Anda di halaman 1dari 222

BAB I

PENDAHULUAN

Seperti tercantum dalam Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu


Pelayanan Rumah Sakit Departemen Kesehatan RI tahun 1994, definisi Upaya
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit adalah:

Keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang


menyangkut struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan
berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan
masalah – masalah yang terungkap sehingga pelayanan yang diberikan dirumah
sakit berdaya guna dan berhasil guna.

Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut: Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah :
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan
keselamatan pasien secara terus menerus, melalui pemantauan, analisa dan tindak
lanjut adanya penyimpangan dari standar yang ditentukan.

Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang


dilaksanakan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi berorientasi pada Visi, Misi,
Tujuan serta nilai – nilai dan Moto Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi yang
merupakan bagian dari Renstra rumah sakit, hal ini tertuang dalam program
kegiatan PMKP.

LATAR BELAKANG

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 1


hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan
biaya yang terjangkau.

Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di rumah
sakit. Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan pelanggan
atau pasien. Salah satu faktor kunci sukses pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah dengan mengembangkan mutu pelayanan klinis sebagai inti pelayanan
(Wijono, 2000).

Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial


ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai
berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih
baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan
semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit
maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi secara bertahap perlu
terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan
kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.

Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum dr. H.


Koesnadi dapat seperti yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi. Buku panduan
tersebut merupakan konsep dan program peningkatan mutu pelayanan Rumah
Sakit Umum dr. H. Koesnadi yang disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah
Sakit Umum dr. H. Koesnadi dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu
pelayanan Rumah Sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan tentang prinsip upaya
peningkatan mutu, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan
indikator mutu.

Dasar Hukum

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 2


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktek Kedokteran

4. Surat Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia


No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Landasan Peraturan

Landasan peraturan Peningkatan mutu dan keselamatan rumah sakit di Rumah


Sakit Umum dr. H. Koesnadi adalah :

1. UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

2. PMK no 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien

3. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu tahun 1994

4. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2007

5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008

6. Pedoman Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008

BAB II

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 3


GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Rumah Sakit Dr. H. Koesnadi Bondowoso

Berdiri sebelum tahun 1933 “Regenthshap Ziekenhius”. Luas tanah 1.037 m²,
terdiri dari : ruang berobat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan tata usaha.
Pada Tahun 1952-1956 Rumah Sakit Umum Bondowoso dengan kapasitas
150 TT.

Berikut perubahan-perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun:

1. Berdasar Perda No. 10 tahun 1984 RSUD berubah menjadi RSU.

2. Perda No. 66 tahun tahun 1996 à RSU menjadi RSD (tahun 2000).

3. Peraturan Mendagri No. 445.35-1182 tgl 11 September 1998 RSD dr. H.


Koesnadi yang berkelas C uji coba swadana.

4. Sejak tahun 1999 Perda No. 7 Tahun 1999 menjadi swadana penuh.

5. Melalui PERMENKES Nomor: 1635/MENKES/PER/XII/2005. Tentang


Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Koesnadi
Bondowoso, menjadi Kelas B NON PENDIDIKAN Sejak tanggal
ditetapkan 12 Desember 2005.

6. Sejak tgl 15 Desember 2005 RSD dr. H. Koesnadi Bondowoso menjadi


kelas B Non Pendidikan dan dilakukan pendampingan oleh BPKP dalam
upaya menuju Badan Layanan Umum (BLU).

7. Tanggal 15 Desember 2006 telah resmi menjadi Rumah Sakit Kelas B


Non Pendidikan.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 4


8. Tanggal 28 Januari 2008 sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 tahun
2008 tentang Tata Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,
Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Koesnadi Bondowoso menjadi
Rumah Sakit Umum (RSU).

9. Keputusan Bupati Bondowoso Nomor 445/522/430.42/2008 tanggal 24


Juni 2008 tentang Rumah Sakit Umum dr. H.Koesnadi Bondowoso
menjadi Badan Layanan Umum Bertahap.

B. Aspek Legal

RSU Dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso adalah Rumah Sakit Tipe B


berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1635 /
MENKES / PER / XII / 2005, yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Nomor
: 445/ 522/ 430.42/2008. Sifat bisnisnya adalah sosio ekonomi atau profit not
to profit dan lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat
tidak mampu dan sekaligus sebagai salah satu pusat rujukan Rumah sakit di
wilayah Bondowoso dan sekitarnya

C. Lokasi Bisnis

RSU Dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso terletak di Jalan Kapten Piere


Tendean No.3 cukup strategis yang dapat diakses dari empat penjuru mata
angin.Kondisi tersebut memungkinkan bagi pengguna jasa layanan
menggunakan berbagai fasilitas RSU yang berasal dari dalam wilayah
Kabupaten Bondowoso bahkan dari luar wilayah Kabupaten Bondowoso.

D. Gambaran Produk Jasa Dan Produk Unggulan

a. Unit / Instalasi Pelaksana Fungsional


b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD 24 Jam)
c. Pelayanan Rawat Jalan.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 5


1) Poliklinik Mata
2) Poliklinik Penyakit Dalam.
3) Poliklinik Bedah (Umum, Onkologi dan Orthopedi)
4) Poliklinik THT.
5) Poliklinik Kulit dan Kelamin.
6) Poliklinik Rehabilitasi Medik.
7) Poliklinik Syaraf.
8) Poliklinik Umum.
9) Poliklinik Gigi dan Bedah Mulut
10) Poliklinik Konsultasi Gizi.
11) Poliklinik Anak.
12) Poliklinik Obstetri dan Ginekologi (Kandungan).
13) Poliklinik Kesehatan Jiwa.
14) Poliklinik Jantung.
15) Poliklinik Paru.
16) Poliklinik Patologi Anatomi
d. Pelayanan Rawat Inap (disebutkan baik berdasarkan klas ruang irna
maupun pengelompokan penyakit)
1) Pavilyun Rengganis (ruang perawatan VIP)
2) Pavilyun Anggrek (ruang perawatan umum)
3) Pavilyun Dahlia (ruang perawatan bedah)
4) Pavilyun Bougenvil (ruang perawatan Penyakit Dalam)
5) Pavilyun Teratai (ruang perawatan Syaraf)
6) Pavilyun Melati (ruang perawatan Anak – Anak)
7) Pavilyun Seruni (ruang perawatan Perinatologi)
8) Pavilyun Mawar (ruang perawatan Kandungan dan Kebidanan)
9) Perawatan ICU/ICCU.
10) Pavilyun Camelia (ruang perawatan Jantung)
e. Fasilitas Penunjang Medis :
1) Laboratorium Klinik.
2) Radiologi (X-Ray, CT Scan dan USG)

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 6


3) Pelayanan Obat 24 jam
4) Mesin Haemodialisa
5) Endoscopy
6) Fisioterapi
7) Konsultasi Gizi
8) Perawatan Jenazah
9) Ambulance / Mobil Jenazah.
f. Fasilitas tempat tidur yang tersedia sebanyak 210 TT. Terdiri dari :
1) VIP : 8 TT
2) Kelas Utama : 25 TT
3) Kelas I : 22 TT
4) Kelas II : 39 TT
5) Kelas III : 112 TT
6) ICU/ICCU : 4 TT
g. Lain-lain :
1) Konsultasi Kesehatan.
2) Imunisasi Bayi dan Dewasa.
3) Pelayanan Keluarga Berencana.
4) Pemeriksaan Kesehatan.
5) Pemeriksaan Kacamata.
6) Visum et Repertum.
7) Layanan Asuransi Kesehatan
- JKN/BPJS
- Jamkesda
- Jamsostek
- In Health

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 7


BAB III

NILAI DASAR, VISI, MISI DAN TUJUAN RS

A. Nilai Dasar

Era globalisasi saat ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan bidang
usaha, termasuk bidang pelayanan kesehatan, serta tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan persepsi
masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Maka tidak dapat dielakkan lagi
pelayanan kesehatan bergeser pada penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan harapan masyarakat
agar diterima, diminati dan memuaskan masyarakat (customer) Bondowoso
pada khususnya dan masyarakat sekitar Kabupaten Bondowoso pada
umumnya.

Oleh karena itu maka membentuk dan membangun budaya kerja Rumah Sakit
dapat dilaksanakan dengan memegang nilai-nilai dasar sebagai acuan bagi
RSU Dr H Koesnadi Bondowoso dalam berperilaku untuk tercapainya Visi
dan Misi. Nilai dasar tersebut, nantinya diharapkan dapat menjadi budaya
organisasi di RSU Dr H Koesnadi Bondowoso. Nilai dasar tersebut adalah :

1. Profesional dalam berpikir.

Penjelasan :

Karyawan RSU Dr H Koesnadi Bondowoso berpikir kritis dan dinamis


yang berlandaskan pada kaidah ilmiah, profesi serta tidak bertentangan
dengan norma–norma yang berlaku di masyarakat. Profesional berpikir

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 8


dilakukan dengan bertanggung jawab, inovatif, kreatif, optimis dan
terbuka untuk pembaharuan dalam mewujudkan keberhasilan bersama.

2. Profesional dalam berucap.

Penjelasan :

Profesional dalam berucap dengan penuh empati, berpikir positif, ikhlas,


menghargai diri dan orang lain.

3. Profesional dalam bersikap.

Penjelasan :

Profesional dalam bersikap adalah sikap perilaku karyawan RSU Dr H


Koesnadi Bondowoso sebagai insan yang beriman, jujur, kerja keras,
disiplin, berkomitmen, mendahulukan kepentingan organisasi, serta
mampu menjaga keseimbangan Emotional Quotion (EQ), Intelectual
Quotion (IQ), dan Spiritual Quotion (SQ).

B. Visi

Terwujudnya rumah sakit yang terpercaya dan bermartabat dengan pelayanan


kesehatan rujukan yang profesional dan bermutu.

Penjelasan :

Visi antara tersebut adalah kondisi yang akan dicapai RSU Dr H Koesnadi
Bondowoso tahun 2014.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 9


C. Misi :

Dalam upaya mencapai visi tersebut diatas, Rumah Sakit Umum Dr. H.
Koesnadi Kabupaten Bondowoso memiliki misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan sistem manajemen administrasi dan keuangan yang


fleksibel, efektif, efisien dan akuntabel

2. Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu dan


profesional.

3. Meningkatkan sistem prasarana dan sarana penunjang yang memadai.

4. Meningkatkan sistem pelayanan pendidikan dan pelatihan sumberdaya


manusia yang bermutu dan profesional.

D. Motto: Kepuasan pelanggan adalah kebanggaan kami

E. Etika pelayanan (7S):

1. Salam.

2. Sapa

3. Senyum

4. Sopan

5. Santun

6. Sepenuhhati dan

7. Sabar

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 10


F. Tujuan

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,


lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

G. Kebijakan Mutu

“Kami senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan


mutu pelayanan berkesinambungan dengan memperhatikan: pelaksanaan
prosedur yang benar, peningkatan kompetensi SDM, penerapan teknologi
yang memadai dan Patient Safety”

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 11


Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 12
AB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

DIREKTUR DEWAN PENGAWAS

KOMITE
KOMITE WAKIL DIREKTUR ADMINISTRASI WAKIL DIREKTUR PELAYANAN
DAN KEUANGAN
KELOMPOK SATUAN
MEDIK DAN KEPERAWATAN
JABATANPENGAWAS
INTERNAL
FUNGSIONAL

BAGIAN UMUM BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PERENCANAAN BIDANG BIDANG BIDANG


DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN
MEDIK KEPERAWATAN PENUNJANG

SUB BAGIAN, TATA SUB BAGIAN SUB BAGIAN SEKSI PEMELIHARAAN


USAHA, HUKUM PENYUSUNAN SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI PEMELIHARAN DAN DAN PENGEMBANGAN
PERBENDAHARAAN FASILITAS PENUNJANG
INFORMASI DAN PROGRAM DAN DAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN FASILITAS
FASILITAS KEPERAWATAN MEDIK DAN NON MEDIK
PEMASARAN ANGGARAN
PELAYANAN MEDIK
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN DAN AKUNTANSI DAN SUB BAGIAN SEKSI KETENAGAAN DAN SEKSI KETENAGAAN DAN SEKSI KETENAGAAN
PENGEMBANGAN VERIFIKASI PENGEMBANGAN MUTU PENGEMBANGAN MUTU DAN PENGEMBANGAN
PENELITIAN, PELAYANAN MEDIK
SUMBER DAYA PENGEMBANGAN,
KEPERAWATAN MUTU PENUNJANG
MANUSIA MEDIKDAN NON MEDIK
MONITORING DAN
EVALUASI
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
Pedoman Peningkatan
RUMAH TANGGA
Mutu dan Keselamatan
MOBILISASI DANA Pasien 13
INSTALASI
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 14


BAB VI

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

A. VISI

“Terwujudnya Mutu pelayanan dan keselamatan pasien menjadi budaya kegiatan


unit”

B. MISI

1. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien disusun dan


dilaksanakan di setiap unit kerja Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

2. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan

3. Terselenggaranya partisipasi dan dukungan dari pimpinan rumah sakit

4. Tersosialisasinya program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada


staf.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya
peningkatan mutu ini dapat digunakan oleh pimpinan dan pelaksana Rumah
Sakit Umum dr. H. Koesnadi sebagai acuan dalam melaksanakan Upaya
Peningkatan Mutu Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

2. Tujuan Khusus :

a. Tercapainya satu pengertian tentang Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan


dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 15


b. Adanya acuan dalam pelaksaan program Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

c. Tercapainya budaya mutu dan keselamatan pasien diseluruh unit kerja


Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

d. Adanya dukungan dari pimpinan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi.

D. SASARAN UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN


PASIEN

1. Mutu asuhan medis

2. Mutu asuhan Keperawatan

3. Meningkatkan Kepuasan pasien

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan

BAB VII

KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU

RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI

A. Pengertian Mutu

Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 16


secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.

1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.

2. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(commitment)yang


selalu dicurahkan pada pekerjaan.

3. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.

4. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.

B. Definisi Mutu Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

Adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi


untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan
potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi secara
wajar, efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan
norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan Rumah Sakit dan masyarakat konsumen.

C. Pihak Yang Berkepentingan Dengan Mutu

Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, pihak-pihak tersebut adalah :

1. Konsumen

2. Pembayar atau perusahaan atau asuransi

3. Manajemen Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 17


4. Karyawan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

5. Masyarakat

6. Pemerintah

7. Ikatan profesi

Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan


kepentingannya terhadap mutu, karena itu mutu adalah multi dimensional.

D. Dimensi Mutu

Dimensi atau aspeknya adalah :

1. Keprofesian

2. Efisiensi

3. Keamanan pasien

4. Kepuasan pasien

5. Aspek sosial budaya

E. Mutu Terkait Dengan Struktur, Proses dan Outcome

Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan
yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu
sistem. Aspek tersebut terdiri dari struktur, proses dan outcome.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 18


1. Struktur :

Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan dan
sumber daya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan. Baik tidaknya
struktur dapat diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu komponen-
komponen struktur itu.

2. Proses :

Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien:
evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan
jika terjadi penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari
relevansinya bagi pasien, efektifitasnya dan mutu proses itu sendiri.
Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu asuhan.

3. Outcome :

Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lain
terhadap pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya serta
kepuasan provider. Outcome yang baik sebagian besar tergantung kepada
mutu struktur dan mutu proses yang baik. Sebaiknya outcome yang buruk
adalah kelanjutan struktur atau proses yang buruk.

Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
yang komplek, padat karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi menyangkut berbagai fungsi
pelayanan, pendidikan serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin.
Agar Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi mampu melaksanakan fungsi yang

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 19


demikian komplek, maka Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi harus memiliki
sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun
administrasi. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, Rumah Sakit Umum dr. H.
Koesnadi harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di
semua tingkatan.

Pengukuran mutu medis di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi sudah diawali
dengan penilaian akreditasi Rumah Sakit yang mengukur dan memecahkan
masalah pada tingkat struktur dan proses. Pada kegiatan ini Rumah Sakit Umum
dr. H. Koesnadi harus melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah
ditetapkan. Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi dipacu untuk dapat menilai diri
(self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur
yang lain yaitu instrumen mutu pelayanan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi
yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (Outcome). Tanpa mengukur
hasil kinerja Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi tidak dapat mengetahui apakah
struktur dan proses yang baik telah menghasilkan outcome yang baik pula.
Pelaksanaan indikator mutu Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi disusun dengan
mengacu pada Buku Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Rumah Sakit yang
telah diterbitkan oleh World Health Organization dan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1998.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 20


BAB VIII

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

A. Keselamatan Pasien

1. Definisi Keselamatan pasien / Patient Safety adalah : Pasien bebas dari


Harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang
potensial akan terjadi ( penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis / cacad,
kematian dll ) terkait dengan pelayanan kesehatan.

2. Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah : setiap kejadian atau situasi


yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm / cidera yang
tidak seharusnya terjadi.

3. Insiden keselamatan pasien meliputi :

a. Kejadian Sentinel

Definisi kejadian sentinel adalah : Kejadian yang menyebabkan


kematian atau kerugian atau kecacatan permanen yang bukan karena
proses penyakit yang tidak diantisipasi yang seharusnya dapat dicegah.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 21


Kejadian sentinel meliputi keadaan sebagai berikut :

1) Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah


penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya

2) Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait


dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang
mendasari penyakitnya

3) Kesalahan lokasi, salah prosedur, salah pasien dalam tindakan


pembedahan

4) Kejadian penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang


yang bukan orang tuanya

b. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah : Kejadian yang


menyebabkan cedera atau komplikasi yang tidak diharapkan sehingga
menyebabkan perawatan lebih lama, kecacatan atau kematian yang bukan
oleh proses penyakit

Kejadian tidak diharapkan antara lain :

1) Reaksi tranfusi di rumah sakit

2) Kesalahan obat yang signifikan dan efek obat yang tidak diharapkan

3) Kesalahan medis ( medical error ) yang menyebabkan kecacatan dan


perpanjangan hari rawat

4) Ketidak cocokkan yang besar (major) antara diagnosis pre operasi


dan pasca operasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 22


5) Kejadian tidak diharapkan pada pemberian sedasi moderat dan
anestesi

6) Kejadian lain misalnya wabah penyakit infeksi

c. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah : Kejadian yang berpotensi


menyebabkan kerugian atau bahaya, akan tetapi karena faktor
keberuntungan hal tersebut tidak terjadi

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) meliputi keadaan sebagai berikut :

1) Kejadian yang berpotensi menyebabkan cidera yang berkaitan


dengan pelayanan kepada pasien tetapi dapat dihindari / dicegah
dan perlu dilaporkan kepada tim keselamatan pasien RS.

