Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN MANUSIA DAN TUMBUHAN DALAM PERSPEKTIF

ISLAM

Oleh :

REKA ANANDA OKTAVIANI

105441104818

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT


yangtelah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapatmenyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan
petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat kami rampungkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada


bapakselaku dosenpengajar mata kuliah pengantar studi islam sehingga kamidapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hubungan Manusia Dan Tumbuhan
Dalam Perspektif Islam”

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang islam sebagaiobjek
kajian ilmiah. Juga merupakan harapan kami dengan hadirnya makalahini, akan
mempermudah semua pihak dalam proses perkuliahan.

Watampone, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian  Manusia 3
B. Proses Penciptaan Manusia Dalam Islam 6
C. Hakekat Manusia Menurut Islam 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan di dunia ini tidak lengkap rasanya jika tidak ada tumbuhan.
Kita tidak bisa membayangkan jika kita hidup dalam dunia yang disekitarnya
tidak ada tumbuh-tumbuhan sama sekali. Tumbuhan merupakan ciptaan Allah
yang tak sesederhana yang kita pikirkan. Sebenarnya dalam pertumbuhan
sebuah tumbuhan mengalami proses-proses yang amat sangat rumit, yang
tidak  mudah kita nalar secara sederhana.
Tumbuhan juga makhluk hidup seperti kita manusia. Tumbuhan juga
bernafas setiap hari. Bedanya, jika manusia membutuhkan oksigen untuk
bernafas, tumbuhan memerlukan karbon dioksida saat bernafas. Tumbuhan
juga perlu mendapatkan asupan makanan untuk kehidupan dan
perkembangannya. Untuk kehidupannya tumbuhan hanya memerlukan
makanan berupa air, udara, sinar matahari dan lainnya, berbeda dengan
manusia ataupun hewan yang membutuhkan makanan dari makhluk hidup
lainnya.
Di dalam ayat-ayat Al-Qur`an, Allah menyuruh manusia supaya
memperhatikan keberagaman dan keindahan disertai seruan agar
merenungkan ciptaan-ciptaan-Nya yang amat menakjubkan. Firman Allah
dalam QS. Al-An’am: 99 berbunyi
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(QS Al-
An’am: 99).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tumbuhan dalam perspektif Islam ?
2. Bagaimana hubungan manusia dengan tumbuhan dalam Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perspektif islam terhadap tumbuhan.
2. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan tumbuhan dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tumbuhan Dalam Perspektif Islam
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang
memiliki banyak sekali manfaat. Tumbuh-tumbuhan dapat memunculkan
beberapa zat untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya, misalnya
mulai beberapa vitamin-vitamin, minyak dan masih banyak lainnya. Dalam
firman-Nya Allah menjelaskan.

ُ‫َوهُ َو الَّ ِذي أَ ْنزَ َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِه نَبَاتَ ُكلِّ َش ْي ٍء فَأ َ ْخ َرجْ نَا ِم ْنه‬
ٍ ‫ان دَانِيَةٌ َو َجنَّا‬
‫ت ِم ْن‬ ٌ ‫خَضرًا نُ ْخ ِر ُج ِم ْنهُ َحبًّا ُمتَ َرا ِكبًا َو ِمنَ النَّ ْخ ِل ِم ْن طَ ْل ِعهَا قِ ْن َو‬
ِ
‫ب َوال َّز ْيتُونَ َوالرُّ َّمانَ ُم ْشتَبِهًا َو َغي َْر ُمتَ َشابِ ٍه ۗ ا ْنظُرُوا إِلَ ٰى ثَ َم ِر ِه إِ َذا أَ ْث َم َر‬ ٍ ‫أَ ْعنَا‬
ٍ ‫َويَ ْن ِع ِه ۚ إِ َّن فِي ٰ َذلِ ُك ْم آَل يَا‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم ي ُْؤ ِمنُون‬

