Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan hal yang penting dalam pendidikan,guru membantu
pertumbuhan dan perkembangan murid.selain sebagai pengajar dimana
guru menjadi panutan guru juga berperan dalam pembimbing dalam hal ini
menyangkut fisik dan mental.Guru juga berfungsi sebagai pendorong
kreativitas oleh karena iti guru harus berusaha melayani peserta didik agar
murid semakin kreatif.tentunyaa hal ini berkaitan dengan proses
pembelajaran, terutama mengacu pada kurikulum saat ini yaitu kurikulum
2013. Guru harus bisa menyesuaikan dengan perubahan dalam hal
pendidikan yang sangat cepat ,dengan menyesuaikan kondisi murid dan
tuntutan perubahan dimasa depan, untuk membentuk kepribadian murid
demi menyiapkan dan mengembangkan SDM. Maka dari itu diperlukan
peran dari semua yang berkaitan dengan pendidikan,khususnya guru
selaku pendidik,
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran Guru PAI MI .
2. Apa yang dimaksud Pengembangan Guru PAI MI ?
3. Bagaimana Cara Pengembangan Guru PAI MI ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Peran Guru PAI MI .
2. Mengetahui Pengembangan Guru PAI MI .
3. Mengetahui Cara Pengembangan Guru PAI MI .
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI MI


Berbicara mengenai pengembangan profesionalisme guru PAI MI
,tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab seorang guru. Tugas dan
tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan
belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, evaluator,
inovator, serta tugas lainnya.
Sejalan dengan pendapat Oliva, Sardiman AM, menyatakan bahwa
peran guru adalah sebagai informator, organisator, motivator, direktor,
inisiator, transmitter, fasilitator, mediator dan evaluator.1
1. Informator berarti guru harus melaksanakan cara-cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator berarti guru diharapkan mampu mengorganisasikan
,berarti guru memiliki kegiatan pengelolaan aktivitas akademik,
menyusun tata tertib kelas, menyusun kalender akademik dan
sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.
3. Motivator, berarti guru harus memberikan informasi tentang
perkembangan sains dan teknologi, selain sejumlah bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan
oleh guru. Informasi ini harus baik sehingga sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan siswa. Motivator berarti guru harus
memotivasi siswa agar bergairah dan aktif dalam belajar. Untuk itu
motif-motif yang melatar belakangi siswa dalam belajar harus

1
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Reneka
Cipta,2000), hal.43-48
dipacu sedemikian rupa sehingga mereka mampu belajar secara
mandiri sesuai dengan kebutuhannya.
4. Inisiator berarti guru menjadi pencetus ide-ide progresif dalam
pendidikan sehingga prosesnya tidak ketinggalan zaman dan
mengalami perkembangan yang lebih baik dari keada an
sebelumnya.
5. Fasilitator, berarti guru menyediakan fasilitas belajar sehingga
dapat tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan siswa dan
memudahkan aktivitas belajar mereka.
6. Pembimbing, berarti kehadiran guru di sekolah adalah untuk
membimbing siswa menjadi manusia dewasa yang berprilaku
secara mandiri, awalnya siswa tergantung pada bantuan guru
karena kekurangmampuannya. Namun dengan bimbingan guru,
rasa ketergantungan tersebut semakin berkurang dikarenakan
tingkat kedewasaan telah berkembang sehingga nantinya mampu
berdiri sendiri (mandiri) dalam belajar.
7. Demonstrator berarti guru harus memperjelas penjelasannya
melelui peragaan alat dan gerak-gerak ritme tubuh sehingga
memudahkan pemahaman siswa, dengan demikian guru dapat
membantu memperjelas pemahaman siswa sehingga diharapkan
adanya kesejalanan antara keinginan guru dan pemahaman siswa
dan diantara mereka tidak terjadi salah pengertian.
8. Pengelolaan kelas, berarti guru berperan dalam mengelola proses
pembelajaran. Ia hendaknya mengatur penempatan masing-masing
siswa sesuai dengan proporsinya, menjadi dari kegaduhan dan
membuat suasana kelas semakin menyenangkan sehingga aktivitas
mengajar semakin optimal.
9. Mediator, berarti guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup terhadap penggunaan berbagai jenis media
pendidikan sebagai alat komunikasi yang efektif dalam proses
belajar mengajar (PBM) sehingga dapat membantu memperjelas
eksplanasi dan sebagai jalan pemecahan masalah.
10. Supervisor, berarti guru harus membantu memperbaiki dan menilai
secara kritis terhadap proses pembelajaran. Untuk itu teknik-teknik
supervisi harus dikuasai oleh guru sehingga akan membantu
memperbaiki situasi dan kondisi belajar mengajar. Teknik-teknik
tersebut dapat diperoleh melalui jabatan, pengalaman, pendidikan,
kecakapan dan ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya serta
sifat-sifat kepribadian yang menonjol.
11. Evaluator, berarti guru bertugas menilai aspek-aspek instrinsik
(kepribadian) dan ekstrinsik yang mengarah kepada pencaPAI MI
an prestasi verbal siswa. Keduanya bermanfaat bagi perkembangan
jiwa dan prilaku mereka dalam pencaPAI MI an prestasi yang
optimal.

