Anda di halaman 1dari 12

“ I’RAB “

“Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Arab”

DOSEN PENGAMPU

Hanif Shobaruddin M.Pd.I

Disusun Oleh :

1 Adi Sugiarto 17181032039


2 Angga Imam Darmawan 19201021005
3 Fitria Atika Rohmah 19201021013
4 Nadia Lutfiani 17181032036
5 Siti Inaisyah 19201031027

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN


2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam
kami panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan para umatnya yang insyaallah masih setia sampai akhir jaman.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas “Bahasa Arab”. Dalam penyusunan
makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan banyak pihak. Kami sudah
berusaha untuk memberikan dan mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan
sesuai dengan harapan. Walaupun dalam hal penyusunan makalah ini kami
mengalami berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu yang kami miliki.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memperlancar pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan dan pembuatan makalah ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya
butuhkan untuk dapat menyempurnakan dimasa yang akan datang. Semoga apa
yang dihasilkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman
maupun pihak lain yang berkepentingan.

Kuningan, Oktober 2019

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu nahwu sangat berperan penting dalam pembelajaran kitab. Terutama
untuk mendalami suatu kitab. Kita harus faham betul bacaan-bacaan yang
terkandung dalam kitab tersebut. Seperti pada pembahasan kali ini. Kita akan
menerangkan tentang i’rab.
Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa Arab mempunyai kaidah-
kaidah tersendiri di dalam mengungkapkan atau menuliskan sesuatu hal, baik
berupa komunikasi atau informasi. Terutama dalam memahami ilmu agama yang
mana bersumber dari Al-qur’an dan Al-hadist yang mana diperlukan kaidah
nahwu yang mana di dalamnya terdapat kajian tentang I’rab.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut :
1. Apa pengertian i’rab?
2. Apa saja pembagiannya?
3. Apa saja i’rab isim?
4. Apa saja I’rab fi’il?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’rab

ِ ‫ف ْال َع َوا ِمل ال َّد‬


‫اخلَ ِة َعلَ ْيهَا لَ ْفظًا اَوْ تَ ْق ِد ْيرًا‬ ِ ‫اخ ِر ْال َكلِ ِم اِل ِ ْختِاَل‬
ِ ‫اَاْل ِ ْع َرابُ هُ َو تَ ْغيِ ْي ُر اَ َو‬

"I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya,
baik secara lafazh ataupun secara perkiraan."

Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan


dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya
atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.

 perubahan
Maksudnya adalah perubahan dari dhommah ke fathah, dari fathah ke kasroh,
dari dhommah ke sukun, dst.
 akhir kalimah

I'rob hanya membahas akhir kata saja, tidak di depan dan tidak di tengah kata.

 karena perbedaan 'amil yang masuk ke dalam kalimat.


Perbedaan 'amil akan mengakibatkan perbedaan kedudukan suatu kata di
dalam kalimat. Jadi perubahan akhir kata disebabkan oleh kedudukannya
(sebagai subjek, objek, dst) yang berbeda-beda di dalam kalimat.

Lafazh
ُ ‫لَ ْم لَ ْن َرأَي‬
‫ْت َجا َء‬
namanya amil, yang mengubah atau yang mempengaruhi akhir kalimah.

 secara lafadz

Tanda akhir katanya jelas, terlihat, dan terbaca, seperti dhommah, fathah,
kasroh.

3
 atau muqoddaroh.

Tanda akhir katanya tidak terlihat dan tidak terbaca, dan ini dialami oleh kata-
kata yang berakhiran huruf 'illah (huruf berpenyakit). Huruf-huruf 'illah ada
3 : alif (‫ ا‬/ ‫)ى‬, ya (‫)ي‬, dan wawu (‫)و‬.

‫تَ ْق ِد ْيرًا اَوْ لَ ْفظًا‬ ‫آخ ِر ْال َكلِ ْم‬


ِ ‫اِ ْع َرابُهُ ْم تَ ْغيِ ْي ُر‬
‫لِ َعا ِم ٍل ُعلِ ْم‬
I'rab menurut ahli Nahwu ialah perubahan akhir kalimah, baik secara
perkiraan maupun secara lafazh karena ada amil masuk yang dapat diketahui
keberadaannya.
Contoh I'rob
 Contoh perubahan secara lafadz

‫ ٌد‬vvvvْ‫= َجا َء َزي‬


zaid telah
datang;

Kata ‫( زيَـْ ٌد‬Zaidun) berakhiran dhommah. Kenapa dhommah?

Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu ‫ = َجـا َء‬telah datang) menyebabkan
kedudukan Zaid menjadi subjek (yang datang adalah si Zaid). bahwa
subjek ber-i'rob rofa', dan tanda rofa' adalah dhommah.

ُ ‫= َرأَي‬
‫دًا‬vvْ‫ْت زَ ي‬ aku telah
melihat Zaid;

Kata ً‫( زَ يْدا‬Zaidan) berakhiran fathah. Kenapa fathah?

Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu ُ ‫ = َرأي‬saya melihat) menyebabkan


‫ْت‬
kedudukan Zaid menjadi objek (yang dilihat adalah si Zaid). bahwa objek
ber-i'rob nashob, dan tanda nashob adalah fathah.

4
ُ ْ‫َم َرر‬
‫ت بِ َز ْي ٍد‬ = aku telah berpapasan
dengan Zaid;

َ (Zaidin) berakhiran kasroh. Kenapa kasroh?


Kata ‫ز ْي ٍد‬

Karena 'amil dari kalimat ini adalah huruf jarr (yaitu : ‫ب‬
ِ (bi) = dengan),
dan setiap kata benda yang didahului oleh huruf jarr, maka i'robnya adalah
jarr (khofadh), dan tandanya adalah dengan kasroh.

Kata "Zaid" (‫ )زيَ ْـد‬pada ketiga kalimat di atas mengalami


perubahan di akhir katanya secara lafadz (jelas terlihat dhommah, fathah,

dan kasrohnya). Jika kata "Zaid" (‫ )زيَـْد‬diganti dengan "Musa" (‫سى‬


َ ْ‫) ُمو‬,
maka perubahannya tidak secara lafadz, tetapi secara muqoddaroh, karena

kata ‫ُموْ َسى‬ mengandung huruf 'illah di akhirnya , yaitu alif ( ‫)ى‬. Maka
kalimatnya akan menjadi:

 ‫( َجـا َء ُموْ َسى‬jaa-a Muusaa) = Musa telah datang.

ُ ‫( َرأي‬ro-aitu Muusaa) = Saya melihat Musa.


‫ْت ُموْ َسى‬

ُ ْ‫( َم َرر‬marortu
‫ى‬v‫ت بِ ُموْ َس‬ bi Muusa) = Saya berpapasan dengan
Musa.

Perhatikan, kata (‫ى‬v‫س‬


َ ْ‫ ) ُمو‬tidak terlihat mengalami perubahan, namun
sebenarnya kata "Musa" (‫سى‬
َ ْ‫ ) ُمو‬pada ketiga kalimat di atas mengalami
perubahan (dhommah, fathah, dan kasroh) seperti yang dialami oleh kata

"Zaid" ‫زيَـْد‬, akan tetapi perubahannya secara muqoddaroh (tersembunyi).

 Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaannya:

‫ = يَ ْخ َشى‬Dia merasa takut;

5
‫ = لَ ْن يَ ْخ َشى‬dia tidak akan merasa takut;

َ ‫ = لَ ْم يَ ْخ‬dia tidak merasa takut;


‫ش‬

‫ = َجا َء ْالفَتَى‬telah datang seorang pemuda;

‫ْت ْالفَتَى‬
ُ ‫ = َو َرأَي‬aku telah melihat seorang pemuda.

B. Pembagian I'rab

‫َو اَ ْق َسا ُمهُ اَرْ بَ َعةٌ َر ْف ٌع َو نَصْ بٌ َو خَ ْفضٌ َو َج ْز ٌم‬

I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab khafadh
dan I'rab jazm.

Berikut i'rab-i'rab tersebut ialah sebagai berikut:

1. I'rab rafa', adalah I’rab yang ditandai oleh dhommah dan penggantinya yaitu
wawu, alif, dan nun. Rafa’ merupakan I’rab dasar jadi pada awalnya semua
isim mu’rab i’rabnya rafa’. Contohnya:

‫ائِ ٌم‬vvَ‫ ٌد ق‬vvْ‫= َزي‬


Zaid berdiri

2. I'rab nashab, adalah I’rab yang ditandai oleh fathah dan penggantinya yaitu
alif, kasroh, ya’ dan membuang nun. Contohnya:

ُ ‫= َرأَي‬
‫دًا‬vvvْ‫ْت َزي‬ aku telah
melihat Zaid

3. I'rab khafadh, adalah I’rab yang ditandai oleh kasroh dan penggantinya ya’
dan fathah. Contohnya:

6
ُ ْ‫َم َرر‬
‫ت بِ َز ْي ٍد‬ = aku telah berpapasan
dengan Zaid

4. I'rab jazm, adalah I’rab yang ditandai oleh sukun dan membuang huruf.
Contohnya:

ْ َ‫= لَ ْم ي‬
ْ‫ ِرب‬vvv‫ض‬ dia tidak
memukul

Catatan :

Catatan pertama:

o isim (kata benda) hanya memiliki 3 jenis i'rob, yaitu rofa', nashob,
dan jarr.
o fi'il mudhori' (kata kerja masa sekarang/akan datang), i'robnya juga
3, yaitu rofa', nashob, dan jazm.
o fi'il madhi (kata kerja masa lampau), i'robnya tidak ada, karena fi'il
madhi tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya.
o huruf, i'rabnya juga tidak ada, huruf dihukumi mabni seperti fi'il
madhi, yaitu tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya.

Catatan kedua:

o Tidak semua isim memiliki i'rob.

Ada beberapa isim yang tidak bisa mengalami perubahan di akhir katanya,

seperti ‫( هذا‬hadza) = ini, ‫( الذي‬alladzi) = yang, ‫( َمتَى‬mataa) = kapan, dll.


Isim-isim ini dinamakan isim mabni, sementara isim-isim yang dapat
mengalami perubahan di akhir katanya (yang memiliki i'rob) dinamakan isim
mu'rob.

Catatan ketiga:

7
o Tidak semua tanda rofa' itu dhommah, tanda nashob itu fathah, tanda jarr itu
kasroh, tanda jazm itu sukun.
C. I'rab Isim

‫ك ال َّر ْف ُع َو النَّصْ بُ َو ْالخَ ْفضُ َواَل َج ْز َم فِ ْيهَا‬


َ ِ‫فَلِاْل َ ْس َما ِء ِم ْن َذل‬

Diantara i'rab empat macam yang boleh memasuki isim hanyalah i'rab rafa', i'rab
nashab dan i'rab khafadh. Sedangkah i'rab jazm tidak boleh memasuki isim.

Maksudnya, i'rab-i'rab yang sering memasuki isim adalah sebagai berikut:

1. I'rab rafa' contoh:

‫ = َسالِ ٌم ُم َعلِّ ٌم‬Salim seorang guru


2. I'rab nashab, contoh:
ُ ‫ = َرأَي‬aku telah melihat Salim
‫ْت َسالِ ًما‬
3. I'rab khafadh, contoh:
ُ ْ‫ = َم َرر‬aku telah berpapasan dengan
‫ت بِ َسالِ ٍم‬
Salim

D. I'rab Fi’il

َ ‫َو لِاْل َ ْف َعا ِل ِم ْن َذلِكَ ال َّر ْف ُع َو النَّصْ بُ َو ال َج ْز ُم َو اَل َخ ْف‬


‫ض ِف ْيهَا‬

Diantara i’rab empat macamyang boleh memasuki i’rab fi’il adalah i’rab rafa’,
i’rab nashab, dan i’rab jazm. Sedangkan i’rab khafadz tidak boleh memasuki fi’il.

Maksudnya, diantara empat macam i’rab yang sering memasuki fi’il ialah i’rab:

1. Rafa’, contoh:

ُ ‫ = يَ ْن‬dia menolong
‫ص ُر‬
ُ‫ = يَ ْق َرأ‬dia membaca
2. Nashab

8
‫ص َر‬ ُ ‫ = أَ ْن يَ ْن‬hendaknya dia menolong
َ‫ = أَ ْن يَ ْق َرأ‬hendaknya dia membaca
3. Jazm

ْ‫ = لَ ْم يَ ْنصُر‬dia tidak menolong


‫ = لَ ْم يَ ْق َر ْأ‬dia tidak membaca
‫ = لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬dia tidak mengetahui
E.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang


memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan. Maksudnya: I'rab itu
mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang
memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara
diperkirakan saja keberadaannya.

I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab
khafadh dan I'rab jazm. Tanda i’rab rafa’ yaitu dhammah, wawu, alif dan nun.
Tanda I’rab Nasab yaitu fathah, alif, kasrah, ya', membuang nun. Tanda i’rab
khafadh yaitu kasroh, ya, dan fathah. Dan tanda i’rab jazm yaitu, sukun dan
membuang huruf ‘illat atau nun tanda rafa’.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. K.H Moch. Anwar.1981. Revisi Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-


Jurumiyah dan Imrithy. Subang: Sinar Baru Algensindo.
2. http://www.facebook.com/note.php?note_id=104455305985

11

Anda mungkin juga menyukai