Anda di halaman 1dari 28

DINAMIKA ROTASI

A. Kompetensi
1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori fisika serta
penerapannya secara fleksibel.
2. Menjelaskan penerapan hukum-hukum fisika dalam teknologi terutama yang
dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Membandingkan besaran pada gerak translasi dan rotasi

2. Menjelaskan konsep torsi

3. Menjelaskan konsep momen gaya

4. Menerapkan konsep momen inersia

5. Menerapkan konsep kesetimbangan benda tegar

6. Menerapkan konsep dinamika rotasi

7. Menganalisis hukum kekekalan momentum sudut

C. Uraian Materi
Dalam pembahasan mengenai Hukum Newton, telah Anda ketahui bahwa dalam
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda akan mengakibatkan perubahan
percepatan pada benda tersebut. Resultan gaya tersebut akan menyebabkan
terjadinya gerak bergeser suatu benda (translasi). Selain gerak translasi, dikenal pula
gerak rotasi (berputar). Apakah yang dapat menyebabkan terjadinya gerak rotasi?
Gerak rotasi pun disebabkan oleh sejumlah gaya yang bekerja pada suatu benda.
Bagaimanakah gay aini dapat menyebabkan terjadinya gerak rotasi, perhatikan
gambar berikut
r2

F3
0

r1

F1 F2

Gambar 1. Ilustrasi pengaruh gaya


Dari gambar diatas, 3 buah gaya bekerja pada sebuat batang/tongkat yang
memiliki pusat putaran di titik O. F1 memiliki jarak sebesar r1 terhadap titik O, F2
memiliki jarak sebesar r2 terhadap titik O dan F3 bekerja pada tongkat namun tidak
memiliki jarak terhadap titik O. Mengapa demikian?
F1 dan F2 karena memiliki jarak terhadap pusat putaran, maka akan mengakibatkan
tongkat berputar. F3 tidak akan mengakibatkan tongkat berputar, karena apabila kita
Tarik garis lurus, ternyata titik kerja gaya ini akan melewati pusat putaran O,
sehingga dengan demikian, F3 tidak memiliki jarak terhadap pusat putaran O, tapi
bekerja pada pusat putaran O.
Karena F1 dan F2 dapat mengakibatkan tongkat berputar diporosnya, maka
kedua gaya tersebut dikatakan dapat menimbulkan momen gaya/torsi. Torsi
dilambangkan sebagai , dengan persamaannya adalah :
𝑟 = 𝑟𝐹
Dengan  adalah torsi/momen gaya (Nm), r adalah lengan torsi (m), dan F adalah
gaya yang memiliki jarak terhadap pusat putaran (N). Karena r adalah lengan/jarak
gaya (F) terhadap pusat putaran, maka posisi gaya (F) terhadap lengan (r) haruslah
tegak lurus. Dengan demikian momen gaya akan memiliki arah putaran, sehingga
momen gaya merupakan besaran vector. Persamaan momen gaya/torsi dapat
dinyatakan sebagai berikut.
𝑟→ = 𝑟→ × 𝐹→⊥ = 𝑟𝐹 sin 𝜃
Dengan  adalah sudut yang dibentuk antara r dan F.

Bagaimana dengan arah momen gaya? Secara konvensi, torsi akan bernilai positif
(+) jika gaya memutar benda berlawanan arah jarum jam terhadap poros dan negatif
(-) apabila gaya memutar benda searah jarum jam. Bagaimana jika gaya yang
bekerja pada suatu benda membentuk suatu sudut? Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh :
r=2 m

O
37o

F=10 N
Tentukanlah besar momen gaya dan arahnya !
Karena gaya F membentuk sudut sebesar 37 o terhadap garis horizontal, maka
komponen gaya yang tegak lurus terhadap lengannya adalah :
𝐹 sin 37𝑜 = 10 . 0,6 = 6𝑁
Sehingga diperoleh momen gaya/torsinya sebesar :
𝑟 = 𝑟. 𝐹 sin 37 = 2 . 6 = 12 𝑁𝑚
Dengan arah berlawanan arah jarum jam (+)
Momen Inersia
Pada gerak translasi, percepatan linear (𝑎) tidak hanya sebanding dengan
resultan gaya Σ𝐹 namun juga berbanding terbalik dengan massa benda m.
Pertama-tama kita tinjau sebuah partikel bermassa m bergerak melingkar diikat pada
tali dengan jari-jari gerak melingkar r dan terdapat gaya F yang menyinggung
lintasan seperti pada Gambar berikut.
Gambar 2. ilustrasi momen gaya

Torsi yang dialami oleh benda m adalah :


𝑟 = 𝑟𝐹
Bila kita masukkan persamaan gaya adalah
𝐹 = 𝑚𝑎⊥
Bila percepatan 𝑎⊥ adalah percepatan tangensial, maka akan diperoleh :
𝑎⊥ = 𝛼𝑟
Sehingga diperoleh
𝑟 = 𝑟𝐹 = 𝑟𝑚𝑎𝑟
𝑟 = 𝑚𝑟2𝑎 (𝑁𝑚)
dengan didefinisikan 𝑚𝑟2 adalah suatu besaran yang menunjukkan kelembaman
rotasi benda yang disebut momen inersia.

Momen inersia untuk system partikel


Bagaimana untuk kasus sistem partikel yang terdiri atas lebih dari satu partikel?
Andaikann partikel bermassa 𝑚1, 𝑚2, 𝑚3, ⋯, 𝑚𝑁. Maka kita bisa jumlahkan torsi
semua partikel. Sehingga persamaan diatas menjadi :
∑𝑟 = (∑▒〖𝑚𝑟^2 〗)𝛼
Karena nilai  sama untuk semua partikel, maka persamaan momen gaya diatas akan
menjadi persamaan inersia :
𝐼 = ∑𝑚𝑟 2 = 𝑚1𝑟1 2 + 𝑚2𝑟2 2 + ⋯

Maka persamaan momen gaya akan menjadi :


∑ 𝑟 = 𝐼𝛼

Contoh : Dua buah benda bermassa 2 kg dan 4 kg terpisah sejauh 2 m yang terpasang pada
suatu tongkat ringan (massa tongkat diabaikan). Hitunglah momen inersia dari sistem jika:

(a) sumbu putar terletak tepat di tengah-tengah antara kedua benda

(b) sumbu putar terletak di sejauh 1 m di sebelah kanan benda bermassa 4 kg.

Jawab:

Perhatikan gambar berikut:

Momen Inersia untuk benda Kontinu


Benda kontinu dapat memiliki momen inersia selama ada bagian dari benda yang berputar
terhadap salah satu sisinya. Benda kontinu yang dimaksud adalah benda yang memiliki distribusi
partikel secara merata, misalnya seperti tongkat, selimut bola, bola pejal, selimut silinder, silinder
pejal, dan lain-lain. Perhitungan momen inersia untuk benda kontinu menggunakan operasi integral
seperti berikut ini.
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚
Dengan r adalah jarak elemen massa dm terhadap sumbu putar.
Contoh :
Teorema Sumbu Sejajar Terdapat suatu teorema yang disebut teorema sumbu sejajar.
Apabila kita mengetahui nilai momen inersia suatu benda kontinu yang diputar pada sumbu
yang melewati titik pusat massanya, maka kita dapat menghitung momen inersia benda
tersebut apabila sumbu putar terletak sejauh h dari sumbu yang melewati pusat massanya.
Apabila 𝐼𝑝𝑚 adalah momen inersia suatu benda kontinu bermassa M yang diputar pada
sumbu yang melewati titik pusat massanya, maka teorema sumbu sejajar dapat dituliskan.