2) Kejadian yang berpotensi menyebabkan kerugian / bahaya yang tidak


berkaitan langsung dengan pelayanan kepada pasien tetapi dapat
dihindari / dicegah dan tidak perlu dilaporkan kepada tim
keselamatan pasien RS tetapi dapat diselesaikan oleh unit terkait
antara lain :

 Kejadian yang berkaitan dengan administrasi keuangan

 Kejadian kehilangan barang milik pasien / keluarga pasien

 Kejadian komplain pasien / keluarga pasien

d. Kejadian Tidak Cedera ( KTC )

Kejadian Tidak Cedera adalah : insiden yang sudah terpapar kepada


pasien tapi tidak menimbulkan cedera.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 23


e. Kondisi Potensial Cedera ( KPC )

Kondisi Potensial Cedera adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk


menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden.

Daftar Kondisi Potensial Cidera (KPC) Rumah Sakit Umum dr. H.


Koesnadi :

a. Bangunan
1) Atap pecah / bocor
2) Tembok retak
3) Plafon retak
4) Plafon berlubang
5) Plafon bocor
6) Ubin pecah/berlubang
7) Lantai berlumut
8) Kaca retak
9) Jendela rusak
10) Pintu rusak
11) Pipa air bocor
12) Keran air bocor
13) Talang air bocor / meluap
14) Saluran pembuangan air tersumbat
15) Lantai basah/licin
16) Tanda peringatan tidak terpasang saat lantai basah

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 24


b. Alat Non Medis
1) Roda bed / kursi rusak
2) Bed pasien berkarat/ keropos
3) Pembatas bed pasien rusak
4) Pengunci tiang infus longgar / tajam
5) Tiang infus rusak
6) Tempat duduk rusak
7) Pengatur naik turun bed rusak / tidak berfungsi
8) Kabel listrik berserakan/ tidak rapi
9) AC bocor / tidak berfungsi
10) Kursi operator bedah beroda (IKO)
11) Kunci roda bed tidak berfungsi
12) Kursi roda dalam keadaan tidak terkunci saat berhenti

c. Alat Medis
1) Umum
a) Masa kalibrasi alat terlewati
b) Tensi air raksa bocor
c) Syring pump tidak berfungsi optimal
d) Defibriltor dalam kondisi rusak / tidak siap pakai
e) Alat monitor yang rusak / tidak siap pakai
f) Alat ECG rusak / tidak siap pakai
g) Ventilator dalam kondisi tidak siap pakai
h) Alat spirometri tidak berfungsi dengan benar
i) Alat treadmill tidak berfungsi dengan benar
j) Alat suction tidak berfungsi dengan baik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 25


k) Pisau / gunting medis tidak tajam
l) Senter mati/tidak ada

2) Laboratorium
a) Alat analisa tidak berfungsi / rusak
b) Jarak antar bed terlalu dekat

3) Kamar Operasi
a) Kauter tidak berfungsi dengan baik
b) Warmer tidak berfungsi dengan baik

4) Kamar Bersalin
a) Alat NST tidak berfungsi dengan benar
b) Incubator tidak siap pakai/rusak
c) Alat Doppler tidak berfungsi

5) Hemodialisa
a) Alat HD tidak berfungsi
b) Cairan bikarbonat masa kadaluarsa < 3 bulan

6) Radiologi
a) Alat tidak berfungsi dengan baik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 26


b) Tampilan gambar tidak jelas

d. Obat
1) obat high alert tidak tertandai dengan benar
2) penyimpanan obat high alert yang tidak benar
3) penyimpanan obat tidak sesuai aturan prosedur
4) tidak tersedia / tidak lengkap – nya obat emergency setelah di
gunakan
5) penyimpanan obat pasien tidak dilakukan dengan benar

Kesalahan Medis (Medical errors) adalah : Kesalahan yang terjadi dalam


proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana
atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah : Suatu sistem


untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak diharapkan,
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
Sistem ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak konsisten
dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 27


Judul : AK. Pengendalian Ketidaksesuaian Pelayanan Alur Kerja
No Dokumen : 01/AK/MS/VII/2010 Tanggal : 9 Juli 2010
No Revisi : 1 Halaman : 1.1

DOKUMEN / CATATAN
PROSES KETERANGAN
MUTU

Mulai Pengendalian Ketidaksesuaian


Pelayanan merupakan tindakan yang
diambil jika terjadi sesuatu di luar
Bagian terkait harapan pasien (KTD)
Membuat laporan insiden setiap Format laporan insiden
terjadi sesuatu di luar harapan Setiap KTD yang terjadi di masing –
( KTD ) dan menindaklanjuti insiden masing bagian dibuat laporan kejadian
dan dilaporkan kepada Tim MRK dan
langsung ditindaklanjuti untuk
Head Section mencegah meluasnya dampak insiden
Melakukan analisis Format Matrix
laporan insiden Assesment KTD = Kejadian Tidak Diharapkan
MRK= Manajemen Resiko Klinik
· Semua Head Section harus mampu
menganalisis insiden dan melakukan
Laporan insiden
Low Matrix assesment
Moderate, High, · Kategori insiden meliputi : Low,
Extreme Moderate, High, Extreme
- Kategori Low tindak lanjut
HS oleh Head Section terkait dengan
Bagian terkait investigasi sederhana
Menyelesaikan & - Kategori Moderate, High,
Membuat laporan insiden Melaporkan laporan Format Rekapitulasi
Extreme tindak lanjut
kepada Tim Mutu insiden ke Tim MRK Mingguan laporan
oleh :
insiden
* Bagian terkait dengan tim mutu/bila
perlu
Tim MRK/Tim Mutu
· Laporan insiden dengan kategori Low
Menganalisis dan dilaporkan kepada Tim MRK 1 minggu
menindaklanjuti laporan insiden sekali

· Laporan insiden dengan kategori


QMR Moderate, High, Extreme dilaporkan
kepada Tim MRK selambat –
Menerima Laporan Insiden
lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam
dari Tim MRK/ Tim Mutu

Form Tindakan Korektif dan


FTKP
AK. Tindakan Korektif Pencegahan
& Pencegahan

Selesai

Gambar Alur Pelaporan Insiden Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 28


Petugas yang mengetahui terjadinya insiden mengisi form pelaporan insiden.
Form ini bersifat rahasia dan tidak boleh digandakan / dikopi untuk alasan
apapun. Kepala bagian memilah insiden yang dikirim ke Tim KPRS menjadi
insiden klinis dan non klinis, untuk insiden klinis menentukan risk grading
matrix, kemudian menyerahkan laporan insiden kepada Tim KPRS dengan
persyaratan : untuk laporan insiden kategori low dilaporkan paling lambat 7 x 24
jam, sedangkan untuk insiden kategori sentinel, high dan moderate selambatnya
1 x 24 jam. Untuk kategori low, maka unit yang bertindak sebagai penyebab
insiden akan menganalisa dan hasilnya dilaporkan kepada tim KPRS. Bila hasil
grading Moderate, High, dan Sentinel maka tim KPRS akan menerbitkan FTKP
untuk analisa masalah melalui RCA dilakukan oleh tim RCA sesuai insiden yang
terjadi.

Hasil RCA dilaporkan kepada unit terkait dan tim KPRS, dan dilakukan
monitoring keefektifan dari tindak lanjut yang sudah dilakukan. Bila tindak lanjut
sudah efektif dan berkaitan dengan prosedur makan dilanjutkan dengan
pembuatan prosedur baru, bila belum efektif maka dilakukan analisa ulang
terhadap insiden yang terjadi.

Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis) adalah : Suatu proses terstruktur
untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyimpangan kinerja, termasuk KTD.

Manajemen Risiko (Risk Management) adalah : Dalam hubungannya dengan


operasional rumah sakit, istilah manajemen risiko dikaitkan kepada aktivitas

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 29


perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman yang nyata atau berpotensi
nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan, cedera atau malpraktik
medis.

B. RISK GRADING MATRIX

PROBABILITAS/FREKUENSI/LIKELYHOOD

Level Frekuensi Kejadian actual

1 Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Tidak biasa Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Kadang-kadang Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4 Kemungkinan Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 30


5 Sering Terjadi dalam minggu / bulan

DAMPAK KLINIS/CONSEQUENCES/SEVERITY

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera

2 Minor  Cedera ringan

 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,

3 Moderate Cedera sedang

Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis


atau intelektual secara reversibel dan tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya

 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan

4 Major  Cedera luas / berat

 Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,


sensorik, psikologis, intelektual) / irreversibel,
tidak berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya

5 Cathastropic  Kematian yang tidak berhubungan dengan


perjalanan penyakit yang mendasarinya

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 31


RISK GRADING MATRIX

Potencial Concequences

Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic

Likelihood 1 2 3 4 5

Sangat SeringModerate Moderate High Extreme Extreme


Terjadi

(Tiap mgg /bln)

Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme

(Bebrp x /thn)

Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme

(1-2 thn/x)

Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme

(2-5 thn/x)

Sangat jarangLow Low Moderate High Extreme


sekali (>5 thn/x)

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 32


1

TINDAKAN

Can beClinical Manager /Detailed review & urgentImmediate review &


manage byLead Clinician shouldtreatment should beaction required at
procedure assess the consequencesundertaken by seniorBoard level. Director
againts cost of treatingmanagement must be informed
the risk

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam table


matriks grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands
risiko.

a. Skor Risiko

SKOR RISIKO = Dampak X Probabilitas

Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risiko :

1. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 33


2. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan

3. Tetapkan warna bands-nya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi


dan dampak.

Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada asesmen risiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka
untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko.

Skala prioritas bands risiko adalah

Bands biru : Rendah / Low

Bands hijau : Sedang / Moderate

Bands kuning : Tinggi / High

Bands merah : Sangat tinggi / Extreme

b. Bands Risiko

Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu: biru, hijau, kuning, dan merah .

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 34


C. ANALISIS AKAR MASALAH (ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA)

1. Pengertian

Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang
mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses ini cukup
adekuat untuk mencegah terulangnya insiden yang sama. RCA berusaha
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :

a. Apa yang telah terjadi?

b. Apa yang seharusnya terjadi?

c. Bagaimana terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah


kejadian yang sama terulang?

RCA wajib dilakukan pada :

 Semua kematian yang tidak diharapkan

 Semua insiden yang diduga mengakibatkan cidera


permanent, kehilangan fungsi atau kehilangan bagian tubuh.

Dalam menentukan penyebab insiden, harus dibedakan antara penyebab


langsung dan akar masalah. Penyebab langsung (immediate cause/proximate
cause) adalah suatu kejadian (termasuk setiap kondisi) yang terjadi sesaat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 35


sebelum insiden, secara langsung menyebabkan suatu insiden terjadi, dan jika
dieliminasi atau dimodifikasi dapat mencegah terjadinya insiden.

Akar masalah (underlying cause/root cause) adalah satu dari banyak faktor
(kejadian, kondisi) yang mengkontribusi atau menciptakan proximate cause,
dan jika dieliminasi atau dimodifikasi dapat mencegah terjadinya insiden.
Biasanya suatu insiden memiliki lebih dari satu akar masalah.

 Cara untuk mengidentifikasi akar masalah adalah :

1. Dimulai dengan mengumpulkan data penyebab langsung

2. Mengapa penyebab langsung terjadi? Sistem dan proses mana yang


mendasari terjadinya penyebab langsung.

3. Lebih menitikberatkan pada sistem daripada human errors.

4. Tim sering kali menemui masalah pada tahap ini; sering berhenti pada
penyebab langsung dan tidak terus mencari akar masalahnya.

5. Penyelidikan harus terus berlanjut sampai masalah yang ditemukan


tidak dapat ditelusur lagi, inilah yang dimaksud dengan akar masalah.

 Cara membedakan root cause dan contributing cause :

1. Apakah insiden dapat terjadi jika “cause” tesebut tidak


ada?

Tidak : root cause Ya : contributing

2. Apakah insiden akan terulang oleh karena hal yang sama jika “cause”
dikoreksi atau dieliminasi?

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 36


Tidak : root cause Ya : contributing

3. Apakah koreksi atau eliminasi “cause” dapat menyebabkan insiden


yang serupa?

Tidak : root cause Ya : contributing

Apabila ketiga jawabab adalah “tidak”, maka cause tersebut adalah “root
cause”

Apabila salah satu jawaban adalah “ya”, maka cause tersebut adalah
“contributing cause”.

2. Langkah Root Cause Analisis (RCA)

Adapun langkah-langkah Root Cause Analisis (RCA), sebagai berikut:

a. Identifikasi insiden yang akan dianalisis

b. Tentukan tim investigator

c. Kumpulkan data

 Observasi : kunjungan langsung untuk mengetahui keadaan,


posisi, hal-hal yang berhubungan dengan insiden.

 Dokumentasi : untuk mengetahui apa yang terjadi sesuai data,


observasi dan inspeksi

 Interview : untuk mengetahui kejadian secara langsung guna


pengecekan data hasil observasi dan dokumentasi.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 37


d. Petakan kronologi kejadian

Sangat membantu bila kronologi insiden dipetakan dalam sebuah bagan.

Ada berbagai macam cara kronologi kejadian, sebagai berikut :

1) Kronologi cerita / narasi

Suatu penulisan cerita apa yang terjadi berdasarkan tanggal dan waktu,
dibuat berdasarkan kumpulan data saat investigasi.

Kronologi cerita digunakan jika:

a) Kejadian sederhana dan tidak kompleks, di mana masalah, praktek


dan faktor kontribusinya sederhana.

b) Dapat digunakan untuk mengetahui gambaran umum suatu


kejadian yang lebih kompleks

c) Dapat digunakan sebagai bagian integral dari suatu laporan


sebagai ringkasan di mana hal tersebut mudah dibaca.

Nilai positif : format ini baik untuk presentasi informasi

Nilai negatif :

a) sulit untuk menemukan titik cerita dengan cepat

b) sulit untuk mengerti jalan cerita dengan cepat bila melibatkan


banyak pihak

2) Timeline

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 38


Metode untuk menelusuri rantai insiden secara kronologis.
Memungkinkan investigator untuk menemukan bagian dalam proses di
mana masalah terjadi.

3) Tabular timeline

Merupakan pengembangan timeline yang berisi tiga data dasar:


tanggal, waktu, cerita kejadian asal, dan dilengkapi 3 (tiga) data lain
yaitu: informasi tambahan, praktek yang baik (Good Practice), dan
masalah / CMP (Care Management Problem).

Tabular timeline dapat digunakan pada setiap insiden, berguna pada


kejadian yang berlangsung lama.

4) Time person grids

Alat pemetaan tabular yang dapat membantu pencatatan pergerakan


orang (staf, dokter, pengunjung, pasien, dan lain-lain) sebelum,
selama, dan sesudah kejadian.

Time person grid digunakan ketika :

a) Jika dalam suatu insiden terdapat keterlibatan banyak orang dan


investigator ingin memastikan keberadaan mereka dalam insiden.

b) Berguna pada keadaan jangka pendek

c) Dapat dipetakan ke dalam garis waktu sehingga dapat dipakai


untuk mengetahui kerangka waktu spesifik yang lebih detil.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 39


Langkah-langkah time person grid sebagai berikut:

a) buatlah tabel yang terdiri dari beberapa baris dan kolom

b) dari tabel tersebut, kolom sebelah kiri berisi daftar staf yang
terlibat

c) kolom berikutnya berisi perjalanan waktu (jam, menit) pada baris


atasnya

d) kemudian pada baris di bawah waktu berisi keterangan tempat


atau kegiatan staf yang terlibat

Nilai positif :

a) dapat digunakan pada waktu yang pendek

b) dapat mengidentifikasi keberadaan seseorang dan adanya celah


informasi

c) pemetaan dapat dalam bentuk garis waktu yang efektif

Nilai negatif :

a) hanya dapat digunakan dalam waktu yang pendek

b) orang tidak dapat mengingat waktu di mana ia berada

c) terfokus pada individu

3. Identifikasi masalah (Care Management Problem / CMP)

Masalah yang terjadi dalam pelayanan, baik itu melakukan tindakan atau tidak

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 40


melakukan tindakan yang seharusnya. Suatu insiden bisa terdiri dari beberapa
CMP.

a. Prinsip Dasar CMP : pelayanan yang menyimpang dari standar pelayanan


yang ditetapkan

b. Penyimpangan memberikan dampak langsung atau tidak langsung pada


adverse event.

4. Analisis Informasi

Tools untuk identifikasi proximate dan underlying cause.

a. 5 Why (why-why chart)

Secara konstan bertanya “mengapa?”, melalui lapisan penyebab sehingga


mengarah pada akar permasalahan dari problem yang teridentifikasi.

b. Analisis perubahan / change analysis

Digunakan untuk menganalisa proses yang tidak bekerja sesuai rencana


(apa dan mengapa berubah). Cara ini digunakan jika:

1) Suatu sistem / tugas yang awalnya berjalan efektif kemudian terjadi


kegagalan / terdapat sesuatu yang menyebabkan perubahan situasi.

2) Mencurigai suatu perubahan yang menyebabkan ketidaksesuaian


tindakan atau kerusakan alat.

Analisis perubahan membandingkan reality dengan idealnya / teori


dengan prakteknya. Langkah-langkahnya :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 41


1) pelajari prosedur normal : apa yang seharusnya dilakukan (kolom 1)

2) petakan alur insiden yang terjadi, bandingkan dengan langkah 1


(kolom 2)

3) bandingkan dua proses apakah ada perbedaan, apa sebagai masalah?


Catat pada kolom yang telah disediakan (kolom 3)

4) catat akar masalah untuk perbaikan yang akan dimasukkan dalam


rekomendasi.

c. Analisis hambatan / barrier analysis

Analisa hambatan didesain untuk mengidentifikasi :

1) penghalang mana yang seharusnya berfungsi untuk mencegah


terjadinya insiden

2) mengapa penghalang gagal?

3) penghalang apa yang dapat digunakan insiden terulang kembali?

Ada empat tipe penghalang, yaitu :

1) penghalang fisik

2) penghalang natural

3) penghalang tindakan manusia

4) penghalang adminstrasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 42


Saat suatu insiden terjadi, biasanya sudah ada tiga atau lebih penghalang
yang berhasil ditembus. Hal ini sesuai dengan teori “Swiss Cheese”

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 43


Gambar . Teori Analisis hambatan / barrier analysis

d. Fish bone

Tiap masalah dapat berkaitan dengan beberapa faktor yang dapat


memberikan dampak pada timbulnya insiden.

Faktor
Faktor Faktor Faktor Orang &
pasien petugas tim manajemen

CMP
Faktor
Faktor Faktor Faktor eksternal/
komunikasi Lingkungan tugas di luar RS
kerja

Gambar . Teori Fish bone

Untuk pengisian, lihat Faktor kontributor .

