Anda di halaman 1dari 20

Direktori Inovasi (./) Statistik (statistik.

php) Ebook Gabung

Direktori inovasi (./) » INTENSIFIKASIPERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU ( POSBINDU ) PENYAKIT

TIDAK MENULAR (PTM) UNTUK PENINGKATAN SKRINING PENYAKIT TIDAK MENULAR DIKABUPATEN BLORA Cetak

INTENSIFIKASIPERAN SERTA MASYARAKAT


DALAM PELAKSANAAN POS PEMBINAAN
TERPADU ( POSBINDU ) PENYAKIT TIDAK
MENULAR (PTM) UNTUK PENINGKATAN SKRINING
PENYAKIT TIDAK MENULAR DIKABUPATEN BLORA

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan LXXXV

Tahun : 2017

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Kesehatan

Inovator : MASLICHATIN, SKM

Jabatan : Kepala Seksi P2TM dan KJ

Instansi pengirim : Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

Pemda : Kabupaten Blora

Latar Belakang:
Penyakit Tidak Menular ( PTM ) merupakan penyakit yang sering tidak bergejala dan tidak
memiliki tanda klinis secara khusus. Hal ini menyebabkan seseorang tidak mengetahui dan
menyadari kondisi tersebut sejak awal perjalanan penyakit. Keterlambatan penanganan
akibat tidak adanya gejala atau tanda – tanda tersebut akan mengakibatkan tingginya
biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan. Bila seseorang sudah menyandang
penyakit tidak menular , maka akan sulit diobati dan dikembalikan pada kondisi normal.

Kejadian ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor resikonya. Dengan diketahui atau
dideteksinya faktor resiko penyakit tidak menular ( PTM ) seperti merokok, kurang
aktifitas fisik, diet tidak seimbang, konsumsi alkohol, tekanan darah tinggi, gula darah
tinggi , kolesterol tinggi , berat badan lebih dan obesitas, serta adanya sumbatan jalan
napas dan lain – lain diharapkan menjadi mawas diri untuk mengendalikan faktor
resikonya dan segera mencari pertolongan pada petugas kesehatan di puskesmas, klinik
swasta maupun praktek dokter swasta. Kegiatan monitoring dan skrining faktor resiko
penyakit tidak menular ( PTM ) serta tindak lanjut dini ini dapat dilakukan oleh masyarakat
melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM ).

Masyarakat perlu menyadari dampak dan akibat buruk dari kejadian Penyakit Tidak
Menular ( PTM ). Peningkatan kepedulian masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan
dan peningkatan peran sertanya. Masyarakat berperan sebagai pelaku disamping sebagai
sasaran kegiatan untuk mengendalikan Penyakit Tidak Menular ( PTM ).

Dinas Kesehatan merupakan satu dari Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Blora
yang mempuyai tugas pokok dan fungsi sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang
bertanggungjawab pada bidang kesehatan di Kabupaten Blora. Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blora.
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan dibidang kesehatan serta evaluasi dan pelaporannya. Dalam
penyelenggaran tugas pokok tersebut sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah
Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun 2016, kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bupati
Blora Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi , Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

Dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, terdapat Kepala Seksi
Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai
tugas pokok dan fungsi yaitu membantu tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan tugas sebagai berikut :

a.     Menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan berdasarkan program
kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja sesuai
dengan rencana kerja.

b.     Mempelajari dan menelaah peraturan perundang – undangan yang terkait dengan
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

c.          Membagi tugas , memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam


melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk pemerataan dan
kelancaran pelaksanaan tugas secara benar.