Artinya : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS Al-
An’am: 99)
Tumbuhan mengalami proses pertumbuhan yang sangat rumit. Mulai
dari berkecambah dengan melakukan penyerapan air dari dalam tanah
tumbuhan pun memulai perkembangannya. Biji yang tadinya tumbuh menjadi
kecambah kulitnya pun mulai robek karena perkembangannya. Selanjutnya
tumbuhan mulai mengeluarkan akar dan menembus kedalam tanah untuk
mencari makanan dan masih panjang lagi perjalanan tumbuhan menjalani
proses pertumbuhannya.
Semua proses pertumbuhan. Mulai dari permukaan yang mendapatkan
siraman air, pergerakan, perkembangan dan pertumbuhan yang dialami oleh
tanaman mulai sejak awal sampai dengan proses selanjutnya sebenarnya telah
terangkum dalam kata didalam al-quran, seperti dalam kalimat ihtazzat yang
berarti “bergerak”, wa robat yang memiliki arti “bertambah atau
berkembang”, serta wa anbatat yang artinya “menumbuhkan”. Kata-kata
yang telah disebutkan dalam al-quran ini sangatlah sesuai dengan apa yang
telah dikemukakan dalam penelitian-penelitian ilmu pengetahuan modern.
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang

memikirkan(11).(QS An-Nahl: 10-11)

Disetiap tempat kita dapat menemui berbagai jenis tumbuhan. Entah itu
di taman, ladang, pedesan, perkotaan atau dimanapun itu. Sebagian tumbuh-
tumbuhan dapat hidup dimanapun tempatnya. Akan tetapi ada juga beberapa
jenis tumbuhan yang hanya dapat tumbuh ditempat tertentu saja. Ada
tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis, ada pula yang hanya
cocok tumbuh didaerah subtropis.
Tumbuhan memiliki banyak spesies serta jenis yang beragam. Dan
sama pula dengan makhluk hidup lainnya. Di seluruh penjuru dunia ini
terdapat banyak sekali jenis tumbuh-tumbuhan, mulai dari yang terkecil
sampai yang terbesar. Dalam sebuah penelitian telah terdapat 350.000
tumbuh-tumbuhan yang telah terdaftar dari seluruh permukaan bumi.
Menurut Abduh, diperlukan pengamatan terhadap jenis tumbuh-tumbuhan
dan binatang yang memiliki kekuatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan, untuk
memelihara wujud hidupnya dengan mempergunakan alat-alat dan anggota-
anggotanya yang terletak dibadannya. Tumbuhan dibumi ini diciptakan oleh
Allah berpasangan, ada yang jantan dan ada pula yang betina.

‌‫ت ِمنَ ۡٱل َح ۚ ِّى‬


ِ ِّ‫ت َو ُم ۡخ ِر ُج ۡٱل َمي‬
ِ ِّ‫ى ِمنَ ۡٱل َمي‬ ‌ۖ ٰ ‫ق ۡٱل َحبِّ َوٱلنَّ َو‬
َّ ‫ى ي ُۡخ ِر ُج ۡٱل َح‬ ُ ِ‫إِ َّن ٱهَّلل َ فَال‬
َ‫َذٲلِ ُك ُم ٱهَّلل ۖ‌ُ فَأَنَّ ٰى تُ ۡؤفَ ُكون‬

