Anda di halaman 1dari 5

Nama: Erwin Hidayat

Prodi: Perbankan Syariah 5 Karyawan


Matkul: Ekonomi Moneter
Tugas 3 dan Tugas 4

Tugas 3 Rangkum Jurnal


Nama Jurnal Jejak Ekonomi Moneter
Judul Jurnal Analisis Faktor-Faktor Peranan Bank Dalam Pasar
Uang
Tahun Terbit September, 2010
Volume Vol 3 No 2 Hal 123-131
Penulis Bambang Prishardoyo dan Karsinah

Peranan bank dalam pasar uang mempunyai hubungan yang sangat erat dimana
kita tahu bahwa arti pendek dari bank adalah tempat menyimpan uang atau
menabung, dan juga tempat untuk meminjam uang. Dari pengertian bank menurut
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Sementara Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik
dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan
yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari
perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu
tahun, yang dapat diperjualbelikan di dalam pasar uang.
Maka dari itu hubungan antara bank dan pasar uang memiliki peranan yang sangat
penting dimana terjadinya suatu proses pasar uang, disana ada bank sebagai
penyedia jasa atas transaksi-transaksi yang dilakukan secara system sehingga
memudahkan transaksi tersebut.
Kelebihan Jurnal Kelebihan jurnal ini menggunakan Bahasa yang
sederhana sehingga akan mudah untuk dipahami oleh
para pembaca
Kekurangan Jurnal Kekurangan jurnal ini tidak adanya contoh langsung
dari lembaga bank nya agar kita lebih mudah
memahami.

Tugas 4
1. Teori Keynes

General Theory of Employment Interest and Money, buku fenomenal yang


ditulis oleh John Maynard Keynes pada tahun 1936 merupakan kritik terhadap
kaum klasik yang tidak mampu menjelaskan masalah depresi yang terjadi,
karena selalu mengasumsikan bahwa ekonomi selalu berada dalam keadaan
yang full employment. Keynes mengungkapkan bahwa motif masyarakat
memegang uang dibagi dalam tiga tujuan:

a. Permintaan uang untuk transaksi

b. Permintaan uang untuk berjaga-jaga

c. Permintaan uang untuk spekulasi

2. Milton Friedman mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dengan


permintaan barang. Dimana prinsip dasar dari teori permintaan uang ialah sama
dengan teori permintaan barang. Dalam teori ini membahas bagaimana perilaku
individu dalam memegang uang yang dipandang sebagai pemegangan atas
suatu barang. Ketika individu bersedia memegang uang maka ia beranggapan
bahwasanya uang itu merupakan sebagian kekayaan dalam bentuk aktiva yang
mampu memberi manfaat bagi pemegangnya.
Dalam bukunya ia mengatakan bahwa permintaan uang dibagi menjadi tiga
faktor yaitu kekayaan total, harga, dan perolehan dari berbagai bentuk
kekayaan, selera, dan prefrensi pemilik kekayaan. Friedman membagi kekayaan
menjadi dua yaitu kekayaan manusiawi (human wealth) dan kekayaan bukan
manusiawi (non humen wealth). Kekayaan manusiawi merupakan kemampuan
seseorang dimasa yang akan datang yang berpotensi menghasilkan aliran
pendapatan, sedangkan kekayaan bukan manusiawi merupakan semua aktiva
yang dimiliki seseorang atau lebih yang dikenal dengan “kekayaan”. Kedua
macam kekayaan ini menentukan seberapa besar jumlah uang yang dapat
dipegang. Dalam analisisnya, Friedman lebih menekankan kekayaan dari pada
pendapatan, kemudian dari pada itu Friadman menghadapi permasalahan dalam
menentukan ukuran dari kekayaan dalam permintaan uang. Uang yang
dimaksud sebagai kekayaan atas barang kapital yang mana permintaan akan
uang merupakan masalah dalam teori kapital.

3. Beberapa faktor yang memengaruhi permintaan uang, di antaranya adalah


sebagai berikut :
A. Pendapatan Riil
Pendapatan Riil adalah pendapatan yang dihitung dengan harga konstan
(mendasarkan pada harga tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar).
Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar. Ini
dikarenakan konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan
meningkatnya pendapatan.
B. Tingkat Suku Bunga
Semakin tinggi suku bunga permintaan akan uang untuk motif spekulasi
akan berkurang. Squad hal ini dikarenakan tingginya suku bunga akan
membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi semakin bertambah
mahal. Nah, ketika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik memilih
untuk menabung di bank daripada untuk berspekulasi.
C. Tingkat Harga Umum
Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin
bertambah. Kenapa begitu? Karena harga barang dan jasa bertambah mahal,
dan untuk membelinya diperlukan uang yang lebih banyak pula dan
mengakibatkan permintaan akan uang juga semakin bertambah, Squad.
D. Fasilitas Kredit
Semakin canggih fasilitas kredit akan memudahkan masyarakat meminjam
uang kepada bank sehingga semakin banyak jumlah uang tunai yang
diinginkan masyarakat, begitu pula kebalikannya. Semakin sulitnya fasilitas
kredit maka jumlah uang yang diinginkan masyarakat akan berkurang