Tabel . Faktor Kontributor Investigasi Insiden Klinis

FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN DAN SUBKOMPONEN DALAM

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 44


INVESTIGASI INSIDEN KLINIS

1. FAKTOR KONTRIBUTOR EKSTERNAL DILUAR RUMAH SAKIT

Komponen

a. Regulator dan Ekonomi

b. Peraturan dan Kebijakan Depkes

c. Peraturan Nasional

d. Hubungan dengan Organisasi lain

2. FAKTOR KONTRIBUTOR ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Komponen Subkomponen

Organisasi dan Manajemen a. Struktur Organisasi

  b. Pengawasan

  c. Jenjang Pengambilan Keputusan

Kebijakan, Standar dan Tujuan a. Tujuan dan Misi

  b. Penyusunan Fungsi Manajemen

  c. Kontrak Service

  d. Sumber Keuangan

  e. Pelayanan Informasi

  f. Kebijakan diklat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 45


  g. Prosedur dan Kebijakan

  h. Fasilitas dan Perlengkapan

i. Manajemen Risiko

j. Manajemen K3

k. Quality Improvement

Administrasi Sistem Administrasi

Budaya Keselamatan a. Attitude Kerja

  b. Dukungan manajemen oleh seluruh staf

a. Ketersediaan
SDM
b. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Staf
  yang Berbeda

  c. Beban Kerja yang optimal

Diklat Manajemen Training/Pelatihan/Refreshing

3. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

Komponen Subkomponen

Desain dan Bangunan a. Manajemen Pemeliharaan

  b. Penilaian Ergonomik

  c. Fungsionalitas

Lingkungan a. Housekeeping

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 46


  b. Pengawasan Lingkungan Fisik

  c. Perpindahan Pasien antar Ruangan

Perlengkapan a. Malfungsi Alat

  b. Ketidaktersediaan

  c. Manajemen Pemeliharaan

  d. Fungsionalitas

  e. Desain, Penggunaan & Maintenace Peralatan

4. FAKTOR KONTRIBUTOR : TIM

Komponen Subkomponen

Supervisi dan Konsultasi a. Adanya kemauan staf junior berkomunikasi

  b. Cepat Tanggap

Konsistensi a. Kesamaan tugas antar profesi

  b. Kesamaan tugas antar staf yang setingkat

Kepemimpinan dan Tanggung Jawab a. Kepemimpinan Efektif

  b. Uraian Tugas Jelas

Respon terhadap Insiden Dukungan peer group setelah insiden

5. FAKTOR KONTRIBUTOR : STAF

Komponen Subkomponen

Kompetensi a. Verifikasi Kualifikasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 47


  b. Verifikasi Pengetahuan dan Keterampilan

Stressor Fisik dan Mental a. Motivasi

  b. Stresor Mental: Efek Beban Kerja Beban


Mental
 
c. Stresor Fisik: Efek Beban Kerja = Gangguan
Fisik

6. FAKTOR KONTRIBUTOR : TUGAS

Komponen Subkomponen

Ketersediaan SOP a. Prosedur Peninjauan dan Revisi SOP

  b. Ketersediaan SOP

  c. Kualitas Informasi

  d. Prosedur Investigasi

Ketersediaan dan akurasi hasil test a. Test Tidak Dilakukan

  b. Ketidaksesuaian antara interpretasi hasil test

Faktor Penunjang dalam validasi alat a. Ketersediaan, penggunaan, dan reliabilitas


medis
b. Kalibrasi
 

Desain Tugas Penyelesaian tugas tepat waktu dan sesuai SOP

7. FAKTOR KONTRIBUTOR : PASIEN

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 48


Komponen Subkomponen

Kondisi Penyakit yang kompleks, berat,


multikomplikasi

Personal a. Kepribadian

  b. Bahasa

  c. Kondisi Sosial

  d. Keluarga

Pengobatan Mengetahui risiko yang berubungan dengan


pengobatan

Riwayat a. Riwayat Medis

  b. Riwayat Kepribadian

  c. Riwayat Emosi

Hubungan Staf dan Pasien Hubungan yang baik

8. FAKTOR KONTRIBUTOR KOMUNIKASI

Komponen Subkomponen

Komunikasi Verbal a. Komunikasi antar staf junior dan senior

b. Komunikasi antar Profesi

c. Komunikasi antar Staf dan Pasien

b. Komunikasi antar Unit Departemen

Komunikasi Tertulis Ketidaklengkapan Informasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 49


5. Rekomendasi Dan Rencana Kerja Untuk Improvement

LANGKAH 1 dan 2 : IDENTIFIKASI INSIDEN DAN TENTUKAN TIM

INSIDEN : __________________________________________________

Tim :

Ketua :

Anggota : 1. ________ 4. ________

2. ________ 5. ________

3. ________ 6. ________

Apakah semua area yang terkait sudah terwakili? YA


TIDAK

Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan YA


TIDAK

Yang berbeda sudah terwakili dalan tim tersebut?

Siapa yang menjadi notulen ? _______

Tanggal dimulai _______________Tanggal dilengkapi ______________

LANGKAH 3 : KUMPULKAN DATA DAN INFORMASI

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 50


-Observasi langsung : __________________

-Dokumentasi: 1. ______________________

2. ______________________

3. ______________________

4. ______________________

5. ______________________

- Interview (dokter atau staf yang terlibat)

1. _______________________________________

2. _______________________________________

3. _______________________________________

4. _______________________________________

5. _______________________________________

LANGKAH 4 : PETAKAN KRONOLOGI KEJADIAN

FORM TABULAR TIMELINE

Waktu

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 51


Kejadian

Kejadian

Informasi tambahan

Good Practice

Masalah Pelayanan

FORM TIME PERSON GRID

waktu

staf yang terlibat

LANGKAH 5: IDENTIFIKASI CMP

FORM MASALAH / CMP

MASALAH INSTRUMEN / TOOLS

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 52


1

LANGKAH 6: ANALISIS INFORMASI

FORM TEKNIK (5) MENGAPA

MASALAH

Mengapa

Mengapa

Mengapa

FORM ANALISIS PERUBAHAN

Prosedur yang normal Prosedur yang Apakah terdapat bukti


(SOP) dilakukan saat insiden perubahan dalam proses?

FORM ANALISIS PENGHALANG

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 53


Apa penghalang pada Apakah penghalang Mengapa penghalang gagal?
masalah ini? dilakukan? Apa dampaknya?

FISH BONE / ANALISIS TULANG IKAN

(diagram fish bone lihat atas)

LANGKAH 7: FORM REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAKAN

Tingkat
Sumber daya
Faktor rekomendasi Penanggung Bukti
Tindakan Waktu yang paraf
kontributor (individu, tim, jawab penyelesaian
dibutuhkan
direktorat, RS)

6. Failure Mode Effects & Analysis (FMEA/Analisa Modus Kegagalan dan


Dampaknya)

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 54


a. Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi . Hal tersebut didesain untuk meningkatkan
keselamatan pasien

b. Proses pro aktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi

c. Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan dampak buruk

Langkah– langkah FMEA

a. Tentukan Topik proses FMEA.

b. Bentuk Tim

c. Gambarkan Alur Proses

d. Analisa Hazard Score

e. Tatalaksana dan Pengukuran Outcome

f. Standarisasi / redesign proses / design control

g. Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru

h. Implementasi dan monitor proses yang baru

Langkah 1 & 2

a. Pilih Proses yang berisiko tinggi terhadap Keselamatan Pasien dan bentuk
Tim

b. Tim menyesuaikan Proses yang dipilih

c. Pilih Proses yang akan dianalisa

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 55


d. Tentukan salah satu Proses / Sub Proses bila prosesnya kompleks

Langkah 3A

Gambarkan alur Proses

Jelaskan tahapan – tahapan proses kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur


yang berlaku di Rumah Sakit. Tahapan Proses isikan dalam kotak 1 , 2, 3, 4, 5,
6, dst.

Pada Tahapan Proses dijelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan
prosedur yang berlaku dan jika proses terlalu kompleks, dapat memilih satu
proses atau sub proses untuk ditindak lanjuti

Kemudian masing – masing proses uraikan subprosesnya pada Tahapan Sub


Proses pada baris A, B, C, D, E. dst

1 2 3 4 5 6

Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub
Tahapan sub

Proses proses proses proses proses


proses

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 56


A._______ A._______ A.________ A.________ A.________
A.________

B._______ B._______ B.________ B.________ B._______


B.________

C._______ C._______ C.________ C.________ C.________


C.________

D._______ D._______ D.________ D.________ D.________


D.________

E._______ E._______ E.________ E.________ E.________


E.________

Langkah 3B

Gambarkan Alur Sub Proses

Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih untuk ditindak lanjuti, isikan pada
kotak A,B,C,D,E.

Masing – masing Sub Proses sampai Sub Proses terakhir dicari modus
kegagalannya, isikan pada baris 1, 2, 3, 4, 5

A B C D
E

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 57


Modus Modus Modus Modus
Modus

Kegagalan kegagalan kegagalan kegagalan


kegagalan

1. ________ 1. ________ 1. ________ 1.________


1._________

2. ________ 2. ________ 2. ________ 2. ________ 2.


________

3. ________ 3. ________ 3. ________ 3. ________ 3.


________

4. ________ 4. ________ 4. ________ 4. ________ 4.


________

Langkah 4

Analisa Hazard Score

Isikan masing – masing modus kegagalan dan effek analisisnya pada lembar
kerja

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 58


1. Modus Kegagalan

Apa yang anda amati ketika kesalahan terjadi, masing – masing beri nilai pada
nomor selanjutnya

2. Akibat / Severity (S)

Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa parah


dampaknya terhadap pelanggan

Nilai 1 = bila kesalahan tidak menimbulkan dampak / cidera pada


pelayanan kesehatan (perhatikan pada lembar Analisa
Hazard Minor)

Nilai 5 = bila kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan


tetapi menimbulkan kerugian minor ( perhatikan pada lembar
Analisa Hazard Moderat )

Nilai 7 = bila kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap


pasien (perhatikan pada lembar Analisa Hazart Mayor)

Nilai 10 = bila kegagalan menimbulkan kematian atau kecacatan


( perhatikan pada lembar Analisa Hazart Katastropik )

3. Potensial Penyebab / Occurrence ( O )

Yang paling memungkinkan penyebab terjadinya kesalahan – garis ini harus


selalu terisi dan seberapa sering penyebab atau kesalahan model ini terjadi ?

Nilai 1 = Hampir tidak pernah terjadi ( > 5 tahun )

Nilai 5 = Jarang ( dapat terjadi dalam >2 tahun sampai 5 tahun )

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 59


Nilai 7 = Kadang – kadang ( dapat terjadi beberapa kali dalam 1 sampai 2
tahun )

Nilai 10 = Hampir sering muncul dalam waktu yang relatif singkat (beberapa
kali dalam 1 tahun)

4. Pendeteksian / Detectability ( D )

Seberapa besar kemungkinan yang kita dapat untuk mendeteksi kesalahan


atau penyebabnya?

Nilai 1 = mudah dideteksi

Nilai 5 = agak susah dideteksi

Nilai 7 = susah dideteksi

Nilai 10 = tidak dapat dideteksi

5. RPN

Hasil perkalian S X O X D

6. Peringkat : untuk prioritas penyebab yang akan ditindak lanjuti pada langkah
5 berdasarkan nilai tertinggi pada RPN ( Risk Priority Number )

PROCESS & S O D
FAILURE PROXIMATE ACTION
SUB EFFECTS RPN RANK
MODE CAUSES PLAN
PROCESSES

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 60


Langkah 5

Tata Laksana dan Pengukuran Outcome

Lembar Kerja

Modus Potensi RPN Peringkat Tindak lanjut KPI PIC Dukungan


Kegagalan Penyebab Manajemen

Langkah 6

Melakukan Standarisasi / redesign proses / design control, antara lain dengan :

 Mengeliminasi risiko bila memungkinkan

 Minimalkan risiko apabila tidak dapat dieliminasi

Langkah 7

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 61


Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru

1. Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan proses FMEA
yang baru untuk menguji apakah proses tersebut masih berpotensi
menimbulkan kegagalan

2. Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak jalan
untuk mengeliminasi / meminimalkan risiko

Langkah 8

Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu, sesudah
beberapa failure mode di-eliminasi

C. Clinical Pathway

Clinical Pathway (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang
terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical pathway
diterapkan kepada semua pasien rawat inap yang terdiagnosis : Acute Ischemik
Stroke, maupun pasien dengan tindakan: Sectio Caesarea, Tonsilectomi
(termasuk Adenotonsilectomi), Coronary Angiography (PAC), Temporary Pace
Maker (TPM), Permanent Pace Maker (PPM), Percutaneus Coronary
Intervention (PCI).

D. Penetapan Area Prioritas

Pengelompokan Indikator Mutu RSU dr. H. Koesnadi berdasarkan prioritas area

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 62


yang akan dilakukan evaluasi adalah sebagai berikut:

No Prioritas Area Evaluasi SKP Keterangan

1 Sasaran Keselamatan 1. Angka Kesalahan Identifikasi Pasien SKP.1 Proses


Pasien

2. Angka insiden karena salah komunikasi SKP.2 Proses

3. Angka ketepatan pengambilan obat high SKP.3 Proses


alert

4. Ketepatan Pelaksanaan operasi tanpa SKP.4 Output


adanya kesalahan pasien, tindakan dan pelayanan
lokasi operasi

5a. Angka pasien dengan infeksi jarum SKP.5 Output


infus pelayanan

5b. Angka pasien dengan ILO SKP.5 Output


pelayanan

5c. Angka pasien dengan decubitus SKP.5 Output


pelayanan

5d. Angka kepatuhan cuci tangan bagi SKP.5 Proses


karyawan

6. Angka pasien jatuh SKP.6 Output


pelayanan

2 Indikator Area klinis 1. Angka kelengkapan pengkajian Asesmen Pasien Prosedur


keperawatan

2. Angka ketepatan waktu penyelesaian Laboratorium Prosedur


pemeriksaan Troponin I pada kasus

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 63


jantung

3. Hasil interpretasi CT Scan Brain ≤ 3 jam Radiologi Prosedur


setelah selesai pemeriksaan

4. Ketepatan Pelaksanaan operasi tanpa Prosedur bedah Prosedur


adanya kesalahan pasien, tindakan dan
lokasi operasi

5a. Prophylactic antibiotik pada Penggunaan Prosedur


operasi Hip Athroplasty antibiotik dan
obat lain

5b Pemberian Aspirin pada pasien AMI Penggunaan Prosedur


. antibiotik dan
obat lain

6. Angka kesalahan pemberian obat Medication Prosedur


error

7. Terpenuhinya asesmen pasien pra anestesi Penggunaan Prosedur


oleh dokter anestesi anestesi

8. Tidak ada kejadian salah penyerahan Penggunaan Prosedur


darah transfusi darah dan
produk darah

9. Angka kelengkapan pengkodingan RJ Ketersediaan isi Proses


dan penggunaan
RM

10 Angka pasien dengan infeksi jarum PPI Out come


a. infus

10 Angka pasien dengan ILO PPI Out come


b.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 64


10 Angka pasien dengan decubitus PPI Out come
c.

11. TDD, tidak ada kegiatan riset

3 Indikator Area 1. Pending purchase order barang rutin Pengadaan Proses


Manajemen dalam 1 minggu rutin

2. Pengujian sistem alat kebakaran Pelaporan yang Proses


diwajibkan

3. Angka ketepatan pelaporan KNC, KTD, Man risiko Out come


sentinel

4. Pelaksanaan preventive maintenance alat Penggunaan Proses


medis sumber daya

5a.Tingkat kepuasan pasien RI & keluarga Harapan dan Out come


terhadap pelayanan rumah sakit kepuasan
pasien /
keluarga

5b.Tingkat kepuasan pasien RJ & keluarga Harapan dan Out come


terhadap pelayanan rumah sakit kepuasan
pasien /
keluarga

6. Laporan hasil survey kepuasan karyawan Harapan dan Proses


terhadap fasilitas makan kepuasan staf

7. Angka ketepatan indexing RJ Demografi dan Proses


diagnosa klinis

8. Pembuatan rincian biaya dan kuitansi di Manajemen Proses


bagian Radiologi 99% benar keuangan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 65


9. Pemantauan baku mutu air bersih Pencegahan Proses
dan
pengendalian
dari kejadian
yang dapat
menimbulkan
masalah bagi
keselamatan
pasien,
keluarga pasien
dan staf

4 Indikator Library of 1.Prophylactic antibiotik pada operasi Indikator Area Prosedur


Measure Hip Athroplasty Klinis 5 operasi

2. Pengurangan risiko jatuh Indikator SKP Out come


6

3. Angka pasien decubitus Indikator SKP5 Out come

4. Pemberian Aspirin pada pasien AMI Indikator Area Prosedur


Klinis 5

5.Pelaksanaan edukasi SNH kepada pasien / PPK Proses


keluarga

E. Strategi Pencapaian Mutu RSU dr. H. Koesnadi

Untuk meningkatkan mutu RSU dr. H. Koesnadi maka disusunlah strategi


sebagai berikut :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 66


a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip
mutu pelayanan RSU dr. H. Koesnadi sehingga dapat menerapkan langkah-
langkah upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.

b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di


RSU dr. H. Koesnadi, serta upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

c. Menciptakan budaya mutu di RSU dr. H. Koesnadi, termasuk didalamnya


menyusun program mutu RSU dr. H. Koesnadi dengan pendekatan P-D-S-A
cycle.

F. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus yang


berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses ini adalah identifikasi
masalah. Identifikasi masalah merupakan bagian yang sangat penting dari
seluruh proses siklus, karena akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya
dari pendekatan pemecahan masalah ini.

Masalah akan timbul apabila:

a. Hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada terdapat


penyimpangan.

b. Merasa tidak puas dengan penyimpangan tersebut

c. Merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut

Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 67


perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan
tindakan perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari
penilaian kembali maka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan
masalah yang masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan
berulang mulai tahap pertama.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 68


BAB IX

PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU

RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan
untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi

A. Indikator

Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.


Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat
perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.

B. Kriteria

Adalah spesifikasi dari indikator

C. Standar :

- Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang


yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang
bertanggungjawab untuk mempertahankan tingkat performance atau
kondisi tersebut.

- Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 69


- Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau
mutu.

Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu maka harus memperhatikan


prinsip dasar sebagai berikut:

1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan

a. Keprofesian

b. Efisiensi

c. Keamanan pasien

d. Kepuasan pasien

e. Sarana dan lingkungan fisik

2. Indikator yang dipilih

a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai outcome daripada struktur dan


proses

b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok
daripada untuk perorangan

c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar rumah


sakit

d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 70


e. Didasarkan pada data yang ada

3. Kriteria yang digunakan

Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik
dan mutu yang tidak baik.