Jadi peranan guru bukanlah bertindak yang hanya bertindak mengajar,


tetapi haruslah sanggup bertindak sebagai korektor, inspirator, informator,
motivator, fasilitator, pembimbing, demosntrator, pengelola kelas, mediator,
supervisor, organisator, direktor ini sintora trans mitter, dan evaluator. Hal ini
diperlukan sebagai bekal untuk pengabdian dirinya dalam meraih cita-cita mulia
yaitu mencapai tujuan pendidikan universal.

B. Pengertian Pengembangan Guru PAI MI


Guru merupakan suatu profesi,yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarangan orang diluar bidang pendidikan.2
Maka dari itu guru PAI MI harus dibina untuk mengembangkan
profesionalismenya agar mutu pendidikan meningkat. Pengembangan dan
peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik
dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan atau

2
Uno Hamzah,Profesi Kependidikan.(Jakarta :Bumi Aksara,2008), hal.15
olah raga. Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru (P3KG)
meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Pembinaan dan pengembangan
karir meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan
dan pengembangan karir ini harus sejalan dengan jenjang jabatan fungsional
para guru.3
Berikut penjelasan tentang fokus P3KG dengan empat kompetensi utama
yang harus dimiliki oleh seorang guru.4 Pertama, kompetensi pedagogik.
Kompetensi ini terdiri atas lima subkompetensi yaitu: memahami peserta didik
secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran;
merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya. Lima subkompetensi
ini memiliki sedikitnya empatbelas indikator
Kedua, kompetensi kepribadian. Kompetensi ini terdiri atas empat
subkompetensi yaitu: kepribadian yang mantap dan stabil; kepribadian yang
arif; kepribadian yang berwibawa; berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
Empat subkompetensi ini memiliki sedikitnya enam indikator.
Ketiga, kompetensi sosial. Kompetensi ini terdiri atas tiga subkompetensi
yaitu: mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik; mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan; mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Tiga subkompetensi ini
memiliki sedikitnya lima indikator.
Keempat, kompetensi profesional. Kompetensi ini terdiri atas dua
subkompetensi yaitu: menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi; menguasai struktur dan metode keilmuan. Dua subkompetensi ini
memiliki sedikitnya enam indikator.