d.        Meneliti , memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan


arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

e.     Menyusun bahan kebijakan teknis sesuai dengan peraturan perundang – undangan
dan petunjuk teknis sebagai bahan kajian pimpinan;

f.       Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi dilingkungan
Dinas Kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan informasi sebagai bahan evaluasi
permasalahan;

g.     Menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular


tertentu dan kesehatan jiwa;
h.        Melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan program / kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit yang dapat dicegah imunisasi dan penyakit tidak
menular;

i.            Melaksanakan evaluasi kegiatan operasional di Bidang Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

j.            Melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka peningkatan karier, pemberian
penghargaan dan sanksi;

k.          Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

Sebagaimana diuraikan diatas pada saat ini, terjadi pergeseran pola penyakit dari
penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular atau degenerative.  Penyakit Tidak
Menular ( PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta ( 63%) dari seluruh
kasus kematian yang terjadi diseluruh dunia , dimana sekitar 29 juta ( 80% ) justru terjadi
dinegara yang sedang berkembang ( WHO, 2010 ) Peningkatan kematian akibat PTM
dimasa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian )
dengan rentang waktu antara 2010 – 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku
manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada Negara berkembang.

Pada awal perjalanan penyakit tidak menular (PTM) seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,9% dari kasus
diabetes mellitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit , terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian
lebih dini.

Dalam kurun waktu 1995-2007, kematian akibat penyakit tidak menular (PTM)  mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi Stroke 12,1 per 100, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3% ,
Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4% per 1000, Penyakit Paru Kronik
Obstruktif3,7% dan Cidera 8,2%.

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi merokok 36,3%, dimana
prevalensi perokok laki – laki 68,8% dan perempuan 6,9%, kurang aktifitas fisik 26,1%,
kurang konsumsi sayur dan buah 93,6%, asupan makanan yang beresiko penyakit tidak
menular (PTM)  seperti makanan manis 53,1%, makanan asin26,2%, makanan tinggi lemak
40,7%, makanan berpenyedap 77,3% serta gangguan mental emosional 6,0%, obesitas
umum 15,4% dan obesitas sentral 26,6%.

Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM)  berdampak terhadap peningkatan


beban pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung oleh Negaradan masyarakat.
Penyandang penyakit tidak menular (PTM)   memerlukan biaya yang relative mahal,
terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama ( menahun ) dan terjadi komplikasi .
Penyakit tidak menular (PTM)   dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya,
yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor resiko relative lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan penyakit tidak menular (PTM).

Pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular (PTM)   merupakan upaya untuk
mencegah penyakit tidak menular (PTM), bagi masyarakat sehat, yang mempunyai
faktorresiko dan bagi penyandang penyakit tidak menular (PTM) , dengan tujuan bagi
yang belum memiliki faktor resiko agar tidak timbul faktor resiko penyakit tidak menular
(PTM), kemudian bagi yang mempunyai faktor resiko diupayakan agar kondisi faktor
resiko penyakit tidak menular (PTM)   menjadi normal kembali dan atau mencegah
komplikasi, kecacatan, dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu strategi pengendalian penyakit tidak menular (PTM)  yang efesien dan efektif
adalah pemberdayaan dan intensifikasi peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko
penyakit tidak menular (PTM)   dengan dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk
melakukan skrinning, pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular (PTM)   serta
tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )
penyakit tidak menular (PTM).

Posbindu penyakit tidak menular (PTM)  merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan Pos pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM ),
pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular (PTM)   serta tindak lanjut dini yang
dilaksanakan secara terpadu , rutin dan periodic. Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu)penyakit tidak menular (PTM)   diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas
diri masyarakat terhadap faktor resiko penyakit tidak menular (PTM)   sehingga
peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM)   dapat dicegah. Sikap mawas diri ini
ditunjukkan dengan adanya perubahan masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan
sehat.Sasaran Posbindu adalah semua penduduk berusia 15 sampai 59 tahun .

Seiring dengan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM)   maka diterbitkan
Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk
mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat
guna meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan akibat penyakit. Dalam Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017
tersebut, diinstruksikan secara khusus kepada Kementerian Kesehatan untuk :

a.  Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta


meningkatkanadvokasi dan pembinaan daerah dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa
Rokok ( KTR );

b.  Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu (
eksklusif, serta aktifitas fisik); dan

c.    Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini penyakit di Puskesmas dan menyusun


panduan pelaksanaan deteksi dini penyakit diinstansi pemerintah maupun swasta.

 
 

TABEL 1. JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DANKELOMPOK UMUR KAB.


BLORA TAHUN 2016

NO KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK


UMUR ( TH )
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI– LAKI+
PEREMPUAN

1 0–4 32,114 29,990 62,104

2 5–9 34,178 32,378 66,556

3 10 – 14 33,457 31,845 65,302

4 15 – 19 32,475 30,129 62,604

5 20 – 24 29,305 29,873 59,178

6 25 – 29 27,960 29,889 57,849

7 30 – 34 30,058 31,912 61,970

8 35 – 39 31,037 32,633 63,670

9 40 – 44 30,853 32,877 63,730

10 45 – 49 31,798 33,545 65,343

11 50 – 54 29,492 30,815 60,307


12 55 – 59 26,165 25,704 51,869

13 60 – 64 18,434 17,439 35,873

14 65 – 69 11,864 13,590 25,454

15 70 – 74 9,232 11,983 21,215

16 75 + 12,686 19,863 32,549

JUM L AH 421,108 434,465  

Sumber : Proyeksi Penduduk Blora

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora

Dari tabel 1. Jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas sebanyak 661.611 orang
yang terdistribusi di 16 kecamatan atau di 26 puskesmas di wilayah Kabupaten Blora
dengan perincian 321.359 orang laki – laki dan 340.252 orang perempuan.

Tabel 2. Data Posbindu PTM di Kabupaten Blora per 28 Februari 2017

NO NAMA PUSKESMAS JML POSBINDU PTM JML POSBINDU KIT

1 DOPLANG 2 1

2 RANDULAWANG 3 1

3 RANDUBLATUNG 3 1
4 KUTUKAN 2 1

5 MENDEN 3 1

6 KEDUNGTUBAN 2 1

7 KETUWAN 3 1

8 CEPU 3 1

9 NGROTO 2 1

10 KAPUAN 4 1

11 SAMBONG 2 1

12 JIKEN 2 2

13 BOGOREJO 3 1

14 JEPON 3 1

15 PULEDAGEL 2 2

16 BLORA 4 3

17 MEDANG 3 2

18 BANJAREJO 2 1

19 TUNJUNGAN 2 1

20 JAPAH 2 1

21 NGAWEN 2 1

22 ROWOBUNGKUL 2 1

23 KUNDURAN 3 1

24 SONOKIDUL 1 1

25 TODANAN 1 1

26 GONDORIO 1 1
  JUMLAH 62 31

Dari Tabel 2. Jumlah Posbindu PTM di Kabupaten Blora yang tersebar di 26 Puskesmas
berjumlah 62 Posbindu PTM dengan sarana peralatan deteksi penyakit PTM sebanyak 31
unit.

Dari tabel 1 dan tabel 2 dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah posbindu PTM yang ada
di Kabupaten Blora belum dapat melayani semua penduduk usia 15 – 59 tahun keatas
yang ada di Kabupaten Blora.

Dari uraian tersebut diatas saat ini pelaksanaan Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat belum berjalan dengan maksimal, hal ini disebabkan
karena adanya kendala – kendala sebagai berikut :

a.    Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Penyakit Tidak Menular ( PTM )
dan faktor penyebabnya;

b.      Peran serta masyarakat masih kurang dalam pelaksanaanskrining penyakit tidak
menular

c.      Jumlah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)penyakit tidak menular (PTM)   di


Kabupaten Blora masih kurang;

d.    Jumlah Posbindu Kit masih kurang;

e.    Pembinaan Pos Pembinaan Terpadu (posbindu)penyakit tidak menular (PTM)  belum
dilakukan;

f.     Kompetensi kader / petugas PTM masih kurang;

g.      Belum adanya panduan deteksi dini penyakit tidak menular untuk Pos Pembinaan
Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM ).

h.      Capaian skrining kesehatan usia produktif ( 15 – 59 tahun ) di Kab. Blora masih
dibawah target Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

i.        Tidak adadata laporan pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit
tidak menular (PTM)  dan pelayanan penyakit tidak menular (PTM)  di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama ke Dinas Kesehatan.

Untuk menentukan solusi masalah dan inovasi dari permasalahan tersebut diatas
selanjutnya kami menggunakan Force Field Analysis ( FFA ) atau Analisis Medan Kekuatan.
Dalam teori ini,  menggambarkan bahwa masalah kinerja yang dihadapi organisasi saat ini
merupakan hasil dari keseimbangan kekuatan pendorong dan penghambat saat ini. Pada
saat kita ingin melakukan perubahan organisasi untuk mencapai tingkat kinerja tertentu
yang lebih tinggi, maka akan melalui kondisi disequilibrium sebelum terbangun kembali
equilibrium.

Dari Bencmarking di Kota Batu Jawa Timur diperoleh hasil bahwa program akan lebih
cepat berhasil dengan adanya peran serta seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terlihat
dalam pelaksanaan pengembangan agrowisata, pengembangan pertanian organic dan
pengelolaan sampah, semua melibatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat.Demikian
juga untuk pelaksanaan skrinning Penyakit Tidak Menular ( PTM ) akan lebih cepat
tercapai targetnya apabila dilaksanakan dengan peran serta masyarakat.

Demikian juga dari hasil visitasi di PT Dua Kelinci Food Industry Pati, diperoleh kesimpulan
bahwa inovasi yang tiada henti akan meningkatkan kinerja dan daya saing dalam
produksi. Demikian juga untuk peningkatan skrinning penyakit tidak menular akan lebih
berhasil dengan inovasi terus menerus disemua kegiatan.

Dari uraian diatas kami mengambil judul Inetnsifikasiperan serta Masyarakat dalam
Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk
meningkatkan skrining penyakit tidak menular di masyarakatdi Kabupaten Blorauntuk
mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular di Kabupaten Blora.

Manfaat:
Pelaksanaan gagasan perubahan memberikan manfaat bagi beberapa kalangan
stakeholders intern maupun ekstern. Disesuaikan dengan klasifikasi stakeholders, maka
manfaat gagasan perubahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a.    Tercapainya Standart Pelayanan Minimal ( SPM )Bidang Kesehatan

Terutama Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan   nomor 6 yang mentargetkan


bahwa semua warga Negara usia produktif ( 15 -59 tahun ) mendapatkan skrinning
kesehatan minimal setahun sekali.

b.      Mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang GERMAS ( Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat ).

Gagasan perubahan yang dilaksanakan dapat memberikan dukungan Germas dalam


bentuk mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif, preventif hidup
sehat meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan akibat penyakit.

c.    Bagi stakeholders Intern Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

Manfaat yang dipetik adalah terjalinnya kerjasama lintas program untuk mendukung
pelaksanaan Inpres Nomor 1 tahun 2017 di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dan
terbentuknya system pengembangan peran serta masyarakat. Sedangkan bagi Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, perubahan
ini memberikan manfaat berupa terlaksananya sebagian tugas pokok dan fungsi dalam
bidang   pembinaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit tidak menular (PTM).
Pembinaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) penyakit tidak menular (PTM)
 merupakan salah satu tools Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa dalam mencapai target – target yang ditentukan. Oleh karena itu
harus direncanakan, dilaksanakan dengan maksimal. Dari Intensifikasi Peran Serta
Masyarakat dalam pelaksanaan ( Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit tidak
menular (PTM), SeksiPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa bisa meningkatkan Skrinning kesehatan, memantau penderita penyakit
tidak menular (PTM)  dan Kesehatan Jiwa.
d.    Stakeholders Instansi Pemerintah

Bagi instansi pemerintah, pelaksanaan gagasan perubahan dapat memberikan tambahan


pemahaman dan wawasan bahwa untuk menyelesaikan masalah kesehatan harus
diselesaikan dengan bersinergi dengan berbagai sektor pemerintahan.

e.    Pemangku kepentingan masyarakat

Dengan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu  ( Posbindu
)penyakit tidak menular (PTM) maka pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu  ( Posbindu )
penyakit tidak menular (PTM)  dapat berjalan dengan maksimal, sehingga skrining
kesehatan dan pemantauan penderita penyakit tidak menular (PTM)  dapat menjangkau
semua masyarakat usia produktif.

Tonggak pencapaian:

TIDAK TAHAPAN CAPAIAN UTAMA WAKTU

  A.  Jangka Pendek :

Terwujudnya Intensifikasi Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan  Pos


Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM )

  I.     Persiapan

1 Pembentukan Tim Efektif Terbentuknya Tim Efektif April Minggu IV


Proyek Perubahan Proyek Perubahan

a.  Menyusun Draf SK Tim Tersusunnya Draf SK Tim  


Pelaksana    Pelaksana        
 

b.   Memohon arahan dan Terkoreksi dan mendapat  


koreksi dari Kabid sebagai pengarahan perbaikan SK
 
Mentor dari Mentor
 

 
c.   Mengajukan Penandatanganan SK Tim  
permohonan pengesahan oleh Kepala Dinas Kesehatan
 
dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Kabupaten Blora  

d.   Melakukan penomoran Ternomorkannya SK Tim  


SK Tim Pelaksana Pelaksana
 

e.   Mendistribusikan SK Tim Terdistribusikannya SK  


Pelaksana kepada yang kepada Tim Pelaksana
 
bersangkutan
 

2 Melakukan koordinasi Terkoordinasinya dengan Mei Minggu I


dengan stakeholders terkait stakeholders terkait dengan
dengan proyek perubahan proyek perubahan ntuk
untuk mendapatkan mendapatkan dukungan
dukungan dalam rangka dalam rangka persiapan
persiapan pelaksanaan pelaksanaan kegiatan
kegiatan

a.   Membuat dan mengirim Terbuatnya dan  


undangan terdistribusikannya surat
 
undangan
 

b.   Menyiapkan daftar hadir Tersedianya daftar hadir  

   

 
c.   Pelaksanaan rapat Terlaksananya rapat dengan  
Tim Pelaksana
 

d.   Pembuatan notulen Terbuatnya notulen rapat  

   

3 Penjelasan kepada tim Terlaksananya penjelasan Mei Minggu I


pelaksana proyek kepada Tim Pelaksana
 
perubahan tentang tugas – Proyek Perubahan
tugas yang harus  
dilaksanakan  

a.  Menyiapkan bahan rapat Tersedianya bahan rapat  

   

b.   Membuat dan mengirim Terbuatnya dan  


undangan terdistribusikannya surat
 
undangan
 

c.   Menyiapkan daftar hadir Tersedianya daftar hadir  

   

d.   Pelaksanaan rapat Terlaksananya rapat dengan  


Tim Pelaksana
 

e.   Pembuatan notulen Terbuatnya notulen rapat  

   

  II.   Pelaksanaan
4 Sosialisasi PTM ke Tokoh Terlaksananya Sosialisasi Mei Minggu II
Masyarakat PTM ke Tokoh Masyarakat
 

a.   Membentuk Tim Terbentuknya Tim Sosialisasi  


Sosialisasi PTM ke tokoh PTM ke tokoh masyarakat
 
masyarakat
 

b.   Menyiapkan materi Tersedianya meteri sosialisasi  


sosialisasi PTM ke tokoh PTM ke tokoh masyarakat
 
masyarakat
 

c.   Membuat undangan dan Terbuatnya dan  


mendistribusikan undangan terdistribusikannya undangan
 
sosialisasi PTM ke tokoh sosialisasi PTM ke tokoh
masyarakat masyarakat  

d.   Menyiapkan daftar hadir Tersedianya daftar hadir  

e.   Pelaksanaan sosialisasi Tersosialisasinya PTM ke  


PTM ke tokoh masyarakat tokoh masyarakat
 

f.    Pembuatan notulen Terbuatnya notulen  


sosialisasi
 

 
5 Pembentukan kader Terbentuknya kader Mei Minggu II
Posbindu PTM posbindu PTM dan Minggu III

  a.   Membentuk Tim Terbentuknya Tim  


pembentukan kader pembentukan kader  PTM
 
posbindu PTM
 

  b.   Menyiapkan undangan Tersedianya undangan  


Pembentukan Kader Pembentukan Kader
 
Posbindu PTM dan Daftar Posbindu PTM dan Daftar
Hadir Pembentukan Kader Hadir Pembentukan Kader  
Posbindu PTM Posbindu PTM  

  c.   Mendistribusikan Terdistribusikannya   


Undangan Pembentukan Undangan Pembentukan
 
Kader Posbindu PTM Kader Posbindu PTM
 

  d.   Pelaksanaan Terbentuknya kader  


pembentukan kader posbinduPTM
 
posbindu PTM
 

  e.   Pembuatan notulen Terbuatnya notulen  


pembentukan kader pembentukan kader posbindu
posbindu PTM PTM
6 Peningkatan kompentensi Kompetensi kader posbindu Mei Minggu III
kader posbindu PTM dan PTM dan Petugas PTM dan Minggu IV
Petugas PTM Puskesmas Puskesmas dalam skrining
 
dalam melaksanakan penyakit tidak menular
skrining penyakit tidak  
menular
 

a.   Membentuk tim pelatihan Terlatihnya kader posbindu  


skrining penyakit tidak PTM dan Petugas PTM
 
menular bagi kader Puskesmas dalam
posbindu PTM dan petugas melaksanakan skrining  
Puskesmas  Penyakit Tidak Menular  

b.   Menyiapkan bahan Tersedianya bahan pelatihan  


pelatihan skrining penyakit kader posbindu PTM dan
 
tidak menularbagi kader petugas PTM Puskesmas
posbindu PTM dan petugas dalam pelaksanaan skrining  
Puskesmas penyakit tidak menular  

c.   Membuat dan Terbuat dan  


mendistribusikan undangan terdistribusikannya undangan
 
pelatihan skrining penyakit pelatihan skrining penyakit
tidak menular bagi tidak menular bagi kader  
kaderposbindu PTM dan posbindu PTM dan petugas  
petugas PTM Puskesmas PTM Puskesmas
 

 
d.   Melaksanakan pelatihan Terlaksananya pelatihan  
skrining penyakit tidak skrining penyakit tidak
 
menular  bagi kader menular bagi kader posbindu
posbindu PTM dan petugas PTM dan petugas PTM  
PTM Puskesmas Puskesmas  

e.   Membuat laporan Tersedianya laporan  


pelaksanaan pelatihan pelatihan skrining penyakit
skrining penyakit tidak tidak menular  bagi kader
menular bagi kader posbindu PTM dan petugas
posbindu PTM dan petugas PTM Puskesmas
PTM Puskesmas

7 Menyusun buku panduan Tersusunnya buku panduan April Minggu IV


skrining penyakit tidak skrining penyakit tidak
 
menular ( PTM ) di Posbindu  menular ( PTM ) di Posbindu 
Kabupaten Blora Kabupaten Blora  

a.    Membentuk Tim Terbentuknya Tim  


Penyusunan Buku Panduan Penyusunan Buku Panduan
 
Skrinning Penyakit Tidak Skrinning Penyakit Tidak
Menular Menular  

 
b.    Memilah buku acuan Terpilahnya buku acuan  
panduan skrining penyakit panduan skrining penyakit
 
menular ( PTM ) di Posbindu menular ( PTM ) di Posbindu
Kabupaten Blora Kabupaten Blora  

c.    Menyusun draft panduan Tersusunnya draft panduan  


skrining penyakit tidak skrining penyakit tidak
 
menular ( PTM ) di Posbindu menular ( PTM ) di Posbindu
Kabupaten Blora Kabupaten Blora  

d.    Memperbanyak buku Tersedianya buku panduan  


Panduan skrinning Penyakit skrinning Penyakit Tidak
 
Tidak Menular ( PTM ) di Menular ( PTM ) di Posbindu
Posbindu Kabupaten Blora Kabupaten Blora  

   

8 Pengadaan posbindu kit Tersedianya posbindu kit Mei minggu I

  a.   Menentukan Harga Tersedianya Harga Perkiraan  


Perkiraan Sendiri Posbindu Sendiri Posbindu Kit
 
Kit
 

  b.   Menentukan jadwal Tersedianya jadwal  


pengadaan Posbindu Kit pengadaan Posbindu Kit
 

 
  c.   Membuat undangan dan Tersedianya undangan dan  
Daftar Hadir   pengadaan daftar hadir pengadaan
 
Posbindu Kit (Negosiasi Posbindu Kit ( Negosiasi
harga ) harga )  

  d.   Pelaksanaan Pengadaan Terlaksananya Pengadaan  


Posbindu Kit ( Negosiasi Posbindu Kit ( Negosiasi
 
harga ) harga )
 

  e.   Penunjukan rekanan Tersedianya Suplaiyer  


Pengadaan Suplaiyer Pengadaan Posbindu Kit
 
Posbindu Kit
 

  f.    Penanda tanganan Surat Terlaksanya kerja sama   


Perjanjian Kerja Pengadaan Pengadaan Posbindu Kit
 
Posbindu Kit
 

  g.   Diterimanya Posbindu Kit Tersedianya Posbindu Kit  

9 Uji cobapembentukan Terbentuknya Posbindu PTM Mei Minggu III


Posbindu PTM
 

a.  Membuat undangan dan Tersedianya undangan dan  


mendistribusikan di masing – terdistribusikannya di masing
 
masing desa di Kec. – masing desa di Kec.
Todanan Todanan  

 
b.  Pelaksanaan Terbentuknya Posbindu di  
pembentukan posbindu di masing – masing desa di Kec.  
masing – masing desa kec. Todanan
 
Todanan
 

10 Pembinaan Posbindu PTM Terbinanya Posbindu PTM Mei Minggu ke


oleh Tim Pembina Posbindu oleh Tim Pembina Posbindu IV, Juni Minggu I,
PTM PTM II, III

 
a.   Membentuk tim Pembina Terbentuknya Tim Pembina
Posbindu PTM Posbindu PTM  

 
b.   Membuat jadwal Tersedianya jadwal
pembinaan Posbindu PTM pembinaan Posbindu PTM  

 
c.   Melaksanakan Terlaksananya pembinaan
pembinaan Posbindu PTM Posbindu PTM  

 
d.   Membuat laporan Tersedianya laporan
pembinaan posbindu PTM pembinaan posbindu PTM

  III.     Pengawasan

11 Pelaporan pelaksanaan Tersedianya data Mei Minggu I dan


posbindu paling lambat pelaksanaan posbindu setiap Juni Minggu I
setiap tanggal 5 bulannya tanggal 5 bulannya sudah
 
sudah diterima di Seksi diterima di Seksi P3TMKJ
P3TMKJ Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Blora  
Kab. Blora
 

a.   Menyiapkan absensi Tersedianya absensi laporan  


laporan pelaksanaan pelaksanaan posbindu  
posbindu
 

 
b.   Pelaksanaan absensi Terlaksananya absensi
penerimaan laporan penerimaan laporan
posbindu PTM bulan April posbindu PTM bulan April dan
dan Mei sebelum tanggal 5 Mei sebelum tanggal 5 bulan
bulan berikut berikutnya

12. Monitoring dan evaluasi Termonitoring dan Juni Minggu III


hasil sosialisasi PTM, terlaksananya evaluasi hasil
 
pelatihan kader PTM serta sosialisasi PTM, pelatihan
pembinaan posbindu PTM kader PTM serta pembinaan  
posbindu PTM  

  -       Evaluasi jumlah kader Terlaksananya evaluasi  


dan jumlah skrinning jumlah kader dan jumlah
penyakit tidak menular skrinning penyakit tidak
menular

  B.  Jangka Menengah    

Pelaksanaan skrining PTM Terlaksananya skrining Juli


dengan peran serta penyakit tidak menular di
masyarakat Kab. Blora masyarakat Kab. Blora

       

C. Jangka Panjang Tercapainya target Standart Desember 2018


Pelayanan Minimal Bidang
Pelaksanaan skrinning PTM
Kesehatan 
terlaksana sesuai SPM
Bidang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai