RUU Cipta Kerja Paparan Penjelasan FPG DPRRI 26 Febr 2020
RUU Cipta Kerja Paparan Penjelasan FPG DPRRI 26 Febr 2020
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
RUU CIPTA KERJA
Forum Group Discussion – FPG DPR RI
“Omnibus Law Cipta Kerja: Jalan Pintas Menuju Indonesia Maju”
08
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Visi Indonesia 2045: Menjadi 5 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
INDONESIA akan menjadi negara maju dengan pendapatan tertinggi ke-empat di dunia*
(RPJMN 2020-2024 titik tolak Transformasi Ekonomi mencapai Indonesia Maju 2045)
Indonesia akan mampu keluar dari Middle Income Trap pada tahun 2036**
Tahun 2045: PDB per Kapita = USD 23,199; PDB = USD 7,4 Triliun**
2000 2002 2004 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2030 2045
Negara Negara
Indonesia
Berkembang Maju
Daya Saing Indonesia: Survey Faktor Utama Permasalahan Bisnis: Investasi dan Perizinan
80 Pasal
Peringkat daya saing masih 1. Korupsi; 2. Inefisiensi Birokrasi; 3. Akses Berusaha
2 Pendanaan; 4. Infrastruktur; 5. Kepastian
rendah, Hasil Survey terkait
Doing Business in Indonesia Kebijakan; 6. Kenaikan Upah; 7. Nilai Tukar…dll. Pengadaan Lahan 19 Pasal
Investasi Pemerintah dan
Kebutuhan Kerja: Pengangguran= 7,05 Juta; Angkatan Kerja Baru= 2,24
Proyek Strategis Nasional 16 Pasal
Juta; Setengah Penganggur= 8,14 Juta; Pekerja Paruh
3 Tingginya data Angkatan Kerja
yang Tidak/ Belum Bekerja dan Waktu= 28,41 Juta; Total= 45,84 Juta (34,4%) Angkatan UMK-M dan Koperasi 15 Pasal
Bekerja Tidak Penuh Kerja bekerja tdk penuh.
Kontribusi UMK-M terhadap PDB= 60,34%, menyerap lebih Kemudahan Berusaha 11 Pasal
UMK-M & Koperasi: dari 97,02% dari total tenaga kerja, dan kontribusi
4 Perlu pemberdayaan UMKM, dan terhadap ekspor= 14,17%. Kontribusi Koperasi terhadap Porsi Substansi terkait Perizinan, Kemudahan Berusaha,
peningkatan peran Koperasi
PDB sebesar 5,1%. Investasi, dan UMKM/ Koperasi sekitar 86,5%
Pekonomian Global: Perang dagang (US-RRT), ketegangan di Timur
5 Ketidakpastian & perlambatan Tengah, Wabah Virus Corona (COVID-19), Ketenagakerjaan 5 Pasal
mempengaruhi ekonomi RI dinamika perubahan ekonomi global dll.
Kawasan Ekonomi 4 Pasal
TUJUAN Investasi
(32%)
Job Creation
Welfare Creation
1. Pemerataan hak
2. Kepastian hukum;
Asas 3. Kemudahan berusaha;
4. Kebersamaan; dan
5. Kemandirian
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” 7
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA Asas-Asas RUU Cipta Kerja
Untuk memenuhi hak warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan
Pemerataan Hak yang layak bagi rakyat Indonesia dilakukan secara merata di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Penciptaan iklim usaha kondusif yang dibentuk melalui sistem hukum
Kepastian Hukum yang menjamin konsistensi antara peraturan perundang-undangan
dengan pelaksanaannya
Kebersamaan Mendorong peran seluruh dunia usaha, UMKM dan Koperasi secara
bersama-sama dalam kegiatannya untuk kesejahteraan rakyat
Bab I: Ketentuan Umum Bab V: Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan UMKM dan Perkoperasian
Bab II: Maksud dan Tujuan 1. Kriteria UMK-M, 2. Basis Data Tunggal, 3. Pengelolaan Terpadu UMK, 4.
