MAKALAH
QIRO’ATUL QUR’AN
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
PROGRAM S1 / P.A.I / B 1
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH BANDUNG BARAT
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Makalah yang berjudul “Hukum Nun Sukun / Tanwin, Idzhar dan Idhgom”.
Dalam pembuatan Makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bp. Muharyana S.pd.i selaku
Dosen Mata Kuliah Qira’atul Qur’an, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan sehingga
Makalah ini dapat selesai dengan lancar. Sahabat sahabati kampus yang telah memberikan bantuan
materil maupun doanya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Dan untuk semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga pembuatan Makalah ini dapat terselesaikan
dengan lancar.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari sempurna
maka dari itu penulis menerima saran dan kritik yeng bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
· Cover ........................................................................ 1
· Penutup ......................................................................... 7
· Kesimpulan ......................................................................... 7
· PEMBAHASAN
) ٌ ٍ ً ( ْن
Dalam hukum tajwid, bacaan nun sukun dan tanwin di bagi menjadi 4 bagian yaitu:
A. Idzhar Halqi
Yang dinamakan idzhar halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf halqi
(yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ
Contoh :
B. Iqlab
Yang dinamakan iqlab adalah apabila ada nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ba'.
cara membacanya adalah mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun dan disertai
dengan dengung selama 2 harakat.
Contoh : ص ْي ٌر
ِ ََس ِم ْي ٌع ب
C. Idghom Bighunnah
Yang dimaksud dengan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan
salah satu huruf 4, yaitu : ي ن م و
Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan/ memasukkan bunyi huruf yang pertama kepada
huruf sesudahnya, sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengan
dengung sepanjang 2 harakat.
Contoh :
Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu
huruf
لر.
Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan/ memasukkan bunyi huruf yang pertama kepada
huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca
dengung.
E. Ikhfa' Haqiqi
Yang dimaksud dengan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf
lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Cara membacanya adalah dengan dengan samar-samar disertai dengan dengung yang sempurna selama
2 harakat.
Contoh :
1. ikhfa' a'la/aqrob
yang dimaksud ikhfa' a'la adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ط د ت
cara membacanya adalah ketika menyuarakan nun mati, ujung lidah hampir menyentuh pangkal dua
buah gigi atas sesuai makhroj ط د ت
2. ikhfa' Ausath
yang di maksud ikhfa' ausath adalah:apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf
ikhfa' berikut ini ث ج ذ ز س ش ص ض ظ ف
cara membacanya pada waktu mengucapkan nun mati, sikap lidah/bibir dipersiapkan menempati
makhroj huruf yang di hadapi.
3. ikhfa' adna/ab'ad
yaitu apabila ada nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ق ك
3.HUKUM IDZHAR
Idzhar Halqi Menurut bahasa, idzhar artinya jelas. Sedangkan menurut istilah, idzhar artinya membaca
nun mati atau tanwin tanpa disertai dengungan yang sempurna. Idzhar terjadi apabila nun mati bertemu
dengan huruf-huruf yang dibaca di bagian tenggorokan. Terdapat 6 huruf yang diberikan hukum idzhar,
huruf-huruf tersebut adalah alif, hamzah, ‘ain, ghoin, ha (tebal), ha (tipis).
Ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembaca Qur’an ketika bertemu dengan idzhar, di
antaranya tidak boleh memantulkan bacaan nun mati atau tanwin seperti hukum qolqolah, tidak boleh
memanjangkan atau memberi dengungan sehingga terdengar lebih dari 1 harokat, dan tidak boleh pula
mengambil jeda di antara nun mati atau tanwin dengan idzhar
4.HUKUM IDHGOM
خلط الحرفين المتماثلين أوالمتقاربين أوالمتجانسين وإدخال أحدهما فى االخر فيصيران حرفا واحدا مشددا يرتفع اللسان عند النطق بهما
( ارتفاعة واحدةKHOLTHUL-HARFAINIL-MUTAMAATSILAINI AWIL-MUTAQOORIBAINI AWIL-
MUTAJAANISAINI WA-IDKHOOLU AHADIHIMAA FIL-AAKHIRI FAYASHIIROONI HARFAN WAAHIDAN
MUSYADDADAN YARTAFI'ULLISAANU 'INDANNUTHQI BIHIMAA IRTIFAA'ATAN WAAHIDATAN ) artinya :
mencampurkan dua Huruf yang sama, atau dua Huruf yang berdekatan, atau dua Huruf yang sejenis,
dan memasukan salah satunya kepada Huruf yang lain, sehingga menjadi satu Huruf yang bertasydid,
dan ketika lidah mengucapkannya maka menjadi satu ucapan.
a) Idghom Mutamatsilain
Artinya: jika ada huruf yang sama, yang pertama sukun dan yang kedua hidup.
Contoh:
ِ – ْك ( ب
)ب َ اِضْ ِر بْ بِ َع
َ صا
b) Idghom Mutajanisain
Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu TA, TA sukun bertemu
DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun bertemu ZHA.
Contoh:
ْ َ د ) اَ ْثقَل-ت
ْ ) ت َد َع َوا
( ط-ت ْ ت ) لَئِ ْن بَ َس-ط
ْ ( َطت ْ ( ٌ ت طَا ئِفَة
ْ َقَال
c) Idghom Mutaqorribain
Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun bertemu KAF, BA sukun
bertemu MIM.
Contoh:
Semoga menambah sedikit wawasan tentang ilmu tajwid, dalam penjelasan ini.
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari pembahasan Hukum-hukum Tajwid diatas yang sudah disebutkan seperti halnya “Hukum Nun
Sukun / Tanwin, Mim Sukun, Idzhar dan Idhgom”. Kami dapat mengambil kesimpulan bahwa kita
sebagai manusia harus dapat membaca kitab suci Al-Qur’an sesuai hukum-hukum tajwid yang sudah
diketahui ,karena Hukum mempelajari ilmu Tajwid adalah Wajib bagi seorang Muslim.