Anda di halaman 1dari 2

D.

HUKUM: perilaku dan proses alami 


Hukum progresif lebih menempatkan faktor perilaku di atas peraturan. Faktor dan kontribusi
manusia dianggap lebih menentukan daripada peraturan yang ada. Faktor manusia adalah simbol
daripada unsur-unsur greget (compassion, empathy, sincerity, edification, commitment, dare dan
determination). Mantan hakim agung Bismar Siregar sering mengatakan, “keadilan ada di atas
hukum” oleh karena itu, bismar selalu memutus berdasarkan hati nurani terlebih dahulu dan baru
kemudian dicarikan peraturannya, oleh karena hakim harus memutus berdasarkan hukuman.
Hukum progresif tidak bergerak pada atas legalistik-dogmatis, analitis positivistik, tetapi lebih
pada atas sosiologis. Hukum tidak mutlak digerakkan oleh hukum positif atau hukum peraturan
perundang-undangan, tetapi juga bergerak pada aras non-formal.
E. Perubahan monumental: hukum Modern 
Disebut sebagai monumental karena hukum modern bergeser dari tempatnya sebagai institusi
pencari keadilan menjadi institusi publik yang birokratis. Hukum yang mengikuti kehadiran
hukum modern harus menjalani suatu perombakan total di susun kembali menjadi institusi yang
rasionalbdan birokratif. Akibatnya, hnya peraturan yang di buat oleh legislatif lah yang sah yg di
sebut sebagai hukum. Sejak saat itu hukum mengalami percabangan atau bifurkasi, tidak lagi
hnya menjadi tempat untuk mengaplikasikan atau menegakkan peraturan. Sejak muncul hukum
modern meminggirkan institusi-intitusi publik dalam hukum yang lama, yang bukan berasal dari
negara. Hukum menjadi hukum negara, begitupula dengN pengadilan negara, polisi negara dan
seterusnya. Semuanya harus berkualitas negara atau statedbased. Kalau masih ada institusi asli
yang di gunakan, maka itu karena “by the grace of the state”.
F. Hukum progresif dan pembebasan.
Hukum progresif ingin membebaskan diri dari semua dominasi type hukum liberal. Hukum
progresif tidak bersikap a priory terhadap hukum liberal, karena ada hal-hal yang bisa diambil
dari hukum liberal, tetapi banyak juga yang tidak diinginkan. Kelahiran negara modern untuk
sebagai penting juga didorong oleh sistem produksi ekonomi waktu itu, yaitu munculnya
indistrialisasi, kapitalisme dan golongan borjuis. 
Pembebasan-pembebasan merupakan hal yang biasa dalam praktek hukum di dunia. Sebuah
contoh amerika memilih untuk melakukan pembebasan dari kontruksi besar tersebut, pada waktu
usaha untuk membangun amerika modern merasakan hambatan dari trias politica. 
G. Progresivisme
Progresivisme bertolak dari pandangan kemanusiaan. Hukum menjadi alat untuk menjabarkan
dasar kemanusiaan tersebut. Hukum bukan raja, tetapi alat saja yang befungsi memberikan
rahmat kepada dunia dan manusia. Hukum progresif mengandung moral yang sangat kuat.
Progesivisme tidak ingin menjadikan hukum sebagai teknologi yang tidak bernurani, melainkan
suatu isntitusi yang bermoral, dalam hal ini moral kemanusiaan. Hukum progresif selalu peka
terhadapperubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik lokal, nasional maupun
global. 
Progresivisme tentu bisa mengalami kemerosotan, jika progesivisme bersifat postif dan produktif
untuk masyarakat. Tetapi tidak ada jaminan penuh bahwa progesivisme akan mengalami
kemerosotan. 

Anda mungkin juga menyukai