4. Standar yang digunakan

Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :

a. Acuan dari berbagai sumber

b. Benchmarking dengan rumah sakit yang setara

c. Berdasarkan tren yang menuju kebaikan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 71


BAB X

INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT

Indikator adalah : suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dan
merupakan variabel yang digunakan untuk menilai perubahan

Indikator Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi meliputi :

A. INDIKATOR AREA KLINIS

1. Asesmen pasien

Angka kelengkapan pengkajian keperawatan pasien rawat inap

Judul Angka kelengkapan pengkajian keperawatan pasien rawat inap

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 72


Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien

Definisi Angka kelengkapan dokumentasi pengkajian keperawatan pasien


operasional rawat inap dalam 24 jam sejak pasien masuk rawat inap

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kelengkapan pengkajian keperawatan dalam 24 jam

Denominator Jumlah pasien baru rawat inap

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Standar Min 80%

Penanggung jawab Supervisor CCN


pengumpul data

2. Pelayanan laboratorium

Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi

Judul Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi darah

Definisi Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi sesuai

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 73


operasional permintaan kepada unit yang meminta

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah kejadian salah penyerahan darah tranfusi

Denominator

Sumber data Insiden report

Standar 0 kasus

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Hasil laborat dari PU / IGD ( Blood Cell Counter K. Klinik, Urine rutin,
Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5 jam

Judul Hasil laborat dari PU / IGD ( Blood Cell Counter K. Klinik,


Urine rutin, Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5 jam

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi darah

Definisi Hasil laborat dari PU / IGD ( Blood Cell Counter K. Klinik, Urine

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 74


operasional rutin, Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5 jam setelah spesimen
diterima

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Hasil laborat dari PU / IGD ( Blood Cell Counter K.


Klinik, Urine rutin, Widal, DHF ) yang tidak melebihi 2,5 jam

Denominator Jumlah pemeriksaan dari PU / IGD

Sumber data Arsip hasil lab, pemantauan indikator laboratorium

Standar Min 90%

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jam

Judul Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jam

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi darah

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 75


Definisi Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jam dihitung dari saat
operasional spesimen diterima di laboratorium

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jam

Denominator Jumlah pemeriksaan

Sumber data Catatan pemantauan indikator lab

Standar 90.00%

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Menekan angka pengulangan sampling darah pasien rawat jalan karena salah
sampling

Judul Menekan angka pengulangan sampling darah pasien rawat jalan


karena salah sampling

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kompetensi SDM di bagian laboratorium

Definisi Pengulangan sampling darah pasien rawat jalan karena salah


operasional sampling adalah : pengambilan sampling darah pasien lebih dari 1
kali karena kesalahan pengambilan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 76


Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlahn pengulangan sampling darah pasien rawat jalan karena


salah sampling 1 bulan

Denominator Total jumlah pasien lab rawat jalan dalam 1 bulan

Sumber data Insiden report

Formulir pemantauan harian sarmut laboratorium

Standar Maximal 1 %/ bulan

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada kasus jantung (<


2 Jam )

Judul Ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada


kasus jantung ( < 2 Jam )

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah insiden KNC , KTD , Sentinel

Definisi Ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada kasus


operasional jantung ( < 2 Jam )

Frekuensi 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 77


pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada kasus jantung


(< 2 Jam )

Denominator Jumlah pemeriksaan Troponin I

Sumber data Catatan pemantauan indikator lab

Standar 90.00%

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaan

Judul Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaan

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium

Definisi Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaan adalah :


operasional
Kesalahan pemeriksaan yang tidak sesuai dengan formulir
permintaan .

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 78


Numerator Jumlah jenis pemeriksaan dengan permintaan yang tidak sesuai .

Denominator Tidak ada

Sumber data Insiden report

Formulir permintaan laboratorium

Kwitansi pembayaran

Standar Maximal 0 kasus / bulan

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secara manual ke LIS

Judul Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secara manual


ke LIS

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium

Definisi Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secara manual ke


operasional LIS

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secara

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 79


manual ke LIS

Denominator Tidak ada

Sumber data Insiden report

Standar 0 kasus

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah spesimen darah


citras yang dikirim ke PMI

Judul Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah


spesimen darah citras yang dikirim ke PMI

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan laboratorium

Definisi Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah


operasional spesimen darah citras yang dikirim ke PMI tidak sesuai golongan
darah pasien .

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Kesalahan penulisan hasil golongan darah pada spesimen


darah citras yang dikirim ke PMI

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 80


Denominator Tidak ada

Sumber data Insiden report

Standar 0 kasus

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER, PR, CD 20 & Her-2 selesai 7 hari

Judul Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD 20 & Her-2


selesai 7 hari

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan laboratorium PA

Definisi Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD 20 & Her-2


operasional selesai 7 hari dihitung dari saat sediaan blok diterima atau 7 hari
dari saat hasil histopatologi selesai didiagnosa

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD 20 &


Her-2 selesai 7 hari

Denominator Jumlah pemeriksaan histopatologi

Sumber data Insiden report

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 81


Standar 90.00%

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Hasil CT Scan otak sesuai klinis

Judul Hasil CT Scan otak sesuai klinis

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Radiologi .

Definisi Hasil Ct Scan otak sesuai klinis pada pasien RI


operasional

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah hasil CT Scan otak sesuai klinis

Denominator Jumlah pemeriksaan CT Scan otak

Sumber data Data kegiatan Radiologi

Standar Min 70%

Penanggung jawab OIC Radiologi


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 82


Hasil CT Scan abdomen sesuai klinis

Judul Hasil CT Scan abdomen sesuai klinis

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Radiologi

Definisi Hasil Ct Scan abdomen sesuai klinis pada pasien RI


operasional

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah hasil CT Scan abdomen sesuai klinis pasien RI

Denominator Jumlah pemeriksaan CT Scan abdomen pasien RI

Sumber data Data kegiatan Radiologi

Standar Min 80%

Penanggung jawab OIC Radiologi


pengumpul data

Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan RO pasien RI


max 1 jam

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 83


Judul Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan RO
pasien RI max 1 jam

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Radiologi

Definisi Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan RO pasien


operasional RI max 1 jam ke rawat inap

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan


RO pasien RI max 1 jam ke rawat inap

Denominator Jumlah hasil critical result yang harus dilaporkan

Sumber data Data kegiatan Radiologi

Standar Min 70%

Penanggung jawab OIC Radiologi


pengumpul data

3. Indikator klinis Kamar Bedah

Memenuhi tindakan pembedahan dari rawat inap

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 84


Judul Memenuhi tindakan pembedahan dari rawat inap

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efektifitas , kesinambungan pelayanan ,


efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah

Definisi Memenuhi tindakan pembedahan dari rawat inap adalah


operasional terlaksananya tindakan operasi sesuai pendaftaran dari rawat inap

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah tindakan operasi pasien rawat inap setiap bulan .

Denominator Jumlah pendaftaran tindakan operasi dari rawat inap setiap bulan

Sumber data Buku agenda pendaftaran operasi

Buku tindakan operasi

Standar 90.00%

Penanggung jawab Supervisor Kamar Bedah


pengumpul data

Ketepatan pelaksanaan operasi

Judul Indikator Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya kesalahan pasien ,


tindakan dan lokasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 85


Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Terselenggaranya ketelitian pelaksanaan operasi dan kesesuaian


tindakan operasi sesuai yang direncanakan

Definisi Pelaksanaan operasi sesuai rencana tanpa adanya kesalahan pasien


operasional , tindakan maupun lokasi operasi

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah tindakan operasi tanpa adanya kesalahan pasien , tindakan


maupun lokasi operasi

Denominator Jumlah tindakan operasi

Sumber data Buku agenda pendaftaran operasi

Buku tindakan operasi

Target 100.00%

Penanggung jawab Supervisor Kamar Bedah


pengumpul data

Terpenuhinya Asesmen Pra Anestesi oleh dokter Anestesi

Judul Terpenuhinya Asesmen Pra Anestesi oleh dokter Anestesi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 86


Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah KTD

Definisi Terpenuhinya Asesmen Pra Anestesi oleh dokter Anestesi pada


operasional tindakan operasi elektif pasien rawat inap

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien yang diperiksa oleh dokter Anestesi sebelum


dilakukan Anestesi pada pasien yang akan dioperasi electif dari RI
setiap bulan .

Denominator Jumlah pasien yang akan dioperasi electif dari RI setiap bulan

Sumber data Buku agenda pendaftaran operasi

Buku tindakan operasi

Standar 80.00%

Penanggung jawab Supervisor Kamar Bedah


pengumpul data

Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumen operasi yang


tertinggal dilokasi operasi

Judul Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumen operasi


yang tertinggal dilokasi operasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 87


Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Terselenggaranya ketelitian pelaksanaan operasi dan kesesuaian


tindakan operasi sesuai yang direncana kan

Definisi Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumen operasi


operasional yang tertinggal dilokasi operasi adalah : terpenuhinya tindakan
operasi tanpa adanya insiden tertinggalnya instrumen operasi
ditubuh pasien .

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah tindakan operasi tanpa adanya insiden tertinggalnya


instrumen operasi ditubuh pasien .

Denominator Jumlah tindakan operasi

Sumber data Buku agenda pendaftaran operasi

Buku tindakan operasi

insiden report

Standar 100.00%

Penanggung jawab Supervisor Kamar Bedah


pengumpul data

Pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi Hip Athroplasty

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 88


Judul Pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi Hip
Athroplasty

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Medis .

Definisi Pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi Hip Athroplasty I


operasional jam sebelum insisi

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi Hip


Athroplasty I jam sebelum insisi

Denominator Jumlah kegiatan operasi Hip Athroplasty

Sumber data RM pasien / data pemantauan indikator RI

Standar Min 00%

Penanggung jawab Supervisor RI


pengumpul data

Pemberian Aspirin pada pasien AMI

Judul Pemberian Aspirin pada pasien AMI

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 89


Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat , responsif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat

Definisi Pemberian Aspirin pada pasien AMI adalah pemberian aspirin


operasional pada pasien AMI dalam waktu 24 jam sejak pasien sampai di IGD

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien AMI yang diberi Aspirin 24 jam sejak pasien
masuk di IGD

Denominator Jumlah seluruh pasien AMI yang dilayanani di IGD

Sumber data RM pasien

Standar 100.00%

Penanggung jawab Supervisor IGD


pengumpul data

Ketepatan membaca resep

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 90


Judul Ketepatan membaca resep

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kesalahan membaca resep di pelayanan farmasi

Definisi operasional Ketepatan membaca resep adalah : kesalahan memberikan obat


karena salah membaca resep oleh petugas farmasi

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah resep yang dilayani – jumlah kejadian kesalahan


membaca resep 1bulan

Denominator Jumlah resep yang dilayani 1 bulan

Sumber data Insiden report

Formulir data indikator klinis

Standar 100.00%

Penanggung jawab OIC Farmasi


pengumpul data

Ketepatan mengambil obat

Judul Ketepatan mengambil obat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 91


Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kesalahan mengambil obat (obat antidiabetus)


di pelayanan farmasi

Definisi operasional Ketepatan mengambil obat (obat antidiabetus) di pelayanan


farmasi

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah ketepatan mengambil obat antidiabetus 1bulan

Denominator Jumlah resep obat antidiabet yang dilayani 1 bulan

Sumber data Data resep di farmasi

Standar 100.00%

Penanggung jawab OIC Farmasi


pengumpul data

Menurunkan angka kesalahan pemberian obat

Judul Menurunkan angka kesalahan pemberian obat

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian perawat dalam memberikan asuhan


kepada pasien

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 92


Definisi operasional Kesalahan pemberian obat adalah : kesalahan memberikan obat
kepada pasien yang tidak sesuai yang dapat membahayakan
keselamatan pasien .

.Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian kesalahan memberikan obat pasien 1 bulan

Denominator Tidak ada

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Insiden report

Standar 12 kasus /tahun

Penanggung jawab Supervisor rawat inap.


pengumpul data

Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi

Judul Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi darah

Definisi operasional Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi sesuai
permintaan kepada unit yang meminta

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 93


Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah kejadian salah penyerahan darah tranfusi

Denominator

Sumber data Insiden report

Standar 0 kasus

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah spesimen darah


citras yang dikirim ke PMI

Judul Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah


spesimen darah citras yang dikirim ke PMI

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan laboratorium

Definisi operasional Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah


spesimen darah citras yang dikirim ke PMI tidak sesuai
golongan darah pasien .

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 94


Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Kesalahan penulisan hasil golongan darah pada


spesimen darah citras yang dikirim ke PMI

Denominator Tidak ada

Sumber data Insiden report

Standar 0 kasus

Penanggung jawab OIC Laboratorium


pengumpul data

4. Rekam Medis

Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalan

Judul Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalan

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi ,keamanan.

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan dan ketelitian petugas


rekam medis

Definisi operasional Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalan adalah :


pengkodingan rawat jalan yang lengkap ( pemberian kode
diagnosa dan tindakan )

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 95


Numerator Jumlah pengkodingan rawat jalan yang diisi lengkap
( pemberian kode diagnosa dan tindakan )

Denominator Jumlah seluruh pengkodingan rawat jalan.

Sumber data Lembar hasil pengkodingan BMRM dan RMRJ

Standar 95.00%

Penanggung jawab Petugas coding


pengumpul data

Ketepatan indexing rawat jalan ( entri SHRJ & SHIGD )

Judul Ketepatan indexing rawat jalan ( entri SHRJ & SH IGD )

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi, keamanan

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan dan ketelitian petugas


rekam medis

Definisi operasional Ketepatan indexing rawat jalan dalam mengentri SHRJ & SH
IGD di komputer

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah ketepatan indexing rawat jalan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 96


Denominator Jumlah RM rawat jalan

Sumber data RMRJ pasien

Standar 95.00%

Penanggung jawab Petugas indexing


pengumpul data

Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim Jasa Raharja dalam 4


hari kerja

Judul Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim Jasa Raharja


dalam 4 hari kerja

Dimensi Mutu Kepuasan pasien, efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan rekam medis

Definisi operasional Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim Jasa Raharja


dalam 4 hari kerja

.Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah permintaan klaim Jasa Raharja yang dapat dilayani


dalam waktu 4 hari kerja

Denominator Jumlah permintaan klaim Jasa Raharja

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 97


Sumber data Catatan permintaan klaim

Standar 90.00%

Penanggung jawab OIC Rekam medis


pengumpul data

Respon time penyediaan BRM RMRJ kurang dari 15 menit

Judul Respon time penyediaan BRM RMRJ kurang dari 15 menit

Dimensi Mutu Kepuasan pasien, efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan rekam medis

Definisi operasional Ketepatan waktu pemenuhan permintaan penyediaan BRM


RMRJ kurang dari 15 menit

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah permintaan penyediaan BRM RMRJ kurang dari 4


menit

Denominator Jumlah permintaan penyediaan BRM RMRJ

Sumber data Catatan permintaan penyediaan BRM RMRJ .

Standar 70.00%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 98


Penanggung jawab OIC Rekam medis
pengumpul data

Menekan kejadian infeksi jarum infus

Judul Menekan kejadian infeksi jarum infus

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksinosokomial rumah sakit

Definisi operasional Menekan kejadian infeksi jarum infus adalah menekan adanya
kejadian infeksi daerah pemasangan infus

.Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian infeksi jarum infus 1 bulan

Denominator Tidak ada

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Formulir indikator mutu

Standar 12 kasus /tahun

Penanggung jawab Supervisor rawat inap.


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 99


Angka infeksi luka operasi

Judul Angka infeksi luka operasi

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksinosokomial rumah sakit

Definisi operasional Menekan kejadian infeksi luka operasi adalah menekan adanya
kejadian infeksi daerah luka operasi pada operasi bersih

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian infeksi luka operasi pada operasi bersih 1


bulan

Denominator Tidak ada

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Standar 0

Penanggung jawab Supervisor rawat inap.


pengumpul data

Menekan kejadian decubitus

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 100


Judul Menekan kejadian decubitus

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksinosokomial rumah sakit

Definisi operasional Menekan kejadian decubitus adalah menekan adanya luka


decubitus yang terjadi di rumah sakit atau decubitus dari rumah
yang bertambah luas

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian decubitus 1 bulan

Denominator

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Standar 12 /tahun

Penanggung jawab Supervisor rawat inap


pengumpul data

B. INDIKATOR AREA MANAJERIAL

Pending purchase order barang rutin dalam 1 minggu

Judul Pending purchase order barang rutin dalam 1 minggu .

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 101


Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Peningkatan mutu pelayanan logistik

Definisi operasional Pending purchase order barang rutin dalam 1 minggu .

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah permintaan barang rutin yang dipending dalm 1 bulan

Denominator Total jumlah permintaan barang rutin dalam 1 bulan

Sumber data Sensus harian permintaan barang rutin

Standar Max 5%

Penanggung jawab Main store OIC


pengumpul data

Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggu dari pengajuan
unit s/d informasi spesifikasi harga

Judul Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggu dari
pengajuan unit s/d informasi spesifikasi harga

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Peningkatan mutu pelayanan logistik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 102


Definisi operasional Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggu dari
pengajuan unit s/d informasi spesifikasi harga

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah permintaan barang non rutin yang dilayani mak 1


minggu

Denominator Total jumlah permintaan barang non rutin dalam 1 bulan

Sumber data Sensus harian permintaan barang non rutin

Standar Min 95%

Penanggung jawab Main store OIC


pengumpul data

K3

Pengujian sistem alat pemadam kebakaran

Judul Pengujian sistem alat pemadam kebakaran

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , karyawan , pengunjung RS

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3

Definisi operasional Pengujian sistem alat pemadam kebakaran meliputi :

1. Pemeriksaan APAR tiap bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 103


2. Pemeriksaan Hydrant tiap satu tahun

3. Pemeriksaan Smoke Detector tiap satu tahun

4. Pemeriksaan fire alarm tiap satu tahun

Frekuensi pengumpulan 3 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pelaksaan pengujian sistem kebakaran

Denominator Jumlah alat pemadam kebakaran yang harus diperiksa

Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan K3

Standar 100.00%

Penanggung jawab Ketua K3 dan OIC Maintenance


pengumpul data

Pengujian sistem alat medis ( Defibrilator , Ventilator )

Judul Pengujian sistem alat medis ( Defibrilator , Ventilator )

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan , efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 .

Definisi operasional Pengujian sistem alat medis meliputi : Defibrilator dan


Ventilator untuk :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 104


1. Preventif maintenace tiap 6 bulan

2. Kalibrasi tiap 1 tahun

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pelaksaan pengujian alat defibrilator dan ventilator


sesuai jadwal

Denominator Jumlah alat defibrilator dan ventilator yang harus diperiksa

Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan .

Standar 100.00%

Penanggung jawab OIC Maintenance


pengumpul data

Pemantauan baku mutu air bersih

Judul Pemantauan baku mutu air bersih

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan , efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3

Definisi operasional Pemantauan baku mutu air bersih meliputi :

 Pemeriksaan microbiologi air ( lab Cito ) tiap 1 minggu

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 105


 Pemeriksaan TDS tiap 1 minggu

 Pemeriksaan kimia tiap 6 bulan

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pelaksaan pemantauan sesuai jadwal

Denominator Jumlah pemantauan yang harus dilaksanakan

Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan

Standar 100.00%

Penanggung jawab OIC Support Nursing


pengumpul data

Pemantauan baku mutu air RO

Judul Pemantauan baku mutu air RO

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan , efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 .