4. Kondisi jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian Indonesia


didominasi dengan pengaruh tingkat suku bunga dan inflasi. Hal tersebut
mengacu kepada teori transmisi suku bunga yang menjelaskan bahwa peran
sector moneter masih cukup penting dalam mengendalikan jumalah uang yang
beredar. Pemerintah melalui Bank sentral masih memegang kendali yang kuat
untuk mengontrol perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi juga
cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga, inflasi dan jumlah uang yang
beredar. Namun berdasarkan hasil dari impulse response, variabel-variabel
tersebut cepat kembali ke titik kestabilan diakibatkan pertumbuhan ekonomi
hanya memberikan pengaruh jangka pendek.
Melanjutkan hasil penelitian yang dilakukan oleh friedman (1956) disimpulkan
bahwa pertama, jumlah uang beredar merupakan variabel kunci di dalam
penentuan kebijakan untuk mengontrol tingkat harga dan pendapatan. Kedua,
inflasi atau deflasi dapat dicegah dan ditanggulangi hanya jika jumlah uang
beredar per-unit output dapat dijaga kenaikan dan penurunannya. Ketiga,
efektifitas kebijakan fiscal tergantung pada pembiayaan jumlah defisit yang
dibiayai oleh pinjaman dari masyarakat tanpa kenaikan jumlah uang yang
beredar. Jika defisit dibiayai dengan meminjam uang dari masyarakat akibat
langsung dari deficit tersebut dapat diimbangi. Namun, apabila defisit tersebut
dibiayai dengan pencetakan uang (pningkatan jumlah uang yang beredar) maka
akibat langsungnya sulit untuk diimbangi.

5. Krisis keuangan global yang terjadi saat ini sangat terkait erat dengan kondisi
perekonomian Amerika yang memburuk. Krisis keuangan yang terjadi di
Amerika Serikat telah berkembang menjadi masalah yang serius. Goncangan
yang terjadi pada negara adikuasa tersebut dipastikan telah memberikan
dampak terhadap perekonomian dunia. Gejolak perekonomian yang terjadi di
Amerika Serikat telah mempengaruhi stabilitas ekonomi global di beberapa
kawasan. Keterbukaan ekonomi antar negara, memungkinkan terjadinya resesi
di suatu negara untuk mengarah dan mempengaruhi negara lainnya. Krisis
keuangan yang terjadi di Amerika Serikat bermula dari krisis kredit perumahan
di Amerika Serikat. Amerika Serikat pada tahun 1925 telah menetapkan
undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan tersebut berkaitan
dengan sektor properti, termasuk kredit kepemilikan rumah yang memberikan
kemudahan bagi para kreditur.Kemudahan pemberian kredit tersebut juga
terjadi pada saat harga properti di AS sedang mengalami kenaikan. Hal ini juga
diikuti dengan spekulasi di sektor ini yang meningkat. Permasalahan muncul
Ketika banyak lembaga keuangan pemberi kredit properti di Amerika Serikat
menyalurkan kredit kepada masyarakat yang sebenarnya secara finansial tidak
layak memperoleh kredit yaitu kepada masyarakat yang tidak memiliki
kemampuan ekonomi untuk memenuhi kredit yang mereka lakukan. Situasi
tersebut memicu terjadinya kredit macet di sektor property (subprime
mortgage). Kredit macet di sektor properti tersebut mengakibatkan efek domino
yang mengarah pada bangkrutnya beberapa lembaga keuangan di Amerika
Serikat. Hal ini dikarenakan Lembaga pembiayaan sektor properti umumnya
meminjam dana jangka pendek dari pihak lain yang umumnya adalah lembaga
keuangan. Jaminan yang diberikan perusahaan pembiayaan kredit properti
adalah surat utang (subprime mortgage securities) yang dijual kepada lembaga-
lembaga investasi dan investor di berbagai negara. Padahal, surat utang tersebut
tidak ditopang dengan jaminan debitor yang memiliki kemampuan membayar
kredit perumahan yang baik. Dengan adanya tunggakan kredit properti,
perusahaan pembiayaan tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada lembaga-
lembaga keuangan, baik bank investasi maupun aset management. Hal tersebut
mempengaruhi likuiditas pasar modal maupun sistem perbankan. Kondisi
tersebut mengarah kepada terjadinya pengeringan likuiditas lembaga-lembaga
keuangan akibat tidak memiliki dana aktiva untuk membayar kewajiban yang
ada. Ketidakmampuan membayar kewajiban tersebut membuat lembaga
keuangan yang memberikan pinjaman terancam kebangkrutan. Kondisi yang
dihadapi lembaga-lembaga keuangan besar di Amerika Serikat mempengaruhi
likuiditas lembaga keuangan yang lain, baik yang berada di Amerika Serikat
maupun di luar Amerika Serikat terutama lembaga yang menginvestasikan
uangnya melalui instrument lembaga keuangan besar di Amerika Serikat.
Disinilah krisis keuangan global bermula.

Anda mungkin juga menyukai