3
Danim, Sudarwan dan Khairil. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.hal .7
4
Ibid, hal. 32 - 33
Guru harus memiliki karakteristik profesional. Pertama, komitmen
terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen
terhadap mutu proses dan hasil kerja (produk), dan sikap continous
improvement (improvisasi berkelanjutan). Kedua, menguasai dan mampu
mengembangkan serta menjelaskan fungsi ilmu dalam kehidupan, mampu
menjelaskan dimensi teoretis dan praktisnya. Dengan kata lain, mampu
melakukan transformasi, internalisasi, dan implementasi ilmu kepada peserta
didik. Ketiga, mendidik dan menyiapkan peserta didik yang memiliki
kemampuan berkreasi, mengatur dan memelihara hasil kreasinya supaya tidak
menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan lingkungannya.
Keempat, mampu menjadikan dirinya sebagi model dan pusat anutan (centre of
self- identification), teladan, dan konsultan bagi peserta didiknya. Kelima,
mampu bertanggung jawab dalam membangun peradaban di masa depan
(civilization of the future).5 Yang dimaksud kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.6
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi,
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi
profesional sebagai berikut :7
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik
filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

5
http://www.tarbiyah-iainantasari.ac.id, diakses 10 Januari 2021
6
Asrorun Niíam, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta : eLSAS, 2000),hal. 199.
7
Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2007.hal 135-136
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
C. Jenis Pengembangan Guru PAI MI
Dalam mewujudkan visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan indonesia
cerdas dan kompetitif diperlukan ketersediaan tenaga guru yang profesionl
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya oleh sebab itu penghargaan
terhadap profesi guru harus terus dilakukan dan ditingkatkan sebagai profesi
yang bermatabat sebagaimana diamanatkan dakam UU No 14 tahun 2005
8
tentang guru dan dosen. Adapun jenis-jenis kegiatan pengembangan
profesionalisme guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat antara lain:
1. Pendidikan dan pelatihan
a. In Hause Training (IHT); pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di kelompok guru, sekolah atau tempat lain yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
b. Program magang; pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau
industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi
profesional guru.
c. Kemitraan sekolah; kegiatan ini bisa dilaksanakan antara sekolah
dengan alasan bahwa terdapat keunikan atau kelebihan yang
dimiliki oleh mitra.
d. Belajar jarak jauh; kegiatan ini bisa dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam ruang atau
tempat tertentu, melainkan dengan sistem pembelajaran melalui
internet dan sejenisnya.