Definisi operasional Pemantauan baku mutu air RO untuk TDS tiap hari.

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 106


Numerator Jumlah pelaksaan pemantauan sesuai jadwal

Denominator Jumlah pemantauan yang harus dilaksanakan

Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan

Standar 100.00%

Penanggung jawab OIC Support Nursing


pengumpul data

Generator berfungsi dengan baik

Judul Generator berfungsi dengan baik

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3

Definisi operasional Pengujian sistem alat Generator yang meliputi :

1. Preventif maintenace tiap 6 bulan

2. Pengecekan dan uji coba tiap 1 hari

Frekuensi pengumpulan 3 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Tidak ada insiden kerusakan generator

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 107


Denominator

Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan

Standar 0

Penanggung jawab OIC Maintenance


pengumpul data

Quality Assurance

Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel ( manajemen risiko )

Judul Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel


(manajemen risiko)

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi, keamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian housekeeping terhadap


pencegahan INOS .

Definisi operasional Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel dari
unit kepada tim QA

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel yang tepat


waktu

Denominator Jumlah seluruh pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 108


Sumber data Laporan insiden

Standar 80.00%

Penanggung jawab QA manajer


pengumpul data

Housekeeping

Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap, siap dalam 2 jam

Judul Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap, siap


dalam 2 jam

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi, keamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian housekeeping terhadap


pencegahan INOS

Definisi operasional Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap, siap

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 109


dalam 2 jam

Adalah : Terselesaikannya pembersihan kamar pasien yang


kosong setelah digunakan pasien siap dalam waktu 2 jam
setelah kamar kosong

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah kamar yang selesai dibersihkan ≤ 2 jam

Denominator Jumlah kamar yang dibersihkan setelah kamar digunakan


pasien

Sumber data Ceklist pembersihan kamar

Standar 90.00%

Penanggung jawab Supervisor Housekeeping


pengumpul data

Ketepatan waktu pengambilan sampah diruangan sesuai jadwal dan


pengelompokkannya medis & non medis

Judul Ketepatan waktu pengambilan sampah diruangan sesuai jadwal


dan pengelompokkannya medis & non medis

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 110


Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi ,keamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian housekeeping terhadap


pencegahan INOS

Definisi operasional Ketepatan waktu pengambilan sampah diruangan sesuai


jadwaldan pengelompokannya medis & non medis

Adalah : Terselenggaranya pengambilan sampah sesuai jadwal


yang telah ditentukan dan pengelompokkannya

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah pengambilan sampah yang sesuai jadwal pengambilan


dan sesuai pengelompokkannya

Denominator Jumlah seluruh kegiatan pengambilan sampah

Sumber data Laporan pembuangan sampah

Standar 90.00%

Penanggung jawab Supervisor Houskeeping .


pengumpul data

Non Medical Equipment

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 111


Pelaksanaan preventive maintenance alat non medis sesuai jadwal

Judul Pelaksanaan preventive maintenance alat non medis sesuai


jadwal

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Tujuan Tergambarnya maintenance alat non medis

Definisi operasional Pelaksanaan preventive maintenance alat non medis sesuai


jadwal adalah : Realisasi jadwal maintenance alat non medis
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah realisasi preventive maintenance alat non medis sesuai


jadwal.

Denominator Jumlah preventive maintenance alat non medis terjadwal .

Sumber data Jadwal dan laporan realisasi preventive maintenance alat non
medis .

Standar 85.00%

Penanggung jawab Non Med Maintenance OIC


pengumpul data

Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis sesuai jadwal

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 112


Judul Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis sesuai
jadwal

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Tujuan Tergambarnya pelaksanaan kalibrasi alat non medis .

Definisi operasional Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis sesuai jadwal
adalah : Realisasi jadwal Kalibrasi / Verifikasi alat non medis
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan .

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah realisasi Kalibrasi / verifikasi alat non medis sesuai


jadwal.

Denominator Jumlah kalibrasi / verifikasi alat non medis terjadwal .

Sumber data Laporan sertifikasi kalibrasi / verifikasi

Standar 85.00%

Penanggung jawab Non Medis Maintenance OIC


pengumpul data

Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis tidak lebih dari 2 jam

Judul Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis tidak
lebih dari 2 jam

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 113


Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian teknik non medis terhadap


kelangsungan asuhan pasien

Definisi operasional Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis tidak
lebih dari 2 jam adalah : Tenggang waktu antara laporan
kerusakan alat non medis tertulis dari unit dengan respon
petugas tekniknon medis

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah respon laporan kerusakan alat non medis ≤ 2 jam .

Denominator Jumlah laporan kerusakan ( WO ) alat non medis yang


masuk .

Sumber data Laporan WO

Standar 90.00%

Penanggung jawab Non Med Maintenance OIC


pengumpul data

Medical Equipment

Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis tidak lebih dari 2 jam

Judul Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis tidak lebih

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 114


dari 2 jam

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian teknik medis terhadap


kelangsungan asuhan pasien .

Definisi operasional Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis tidak lebih
dari 2 jam adalah : Tenggang waktu antara laporan kerusakan
tertulis dari unit dengan respon petugas teknik medis

Frekuensi pengumpulan 2 bulan


data

Periode analisa 2 bulan

Numerator Jumlah respon laporan kerusakan alat medis ≤ 2 jam

Denominator Jumlah laporan kerusakan ( WO ) alat medis yang masuk

Sumber data Laporan WO

Standar 90.00%

Penanggung jawab GA & Med Maintenance OIC


pengumpul data

Pelaksanaan preventive maintenance alat medis sesuai jadwal

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 115


Judul Pelaksanaan preventive maintenance alat medis sesuai jadwal

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Tujuan Tergambarnya maintenance alat medis untuk kelangsungan


asuhan pasien .

Definisi operasional Pelaksanaan preventive maintenance alat medis sesuai jadwal


adalah : Realisasi jadwal maintenance alat medis sesuai jadwal
yang sudah ditetapkan

Frekuensi pengumpulan 2 bulan


data

Periode analisa 2 bulan

Numerator Jumlah realisasi preventive maintenance alat medis sesuai


jadwal

Denominator Jumlah preventive maintenance alat medis terjadwal

Sumber data Jadwal dan laporan realisasi preventive maintenance alat medis

Standar 80.00%

Penanggung jawab GA & Med Maintenance OIC


pengumpul data

Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuai jadwal

Judul Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuai jadwal

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 116


Tujuan Tergambarnya pelaksanaan kalibrasi alat medis

Definisi operasional Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuai jadwal


adalah : Realisasi jadwal Kalibrasi / Verifikasi alat medis
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan

Frekuensi pengumpulan 2 bulan


data

Periode analisa 2 bulan

Numerator Jumlah realisasi Kalibrasi / verifikasi alat medis sesuai jadwal.

Denominator Jumlah kalibrasi / verifikasi alat medis terjadwal .

Sumber data Laporan sertifikasi kalibrasi / verifikasi

Standar 80.00%

Penanggung jawab GA & Med Maintenance OIC


pengumpul data

Humas

Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 117


Judul Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Humas terhadap komplai


customor .

Definisi operasional Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja
adalah : kompali pasien yang ditindak lanjuti tidak lebih dari 2
hari kerja .

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah komplain customor yang ditindak lanjuti tidak lebih


dari 2 hari kerja

Denominator Jumlah seluruh komplai customor yang masuk ke CS

Sumber data Lembar disposisi keluhan customor

Standar 90.00%

Penanggung jawab Supervisor Frontdesk.


pengumpul data

Waktu tunggu obat racikan rawat jalan ≤ 30 menit

Judul Waktu tunggu obat racikan rawat jalan ≤ 30 menit

Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 118


Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi

Definisi operasional Waktu tunggu obat racikan rawat jalan ≤ 30 menit adalah :
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
dengan pasien menerima obat jadi pada pasien non ASKES

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah resep obat racikan rawat jalan non ASKES yang
dilayani < 30 menit

Denominator Jumlah resep obat racikan rawat jalan non ASKES yang
dilayani

Sumber data Laporan Q sistem

Standar Min 75%

Penanggung jawab OIC Farmasi


pengumpul data

Waktu tunggu resep obat rawat inap ≤ 30 menit untuk resep cito

Judul Waktu tunggu resep obat rawat inap ≤ 30 menit untuk resep
cito

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , kesinambungan pelayanan , efisiensi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 119


Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi

Definisi operasional Waktu tunggu resep obat rawat inap ≤ 30 menit untuk resep
cito adalah : tenggang waktu mulai penerimaan resep cito sapai
penyerahan obat

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah resep obat rawat inap cito yang dilayani < 30 menit

Denominator Jumlah resep obat cito dari rawat inap

Sumber data Laporan Q sistem

Standar Min 75%

Penanggung jawab OIC Farmasi


pengumpul data

Marketing

Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaan mitra dan assuransi


maks 2 hari kerja

Judul Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaan mitra dan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 120


assuransi maks 2 hari kerja

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Marketing .

Definisi operasional Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaan mitra dan


assuransi maks 2 hari kerja setelah mendapat informasi
perusahaan / asuransi yang bersangkutan , kecuali yang
membutuhkan pembahasan rapat

.Frekuensi pengumpulan 3 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah sosialisasi perusahaan mitra / asuransi < 2 hari kerja

Denominator Jumlah perusahaan mitra / asuransi

Sumber data Data perusahaan mitra

Standar Min 95 %

Penanggung jawab OIC Marketing


pengumpul data

Visit perusahaan mitra dan assuransi

Judul Visit perusahaan mitra dan assuransi

Dimensi Mutu Efisiensi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 121


Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Marketing .

Definisi operasional Visit perusahaan mitra dan asuransi

Frekuensi pengumpulan 3 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah visit perusahaan mitra / asuransi

Denominator

Sumber data Data perusahaan mitra

Standar 48 x / tahun

Penanggung jawab OIC Marketing


pengumpul data

Jumlah publikasi

Judul Jumlah publikasi

Dimensi Mutu Kepuasan pasien

Tujuan Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan RS

Definisi operasional Jumlah publikasi

.Frekuensi pengumpulan 3 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 122


Numerator Jumlah publikasi

Denominator

Sumber data Data perusahaan mitra

Standar 50 x / tahun

Penanggung jawab OIC Marketing


pengumpul data

Human Resourse

Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan tenaga kerja

Judul Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan


tenaga kerja

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR

Definisi operasional Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan tenaga


kerja max 2 bulan setelah menerima SPKK

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 123


Numerator Jumlah pemenuhan permintaan tenaga kerja kurang dari 2
bulan

Denominator Jumlah permintaan tenaga kerja

Sumber data Laporan ppermintaan kebutuhan tenaga

Standar 80.00%

Penanggung jawab OIC HR


pengumpul data

Pemenuhan program pengembangan SDM seluruh pegawai RS

Judul Pemenuhan program pengembangan SDM seluruh pegawai


RS

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR

Definisi operasional Pemenuhan program pengembangan SDM karyawan RS yang


sudah dibudgetkan sebelumnya

Frekuensi pengumpulan 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 124


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah pemenuhan program pengembangan karyawan RS

Denominator Jumlah permintaan program pengembangan karyawan dari


unit

Sumber data Laporan program pengembangan SDM .

Standar 80.00%

Penanggung jawab OIC HR


pengumpul data

Memastikan efektifitas pelatihan

Judul Memastikan efektifitas pelatihan

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR

Definisi operasional Memastikan efektifitas pelatihan

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pelatihan yang efektif

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 125


Denominator Jumlah pelatihan

Sumber data Laporan pelaksanaan pelatihan

Standar 100.00%

Penanggung jawab OIC HR


pengumpul data

Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari kerja

Judul Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari


kerja

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR

Definisi operasional Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari kerja


sejak laporan diterima bagian HR

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 3 bulan

Numerator Jumlah penyelesaian tindakan indisipliner kurang dari 30 hari


kerja

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 126


Denominator Jumlah laporan tindakan indisipliner

Sumber data Laporan tindakan indisipliner

Standar 90.00%

Penanggung jawab OIC HR


pengumpul data

Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadap kepuasan fasilitas


makan

Judul Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadap


kepuasan fasilitas makan

Dimensi Mutu Kepuasan karyawan, efektifitas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR

Definisi operasional Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadap kepuasan


fasilitas makan

Frekuensi pengumpulan 6 bulan


data

Periode analisa 6 bulan

Numerator Hasil survey kepuasan karyawan terhadap fasilitas makan

Denominator

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 127


Sumber data Laporan survey

Standar CIS min 7 – 10

Penanggung jawab OIC HR


pengumpul data

Pemantauan SIP / STR medis dan para medis

Judul Pemantauan SIP / STR medis dan para medis

Dimensi Mutu Keselamatan pasien yang berhubungan dengan kompetensi


petugas

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR .

Definisi operasional Pemantauan SIP / STR medis tiap 1 bulan dan para medis tiap
6 bulan

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 6 bulan

Numerator Jumlah pemantauan SIP / STR medis dan non medis sesuai
jadwal

Denominator Jumlah SIP / STR medis dan non medis yang harus dipantau

Sumber data Laporan pemantauan SIP / STR

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 128


Standar 90.00%

Penanggung jawab OIC HR .


pengumpul data

Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan

Judul Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah KTD

Definisi operasional Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan

.Frekuensi pengumpulan 6 bulan


data

Periode analisa 6 bulan

Numerator Jumlah pelaksanaan cuci tangan bagi karyawan

Denominator Tidak ada

Sumber data Laporan pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan

Standar 2X / tahun

Penanggung jawab Tim PPI


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 129


Rehabilitasi Medik

Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaian diathermi

Judul Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaian diathermi

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah KTD

Definisi operasional Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaian diathermi


adalah : Terjadinya insiden luka bakar akibat kesalahan
tindakan diathermi .

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah insiden

Denominator Tidak ada

Sumber data RM rawat jalan

Insiden report

Standar 0 kasus

Penanggung jawab Supervisor Rehab Medis


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 130


Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit )

Judul Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit )

Dimensi Mutu Kepuasan pasien

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rehabilitasi medik

Definisi operasional Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit ) mulai pasien


mendaftar di rehab medik

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien yang menunggu tidak lebih dari 60 menit .

Denominator Jumlah kunjungan pasien Rehab medik

Sumber data Buku catatan daftaran pasien

Standar 95.00%

Penanggung jawab Supervisor Rehab Medis


pengumpul data

Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 131


Judul Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efektifitas , kesinambungan pelayanan ,


efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rehabilitasi medik

Definisi operasional Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap adalah :


kecepatan dokter rehab dalam menjawab konsul sejak perawat
memberitahu dokter rehab bahwa ada konsul sampai dokter
memeriksa pasien .dan menjawab konsul < 12 jam .

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah konsul dokter Rehab dari rawat inap yang telah
diperiksa dan dijawab < 1x 12 jam

Denominator Jumlah konsul dokter Rehab dari rawat inap

Sumber data Buku catatan pasien baru rawat inap

Standar 95.00%

Penanggung jawab Supervisor Rehab Medis


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 132


Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab

Judul Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan rehabilitasi medik

Definisi operasional Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab yang
direncanakan , dalam jangka minimal 2 bulan untuk 6x
kunjungan , kecuali : pasien sudah sembuh , pasien
melanjutkan program keluar kota , melanjutkan pelayanan
rehab medik dirumah , dan kunjungan tidak teratur .

.Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian drop out pasien terhadap pelaynan rehab


medik

Denominator Jumlah kunjungan rehab medik

Sumber data RM rawat jalan

Standar ≤30% kasus

Penanggung jawab Supervisor Rehab Medis


pengumpul data

Indikator Klinis Pelayanan Gawat Darurat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 133


Respon time pelayanan IGD < 5 menit

Judul Respon time pelayanan di IGD < 5 menit

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat , responsif dan mampu


menyelamatkan pasien gawat darurat

Definisi operasional Respon time pelayanan di IGD < 5 menit adalah saat pasien
datang di IGD sampai mendapat pelayanan dokter / perawat .

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien yang dilayanani di IGD sejak masuk samapi


mendapat pelayanan dokter / perawat < 5 menit

Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilayanani di IGD

Sumber data RM pasien

Standar 95.00%

Penanggung jawab Supervisor IGD


pengumpul data

Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergency kelokasi permintaan


ambulance < 10 menit

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 134


Judul Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergency
kelokasi permintaan ambulance < 10 menit

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat , responsif dan mampu


menyelamatkan pasien gawat darurat

Definisi operasional Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergency


kelokasi permintaan ambulance < 10 menit sejak mulai
menerima tilpon sampai keberangkatan

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah penjemputan ambulance < 10 menit

Denominator Jumlah permintaan penjemputan pasien dengan ambulance

Sumber data Buku kegiatan IGD

Standar 80.00%

Penanggung jawab Supervisor IGD


pengumpul data

Peningkatan Pelayanan Pengataran pasien kerawat inap

Judul Peningkatan Pelayanan Pengataran pasien kerawat inap

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 135


Tujuan Peningkatan pelayanan pengantaran pasien ke rawat inap

Definisi operasional Peningkatan pelayanan pengantaran pasien kerawat inap


kondisi kamar siap

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah komplain terkait pasien rawat inap yang diantar oleh
petugas IGD

Denominator Jumlah pengantaran pasien dari IGD ke rawat inap .

Sumber data Buku kegiatan IGD

Standar Tidak ada komplain

Penanggung jawab Supervisor IGD


pengumpul data

Menurunkan angka kematian di IGD diluar DOA

Judul Menurunkan angka kematian di IGD diluar DOA

Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu


menyelamatkan pasien gawat darurat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 136


Definisi operasional Kematian di IGD diluar DOA adalah kematian pasien yang
terjadi pada saat mendapat pelayanan di IGD diluar kasus DOA
.

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah pasien yang meninggal di IGD diluar DOA dalam 1


bulan

Denominator Tidak ada

Sumber data Rekam medis pasien

Standar ≤2 / 1000 pasien

Penanggung jawab Supervisor IGD


pengumpul data

Renal Unit & Citos

Mencegah kejadian perdarahan pada pasien post HD akses AV Fistula

Judul Mencegah kejadian perdarahan pada pasien post HD


akses AV Fistula

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 137


Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Renal unit .

Definisi operasional Tidak ada kejadian perdarahan pada pasien post HD akses AV
Fistula

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah pasien post HD akses AV Fistula yang tidak terjadi


perdarahan

denominator Jumlah pasien HD akses AV Fistula

Sumber data Data kegiatan RU

Standar Min 95%

Penanggung jawab Supervisor RU & Citos .


pengumpul data

Indikator klinis

Kesiapan obat Citos

Judul Kesiapan obat Citos

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 138


Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan unit Citostatica .