Bab III: Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha Kemitraan, 5. Kemudahan Perizinan Berusaha, 6. Insentif Fiskal dan Pembiayaan,
1. Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko 7. Dana Alokasi Khusus, 8. Partisipasi dalam Pengusahaan Pelayanan di Jalan Tol,
2. Penyederhanaan Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha dan Pengadaan Lahan: 9. Perkoperasian (kemudahan pendirian dan koperasi berbasis Syariah).
a. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
b. Persetujuan Lingkungan Bab VI: Kemudahan Berusaha
c. Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi
3. Penyederhanaan Perizinan Berusaha Sektor serta Kemudahan dan Persyaratan 1. Kemudahan Keimigrasian untuk penanaman modal asing
Investasi 2. Kemudahan atas paten untuk membuat produk atau proses di Indonesia.
a. Penyeragaman konsepsi Perizinan Berusaha (standar) dengan penerapan 3. Kemudahaan pendirian Perseroan Terbatas (PT) dan pendirian PT untuk
Risk Based Approach Usaha Mikro dan Kecil (dapat didirikan oleh 1 orang).
b. Pengaturan kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang 4. Mencabut Undang-Undang Gangguan (Izin Gangguan).
diatur NSPK 5. Ketersediaan Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong Bagi Industri dan
c. Pengaturan Perizinan Berusaha pada15 Sektor pengaturan atas importasi komoditas perikanan dan komoditas pergaraman.
d. Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu 6. Mencabut ketentuan Wajib Daftar Perusahaan.
7. Mendorong BUMDes berbentuk Badan Hukum.
Bab IV: Ketenagakerjaan
1. Pengupahan dan Upah Minimum, 2. Pesangon PHK, 3. Waktu Kerja, 4. Perizinan TKA Bab VII: Dukungan Riset dan Inovasi
(Ahli), 5. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), 6. Penyerahan sebagian pelaksanaan Pemerintah dapat melakukan penugasan khusus kepada BUMN untuk
pekerjaan (alih daya), 7. Program Jamiman Kehilangan Pekerjaan (JKP), 8. pemanfaatan umum, riset, pengembangan, dan inovasi.
Penghargaan Lainnya (Sweetener).
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” 9
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN Struktur RUU Cipta Kerja (2)
REPUBLIK INDONESIA
Bab VIII: Pengadaan Lahan 7. Service Level Agreement (SLA) penyelesaian perizinan
1. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 8. Presiden menetapkan NSPK yang dilaksanakan oleh Menteri/Kepala dan/atau
2. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Pemda.
3. Pertanahan: Pembentukan Bank Tanah, penguatan Hak Pengelolaan (HPL), 9. NSPK bersifat standar dan mengacu kepada best practices
Satuan Rumah Susun untuk Orang Asing, Pemberian Hak Atas Tanah/Hak 10. Perda dan Perkada yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
Pengelolaan pada Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah undangan yang lebih tinggi dan asas-asas pembentukan peraturan perundang-
Bab IX: Kawasan Ekonomi undangan yang baik, dapat dibatalkan dan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
1. Kawasan Ekonomi Khusus dengan Peraturan Presiden
2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas 11. Obligasi Daerah dan/atau Sukuk Daerah
Bab X: Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional Bab XII: Pengenaan Sanksi
1. Investasi Pemerintah Pusat 1. Pengawasan dan pembinaan atas Perizinan Berusaha.
• Membentuk Lembaga Pengelola Investasi Pemerintah Pusat (Sovereign Wealth 2. ASN dapat melakukan kerjasama dengan profesi bersertifikat dalam rangka
Fund) untuk mengelola dan menempatkan sejumlah dana dan/atau aset negara. pengawasan dan pembinaan.
2. Kemudahan Proyek Strategis Nasional 3. Pengenaan sanksi administrative yang dapat berupa: peringatan, penghentian
• Pemerintah menyediakan lahan dan Perizinan Berusaha bagi proyek strategis sementara kegiatan berusaha, pengenaan denda administrative, pengenaan
nasional dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, atau BUMD. daya paksa polisional, pencabutan Lisensi/Sertifikasi/Persetujuan, dan/atau
• Pengadaan lahan dapat dilaksanakan oleh badan usaha pencabutan Perizinan Berusaha.
Bab XI: Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Untuk Mendukung Cipta Kerja 4. Pengawasan atas ASN dan profesi bersertifikat.
1. Presiden menjalankan undang-undang dan dapat mendelegasikan kewenangannya Bab XIII: Ketentuan Lain-Lain
kepada Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah. Bab XIV: Ketentuan Peralihan
2. Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah merupakan
pelaksanaan kewenangan Presiden. Bab XV: Ketentuan Penutup
3. Penerapan Standar dalam Administrasi Pemerintahan.
4. Diskresi.
5. Penerapan keputusan elektronik dan sistem elektronik.
6. Pengawasan oleh profesi ahli (bersertifikat). Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” 10
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (1)
REPUBLIK INDONESIA
Bab XI: Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Untuk Mendukung Cipta Kerja (Pasal 162 –166)
1. Presiden menjalankan undang-undang dan dapat mendelegasikan kewenangannya kepada Menteri, Kepala Lembaga,
atau Pemerintah Daerah
2. Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam UU untuk menjalankan atau
membentuk peraturan perundang-undangan harus dimaknai sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden.
3. Penerapan Standar dalam Administrasi Pemerintahan.
4. Persyaratan penggunaan diskresi, yaitu: sesuai tujuan, sesuai dengan Asas-Asas Pemerintahan Umum Yang Baik
(AUPB), berdasarkan alasan yang objektif, tidak menimbulkan konflik kepentingan, dan dilakukan dengan itikad baik.
5. Penerapan keputusan elektronik yang diproses melalui sistem elektronik.
6. Pengawasan pelaksanaan perizinan dapat dilakukan oleh profesi ahli (bersertifikat).
7. Permohonan perizinan dianggap dikabulkan secara hukum apabila batas waktu sesuai Service Level Agreement (SLA)
telah terlewati (batas waktu 5 hari atau sesuai batas waktu yang ditetapkan).
8. Penetapan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan (Pemerintah Pusat dan Pemda) dalam bentuk PP
9. NSPK bersifat standar dan mengacu kepada praktik yang baik (good practices).
10. Perda dan Perkada yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan asas-asas
pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, dapat dibatalkan dan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
dengan Peraturan Presiden.
11. Kepala Daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah dan/atau Sukuk Daerah untuk membiayai infrastruktur dan/atau
investasi berupa kegiatan penyediaan pelayanan publik (dengan pertimbangan Menteri Keuangan)
12. Penyederhanaan pelayanan perizinan dan dilakukan secara elektronik sesuai NSPK. Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
“Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” 18
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN Ringkasan Isi RUU Cipta Kerja (11)
REPUBLIK INDONESIA
1. Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap setiap pelaksanaan Perizinan Berusaha
2. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dalam pelaksanaannya dapat
bekerjasama dengan profesi bersertifikat sesuai dengan bidang pengawasan dan pembinaan yang dilakukan.
3. ASN dapat mengenai sanksi administratif kepada pemilik Perizinan Berusaha.
4. Sanksi administratif dapat berupa: peringatan, penghentian sementara kegiatan berusaha, pengenaan denda
administrative, pengenaan daya paksa polisional, pencabutan Lisensi/Sertifikasi/Persetujuan, dan/atau pencabutan
Perizinan Berusaha.
5. Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan terhadap ASN dan/atau profesi bersertifikat, yang melaksanakan
tugas dan tanggungjawab pengawasan dan pembinaan.
TERIMAKASIH
Secara paralel dengan proses pembahasan RUU Cipta Kerja bersama DPR RI, masing-masing Menteri/ Kepala Lembaga
menyiapkan regulasi turunan, yang telah diidentifikasi sebanyak 43 regulasi (36 RPP dan 7 RPerpres):
1. NSPK Perizinan Berusaha: RPP NSPK Perizinan Berusaha
2. Kesesuaian Tata Ruang: RPP Penyelenggaraan Tata Ruang, RPP Perubahan PP Informasi Geospasial, Rperpres
Penyelesaian TumpangTindih Pemanfaatan Lahan
3. Persetujuan Lingkungan: RPP Persetujuan Lingkungan
4. Persetujuan Bangunan Gedung: RPP Persetujuan Bangunan Gedung, RPP Standar Teknis Bangunan Gedung,
Rperpres Profesi Arsitek
5. Pesyaratan Investasi: RPerpres Daftar Prioritas Investasi
6. Ketenagakerjaan: RPP tentang Perubahan PP Pengupahan, RPP Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan
Pekerjaan , RPP Pemutusan Hubungan Kerja dan Pemberian Penghargaan Lainnya, RPP Pelaksaan Hubungan Kerja
dan Waktu Kerja, RPerpres tentang Perubahan Perpres Penggunaan TKA
7. UMK-M dan Koperasi: RPP Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan UMK-M, RPP Perubahan PP Persyaratan
dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, RPP Perubahan PP Jalan Tol
8. Kemudahan Berusaha: RPP Perubahan PP Pelaksanaan UU Keimigrasian, RPP Pelaksanaan UU PT, RPP
Pelaksanaan Kegiatan Minerba, RPP Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi, RPP Badan Hukum BUM Desa, RPP
Ketersediaan Bahan Baku Industri
9. Riset dan Inovasi: RPP Penugasan BUMN dan Badan Usaha Swasta Dalam Pelaksanaan Riset dan Inovasi
Meski tingkat pengangguran terbuka terus turun, Indonesia sangat membutuhkan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas:
1. Masih terdapat 7,05 Juta Pengangguran; 2,24 Juta Angkatan Kerja Baru; 8,14 Juta Setengah Penganggur, dan 28,41 Juta Pekerja Paruh
Waktu (45,84 Juta Angkatan Kerja yang bekerja tidak penuh). Penciptaan lapangan kerja masih berkisar 2 juta per tahunnya.
2. Jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 70,49 juta orang (55,72 persen dari total penduduk yang bekerja).
3. Dibutuhkan kenaikan upah yang pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas pekerja.
34,3
34
2019 JETRO Survey on Business Conditions of Japanese Companies in Asia and Oceania
Jumlah dan Komposisi Kontribusi UMKM terhadap PDB Peran Sektor UMKM Peran Koperasi
UMKM
Kontribusi Koperasi terhadap
PDB Nasional
5.550
Sektor UMKM menyerap
USAHA
97,02 % dari total tenaga kerja 5,10%
Unit BESAR
4,48%
3,99%
60.702
USAHA
Unit
MENENGAH
Investasi untuk sektor UMKM
783.132 KO N T R IB U S I P D B sebesar 58,18% dari total investasi 1,71%
Unit
USAHA
KECIL
Kontribusi terhadap
PDB 60,34 % atau 2014 2016 2017 2018
63.5 Juta
Unit USAHA Rp 8.400 T
Kontribusi Koperasi terhadap PDB nasional tahun
MIKRO Kontribusi ekspor UMKM hanya 2018 sebesar 5,1% meningkat 3 kali lipat dari tahun
14,17% dari total ekspor non migas 2014 sebesar 1,71%
• Tahun 2019: Perekonomian dunia masih diliputi sejumlah ketidakpastian global yang berdampak ke perlambatan pertumbuhan ekonomi.
• Tahun 2020: Sumber ketidakpastian masih berlanjut. Awal 2020 terjadi wabah COVID-19, yang dampaknya melebihi SARS (2002-2003).
Namun pemulihan perekonomian di beberapa negara diprediksi akan mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020.
Dampak COVID-19 diperkirakan lebih besar dibandingkan virus SARS tahun 2002-2003 disebabkan semakin besarnya peranan Tiongkok dalam
perekonomian global. Porsi PDB Tiongkok terhadap dunia meningkat dari 4,3 persen (2003) menjadi 15,8 persen (2018-nomor dua setelah AS). Kontribusi
ekspor Tiongkok ke dunia meningkat dari 5,9% (2003) menjadi 12,9% (2018-nomor satu di dunia).