8
Nanang Priatna & tito sukamto.Pengembangan Profesi Guru.(Bandung : Remaja Rosda
karya ,2013), hal 189
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus; pelatihan ini
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang diberi wewenang di
mana program disusun secara berjenjang, mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut dan tingggi.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau tempat lainnya. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
seperti kemampuan untuk penelitian tindakan kelas, menyusun
karya tulis ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran, dan lain-lain.
g. Pembinaan internal sekolah; dilakukan oleh kepala sekolah dan
guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat
dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas interal, dan
lain-lain.
h. Pendidikan lanjut; kegiatan ini bisa dilaksanakan melalui tugas
belajar ataupun izin belajar. Outputnya adalah untuk menghasilkan
guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru yang lain
untuk meningkatkan profesionalisme guru.
2. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan
a. Diskusi fokus pendidikan; kegiatan ini bisa dilakukan secara
berkala dengan topik diskusi sesuai dengan maslah yang
berkembang di sekolah.
b. Seminar; kegiatan seminar juga bisa digunakan untuk
memperbaharui pengetahuan para guru terkait peningkatan
profesionalismenya.
c. Workshop; kegiatan ini akan lebih efektif kalau diarahkan untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran,
peningkatan kompetensi maupun pengembangan karir. Workshop
ini bisa berupa kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum,
pengembangan silabus, penyususnan RPP, dan lain-lain.
d. Penelitian; kegiatan ini bisa berupa penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
e. Penulisan buku atau bahan ajar; kegiatan ini bisa memupuk
munculnya budaya ilmiah pada diri setiap guru yang diharapkann
bisa ditransformasi kepada guru lain atau peserta didik.
f. Pembuatan media pembelajaran; hal ini bisa berupa alat peraga,
alat praktikum sederhana, maupun bhan ajar elektronik atau
animasi pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi atau karya seni; karya teknologi atau
karya seni bisa berupa karya yang bermanfaat bagi masyarakat atau
karya yang memiliki nilai estetika yang diakaui masyarakat.
3. PPG
Yaitu program pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan lulusan S1 PGSD dan S1/DIV kependidikan non PGSD
dan S1 Psikologi yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar
menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional
pada pendidikan sekolah dasar.
Terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam
segala aspek kehidupan akibat dari gelombang globalisasi serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan
serangkaian tantangan baru yang perlu disikapi dengan cermat dan
sistematis. Perubahan tersebut secara khusus berdampak terhadap
tuntutan akan kualitas pendidikan secara umum, dan kualitas
pendidikan guru secara khusus untuk menghasilkan guru yang
profesional melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Calon guru harus disiapkan menjadi guru profesional melalui
Pendidikan Profesi Guru (PPG). Menurut Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
mahasiswa didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus.
4. PLPG.
PLPG singkatan dari Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru.
PLPG ini diadakan bagi guru yang sudah memenuhi syarat untuk
menerima tunjangan profesi (sertifikasi) agar dapat meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme guru sebagai pengganti diharapkan.
PLPG sendiri hadir sebagai ganti dari porptofolio yang dinilai kurang
maksimal dalam menjaring guru agar lulus sertifikasi.
a. Manfaat PLPG bagi peserta antara lain :
a. Memperdalam ilmu dan wawasan mata pelajaran
b. Penguasaan ICT meningkat
c. Performa /penampilan di depan kelas semakin baik
d. Menambah teman
e. Semakin menghargai peserta didik dengan keberagamannya
f. Dapat membuat perangkat pembelajaran yang baik dan benar
g. Dapat menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
h. Menambah motivasi dalam mengajar di kelas
i. Semakin dapat mengelola kelas dengan baik
j. Semakin menyadari kelemahan dan kekurangan sebagai seorang
guru yang baik.

Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesionalisme merupakan proses


yang harus ditempuh para guru. Kegiatan ini diarahkan dengan tujuan untuk
meningkatkan komptensi, ketrampilan, sikap, pemahaman, dan performansi yang
dibutuhkan oleh guru saat ini dan di masa mendatang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Membahas mengenai pengembangan profesionalisme guru PAI MI
,tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab seorang guru. Tugas dan
tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar,
perencana pembelajaran, supervisor, motivator, evaluator, inovator, serta
tugas lainnya.
Guru merupakan suatu profesi,yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarangan orang diluar bidang pendidikan.Maka dari itu guru PAI MI
harus dibina untuk mengembangkan profesionalismenya agar mutu
pendidikan meningkat. Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru
yang sudah memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga
agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
Dalam mewujudkan visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan
indonesia cerdas dan kompetitif diperlukan ketersediaan tenaga guru yang
profesionl dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya oleh sebab itu
penghargaan terhadap profesi guru harus terus dilakukan dan ditingkatkan
sebagai profesi yang bermatabat sebagaimana diamanatkan dakam UU No 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen. Adapun jenis-jenis kegiatan
pengembangan profesionalisme guru dilaksanakan melalui berbagai strategi
dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat.
DAFTAR PUSTAKA

Asrorun Niíam, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta : eLSAS, 2006.

Danim, Sudarwan dan Khairil. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta,


2011.

Djamarah,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Reneka


Cipta,2000.

http://www.tarbiyah-iainantasari.ac.id/makalah_detail.cfm?judul=110

Nanang Priatna, dan tito sukamto.Pengembangan Profesi Guru.Bandung :


Rosda ,2013.

Syaiful Bahri Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya,2007

Uno Hamzah,Profesi Kependidikan.Jakarta :Bumi Aksara,2008.

Anda mungkin juga menyukai