Definisi operasional Kesiapan obat citos 1x 24 jam sebelum pasien datang untuk
citostatica

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah kesiapan obat Citostatica 1x24 jam sebelum pasien


datang

Denominator Jumlah pasien yang dicitos

Sumber data Data kegiatan citostatica

Standar Min 90%

Penanggung jawab Supervisor RU & Citos .


pengumpul data

Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen

Judul Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 139


Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Renal unit .

Definisi operasional Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen selam proses
HD

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah HD pada akses double lumen yang tidak mengalami


hambatan

Denominator Jumlah HD pada akses double lumen

Sumber data Data kegiatan RU

Standar Min 95%

Penanggung jawab Supervisor RU & Citos


pengumpul data

Pemenuhan HD di ICU

Judul Pemenuhan HD di ICU

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Renal unit .

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 140


Definisi operasional Pemenuhan HD di unit ICU

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah permintaan Hddi ICU yang terpenuhi

Denominator Jumlah permintaan Hddi ICU

Sumber data Data kegiatan RU

Standar Min 100%

Penanggung jawab Supervisor RU & Citos .


pengumpul data

Indikator klinis

Klinik

Pasien rawat jalan tidak membatalkan pemeriksaan di Klinik Spesialis

Judul Pasien rawat jalan tidak membatalkan pemeriksaan di KS

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan klinik yang cepat , responsif

Definisi operasional Pasien rawat jalan tidak membatalkan pemeriksaan di klinik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 141


spesialis

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien yang tidak membatalkan pemeriksaan di KS

Denominator Jumlah pendaftaran pasien di KS

Sumber data Data kunjungan pasien di KS

Standar 95.00%

Penanggung jawab Supervisor KS


pengumpul data

Hasil medical cek up tidak lebih dari 1 hari

Judul Hasil medical cek up tidak lebih dari 1 hari

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan klinik yang cepat , responsif

Definisi operasional Hasil medical cek up jadi tidak lebih dari 1 hari

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 142


Numerator Jumlah hasi medical cek up jadi tidak lebih 1 hari

Denominator Jumlah semua medical cek up

Sumber data Data pasien medical cek up

Standar 90.00%

Penanggung jawab Supervisor KS


pengumpul data

Hasil Radiologi pasien MCU tidak lebih 3 ½ jam setelah foto

Judul Hasil Radiologi pasien MCU tidak lebih 3 ½ jam setelah


foto

Dimensi Mutu Kepuasan pasien

Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan KS

Definisi operasional Hasil Radiologi pasien MCU jadi tidak lebih 3 ½ jam setelah
foto

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah Hasil Radiologi pasien MCU jadi tidak lebih 3 ½ jam

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 143


setelah foto

Denominator Jumlah semua pasien MCU

Sumber data Data pendaftaran pasien MCU

Standar 90.00%

Penanggung jawab Supervisor KS


pengumpul data

Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit

Judul Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit

Dimensi Mutu Keamanan , efisiensi dan efektifitas

Tujuan Terpantaunya mutu pelayanan di klinik umum

Definisi operasional Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit sejak
mendaftar di KU sampai pasien diperiksa dokter

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien KU yang diperiksa kurang dari 30 menit

Denominator Jumlah semua pasien KU

Sumber data Data pendaftaran pasien KU

Standar 90.00%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 144


Penanggung jawab Supervisor KS
pengumpul data

Hasil Laboratorium pasien MCU jadi pukul 13.00 – 14.00

Judul Hasil Laboratorium pasien MCU jadi pukul 13.00 – 14.00

Dimensi Mutu Kepuasan pasien

Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan KS

Definisi operasional Hasil Laboratorium pasien MCU jadi pukul 13.00 – 14.00

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah hasil lab pasien MCU yang sudah jadi pukul 13.00 –
14.00

Denominator Jumlah semua pasien MCU

Sumber data Data pendaftaran pasien MCU

Standar 80.00%

Penanggung jawab Supervisor KS


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 145


IT

Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menit

Judul Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menit

Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan IT .

Definisi operasional Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menitpada


jam kerja

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah WO yang direspon < 30 menit

Denominator Jumlah WO yang masuk

Sumber data Data WO

Standar Min 80%

Penanggung jawab OIC IT .


pengumpul data

Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 146


kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

Judul Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang


disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk
kategori kerusakan K2

Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan IT .

Definisi operasional Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang


disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori
kerusakan K2

Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan


kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan
K2

Denominator Jumlah WO yang masuk karena kerusakan PC

Sumber data Data WO

Standar Min 80%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 147


Penanggung jawab OIC IT .
pengumpul data

Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diseslesaiakan sesuai dengan


time frame yang ditetapkan

Judul Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diseslesaiakan sesuai


dengan time frame yang ditetapkan

Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan IT

Definisi operasional Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diseslesaiakan sesuai


dengan time frame yang ditetapkan

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah penyelesaian pembuatan program / aplikasi sesuai time


frame yang telah ditetapkan

Denominator Jumlah WO yang masuk untuk pembuatan program / aplikasi

Sumber data Data WO

Standar Min 80%

Penanggung jawab OIC IT

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 148


pengumpul data

Laundry & Sanitasi

Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai

Judul Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Laundry & Sanitasi .

Definisi operasional Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai dengan adanya
komplain kekurangan linen bersih siap pakai dari RI

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah komplain kekurangan linen bersih

Denominator

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 149


Sumber data Catatan komplain tentang linen

Standar Maks 15 komplain

Penanggung jawab Supervisor laundry dan Sanitasi


pengumpul data

Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisi sesuai standar kualitas di
RI dan RJ

Judul Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisi sesuai


standar kualitas di RI dan RJ

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Laundry & Sanitasi .

Definisi operasional Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisi sesuai standar
kualitas di RI dan RJ dengan adanya komplain linen tidak sesuai
standar dari RI dan RJ

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah komplain Linen tidak sesuai standar dari RI dan RJ

Denominator

Sumber data Catatan komplain tentang linen

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 150


Standar Maks 15 komplain

Penanggung jawab Supervisor laundry dan Sanitasi


pengumpul data

Security

Jumlah kejadian yang direspon < 5 menit

Judul Jumlah kejadian yang direspon < 5 menit

Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi

Tujuan Tergambarnya pemenuhan kepuasan pelanggan

Definisi operasional Kejadian yang direspon < 5 menit adalah : Kejadian yang
direspon < 5 menit sejak petugas security mendapat laporan
kejadian oleh petugas security .

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah kejadian yang direspon < 5 menit

Denominator Jumlah kejadian yang dilaporkan

Sumber data Laporan kejadian

Standar 90.00%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 151


Penanggung jawab Supervisor security .
pengumpul data

Finance

Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Radiologi 99% benar

Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Radiologi


99% benar

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .

Definisi operasional Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Radiologi 99%
benar

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian


Radiologi benar

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 152


Denominator Jumlah kwitansi di bagian Radiologi

Sumber data Data keuangan

Standar Min 99%

Penanggung jawab OIC Finance


pengumpul data

Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Laboratorium 99% benar

Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian


Laboratorium 99% benar

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .

Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Laboratorium


99% benar

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 153


Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian
laboratorium benar

Denominator Jumlah kwitansi di bagian laboratorium

Sumber data Data keuangan

Standar Min 99%

Penanggung jawab OIC Finance


pengumpul data

Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehab medik 99% benar

Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehab


medik 99% benar

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .

Definisi operasional Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehab medik
99% benar

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 154


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehab


medik benar

Denominator Jumlah kwitansi di bagian Rehab medik

Sumber data Data keuangan

Standar Min 99%

Penanggung jawab OIC Finance


pengumpul data

Perincian biaya dan kwitansi di bagian MCU 99% benar

Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian MCU 99%


benar

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .

Definisi operasional Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian MCU 99%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 155


benar

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian MCU


benar

Denominator Jumlah kwitansi di bagian MCU

Sumber data Data keuangan

Standar Min 99%

Penanggung jawab OIC Finance


pengumpul data

Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unit klinik Spesialis I ,


kecuali klinik gigi 99% benar

Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unit klinik


Spesialis I , kecuali klinik gigi 99% benar

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 156


Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .

Definisi operasional Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unit klinik
Spesialis I , kecuali klinik gigi 99% benar

.Frekuensi pengumpulan 1 bulan


data

Periode analisa 1 bulan

Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unit


klinik Spesialis I , kecuali klinik gigi 99% benar

Denominator Jumlah kwitansi di seluruh KS I kecuali klinik gigi

Sumber data Data keuangan

Standar Min 99%

Penanggung jawab OIC Finance


pengumpul data

Gizi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 157


Waktu distribusi makanan tepat waktu

Pagi : 06.00 – 07.00 , siang : 11.00 – 12.00 , malam : 17.00 – 18. 00

Judul Waktu distribusi makanan tepat waktu

Pagi : 06.00 – 07.00 , siang : 11.00 – 12.00 , malam : 17.00 – 18.


00

Dimensi Mutu Efektifitas , akses , kenyamanan

Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan Gizi pasien

Definisi operasional Waktu distribusi makanan tepat waktu adalah : ketepatan


penyediaan makanan pada pasien sesuai jadwal yang telah
ditentukan .

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah distribusi makanan dalam 1 bulan – jumlah kejadian


keterlambatan distribusi makanan pasien

Denominator Jumlah distribusi makanan dalam 1 bulan

Sumber data Cheklist pemantauaan waktu distribusi makan pasien

Insiden report

Standar 95.00%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 158


Penanggung jawab Supervisor Gizi
pengumpul data

Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuai permintaan rawat
inap

Judul Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuai


permintaan rawat inap

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mencegah KTD

Definisi operasional Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuai
permintaan rawat inap

adalah : ketepatan penyediaan makanan pada pasien sesuai


permintaan rawat inap

.Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah distribusi makanan dalam 1 bulan – jumlah kejadian


kesalahan makanan pasien

Denominator Jumlah penyerahan makanan dalam 1 bulan

Sumber data Daftar permintaan makanan harian

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 159


Daftar mermintaan makanan tambahan

Laporan jumlah Porsi harian

Standar 100.00%

Penanggung jawab Supervisor Gizi


pengumpul data

Menjamin kunjungan pasien baru VIP pada hari kerja

Judul Menjamin kunjungan pasien baru VIP pada hari kerja

Dimensi Mutu Keamanan , efisiensi

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Gizi

Definisi operasional Menjamin jumlah kunjungan pasien baru pada hari kerja untuk
VIP

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah pasien baru VIP yang dikunjungi petugas gizi pada hari
kerja

Denominator Jumlah pasien baru VIP pada hari kerja

Sumber data Catatan Laporan kunjungan pasien baru VIP

Standar 80.00%

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 160


Penanggung jawab Supervisor Gizi .
pengumpul data

Hasil monitoring personal hygiene

Judul Hasil monitoring personal hygiene

Dimensi Mutu Keamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya personal hygiene petugas gizi .

Definisi operasional Hasil monitoring personal hygiene petugas gizi

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Hasil monitoring personal hygiene petugas gizi

Denominator

Sumber data Laporan monitoring personal hygiene petugas gizi

Standar 70.00%

Penanggung jawab Supervisor Gizi .


pengumpul data

Menurunkan angka kesalahan pemberian obat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 161


Judul Menurunkan angka kesalahan pemberian obat

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian perawat dalam memberikan asuhan


kepada pasien

Definisi operasional Kesalahan pemberian obat adalah : kesalahan memberikan obat


kepada pasien yang tidak sesuai dengan instruksi medis dan 6
benar pemberian obat

.Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian kesalahan memberikan obat pasien 1 bulan

Denominator Tidak ada

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Insiden report

Standar 1 kasus / TW

Penanggung jawab Supervisor ICU


pengumpul data

Tidak ada kesalahan identitas pasien

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 162


Judul Tidak ada kesalahan identitas pasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian perawat dalam memberikan asuhan


kepada pasien

Definisi operasional Kesalahan identitas pasien adalah : kesalahan yang terjadi salah
orang dalam memberikan tindakan , pelaksanaan pemeriksaan
penunjang , memberikan obat memberikan tranfusi dll kepada
pasien

Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kejadian kesalahan identitas pasien 1 bulan

Denominator Tidak ada

Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan

Insiden report

Standar 1 kasus /tahun

Penanggung jawab Supervisor ICU


pengumpul data

Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72
jam

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 163


Judul Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan ICU

Definisi operasional Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus
yang sama dalam waktu < 72 jam

.Frekuensi pengumpulan Setiap bulan


data

Periode analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus


yang sama dalam waktu < 72 jam

Denominator Jumlah pasien yang masuk ICU

Sumber data Buku keluar masuk ICU

Standar Max 3%

Penanggung jawab Supervisor ICU


pengumpul data

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 164


BAB XI

METODE PENGENDALIAN KUALITAS MUTU

RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI

Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan


untuk menjamin tercapainya insiden perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa
pelayanan yang diproduksi. Pengendalian kualitas mutu pada dasarnya adalah
pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan
pelanggan ( quality os customers satisfaction ) yang dilakukan setiap orang dari
bagian di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi.

Pengertian pengendalian kualitas mutu di atas mengacu pada siklus


pengendalian (Control Cicle) dengan memakai siklus “Plan – Do – Study –
Action”( P- D – S – A ) ( rencanakan – laksanakan – pembelajaran – aksi ). Pola P-
D-S-A . Dengan P-D-S-A adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan
secara terus – menerus ( continues improvement ) tanpa berhenti.
Plan
(1)
(6)
Action Konsep P-D-S-A tersebut merupakan pedoman Menentukanbagi setiap manajer untuk
Tujuan dan insiden
Mengambil
proses perbaikan kualitas (quality improvement) secara terus menerus tanpa(2)
tindakan berhenti
yang tepatyang lebih baik dan dijalankan di seluruhMenetapkan
tetapi meningkat ke keadaaan bagian
Metode untuk
organisasi, seperti tampak pada gambar 1. Mencapai tujuan
Menyelenggarakan
(5)
Memeriksa akibat Pendidikan dan
pelaksanaan latihan
Study
(4) (3)
Melaksanakan
pekerjaan Do
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 165
Keempat tahapan siklus PDSA:
Plan : perubahan yang akan diuji atau diterapkan

Do : melakukan tes atau perubahan

Study : data sebelum dan setelah perubahan dan merefleksikan apa yang telah
dipelajari

Act : rencana perubahan siklus berikutnya atau implementasi penuh

Dalam gambar tersebut, pengidentifikasian masalah yang akan dipecahkan dan


pencarian sebab-sebabnya serta penentuan tindakan koreksinya, harus selalu
didasarkan pada fakta. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan adanya unsur
subyektivitas dan pengambilan keputusan yang terlalu cepat serta keputusan yang

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 166


bersifat emosional. Selain itu, untuk memudahkan identifikasi masalah yang akan
dipecahkan dan sebagai patokan perbaikan selanjutnya perusahaan harus menetapkan
standar pelayanan.

Hubungan pengendalian kualitas medis dengan peningkatan perbaikan


berdasarkan siklus P-D-S-A (Relationship between Control and Improvement under
P-D-S-A Cycle)

Perubahan apa yang dapat kita buat yang akan menghasilkan perbaikan?
Ada banyak potensi perubahan yang bisa kita laksanakan di Tim kita . Namun, bukti
dari literatur ilmiah dan program perbaikan sebelumnya menunjukkan bahwa ada
sejumlah kecil perubahan yang paling mungkin untuk menghasilkan perbaikan.

Ada kemungkinan bahwa siklus PDSA beberapa berjalan berurutan (gambar 2), atau
bahkan secara bersamaan (gambar 3).

Gambar 2

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 167


Gambar 3

Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat berfungsi jika sistem
informasi berjalan dengan baik .Pelaksanaan PDSA dengan enam langkah P-D-S-A
yang terdapat dalam gambar 3 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan insiden → Plan

Tujuan dan insiden yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
ditetapkan. Penetapan insiden tersebut ditentukan oleh Direktur rumah
sakit.Penetapan insiden didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.

Insiden ditetapkan secara konkret dalam bentuk insiden, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin
rendah tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan
tujuan, semakin rinci informasi.

b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan →Plan

Penetapan tujuan dan insiden dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan
harus rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan
untuk menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 168


digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima
dan dimengerti oleh semua karyawan.

c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do

Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar
dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan
untuk memahami standar kerja dan program yang ditetapkan.

d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan →Do

Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah.
Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan
modal dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan
karena ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan.

e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan →Study

Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan


baik atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dan mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat
diabaikan. Hal yang harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa
pemeriksaan itu dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan dan
manakah yang bukan penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode
(standar kerja) dan pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan
maupun oleh manajer. Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat
yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari
penyebabnya.

f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat →Action

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 169


Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak
terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah
mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam
pengendalian kualitas pelayanan.

Konsep P-D-S-A dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang


efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan
yang akan dicapai diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua
proses. Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan
diperlukan kesungguhan (sincerety), yaitu sikap yang menolak adanya tujuan yang
semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat
yang semata-mata bersifat pragmatis. Dalam sikap kesungguhan tersebut yang
dipentingkan bukan hanya insiden yang akan dicapai, melainkan juga cara bertindak
seseorang untuk mencapai insiden tersebut.

Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup semua


jenis kelompok karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung jawab atas
kualitas pelayanan dalam kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam pengendalian
kualitas pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak hanya terhadap output,
tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan menghasilkan suatu
pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai jika terdapat pengendalian
kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat
dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang baik antara kelompok karyawan dengan
manajemen, sebagai tanggung jawab bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja
dari kelompok, sebagai mata rantai dari suatu proses.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 170


Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 171
BAB XII

PENGORGANISASIAN

A. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Managing
Director

Quality Assurance
Manager

Safety & Risk Quality


Management Improvement
coordinator Coordinator

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 172


Patient Safety Total
Quality Hospital

PPI QCC

ISO/Akreditasi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 173


BAB XIII

URAIAN JABATAN

1. Nama Jabatan : Quality Assurance Manager

Nama Jabatan Atasan Langsung : Direktur Utama

IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN

Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada pelaksanaan program peningkatan mutu seluruh


Rumah Sakit termasuk di dalamnya program Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko,
Layanan Unggulan maupun mutu secara umum agar tercapai pelayanan yang bermutu baik
medis maupun non medis yang pada akhirnya dapat meningkatkan Kepuasan Pelanggan di
RSU dr. H. Koesnadi

TANGGUNG JAWAB UTAMA

Area Tanggung Tanggung Jawab Output


Jawab
Program Kerja - Mengkoordinasi perumusan dan Agar :
Quality Assurance penyusunan program kerja Quality
- Mutu pelayanan di rumah
Assurance sesuai bidang tugasnya
Sakit baik medis maupun non
- Menetapkan rencana strategic dan medis dapat terus ditingkatkan
program kerja QA sesuai dengan
visi dan misi RSU dr. H. Koesnadi

- Mengkoordinir pelaksanaan
program kerja dan kegiatan divisi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 174


Safety & Risk 1. Mengkoordinir pelaksanaan 1. Pasien merasa aman selama
Management program Safety di RS termasuk di berobat di RS
dalamnya Patient Safety, Kesehatan
2. Kepercayaan pasien meningkat.
& Keselamatan Kerja, &
Pengendalian & Pencegahan Infeksi 3. Resiko klinis & non klinis
teridentifikasi, kemudian dapat
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan
dianalisa penyebab dan dampak
program Safety & Risk
bagi Rumah Sakit
Management

4. Mencegah insiden lama tidak


- Mengkoordinir pelaksanaan
terulang lagi
program Manajemen Resiko
Klinis di rumah sakit 5. Tersusunnya laporan triwulan &
laporan tahunan
2. Mengkoordinir pertemuan untuk
membahas Incident Repot yang
terjadi di Rumah sakit

3. Melaporkan pelaksanaan
kegiatan Manajemen Resiko Klinik

Program kerja - Mengkoordinasi perumusan dan Agar :


Quality & Evaluation penyusunan program kerja yang
- Tercapai mutu pelayanan
menyangkut peningkatan mutu
medis dan non medis
baik medis non medis sesuai
visi dan misi RSU dr. H. - Tersusun dan tersedianya
Koesnadi laporan triwulan, dan
tahunan hasil evaluasi
- Mengkoordinir pelaksanaan
terhadap program
program kerja
peningkatan mutu
- Melakukan evaluasi terhadap
seluruh kegiatan upaya

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 175


peningkatan mutu

Monitoring dan - Melakukan monitoring dan Agar :


evaluasi evaluasi penyelenggaraan tugas
- Tersusun & tersedianya laporan
komisi
triwulan, dan tahunan pelaksanaan
program Quality Assurance

WEWENANG

Prime Share Contributory

Pelaksanaan program K3 V

Pelaksanaan program 6 V
International Patient Safety Goals

Pelaksanaan Program Manajemen V


Resiko Klinis

Pelaksanaan Program Total V


Quality Hospital

Pelaksanaan Program Peningkatan V


Mutu baik untuk medis & Non
Medis

HUBUNGAN KERJA

Internal :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 176


Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan

1. Seluruh unit di Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus
RS

2. Division Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus


Manager

3. Komite Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus


Medis / SMF

Eksternal:

Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan

1. Badan Perolehan sertifikasi ISO / JCI


Sertifikasi
ISO/ JCI

2. KARS Penilaian Akreditasi Rumah Sakit

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 177


TANTANGAN JABATAN INI

Tantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi terjadinya

Insiden pada pasien Mengisi Form tindakan Korektif & Sering


Pencegahan ,dicari akar masalah oleh unit
bersangkutan,untuk kemudian diverifikasi
keefektifannya

Prosedur tidak Sosialisasi ke unit yang bersangkutan untuk kadang-kadang


dijalankan bekerja sesuai prosedur

Memastikan mutu Melakukan monitoring pelaksanaan semua Per semester


Rumah Sakit terjaga parameter yang dipersyaratkan oleh
melalui akreditasi akreditasi

Pelaksanaan Sasaran Monitoring laporan Sasaran Mutu Setiap bulan


Mutu

Pelaksanaan Total Membuat jadwal tahunan audit dan Sesuai jadwal masing-
Quality Hospital meninformasikannya ke unit terkait masing SMF

( Audit klinis & Audit


Indikator Klinis )

SPESIFIKASI JABATAN

Pendidikan Formal : Dokter umum

Kompetensi :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 178


Pelatihan Manajemen Resiko Klinis

Pelatihan Patient Safety Rumah Sakit

Pelatihan Audit Mutu Internal

4.Nama Jabatan : Quality Improvement Coordinator

Nama Jabatan Atasan Langsung : Quality Assurance manager

Nama Jabatan Atasan Dari Atasan Langsung : Direktur Utama

IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN

Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada Quality Improvement seluruh Rumah Sakit


termasuk di dalamnya pelaksanaan program Total Quality Hospital, Gugus kendali Mutu
serta akreditasi / sertifikasi agar dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien yang
pada akhirnya dapat meningkatkan Kepuasan Pelanggan di RSU dr. H. Koesnadi

TANGGUNG JAWAB UTAMA

Area Tanggung Tanggung Jawab Output


Jawab

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 179


Quality Memastikan kesinambungan sertifikat Sertifikasi / akreditasi terus
Improvement baik untuk akreditasi maupun sertifikasi dipertahankan
lain yang berkaitan dengan mutu Rumah
Continuous Improvement untuk
Sakit
seluruh unit
Mengkoordinir kegiatan Gugus Kendali
Terciptanya “champion” di
Mutu
masing-masing unit yang
Melaksanakan program Total Quality memastikan bahwa masing-
Hospital termasuk di dalamnya masing unit memberikan
melaksanakan audit klinis dan pelayanan yang bermutu
pemantauan terhadap indicator klinis
Pemberian layanan kepada
pasien sesuai standar pelayanan
medis yang berlaku

Kepercayaan pasien terhadap


manajemen mutu yang
diterapkan di RS meningkat.

Tersusunnya laporan triwulan &


laporan tahunan

Monitoring dan Melakukan monitoring dan evaluasi Agar :


evaluasi penyelenggaraan tugas yang
Tersusun & tersedianya laporan
berhubungan dengan Quality
triwulan, dan tahunan
Improvement pelaksanaan program Quality
Improvement

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 180


WEWENANG

Area Pengambilan Keputusan Prime Share Contributory

Pelaksanaan program K3 V

Pelaksanaan program International V


Patient Safety Six Goals

Pelaksanaan Program Manajemen V


Resiko Klinis

Pelaksanaan program Pengendalian & V


Pencegahan Infeksi

HUBUNGAN KERJA

Internal :

Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan

1. Seluruh unit Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus
di RS

2. Komite Medis Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus
/ SMF

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 181


3. Division Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus
Manager

Eksternal:

Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan

KKPRS Pusat Pelaporan insiden dan memperoleh umpan balik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 182


TANTANGAN JABATAN INI

Tantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi terjadinya

Karyawan tidak Sosialisasi secara rutin kepada kadang-kadang


memperhatikan segi seluruh karyawan
keselamatan dan
kesehatan kerja

Budaya cuci tangan Sosialisasi dan audit cuci tangan Sering


belum menjadi
budaya kerja

Memastikan mutu Melakukan monitoring Per semester


Rumah Sakit terjaga pelaksanaan semua parameter
melalui akreditasi yang dipersyaratkan oleh
akreditasi

Pelaksanaan Monitoring laporan Sasaran Setiap bulan


Sasaran Mutu Mutu

Pelaksanaan Total Membuat jadwal tahunan audit Sesuai jadwal masing-


Quality Hospital dan meninformasikannya ke unit masing SMF
terkait
( Audit klinis &
Audit Indikator
Klinis )

SPESIFIKASI JABATAN

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 183


Pendidikan Formal : Dokter Umum/ Perawat

Pengalaman Kerja : 2 tahun

Kompetensi :

Pelatihan Audit Mutu Internal

Pelatihan K3

3. Nama Jabatan : Safety & Risk Coordinator

Nama Jabatan Atasan Langsung : Quality Assurance manager

Nama Jabatan Atasan Dari Atasan Langsung : Direktur Utama

IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN

Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada pelaksanaan program peningkatan mutu seluruh


Rumah Sakit terutama yang berkaitan dengan program Keselamatan Pasien dan Manajemen
Resiko Klinis, Keselamatan & Kesehatan Kerja, serta Pencegahan & Pengendalian Infeksi di
seluruh unit agar pasien mendapat pelayanan yang aman serta nyaman yang pada akhirnya dapat
meningkatkan Kepuasan Pelanggan di RSU dr. H. Koesnadi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 184


TANGGUNG JAWAB UTAMA

Area Tanggung Tanggung Jawab Output


Jawab
Safety & Risk Mengkoordinir pelaksanaan program Safety Pasien merasa aman selama
Management di RS termasuk di dalamnya Patient Safety, berobat di RS
Kesehatan & Keselamatan Kerja, serta
Kepercayaan pasien meningkat.
Pengendalian & Pencegahan Infeksi

Resiko klinis & non klinis


Melaporkan pelaksanaan kegiatan
teridentifikasi, kemudian dapat
program Safety & Risk Management dianalisa penyebab dan dampak
bagi Rumah Sakit
_ Mengkoordinir pelaksanaan program
Manajemen Resiko Klinis di rumah sakit Mencegah insiden lama tidak
terulang lagi
Mengkoordinir pertemuan untuk membahas
Incident Repot yang terjadi di Rumah Sakit Tersusunnya laporan triwulan &
laporan tahunan
Melaporkan pelaksanaan kegiatan
Manajemen Resiko Klinik

Monitoring dan - Melakukan monitoring dan evaluasi Agar :


evaluasi penyelenggaraan tugas yang
- Tersusun & tersedianya laporan
berhubungan dengan Safety & Risk
triwulan, dan tahunan pelaksanaan
Management program Quality Assurance

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 185


WEWENANG

Contributor
Area Pengambilan Keputusan Prime Share
y

Pelaksanaan program International V


Patient Safety Six Goals

Pelaksanaan Program Manajemen V


Resiko Klinis

Pelaksanaan program Pengendalian & V


Pencegahan Infeksi

HUBUNGAN KERJA

Internal :

Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi

1. Seluruh unit di RS Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus

2. Division Manager Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus

3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus menerus

Eksternal:

Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi

1. KKPRS Pusat Pelaporan insiden dan memperoleh umpan balik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 186


TANTANGAN JABATAN INI

Tantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi terjadinya

Insiden pada pasien Mengisi Form tindakan Korektif & Sering


Pencegahan ,dicari akar masalah
oleh unit bersangkutan,untuk
kemudian diverifikasi
keefektifannya

Prosedur tidak Sosialisasi ke unit yang kadang-kadang


dijalankan bersangkutan untuk bekerja sesuai
prosedur

Memastikan mutu Melakukan monitoring pelaksanaan Per semester


Rumah Sakit terjaga semua parameter yang
melalui akreditasi dipersyaratkan oleh akreditasi

Pelaksanaan Sasaran Monitoring laporan Sasaran Mutu Setiap bulan


Mutu

Pelaksanaan Total Membuat jadwal tahunan audit dan Sesuai jadwal masing-masing
Quality Hospital meninformasikannya ke unit terkait SMF

( Audit klinis & Audit


Indikator Klinis )

SPESIFIKASI JABATAN

Pendidikan Formal : dokter umum / perawat

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 187


Pengalaman Kerja : 2 tahun

Kompetensi :

Pelatihan Manajemen Resiko Klinis

Pelatihan Patient Safety Rumah Sakit

Pelatihan Audit Mutu Internal

BAB XIV

TATA HUBUNGAN KERJA

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 188


Direktur Utama

Quality Assurance

Quality Improvement Safety & Risk Management

Medical Staf Inpatient Outpatient Patient Support Administration HRD & GA


Division Division Division Comm Division Division Division

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 189


Keterangan :

1. Medical staff Division meliputi : unit Medical Record, Medical Secretary

Hubungan Kerja dengan Medical Staf Division adalah :

 Penyediaan Rekam Medik pasien untuk audit klinis

 Pembahasan Incident Report yang berhubungan dengan insiden kasus


medis

 Pembahasan hasil audit klinis SMF terkait untuk dianalisa dan tindak
lanjut temuan

 Penyediaan Pedoman klinis, Clinical Pathways dan / atau protokol klinis

2. Administration Division meliputi : unit Finance, Accounting, Purchasing,

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 190


Mainstore

Hubungan kerja dengan Administration Division adalah :

 Penyediaan anggaran untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan –


pelatihan, sarana

 Pengadaan barang untuk kebutuhan kegiatan Peningkatan Mutu dan


keselamatan Pasien

 Penyediaan data Indikator Manajemen

3. Human Resource Division meliputi : unit Human Resource, Non Medical


Maintenance, G&A Medical Maintenance

Hubungan kerja dengan Human Resource Division adalah :

 Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan – pelatihan

 Pengajuan kebutuhan SDM

 Pengumpulan data Indikator Manajemen

 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya

4. In Patient Division meliputi : Pavilyun Melati, Pavilyun Teratai, Pavilyun


Seruni, Pavilyun Bougenville, Pavilyun Mawar, Pavilyun Dahlia,
Pavilyun Anggrek, Pavilyun Rengganis dan Instalasi Hemodialisa, ICU
dan Kamar Bedah

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 191


Hubungan kerja dengan In Patient Division adalah :

 Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP

 Penyediaan data indikator klinis dari unit

 Pelaksanaan program PMKP

 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya

 Pelaksanaan audit keperawatan

5. Out Patient Division meliputi : Instalasi Radiologi, Laboratory, Pharmacy


& CSSD, Clinical Service (Rehab Medik, Renal unit & Citos, IGD,
General & Spesialist Clinic )

Hubungan kerja dengan Out Patient Division adalah :

 Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP

 Penyediaan data indikator klinis dari unit

 Pelaksanaan program PMKP

 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya

6. Patient Support and Comunication Division meliputi : Marketing & PR,


CS dan Front desk, Legal & Secretary

Hubungan kerja dengan Patient Support Comm Division adalah :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 192


4. Publikasi data ke masyarakat

5. Pengelolaan keluhan pasien dan keluarga, dokter dll

BAB XV

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 193


POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah Kebutuhan

Quality Assurance Manager Dokter Umum 1

Quality improvement Dokter Umum/ S1 1


Coordinator Keperawatan

Patient Safety & Clinical Dokter Umum/ S1 1


Risk management Keperawatan
Coordinator

Kegiatan orientasi

Hari Materi Waktu Metode Penanggung Jawab


Ke

1 Company profile & 09.00 – 09.45 Presentasi & HRD


Struktur organisasi diskusi
penjelasan evaluasi
kinerja

Tata tertib & fasilitas 10.00 – 11.00 Presentasi & HRD


pengobatan diskusi

Patient Safety 11.00 – 12.00 Presentasi & Tim Quality Assurance


diskusi

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 194


2 Service Focus 08.00 – 10.00 Presentasi & Tim Service Excellent
diskusi

K3 di Rs & Major 10.15 – 11.00 Presentasi & Tim K3


disaster diskusi

Tata laksana 11.00 – 12.00 Presentasi, Tim K3


pencegahan & praktek &
evakuasi (kebakaran) diskusi

BAB XVI

PENILAIAN KINERJA ( PERFORMANCE


APPRAISAL )

Penetapan Target

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 195


1. Pemahaman mengenai Target Kerja ( SMART )

2. Atasan memberi dukungan dan bimbingan dalam pencapaian target

Penilaian Kinerja

1. Penilaian kinerja karyawan 6 bulan terakhir

2. Membandingkan target dengan realisasi ( hasil kerja )

3. Penilaian harus objektif, konsisten dan netral

TAHAPAN PROSES PERFORMANCE APPRAISAL ( PA )

1. Cek jumlah dan data karyawan apakah sudah akurat dan benar

2. Pengisian form PA dilakukan dengan diskusi langsung antara atasan dengan


masing-masing karyawan, yang selanjutnya di verifikasi atasan dari atasan
langsung

3. Harap diingat bahwa hasil PA masih memerlukan persetujuan dari


Management, sehingga Sesi Pengisian PA yang dilakukan antara atasan dan
karyawan adalah murni sebagai feedback session dan bukan final rating PA

4. Kategori PA Harap mengikuti komposisi Bell Curve ( dilakukan di level


Divisi berdasar group level )

5. Hardcopy form PA harap disimpan oleh masing-masing Divisi, dan Summary


dikirimkan ke HRD untuk dilakukan konsolidasi secara keseluruhan
organisasi

6. Final Rating PA akan diberikan oleh HRD ke masing-masing Divisi setelah

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 196


mendapat persetujuan dari Management, selanjutnya masing-masing Divisi
menyampaikan ke masing karyawan di Divisinya

Performance Appraisal (PA) 2012

1. 1. Customer Focus (20%)

Berusaha membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan serta mampu


memperlakukan pelanggan dengan perhatian dan rasa hormat. Pelanggan yang
dimaksudkan disini adalah pelanggan internal (rekan kerja, bawahan maupun
atasan) dan pelanggan eksternal (pasien, keluarga pasien maupun pengunjung
RST)

2. Communication Skills (10%)

Memberikan informasi yang relevan, umpan balik dan masukan kepada pihak
yang relevan and membangun hubungan jangka panjang. Mempromosikan
komunikasi dan partisipasi terbuka pada semua level dan berbagi pengalaman,
ide dan informasi

3. Strive for Excellence (10%)

Berusaha untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya

4. Continuous Learning (10%)

Secara terus menerus mencari kesempatan untuk belajar, meningkatkan


kemampuan dan melakukan perbaikan

5. Building Trust (10%)

Bekerja dengan integritas, terbuka terhadap ide-ide lain, mendukung dan


mampu bekerjasama dengan orang lain

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 197


6. Motivasi dan Ketekunan Kerja (10%)

Dorongan untuk menunjukkan usaha yang besar dalam penyelesaian tugasnya


serta kemampuan untuk tetap bertahan dan menuntaskan pekerjaannya
sekalipun menghadapi banyak tantangan

7. Disiplin Kerja (10%)

Sikap kerja yang mampu menunjukkan ketepatan waktu, peraturan dan


komitmen terhadap pekerjaan

8. Hasil Kerja (20%)

Output kerja karyawan berkaitan dengan pelaksanaan fungsi kerjanya

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 198


BAB XVII

KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN

Kegiatan

1. Indikator Mutu ( indikator klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan pasien )

2. Pelaksanaan program Keselamatan Pasien ( IKP, Manajemen Resiko Klinik,


FMEA )

3. Indikator Klinik pelayanan Medis

4. Audit Klinis Pelayanan Medis

5. Clinical Pathway

6. Pendidikan dan pelatihan PMKP

7. Kegiatan Quality Champion

8. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

9. Akreditasi RS

10. Monitoring implementasi ISO 9001

Rincian Kegiatan dan Pelaksanaan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 199


1. Indikator Mutu ( Indikator klinis, Manajemen, Sasaran Keselamatan pasien )

1. Pemilihan indikator mutu klinis

2. Pemilihan indikator manajemen

3. Pemilihan indikator sasaran keselamatan pasien

4. Penyusunan profil indikator

5. Penyusunan SPO pengukuran indikator mutu

6. Analisa data indukator mutu

7. Melakukan edukasi / sosialisasi pengumpulan data

8. Pencatatan, pelaporan, analisa dan validasi data

2. Program Keselamatan Pasien

a. Penerapan 7 langkah menuju keselamatan Pasien Rumah Sakit, meliputi:

 Bangun Kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien

 Pimpin dan dukung staf anda

 Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko

 Kembangkan sistem pelaporan

 Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

 Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien

 Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan Pasien

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 200


b. Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi :

 Ketepatan identifikasi pasien

 Peningkatan komunikasi yang efektif

 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi

 Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

 Pengurangan risiko pasien jatuh

c. Manajemen Resiko Klinik

 Pelaporan Insiden Sentinel, KTD, KNC dari masing – masing unit.