SARS COVID-19
Tahun 2002-2003 Tahun 2019-2020
Transmisi Ke Perekonomian Indonesia
• Dampak corona virus terhadap perlambatan ekonomi Tiongkok diperkirakan antara 1% - 2%
PDB Nominal (Triliun USD)
(konsensus forecast – barclays, cnbc, the economist);
China AS • Setiap perlambatan ekonomi Tiongkok sebesar 1%, akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan
20,6 21,4
ekonomi Indonesia antara 0,11-0,3%. (sumber: konsensus forecast – World Bank)
11,5 13,9 14,3
10,9 • Transmisi dampak akan lebih dalam lagi, mengingat Tiongkok merupakan Patner Utama dalam
1,7 perdagangan, investasi, dan pariwisata di Indonesia.
1,5
Negara Tujuan Ekspor Indonesia PMA di Indonesia
2002 2003 2018 2019 Nilai Eksp. Share
No Negara Peringkat Nilai PMA
(Bio USD) (%) Negara Porsi (%)
Ranking dunia 2019 (Miliar USD)
Ranking dunia
AS : 1 Tiongkok : 6 AS : 1 Tiongkok : 2 1 Tiongkok 27.9 16.7
1 Singapura 6,5 23,0
2 Japan 15.9 9.5 2 R.R. Tiongkok 4,7 16,7
3 USA 17.7 10.6 3 Jepang 4,3 15,2
Ekspor Tiongkok dan AS ke Dunia (Miliar USD) 4 Hongkong, RRT 2,9 10,3
Negara Asal Impor Indonesia
2.494
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia
AS China Nilai Imp. Share
No Negara
(Bio USD) (%)
1.666
Peringkat Negara 2019 Share (%)
1 Tiongkok 44.9 26.3
1 Malaysia 3,0 18,51
725 2 Singapore 17.3 10.1 2 China 2,1 12,86
438
3 Japan 15.6 9.2 3 Singapura 1,9 12,01
2003 2018
• Sepanjang 2019, investasi mencapai Rp 809,6 triliun Realisasi Investasi 2015 – 2019
atau meningkat 12,24% dari tahun sebelumnya Rp (Rp Triliun)
721,3 triliun. 809,6
692,8 721,3
• Terdiri dari PMDN sebesar Rp 386,5 triliun (125,4% dari 545,4
612,8
423,1
target Rp 308,3 triliun) dan PMA sebesar Rp 423,1 388,3
430,5
triliun (87,5% dari target Rp 483,7 triliun). 396,5
366
• Investasi tersebut menyerap tenaga kerja Indonesia 333 386,5
179,4 216,3 262,3
sebesar 1,03 juta orang, atau meningkat 7,68 % dari
realisasi 2018 sebesar 0,96 juta orang. 2015 2016 2017 2018 2019
PMDN PMA
Penyerapan Tenaga Kerja Realisasi Investasi 2019 Menurut Sektor Investasi PMA Menurut Negara 2019
(Juta orang)
1,03 Usaha (Rp Triliun) Nilai PMA
Negara Porsi (%)
(Miliar USD)
Transportasi, Gudang dan
139,0 (17,2%) Singapura 6.5 23.0
Telekomunikasi
R.R. Tiongkok 4.7 16.7
Listrik, Gas dan Air 126,0 (15,6%)
0,96 Jepang 4.3 15.2
Perumahan, Kawasan Industri,
dan Perkantoran
71,1 (8,8%) Hongkong, RRT 2.9 10.3
Industri Logam Dasar, Barang Belanda 2.6 9.2
61,6 (7,6%)
Logam, bukan Mesin dan…
Lainnya 7.2 25.5
2018 2019 Pertambangan 59,5 (7,4%)
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
Sumber: BKPM, 2020 “Ekonomi Unggul, Indonesia Maju” 29
29
29
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Indonesia Masih Menjadi Daya Tarik Investasi
The Economist: Indonesia rounds out the top five of Asian economies that IMF: Indonesia enjoys large investment relative to peers within the region
can look forward to increased investment spending (January 2019) 34,47
35,00 31,59 2018 2019e 2020e
China 58,3