𝐼 = 𝐼𝑝𝑚 + 𝑀ℎ 2
KESEIMBAGAN BENDA TEGAR
Keseimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama
dengan nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam.
Namun jika awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka
ia akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Sedangkan benda tegar sendiri
adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap sekalipun dikenakan
gaya. Jadi sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya tidak akan berubah,
contohnya meja, kursi, bola, dll. Perlu diperhatikan bahwa momentum terbagi
menjadi dua, yakni momentum linear dan momentum angular. Pertama-tama kita
meninjau momentum linear p = 0. Momentum linear dan impuls
dihubungkan oleh persamaan:
∑F · Δt= Δp
atau dapat juga ditulis menjadi 
∑F = Δp/Δt
karena p konstan maka akibatnya Δp sama dengan 0. Sehingga ∑F = 0.
Kemudian dengan cara yang sama kita meninjau momentum angular L. Momentum
angular dan impuls angular dihubungkan oleh persamaan
∑Τ · Δτ= ΔL
atau dapat juga ditulis menjadi
∑Τ = ΔL/Δτ
Karena L konstan maka akibatnya ΔL sama dengan nol. Sehingga ∑Τ = 0.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa suatu benda/sistem dikatakan setimbang jika ia
memenuhi dua syarat berikut:
∑F = 0
∑Τ = 0
Pada sistem partikel, benda dianggap sebagai suatu titik materi. Semua gaya yang
bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik materi tersebut, sehingga gaya yang
bekerja pada partikel hanya menyebabkan gerak translasi (tidak menyebabkan gerak
rotasi).
Oleh karena itu, syarat yang berlaku bagi keseimbangan sistem partikel hanyalah
keseimbangan translasi atau ∑F = 0; ∑Fx = 0 ; ∑Fy = 0 ∑F = 0 yang berarti benda
terus diam atau benda bergerak lurus beraturan.
Keseimbangan yang dimaksud di sini adalah keseimbangan statis sitem partikel, yang
berarti ∑F = 0 dan benda terus diam. Jika ∑F = 0 tetapi benda terus bergerak lurus
beraturan, ini adalah keseimbangan kinetis.
Beberapa contoh aplikasi keseimbangan statis benda tegar dalam kehidupan sehari-
hari adalah seprang petani memegang bambu tepat di tengah-tengah. Akibatnya, gaya
berat bambu pada setiap sisi sama besar. Gaya ini menimbulkan momen gaya pada
sumbu putar (tubuh petani) sama besar dengan arah berlawanan, sehingga terjadi
keseimbangan rotasi. Ini menyebabkan petani lebih mudah membawa kedua
keranjangnya
A. Jenis-jenis Keseimbangan
Benda Tegar Secara umum keseiimbangan benda tegar dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni keseimbangan dinamis (benda yang bergerak baik secara
translasi/linear ataupun secara angular dan keseimbangan statis (benda yang betul-
betul diam). Keseimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
 Keseimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka
posisinya akan kembali ke titik semula.
Contoh keseimbangan stabil: kelereng di dasar mangkok ½ lingkaran. Ketika
kelerang diberi gangguan (gaya) sehingga posisinya menjadi naik, namun
ketika gaya tersebut dihilangkan maka posisi kelereng akan kembali ke dasar
mangkok. Keseimbangan labil
 (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan
berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya tidak akan
kembali ke titik semula. Sedangkan
contoh keseimbangan labil: kelereng yang diam di puncak mangkok ½
lingkaran yang terbalik. Ketika kelereng diberi gangguan sedikit, maka ia
akan jatuh ke bawah, dan tidak akan kembali ke posisi semula.
Contoh keseimbangan netral: kelereng yang ada di atas lantai. Ketika kelereng
diberi gangguan, maka posisinya akan bergeser. Namun titik beratnya tidak
akan berpindah secara vertikal.
B. Momen Kopel
Momen kopel adalah pasangan gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan arah.
Kopel yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan terbentuknya momen kopel.
Secara matematis, momen kopel dirumuskan sebagai berikut.
M= F X d
Keterangan:
M = momen kopel (Nm);
F = gaya (N); dan
d = panjang lengan gaya (m).
Oleh karena memiliki besar dan arah, maka momen kopel termasuk dalam besaran
vektor. Untuk itu, Quipperian harus memperhatikan kecenderungan benda saat
berputar. Cara termudahnya dengan membuat perjanjian tanda seperti berikut.
Momen kopel bernilai negatif jika berputar searah putaran jarum jam.
Momen kopel bernilai positif jika berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Jika
beberapa momen kopel bekerja pada suatu bidang, persamaannya menjadi:
M=M1+M2+M3 +… + Mn

Titik Berat
Pada prinsipnya, sebuah benda terdiri dari banyak partikel di mana setiap partikel
memiliki berat. Resultan seluruh berat partikel di dalam benda disebut sebagai berat
benda. Berat benda bekerja melalui satu titik tunggal yang disebut titik berat (titik
gravitasi). Untuk benda yang ukurannya tidak terlalu besar, titik berat hampir
berimpit dengan pusat massanya. Perhatikan ilustrasi berikut.
Adapun koordinat titik beratnya (w) dirumuskan sebagai berikut.

Titik berat benda berdimensi satu


Secara matematis dirumuskan sebagai berikut.

Untuk benda homogen berbentuk garis, titik beratnya bisa dilihat di tabel berikut.
Untuk benda homogen berbentuk bidang, titik beratnya bisa dilihat di tabel berikut.
 Penerapan Kesetimbangan Benda Tegar dalam Kehidupan Sehari-hari Pada
seorang pemikul buah dan ayunan yang diam, dengan penjelasan bahwa
kesetimbangan merupakan keadaan benda tidak ada gaya atau tidak ada torsi
yang bekerja.

Benda tegar didefinisikan sebagai benda yang tidak mengalami perubahan bila
diberi gaya luar dan torsi. Syarat kesetimbangannya adalah resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol dan benda dalam keadaan
diam.

 Pada layar LCD gantung, berlaku suatu syarat benda berada dalam keadaan
setimbang, jika jumlah momen gaya sama dengan nol.
 Pada Jembatan, kesetimbangan banyak diaplikasikan dalam bidang teknik,
khususnya yang berhubungan dengan desain struktur jembatan.

Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan batu
yang disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya berupa
jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan itu sendiri,
kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus tahan
terhadap pengaruh kondisi lingkungan.

 Kesetimbangan benda sangat diperlukan dalam permainan akrobat seperti


sebelum melakukan atraksi, pentingnya perhitungan kesetimbangan dan letak
titik berat para pemain harus diperhitungkan dengan matang bila tidak ingin
terjadi kesalahan.
Contoh Soal  
1. Batang homogen 100N dipakai sebagai tuas. Lihat gambar dibawah. Dimanakah
harus dipasang penyangga agar beban 500N pada ujung yang satu dapat diimbangi
dengan beban 200N pada ujung yang lain? Carilah beban pada penyangga.
∑τ = 0
x 200 sin (900) + (x-L/2) 100 sin (900) – (L-x) 500 sin (900) = 0 200x + 100x – 50L
– 500L + 500x = 0
x = 0.69L dari ujung kiri
Beban S yang menekan pada penyangga dapat dihitung dengan persamaan:
∑Fy = 0
S-200N – 100N – 500N = 0
S = 800N
2. Sebuah balok dengan massa 50 kg digantung pada dua utas tali yang
bersambungan. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2, tentukan besartegangan tali
horizontalnya!
Jawaban:
∑F = 0 T sin 45° – w=0
T sin 45° = w
MAKALAH
FISIKA
DISUSUN OLEH
RARA ZERLINDA

MA ALKHAIRAAT PUSAT PALU


2021

Anda mungkin juga menyukai