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan


semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (QS YASIN: 36).
Buah-buahan hasil dari tumbuhan yang kita makan sebenarnya
merupakan hasil reproduksi antara bunga jantan dan bunga betina. yang
dalam ilmu biologi sering disebut putik dan serbuk sari. Selesainya
reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya biji, setelah terbukanya tutup
luar (yang mungkin juga terpadat dalam biji). Terbukanya tutup luar itu
memungkinkan keluarnya akar yang akan menyerap makanan dari tanah.
Makanan itu perlu untuk tumbuh-tumbuhan yang lambat
pertumbuhannya, yaitu untuk berkembang dan menghasilkan individu
baru. Suatu ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini dalam Al-Qur’an
surat Al-An’aam ayat 95 yang artinya :
"Sesungguhnya Allah membelah butit tumbuh-tumbuhan dan biji buah-
buahan."
Proses kehidupan tumbuhan mulai dari pertumbuhan awal sampai
menghasilkan buah tersusun dari berbagai sel-sel. Mulai dari sel untuk
menyimpan makanan yang telah diserap, sel pertumbuhan serta sel-sel
lainnya.
Semua sel pada tumbuhan dibatasi oleh dinding-dinding sel yang
terbuat dari selulosa. Selulosa yang masih muda dinding selnya sangatlah
tipis sedangkan semakin tua selulosanya maka sel dinding sel semakin tebal.
Itulah penyebab mengapa tumbuhan yang masih muda memiliki sifat yang
lunak, lain halnya dengan tumbuhan yang tumbuh semakin tua maka semakin
keras pula tumbuhannya itu.
Dalam setiap sel tumbuhan hijau daun mengandung klorofil untuk
menyerap energi matahari. Klorofil menyerap energi matahari dan digunakan
sebagai makanan. Energi yag telah terserap oleh klorofil akan tersimpan
dalam tumbuhan tersebut. Yang sangat menabjubkan bahwa tumbuhan
hijaudapat menyimpan energi hingga jutaan tahun dalam bentuk fosil. Banyak
tumbuh-tumbuhan yang oleh Allah disebutkan dalam Al-quran dan tumbuhan
tersebut memiliki banyak manfaat dan khasiat. Misalnya tumbuhan kurma,
jahe, pohon tin dan masih banyak yang lainnya.
B. Hubungan Manusia Dengan Tumbuhan Dalam Islam
Dalam konsep agama Islam, Allah SWT menciptakan semua mahluk
dengan tugasnya masing-masing untuk menjaga keseimbangan di bumi ini.
Pada surat Al-Baqarah ayat 26 Allah berfirman:
Sesungguhnya Allah tiada malu membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Orang-orang yang beriman yakin
bahwa itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang ingkar mengatakan:
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?"
Karena itu, dalam ajaran Islam, hubungan antara manusia dengan
mahluk lain bukanlah hubungan superioritas, yang mendudukkan
mahluk yang satu lebih tinggi dibanding mahluk yang lain. Nabi SAW pernah
menegur keras para sahabatnya yang mengambil empat anak burung dari
sarangnya, hingga ibunya berteriak-teriak mencari mereka. Beliau juga
menegur sabatnya yang membakar sarang semut. Bahkan saat perang, Nabi
SAW melarang umat Islam menebang pohon.
Menjadi mahluk yang paling mulia bukan berarti membuat kita bisa
semena-mena kepada mahluk lain. Kita tentu saja diperbolehkan
memanfaatkan tumbuhan, hewan, dan yang lainnya untuk kepentingan hidup
kita, tapi itu dilakukan sekadarnya. Secukupnya. Tentu, secukupnya di sini
bisa sangat fleksibel. Batasannya bukan keinginan melainkan kebutuhan.
Sama seperti seekor singa predator yang memangsa rusa, tapi perburuan itu
tak sampai mengguncang habitat mereka.
Keseimbangan seperti itu harus dijaga, selain karena kita dilarang
merusak bumi seperti dalam surat Al-Baqarah, juga karena kita semua adalah
sama-sama mahluk Tuhan. Masing-masing mahluk bekerja dan beribadah
dengan caranya sendiri-sendiri. Mereka bukan benda mati yang kosong.
Mereka juga bertasbih. Dalam Surah Al Isra ayat 44, Allah SWT berfirman
yang artinya:
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih
kepada Allah. Dan tak ada suatu pun mahluk yang tidak bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
Cara binatang apalagi tumbuhan bertasbih atau berbicara memang
menjadi misteri. Dulu mungkin hanya para nabi dengan mukjizat tertentu,
seperti Nabi Sulaiman, yang bisa memahami hal itu. Namun belakangan
sejumlah ahli membuktikan bahwa tumbuhan berbicara dengan bahasa
mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang
memiliki banyak sekali manfaat. Tumbuh-tumbuhan dapat memunculkan
beberapa zat untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya, misalnya
mulai beberapa vitamin-vitamin, minyak dan masih banyak lainnya.
Dalam konsep agama Islam, Allah SWT menciptakan semua mahluk
dengan tugasnya masing-masing untuk menjaga keseimbangan di bumi ini.
Karena itu, dalam ajaran Islam, hubungan antara manusia dengan mahluk lain
bukanlah hubungan superioritas, yang mendudukkan mahluk yang satu lebih
tinggi dibanding mahluk yang lain. Nabi SAW pernah menegur keras para
sahabatnya yang mengambil empat anak burung dari sarangnya, hingga
ibunya berteriak-teriak mencari mereka. Beliau juga menegur sabatnya yang
membakar sarang semut. Bahkan saat perang, Nabi SAW melarang umat
Islam menebang pohon.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami dari penyusun mengharapkan kritik, saran dan masukan yang
sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://techno.okezone.com/read/2017/12/06/56/1826358/fungsi-dan-manfaat-
tetumbuhan-dijelaskan-alquran-dan-sains
https://www.forestdigest.com/detail/477/konsep-islam-mengatur-hubungan-
manusia-dan-tumbuhan
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/06/makalah-manusia-dan-
lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai