Anda di halaman 1dari 10

Sumber: Babeh Edi.

com

CT Scan

CT Scan (Computed Tomography Scanner) merupakan alat

penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk

pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti susunan saraf pusat, otot dan

tulang, tenggorokan dan rongga perut. CT-Scanner menggunakan radiasi

nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x. 

CT-Scan (computed tomography) pertama kali digunakan untuk

diagnosa kedokteran pada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini

dilakukan dengan melewatkan seberkas sinar-X terkolimasi (lebar ±2 mm)

pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang diteruskan ditangkap oleh suatu

sistem detektor. Sumber sinar-X berikut detektor bergerak di suatu bidang

mengitari tubuh pasien. Berdasarkan perbedaan respon detektor pada

berbagai posisi penyinaran kemudian dibuat suatu rekonstruksi ulang untuk

mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang disinari.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan

yang kuat suatu kelainan, yaitu :


1. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.

2. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan

infark.

3. Brain contusion.

4. Brain atrofi.

5. Hydrocephalus.

6. Inflamasi.

Peralatan CT-Scan terdiri dari : 

1. Meja tempat pasien 

2. Gantry scanning yang berisi sumber sinar-X terkolimasi dan

susunan detektor 

3. Perangkat elektronik untuk akuisisi data


4. Generator sinar-X 

5. Komputer, TV-monitor berikut panel kontrol 

Meja pasien dan gantry scanning harus dapat menempatkan posisi

pasien pada posisi yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses

rekonstruksi akan didapatkan hasil tomografi yang benar. Tegangan sinar-X

yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV dengan kuat arus antara 0-600

mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada layar monitor komputer

selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi (seperti pada diagnostik

konvensional), dicetak pada printer ataupun disimpan dalam disket (floppy

disk).
Penggunaan 

CT-scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan

penampang lintang dari susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien yang

akan diperiksa harus tidur di meja pasien. Setelah didapatkan posisi yang

dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan data yang diatur dari panel

kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang pemeriksaan. Pengambilan

data ini bisa memakan waktu beberapa menit, tergantung dari jenis

pemeriksaan dan tipe pesawat CT-scan yang digunakan. 

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk

mendapatkan gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatu pekerjaan

yang sangat komplek dan hanya dilakukan dengan komputer, sehingga

teknik diagnosa ini dikenal computerized tomography atau computed

tomography. Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan

ini juga kurang baik untuk pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak.

Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih banyak digunakan untuk

pemeriksaan bagian kepala.

Aspek Proteksi Radiasi 

Untuk setiap pemeriksaan, seorang bisa menerima dosis radiasi

sampai dengan 10 mSv (1 rem) pada bagian tubuh yang sangat sempit.
Karena dapat memberikan dosis cukup tinggi, maka pesawat CT-scan harus

ditempatkan pada ruang khusus yang berpenahan radiasi cukup. Selama

pengambilan data, operator/radiografer tidak diperkenankan berada di dalam

ruang pemeriksaan. Ruangan perlu diberikan tanda-tanda/lampu ketika

pemeriksaan sedang berlangsung. Disain dinding penahan radiasi adalah

seperti halnya pada pesawat sinar-X konvensional.

SISTEM CT SCANNER

Sistem Pemroses Citra

Sistem pemroses citra merupakan bagian yang secara langsung

berhadapan dengan obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas

sumber sinar-x, sistem kontrol, detektor dan akusisi data. Untuk mengetahui

seberapa banyak sinar-x dipancarkan ke tubuh pasien, maka dalam

peralatan ini juga dilengkapi sistem kontrol yang mendapat input dari

komputer. 

Sistem Komputer dan Sistem Kontrol 


Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT

Scanner, yaitu mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan

mengkonstruksi gambar tomografi. Komputer terdiri atas processor, array

processor, harddisk dan sistem input-output. 

Rekonstruksi 

Banyak metode yang dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar

tomografi, mulai dari back projection sampai konvolusi. Metode back

projection menggunakan pembagian pixel-pixel yang kecil dari suatu irisan

melintang. Pixel didasarkan pada nilai absorbsi linier yang kemudian disusun

menjadi sebuah profil dan terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi

dilakukan dengan jalan saling menambah antar elemen matrik. Untuk

mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih baik, maka digunakan metode

konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi dapat dinyatakan dalam bentuk

matematik yaitu transformasi Fourier. Dengan menggunakan konvolusi dan

transformasi Fourier, maka bayangan radiologi dapat dimanipulasi dan

dikoreksi sehingga dihasilkan gambar yang lebih baik.

Manfaat CT Scanner 

CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan

suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara


bersamaan. CT Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan

berbeda seperti :

1. Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)

2. Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)

3. Batu ginjal

4. Inflamed appendix

5. Tulang yang retak

6. Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dan lain-lain

Prinsip Kerja CT Scanner 

Bagan Prinsip Kerja CT Scanner 


Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang

berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh

dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor

akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor

akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan

kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung

sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi,

besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital oleh

analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer.

Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya

dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang

dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser

Imager.

Pemprosesan data

Sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didapatkan dari

perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator

dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Collimator dan Detektor.Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor

kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke

komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :


Proses pembentukan citra

Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi

dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital

ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.

Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke

film. Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning

menggunakan CT Scanner :
Hasil whole body scanning

Hasil scanning pada kepala pasien

Daftar Pustaka 

http://www.primamedika.com/radiology.htm

http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3d.html

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ct-scan/

http://en.wikipedia.org/wiki/Computed_tomography

NN, Alat Radiologi IV. Akademi Teknik Elektromedik

Hasan, Ir. Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor

Nugroho, Bintoro Siswo. Inspeksi Pemalsuan Produk dengan Teropong

Otak. http:\\ www.fisik@net.htm. 2006x

http://www.MedistraHospital.htm. Helical CT Scan. 2004

Anda mungkin juga menyukai