 Bila terjadi insiden pada unit, maka unit akan melapor kepada tim mutu
sesuai

 dengan Alur Kerja Pengendalian Ketidaksesuaian Pelayanan

 Melakukan Matrik Assesment

 Sesudah laporan insiden diterima, maka tim mutu akan membuat Risk
Matrix Grading sesuai dengan kasusnya

 Rekapitulasi pelaporan insiden

 Melakukan rekapitulasi laporan insiden untuk dilakukan pembahasan


bersama Tim KPRS dan Manajemen

 Pembahasan laporan insiden

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 201


 Pembahasan laporan insiden dilakukan seminggu satu kali dengan dihadiri
oleh pimpinan Rumah Sakit, tim KPRS serta unit terkait

 Tindak lanjut insiden

 Dari hasil pembahasan, ditetapkan insiden yang akan dianalisa untuk


ditindaklanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan dapat melalui pertemuan
dengan unit/staff terkait atau pembuatan Root Cause Analysis ( RCA ) /
FMEA untuk dapat dicari akar masalah dari insiden yang terjadi, sehingga
dapat diambil tindakan perbaikan.

 Reassesment / evaluasi keefektifan tindak lanjut

 Setelah tindakan perbaikan dilakukan, maka perlu dievaluasi keefektifan


dari tindakan yang diambil, bila tidak terulang kejadian yang sama maka
dapat dibuat prosedur untuk mengatur hal tersebut. Bila dari hasil
evaluasi, tindakan perbaikan belum efektif maka perlu dianalisa ulang
untuk kembali dicari akar permasalahannya.

d. Root Cause Analysis / Failure Mode Effect Analysis

 Membentuk tim

Dalam pembuatan RCA/ FMEA hal pertama yang dilakukan adalah


pembentukan tim yang terdiri dari unit yang terkait, staf yang mempunyai
keahlian dalam pembuatan RCA/ FMEA dan orang yang mempunyai
kompetensi sesuai kasus.

 Mengadakan pertemuan

Mengadakan pertemuan tim untuk membahas insiden yang terjadi/ kejadian


yang

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 202


potensial menimbulkan sentinel event.

 Menyusun laporan dan rekomendasi

Dari hasil pembahasan tim disusun laporan dan diberikan kepada pimpinan
RS sebagai

wujud keterlibatan pimpinan dalam proses peningkatan mutu dan kepada unit
terkait.

 Tindak lanjut

Hasil tindak lanjut dari unit terkait akan dimonitoring keefektifannya melalui
Form

Tindakan Korektif dan Pencegahan. Bila didapatkan hasilnya tidak efektif


maka akan

dilakukan RCA / FMEA ulang.

3. Indikator Klinik Pelayanan Medis

 Pertemuan dengan SMF

Dalam menetapkan indikator klinis maka manajemen akan mengadakan


pertemuan dengan ketua SMF / pimpinan unit.

 Sosialisasi program kepada SMF dan manajemen

Setelah indikator klinis ditetapkan maka dilakukan sosialisasi tentang

pengukuran indikator tersebut kepada SMF dan unit terkait

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 203


 Memasukkan data

Unit terkait / tim mutu memasukkan data indikator klinis berdasarkan dari rekam
medis pasien

 Rekapitulasi data

Melakukan rekapitulasi data hasil pemantauan selama satu bulan

 Menganalisa dan menyusun laporan

Melakukan analisa terhadap hasil rekapitulasi data selama 1 tahun untuk dapat
melihat perbandingan persentase pencapaian target dan kemudian menyusun
laporan kepada pimpinan RS

 Tindak lanjut

Menyusun Rencana tindak lanjut bersama ketua SMF dan manajemen dan
kemudian melaksanakan rencana tindak lanjut

4. Audit Klinis Pelayanan Medis

 Penetapan Topik

 Ketua Komite Medik bersama Tim Mutu rumah sakit mengadakan rapat
tahunan untuk menentukan topik audit klinik berdasarkan masukan dari
SMF. Penentuan topik juga memperhatikan masukan dari Direksi dan
pihak-pihak lain.

 Topik audit klinik ditentukan berdasarkan hasil review terhadap audit


klinis tahun 2012. Ditetapkan berdasarkan topik dari kasus terbanyak,

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 204


kasus sulit, kasus dengan biaya-biaya tinggi dan kasus yang banyak
menimbulkan keluhan.

 Penyusunan Instrumen Audit Klinik Tim Mutu terdiri dari sekurang-


kurangnya 3 orang: Dokter, Perawat dan Petugas Rekam Medis. Anggota
SMF terdiri dari sekurang-kurangnya 2 orang dokter. Tim Mutu dan SMF
menyusun dokumen awal audit Klinik yang terdiri dari:

 Latar belakang

 Instrumen audit: kriteria, standar, pengecualian, sumber data

 Sampel: penentuan besar sample, cara pengambilan sampel

 Pengumpulan data

Berdasarkan instrumen audit klinik yang telah disusun maka Tim Mutu (Staf Rekam
Medis) dan SMF (bila perlu) akan melakukan proses pengukuran.

Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara apa yang tercatat di


Rekam Medis dengan standar yang telah ditetapkan.

Hasil pengukuran ditulis di lembar audit atau di dalam bentuk file komputer (excel
atau SPSS).

Pengambilan sample audit akan diverifikasi oleh orang kedua yang tidak terlibat
dalam pengambilan data yang pertama untuk memastikan validitas data. Bila terjadi

 Analisa data

Berdasarkan hasil pengukuran, Tim Mutu dan SMF melakukan analisa dan evaluasi
untuk mengidentifikasi masalah yang ada, mencari akar permasalahan (dengan
menggunakan diagram fish bone atau metode lain) dan mengusulkan rencana

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 205


perbaikan. Tim Mutu dan SMF menuliskan hasil pengumpulan data dan analisa data
serta rencana perbaikan menjadi sebuah laporan.

6. Tindak Lanjut

Berdasarkan laporan tersebut maka Komite Medis dan direksi memutuskan apakah
menyetujui rencana perbaikan yang disampaikan, bila berhubungan dengan anggaran
dan proses bisnis. Bila disetujui maka rencana perbaikan tersebut perlu didiskusikan
dengan Direksi untuk persetujuan anggaran yang diperlukan. Bila diperlukan maka
Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan menjadi supervisor dari rencana tersebut.

Pengumpulan data kedua (re-audit) Dilakukan setelah tindak lanjut selesai


dilaksanakan ( antara 3-6 bulan setelah audit yang sebelumnya ). Metode yang
digunakan sama seperti pada point C (pengumpulan data).

7. Penyusunan laporan akhir

Berdasarkan pengumpulan data kedua, Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan
melakukan review apakah terdapat perbaikan atau tidak. Bila ada perbaikan maka
audit dinyatakan selesai. Bila tidak ada perbaikan maka perlu dilakukan perbaikan
rencana pada point E (tindak lanjut).
Tim Mutu dan SMF menyusun laporan akhir untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Medik dan Direksi.

5. Clinical Pathway

8. Menyusun Panduan Clinical Pathway

9. Pemilihan 5 area prioritas

10. Penyusunan Panduan Praktik Klinik, Clinical Pathway atau

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 206


protokol klinik

11. Audit clinical pathway

6. Pendidikan staf

 Pelatihan untuk karyawan baru tentang program KPRS,


Program PPI, dan pelaksanaan K3

 Pelatihan untuk karyawan lama program peningkatan mutu,


workshop Keselamatan Pasien

 Pelatihan yang dilakukan di luar rumah sakit untuk mendukung


terlaksananya program peningkatan mutu rumah sakit

7. Quality Champion

 Menyusun Proposal Pembentukan Tim Quality Champion

 Mengajukan SK Tim Quality Champion

 Sosialisasi kepada Tim

 Pelatihan untuk Tim Quality Champion

 Melaksanakan kegiatan

a. Mengadakan pertemuan Tim minimal 1 x sebulan sesuai masalah – masalah


yang telah diusulkan dari kelompok

b. Mengadakan pelatihan untuk anggota sesuai kebutuhan anggota

c. Sosialisasi hasil pertemuan sesuai kasus

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 207


d. Memberikan laporan kegiatan kepada Quality Assurance Manager

 Membuat pelaporan

8. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

 Hand Hygiene ( Kebersihan Tangan )

Untuk membudayakan Kebersihan Tangan ini maka akan dilakukan


beberapa kegiatan, antara lain :

a. Kampanye Hand Hygiene

b. Pemasangan poster, banner dan pembagian leaflet

c. Pengadaan antiseptic hand rub di semua unit

d. Audit kepatuhan cuci tangan

 Memonitor angka infeksi nosokomial di rumah sakit

a. Angka dekubitus

b. Angka infeksi akibat pemasangan jarum infus

c. Angka infeksi luka operasi

d. Angka infeksi akibat pemasangan CVC

e. Angka infeksi VAP

f. Angka Infeksi MRSA

 Melakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada pengelolaan


makanan, dengan melakukan :

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 208


a. Monitoring hygiene pada petugas dietary

b. Pemeriksaan mikrobiologi pada makanan dan alat makan

c. Pemeriksaan kesehatan khusus petugas penjamah makanan (anal


swab)

d. Pemantauan suhu penyimpanan bahan makanan

 Pemantauan kualitas air

Kegiatan meliputi pemeriksaan kualitas air minum, air bersih dan air
cadangan secara rutin.

 Pencegahan dan pengendalian infeksi saat pembangunan dan renovasi

Kegiatan meliputi: pemeriksaan kualitas udara melalui pengukuran /


pemeriksaan debu.

 Sterilisasi

 Kegiatan meliputi evaluasi pemantauan kualitas barang yang telah disteril.

 Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui pemeriksaan berkala

 Pendidikan dan pelatihan staff

Untuk meningkatkan kompetensi IPCN maka perlu mengikutkan


karyawan ke dalam pelatihan-pelatihan yang terkait dengan PPI.

 Orientasi karyawan pencegahan dan pengendalian infeksi Pada setiap


karyawan baru saat orientasi diberikan materi tentang PPI terutama
tentang kebersihan tangan.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 209


9. Akreditasi RS

 Pelatihan / Workshop akreditasi RS standar baru

 Pembentukan Tim Akreditasi RS

 Sosialisasi standar akreditasi baru kepada Tim akreditasi RS

 Melengkapi dokumen akreditasi baru

 Bimbingann akreditasi dari Tim KARS

 Self assesmen persiapan akreditasi

 Penilaian akreditasi dari KARS

10. Monitoring implementasi ISO 9001: 2008

 Audit Mutu Internal

Melakukan kegiatan Audit Mutu Internal secara rutin dua kali/ tahun,
yang meliputi seluruh area RS, dengan agenda kegiatan :

- Opening Meeting

- Kegiatan Audit

- Closing Meeting

- Verifikasi hasil temuan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 210


 Tinjauan Manajemen

Manajemen puncak harus meninjau ulang system manajemen mutu


organisasi, pada selang waktu yang direncanakan, untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan yang
berkesinambungan. Tinjauan ini harus mencakup penilaian
peluang untuk perbaikan dan kebutuhan akan perubahan system
manajemen mutu, mencakup kebijakan mutu dan indikator mutu.
Catatan pada tinjauan manajemen ini harus dipelihara. Agenda
tinjauan manajemen :

 Tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya

 Kebijakan Mutu (tingkat perkembangannya

 Sasaran Mutu (tingkat perkembangannya)

 Kejadian Tidak Diharapkan

 Hasil audit mutu internal secara keseluruhan

 Keefektifan tindakan korektif dan pencegahan

 Keluhan pelanggan

 Survey pelanggan dan evaluasi

 Saran-saran untuk perbaikan

 Keefektifan sistem mutu secara keseluruhan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 211


7. Survei ISO 9001 : 2008 untuk seluruh unit

RS mempersiapkan diri untuk surveillance ISO 9001:2008 yang bertujuan


untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001 : 2008 ini. Pihak eksterna ( VNZ )
melakukan audit di sebagian unit RS ( berdasarkan sampling ) untuk
membuktikan bahwa RS konsisten dalam menerapkan system manajemen mutu
dan RS sudah melakukan continuous improvement terhadap system manajemen
mutu tersebut.

8. Monitoring sasaran mutu unit

Sasaran mutu unit ( indikator mutu ) yang sudah ditetapkan dimonitor sesuai
dengan periode yang sudah disepakati dan dilakukan analisa bila pencapaian tidak
sesuai dengan target yang sudah ditetapkan dengan menerbitkan Form TIndakan
Korektif dan Pencegahan. Hasil pemantauan indikator mutu ini akan dikirimkan
ke unit-unit terkait sebagai masukan dari unit untuk melakukan tindakan
perbaikan dan sebagai penghargaan bagi unit bila target yang sudah ditetapkan
tercapai secara konsisten.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 212


BAB XVIII

FASILITAS DAN PERALATAN

 Fasilitas dan Peralatan disediakan oleh unit Quality dan unit terkait sesuai
program yang dilakukan

 Untuk kegiatan pelatihan – pelatihan internal fasilitas dan peralatan


berkoordinasi dengan sekretaris direksi sesuai kebutuhan

 Untuk kegiatan pelatihan diluar rumah sakit berkoordinasi dengan HRD

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 213


BAB XIX

PERTEMUAN / RAPAT

Rapat berkala terdiri dari :

1. Rapat Rutin

Rapat Rutin diselenggarakan pada :

- Rapat tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Waktu : Setiap hari selasa

Jam : 09.30 - selesai

Tempat : Ruang Rapat Komite Medik

Peserta : Direktur Utama RSU dr. H. Koesnadi, Tim


Quality Assurance

Materi : Evaluasi kinerja mutu

Masalah dan pemecahannya

Evaluasi dan rekomendasi

- Incident Report

Waktu : Setiap hari Senin

Jam : 12.30 - selesai

Tempat : Ruang Rapat Komite Medik

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 214


Peserta : Direktur Utama RSU dr. H. Koesnadi, Tim
Quality Assurance,

ketua Komite Medis, tim manajemen terkait

Materi : pembahasan insiden dan rencana tindak lanjut

2. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 215


BAB XX

PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan dan pelaporan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan


dan tiap triwulan pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah
Sakit dan Bupati RS secara periodik tiap TW melalui pelaporan Realisasi
program kerja unit Quality Assurance

2. Pencatatan Indikator mutu , sensus harian dilakukan oleh unit masing –


masing.

Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,


indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, dilaporkan
kepada Tim QA untuk direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif
dan Pencegahan )

3. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien :

Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung membuat laporan


insiden untuk dilaporkan kepada Tim QA , kemudian dilakukan RMG oleh
Tim QA dan dilakukan pembahasan dengan Tim KPRS dan Manajemen tiap
hari Senin .

B. Pelaporan Program Kerja PMKP

No Kegiatan Pelaporan kepada : Keterangan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 216


QMR Direksi Bupati

1 Indikator Tiap bulan max Tiap TW Tahunan Melalui laporan


Mutu tgl 15 bulan realisasi pencapaian
berikutnya program kerja QA
Manager

2 Program Tiap selesai Tiap selesai Tahunan Melalui laporan


Patient Safety pelaksanaan pelaksanaan realisasi pencapaian
program program program kerja QA
Manager

Manajemen Tiap senin Tiap senin Tiap senin dilakukan


Resiko Klinik pembahasan laporan
insiden bersama Tim
QA, Tim KPRS dan
manajemen

Root Cause Tiap selesai Tiap TW Tiap selesai


Analysis dan pembahasan pembahasan RCA
FMEA dibuat laporan

3 Indikator Tiap bulan Tiap TW Tiap akhir Laporan realisasi


Klinik Tahun pencapaian target
Pelayanan indikator melalui
Medis email

4 Audit Klinis Tiap selesai Tiap selesai Tiap akhir Melalui laporan
Pelayanan pelaksanaan audit pelaksanaan tahun realisasi audit klinis
Medis audit

5 Clinical Tiap selesai Tiap selesai Tiap akhir Melalui laporan

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 217


Pathway pelaksanaan pelaksanaan tahun realisasi pencapaian
program program program kerja QA
Manager

6 Pendidikan & Tiap selesai Tiap selesai Tiap akhir Melalui laporan
Pelatihan pelaksanaan pelaksanaan tahun realisasi pencapa ian
PMKP program program program kerja QA

7 Quality Tiap selesai Tiap selesai Presentasi Melalui laporan


Champion pembahasan satu pembahasan RCM kegiatan QA dan bila
masalah satu masalah perlupresentasi RCM

8 Pencegahan Tiap bulan Tiap bulan Tiap akhir Melalui laporan


dan tahun kegiatan QA
pengendalian Manager
infeksi

9 Akreditasi RS Tiap bulan Tiap bulan tahunan Melalui laporan


kegiatan QA
Manager

10 Monitoring Tiap bulan Tiap bulan tahunan Melalui laporan


Implementasi kegiatan QA
ISO 9001 Manager

Pelaporan

1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan laporan insiden


dilaporkan kepada Tim QA

2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator


klinis, indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien,

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 218


untuk direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif dan
Pencegahan )

3. Laporan Tri Wulan untuk realisasi pencapaian program peningkatan


mutu dan keselamatan pasien oleh Quality Assurance Manager

4. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan program PMKP oleh Quality


Assurance Manager untuk dilaporkan kepada Pimpinan rumah sakit ,
Bupati dan unit terkait

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 219


BAB XXI

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring

Monitoring program PMKP oleh pimpinan melalui pertemuan QA dengan pimpinan


secara rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit internal RSU dr. H. Koesnadi .

Evaluasi Kegiatan

Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun untuk ditindak lanjuti sesuai masalah /
kendala yang ada. Jika pencapaian tidak sesuai dengan target yang sudah ditetapkan,
maka pimpinan ( QMR, pimpinan RS, Bupati ) mengambil tindakan yang diperlukan,
termasuk didalamnya melakukan perubahan terhadap program ataupun proses / SPO
yang ada saat ini

Dokumen Bukti

Laporan pelaksanaan program PMKP :

1. Laporan pelaksanaan pemantauan indikator klinik

2. Laporan Hasil Audit klinik

3. Laporan RCA

4. Laporan pelaksanaan Pelatihan – pelatihan internal

5. Laporan kegiatan Quality Champion

6. Laporan kegiatan Tim PPI

7. Laporan pemantauaan indikator mutu pelayanan rumah sakit

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 220


Laporan Realisasi pencapaian program Quality & Assurance Manager

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 221


BAB XXII

PENUTUP

Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien ini kami susun agar
dapat digunakan sebagai acuan Tim Quality & Assurance dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi program upaya peningkatan mutu dan
Keselamatan pasien di RSU dr. H. Koesnadi.

Namun demikian upaya – upaya ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan
rumah sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di RSU dr. H. Koesnadi
ini.

Semoga Alloh Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberkati sumua upaya – upaya yang
kita kerjakan.

Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 222

Anda mungkin juga menyukai