasil voltase melemah. Elektrolit
yang di berikan Vitta-Q 3,5 ml per cell mulai
Catherino, H.A. (2004). Sulfation in Lead–Acid
jenuh karena telah banyak ion yang senama.
Batteries.Journal of Power Sources 129
Pada keadaan jenuh telah terjadi
113–120 http://ac.els-
kesetimbangan antara solut yang larut dan tak
cdn.com/S0378775303010681/1-s2.0-
larut atau kecepatan pelarutan sama dengan
S0378775303010681-main.pdf di akses
kecepatan pengendapan.
pada tanggal 17 April 2013.
Kristal PbSO4 tidak semuanya terlarut
mengakibatkan terikatnya ion sulfat (SO42-),
Dambrowski, Jonny. (2009). About The Challenges
sehingga kadar asam tidak dapat mencapai
For Charging Techniques
angka 1.265 pada kondisi fully charge. Pori-
With Lead-Acid Batteries in The
pori pada plat masih tertutup sehingga
AutomotiveIndustry. Deutronic Elektronik
elektrolit tidak bisa mengalir dengan lancar,
GmbHhttp://deutronic.com/ladegeraete/deu
dan menyebabkanhasil simulasi tes beban
tronic-lader_e.pdf di akses pada 3 April
(Load Test) jadi melemah.
2013.
KESIMPULAN
Daryanto.(1987). Pengetahuan Teknik Listrik.
1. Hasil pengukuran setelah menggunakan
Jakarta: Bina Aksara.
vitamin baterai vitta-Q pada lead acid battery
tipe liquid vented 12V 5Ah dengandigital load
Daryanto.(2001). Pengetahuan Baterai Mobil.
tester menghasilkan Load Test tertinggipada 2
Jakarta: Bina Aksara.
ml vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu 8,2 V
dan berada dalam parameter indikator 6,5 V -
Daryanto.(2011a). Dasar-Dasar Kelistrikan
9,6 V yang menunjukkan baterai dalam
Otomotif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
keadaan baik yang perlu di isi kembali.
2. Hasil pengukuran setelah menggunakan
Daryanto.(2011b). Sistem Kelistrikan Motor.
vitamin baterai vitta-Q pada lead acid battery
Bandung: Satu Nusa.
tipe liquid vented 12V 5Ah dengandigital load
tester menghasilkan Load Test terendah pada
Fagih, M. (2011, 5 April).Mengenal Accu Awet
3,5 ml vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu
dan Panjang Umur. Republika. Diperoleh
6,3V dan berada dalam parameter indikator
5
18 Februari 2013, dari Riyanto (2013).Elektrokimia dan Aplikasinya.
http://www.batteryglobal.com/artikel.php Yogyakarta: Graha Ilmu.
@kat=1&id=2.html
Salloux, Kurt. (2007). Eliminating Battery Failure-
Grummy Wailanduw, A. Ladiono. (2010). Two New Leading Indicators
Efektivitas Aki Basah dan aki Kering of Battery Health. Jurnal of World Energy
Terhadap Beban Listrik pada Kendaraan Labs
Bermotor. Surabaya: Program Strata http://www.worldenergylabs.com/technolo
Unesa. gy/documents/pdfs/Eliminating%20Batter
y%20Failure%20-
Hafiz, W. A., (2004) Development of Asymmetric %20K.%20Salloux%20Intelec%202007.pd
Polysulfone Membrane For The f di akses pada 6 Januari 2014.
Application in Tropicalized Lead Acid
Battery. Malaysia: Program Strata Sudjana.(1991). Media pengajaran (penggunaan
Universitas Teknologi Malaysia. dan pembuatannya). Bandung:
Sinar Baru Bandung.
Hardi, Syam. (1983a). Dasar-dasar Teknik Listrik
Aliran Rata I. Jakarta: Bina Sugiyarto, K H. (1998).Kimia Anorganik 1.
Aksara. Yogyakarta: UNY.

Hardi, Syam. (1983b). Dasar-dasar Teknik Listrik Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Aliran Rata II. Jakarta: Bina Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Aksara.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian
Kiehne, H. A., (1989). Electrochemical Power Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sources. Jerman: Expert Verlag.
Suryatmo.(1986). Teknik Listrik. Jakarta: Bina
Maylani, Yossi, (2003). Revitalisasi Akumulator Aksara.
Bekas. Semarang: Program Strata Unnes.
Svehla, G. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif
Michael, Rudolf, (1995). Pengisi baterai dan Makro dan Semimakro. Jakarta: PT.
Akumulator. Solo: Aneka. Kalman media pustaka.

Nudikase, E. dan Nyoman Kertiasa, (1997).Fisika. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta: Balai Pustaka. Yogyakarta. (2004). Pengujian,
Pemeliharaan/ Servis, dan Penggantian
Puspitoningrum, Jatmiko, (2006) Komparasi Baterai. Yogyakarta : FT UNY
Kekuatan Penyimpanan Energi Listrik
Pada Akumulator Kering dan Basah Pada Yamaguchi Y.(2000). In Situ Analysis of
Tegangan 12 Volt. Semarang: Program Electrochemical Reactions at A
Diploma Unnes. Lead Surface in Sulfuric Acid.Journal of
Power Sources 85 22-28
Putra, H.P. (2010) Studi Karakteristik Pelepasan http://www.sciencedirect.com/article di
Muatan Baterai Lead Acid Terhadap akses pada 3 April 2013.
Variasi Beban RLC. Depok: Program
Strata UI Zulkifli, B.J, (2013, 8 Januari) Penjualan Sepeda
Motor Nasional 2012 Turun 11,2 Persen.
Rezaei, B. (2011). Influence of Acidic Ionic Kompas. Diproleh 15 Januari 2013, dari
Liquids As An Electrolyte Additive on The http://otomotif.kompas.com/read/2013/01/
Electrochemical and Corrosion Behaviors 08/6066/Penjualan.Sepeda.Motor.Nasional
of Lead-Acid Battery. Journal Solid State .2012.Turun.11.2.Persen
Electrochem 15 421–430. .
http://link.springer.com/article di akses
pada tanggal 9 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai