Disusun oleh :
Kelompok 7
Faris Abdullah
Fendi Saputra
Hadi Supian
Maya Marisa
Restidayani
Satuan Acara Penyuluhan dengan judul “Diare Pada Anak“ ini telah di setujui oleh
Pembimbing Akademik dan Pembimbing Lahan Praktik Klinik Keperawatan IIIA Akademi
Keperawatan Pandan Harum Banjarmasin.
Banjarmasin, 2014
( ) ( )
Mengetahui,
Koordinator PKK III
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIARE
Topik : Diare
Sub Topik : Pencegahan dan Pertolongan Pertama Diare Pada Anak
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Februari 2014
Waktu / Jam : 30 Menit / 09.30 –10.00 WITA
Tempat : Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
Peserta : Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
Penyuluh : Mahasiswa Akper Pandan Harum Banjarmasin Kelompok 7
TUJUAN
III.Materi
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Cara mengatasi diare di rumah
5. Pencegahan diare
IV. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
2. Pengeras Suara
VI. Pengorganisasian
Penyaji : Maya Marisa
Fendi Saputra
Moderator : Resti Dayani
Observer : Hadi Supian
Fasilitator : Faris Abdullah
Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
KONSEP DASAR DIARE
1 PENGERTIAN
Beberapa pengertian diare
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal
yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 2004).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lender dan darah (Ngastiyah, 2008).
2 PENYEBAB
3 PATOFISIOLOGI
4 TANDA DAN GEJALA
1). Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
2). Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3). Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4). Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5). Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit tmenurun),
ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat
badan.
6). Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
soporakomatus) sebagai akibat hipovokanik.
7). Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8). Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam (Kusmaul).
5 KLASIFIKASI DIARE
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat diklasifikasikan,
1. Diare akut terbagi atas :
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dehidrasi
3. Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
6 KOMPLIKASI
1). Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
2). Renjatan hipovolemik.
3). Demam
4). Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakan-
gerakan tangan kaki.
5). Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektrokardiagram).
6). Hipoglikemia.
7). Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena
kerusakan vilimukosa, usus halus.
8). Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
9). Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
7 PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
1). Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap
habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2). Membiasakan anak BAB di WC dan WC harus selalu bersih agar tidak ada lalat.
3). Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4). Makanan harus selalu tertutup
5). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk
tidak membeli makanan di jajanan terbuka
6). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air
harus bersih juga harus dimasak
7). Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap
mau digunakan
8). Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mencuci tangan terlebih dahulu
8 PENATALAKSANAAN DI RUMAH
a. Berikan ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
b. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
c. Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah
sayur, air matang.
d. Berikan oralit , dengan cara
1. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
2. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
3. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu
sampai 10 menit, kemudian berikan lagi
Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5
hari atau semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya
segera dibawa berobat ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk
mencegah agar anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar
pasien terus diberi minum untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
e. Berikan Larutan Gula Garam
Pengertian
Suatu cara yang bisa dilakukan oleh keluarga untuk mencegah dan mengobati
mencret pada anak yang manfaatnya hampit sama dengan oralit
Siapkan gelas yang berisi air minum hangat 200 cc, kemudian masukan satu
sendok makan gula pasir, tambahkan seujung sendok garam dapur dan aduk hingga
merata
Diberikan setiap anak mencret, dapat juga diberikan setiap anak atau bayi
merasa haus dan minta minum sebanyak 50-100 ml tiap kali berak.
DAFTAR PUSTAKA :
Masjoer, A. (2000) kapita selekta kedokteran. Jakarta : media aculapius
Ngastiah. (1997). Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC
Sarwono. (2001) ilmu penyakit dalam. Jakarta : balai pustaka
DOKUMENTASI
Penyuluhan Kesehatan tentang “Diare”