Anda di halaman 1dari 9

JPPKn Vol.2, No.

1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA


DALAM MENGATASI KORUPSI DI INDONESIA

Inggar Saputra (email: genmuslim.100@gmail.com)


Pengajar Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakulitas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana

ABSTRAK

Korupsi adalah persoalan besar, pelik dan kronis dalam tubuh bangsa Indonesia yang
menyebabkan rakyat menderita dan perekonomian menjadi terguncang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode library research dengan menggunakan buku
yang sesuai dengan materi Pancasila dan korupsi. Korupsi dapat terjadi karena adanya
pengabaian terhadap lima sila dalam Pancasila. Untuk mengatasinya maka diperlukan
kesadaran massif dan kolektif untuk mengimplementasikan nilai Pancasila dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, institusi pendidikan dan negara. Unsur strategis ini dapat memainkan
peranannya baik dalam fungsi pencegahan maupun penindakan tindakan pidana korupsi.
Dalam mengatasi korupsi diperlukan apresiasi dan sanksi yang tegas sehingga keinginan
memberantas korupsi di Indonesia dapat tercapai

Kata kunci: Implementasi, Pancasila, Korupsi

PENDAHULUAN anggaran negara demi memperkaya


Korupsi sesungguhnya bukan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
persoalan baru dalam kehidupan Kondisi ini masih berlanjut sampai
masyarakat Indonesia. Sebab sejak sekarang ketika nafas kebebasan di era
zaman Belanda menjajah Indonesia, reformasi sudah berhembus kencang.
korupsi sudah berkembang pesat Pasca reformasi tidak menyurutkan
sehingga menyebabkan kongsi dagang berbagai tindakan korupsi bahkan
Belanda bangkrut pada tahun 1602. semakin terasa marak korupsi yang
Ketika Indonesia memperoleh terjadi.
kemerdekaan, persoalan korupsi belum Melihat kondisi bangsa yang
juga selesai mengingat karakter dasar semakin terpuruk menghadapi korupsi di
manusia yang tidak pernah puas. Indonesia, tentunya menjadi penting
Sehingga meski sudah memperoleh untuk melihat sejauhmana korupsi
kedudukan tinggi sekalipun, ketika ada berdampak kepada kehidupan
peluang melakukan korupsi ditambah masyarakat. Sebab pada dasarnya korupsi
sistem hukum yang lemah, menyebabkan menabrak fitrah manusia sebagai
korupsi masih berkembang pesat. makhluk yang memiliki etika dan akhlak
Ketika Indonesia mengalami masa mulia, Seorang koruptor secara nyata
Orde Baru, korupsi semakin berjalan telah merugikan kepentingan masyarakat,
sistemik dan melibatkan para pejabat menghambat kemajuan ekonomi,
yang berkuasa dan mendapatkan merusak moralitas dan memperlemah
pembiaran dari penegak hukum. perekonomian nasional. Sehingga tepat
Koruptor dengan berbagai cara menguras kiranya jika disebut korupsi adalah

9
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

sarana yang dapat menghancurkan Sejak tahun 1960, pemberantasan korupsi


sebuah bangsa. sangat lambat (Romli, 2004:1) Ini bisa
Kesejahteraan masyarakat tidak terjadi disebabkan korupsi berkaitan
akan tercapai manakala praktik korupsi dengan kekuasaan, dimana
masih tetap berjalan aman dan penyalahgunaan kekuasaan untuk
terpelihara. Nega-ra yang korup akan kepentingan pribadi dan kroninya
memiliki tingkat pencurian dan seringkali dibiarkan dan penegak hukum
penggelapan pajak yang tinggi. Korupsi lemah dalam melakukan penindakan.
juga sering membuat aturan bisnis yang Dengan simbiosis mutualisme penguasa
dipermudah; atau aturan yang bisa dan penegak hukum, tercipta kerjasama
menghambat pasar dan memaksa para untuk menjadikan korupsi sebagai
investor untuk membayar lebih mahal. sesuatu yang wajar dan terciptanya
Korupsi bisa menurunkan jumlah pembiaran secara bebas.
anggaran yang disediakan untuk berbagai Dalam pandangan Soemanto
program pemerintah, termasuk Gross (2014), korupsi merupakan kontruksi
Domestic Product (GDP = Produk sosial yang melibatkan kalangan atas dan
Domestik Kasar) dan pembiayaan untuk bawah. Korupsi pada kalangan
sektor publik, seperti pendidikan serta masyarakat bawah merupakan kontruksi
program pemerataan ekonomi. Negara sosial terkait korupsi kalangan
yang korup juga cenderung kurang masyarakat seperti pemimpin dan tokoh
efisien dan kurang stabil dalam masyarakat lainnya. Pada banyak negara
menjalankan pemerintahan-nya serta berkembang, korupsi dianggap bagian
kurang responsif terhadap keinginan dari sistem dalam sebuah negara
masyarakat (Graeff, dalam Lambsdorff & sehingga untuk mengatasinya harus
Schramm-ed., 2005). memperbaiki sistem yang ada.
Sebagai sebuah penyakit sosial, Maraknya kasus korupsi di
korupsi di Indonesia berkembang dalam Indonesia tentu sangat menyakitkan
tiga tahapan yaitu elitis, endemik dan sebab korupsi sudah merobek cita-cita
sistemik. Tahap elitis, korupsi menjadi pendiri bangsa. Korupsi melanggar
patologi sosial di lingkaran kekuasaan tujuan atau cita-cita negara hukum
yang melibatkan pejabat negara. Pada Indonesia yang secara definitif
tahapan endemic, korupsi sudah mulai dituangkan dalam alinea 4 pembukaan
menjangkau kalangan masyarakat bawah. UUD 1945 yang meliputi melindungi
Jika sudah masuk masa kritis, maka segenap bangsa dan tumpah darah
korupsi berkembang semakin sistemik Indonesia, memajukan kesejahteraan
dimana setiap anggota masyarakat dalam umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
sistem tersebut mengalami penyakit dan ikut menjaga ketertiban dunia
korupsi sehingga mengabaikan nilai berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
moralitas yang terintegrasi kepada abadi dan keadilan sosial.
melemahnya kepribadian manusia Sulit dibayangkan penguasa mau
Indonesia. (Suroto: 2015) melindungi negara jika membiarkan para
Jika mau jujur, sesungguhnya koruptor sibuk memperkaya dirinya
perkembangan kasus korupsi sangat dengan merugikan orang lain sehingga
tinggi di Indonesia, yang ironisnya tidak melahirkan kesenjangan sosial yang
diimbangi pemberantasan secara cepat. semakin lebar di masyarakat.

10
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

Kesejahteraan masyarakat juga sulit maju


ketika anggaran negara yang seharusnya
menjadi hak masyarakat justru dirampas
segelintir elit negara untuk kepentingan
pribadi dan kelompoknya. Tak ada pula
ketertiban dunia, ketika para pemimpin
Indonesia belum mampu menertibkan
dirinya dalam memaksimalkan anggaran
negara untuk kepentingan rakyat.
Terhapus pula mimpi mencerdaskan anak
bangsa ketika koruptor dibiarkan
merusak karakter anak bangsa dengan
suguhan keteladanan yang buruk dengan
membudayakan praktik koruptif.
Dengan melihat realitas di atas, Sementara merujuk Laporan Hasil
memang harus diakui bahwa persoalan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis
korupsi harus menjadi prioritas masalah Transaksi Keuangan, selama Januari-
bangsa yang perlu diselesaikan. Oktober 2014 tindak pidana korupsi
Mengutip data Mahkamah Agung, adalah tindak pidana paling dominan
dimana lembaga ini mencatat sepanjang dengan jumlah 167 LHA (47,2%)
2016 terdapat 14.564 perkara dimana dilanjutkan penipuan 62 LHA (17,5%)
korupsi menempati peringkat kedua dan perpajakan 30 LHA (8,4%) (Agus:
dengan 453 perkara. Ironisnya perkara 2014) Kedua data statistik ini
korupsi ini tidak hanya menjerat pejabat menjelaskan betapa persoalan korupsi
pemerintah tetapi juga melibatkan masih menjadi pekerjaan rumah besar
pegawai peradilan. untuk bangsa ini ke depan.Mencermati
Indeks Persepsi Korupsi 2014 yang data di atas, tentu saja banyak penyebab
dikeluarkan Transparency Internasional seseorang melakukan korupsi. Tetapi
Indonesia (TII), posisi Indonesia mampu sejatinya kejahatan ini lahir akibat
naik dua tingkat dibandingkan tahun melemahnya implementasi nilai
sebelumnya. Pada tahun 2014, skor CPI Pancasila dan memudarnya kesadaran
Indonesia sebesar 34 (urutan 107 dari masyarakat untuk menjadikan Pancasila
175 negara yang diukur) Skor CPI sebagai ideologi negara yang harus
Indonesia 2014 berhasil naik 2 poin. Tapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
posisi Indonesia masih jauh tertinggal Untuk itu diperlukan kesadaran
dibandingkan negara Asia Tenggara kolektif pada masyarakat Indonesia untuk
lainnya seperti Malaysia dan Singapura. mengembalikan tujuan negara Indonesia
agar tetap berpijak kepada keyakinan
Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa. Dimana nilai – nilai Pancasila
harus menjadi dasar dan pedoman dalam
mengatur sikap dan tingkah laku manusia
Indonesia dalam hubungannya tujuan
masyarakat dan alam semesta, serta

11
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

dalam segala dimensi kehidupan seperti menyangkut kepentingan umum. Hal ini
ekonomi, politik, sosial budaya, hukum diambil dari definisi yang berbunyi
dan pertahanan keamanan (Syarbaini: “financial manipulations and deliction
2012) injurious to the economy are often
labeled corrupt” (Hartanti: 2008)
METODE PENELITIAN Korupsi merupakan tindakan yang
Dalam penelitian ini penulis merusak secara keseluruhan kepercayaan
menggunakan metode library research masyarakat kepada pelaku korupsi, yang
dengan menggunakan sumber referensi bahkan juga bisa menghancurkan seluruh
dari buku yang sesuai dengan materi sendi kehi-dupan bermasyarakat dan
kajian mengenai Pancasila dan korupsi bernegara (Wignjosubroto, 2004).
Sementara itu, di sisi lain, korupsi
HASIL DAN PEMBAHASAN (corrupt, corruptie, corruptio) juga bisa
bermakna kebusukan, keburukan, dan
1. Korupsi di Indonesia kebejatan. Definisi ini juga didukung
Korupsi berasal dari bahasa latin oleh Acham yang mengartikan korupsi
“corruption” atau “coruptus” yang berarti sebagai suatu tindakan yang menyimpang
kerusakan atau kebobrokan. Secara dari norma masyarakat de-ngan cara
harfiah korupsi adalah kebusukan, memperoleh keuntungan untuk diri
keburukan, kebejatan korupsi adalah sendiri serta merugikan kepentingan
perbuatan buruk seperti penggelapan umum (Acham, dalam Brünner (ed.),
uang, penerimaan uang dan sebagainya. 1981). Intinya, korupsi adalah menyalah-
Adapun arti dari korupsi dapat berupa : gunakan kepercayaan yang diberikan
a) Perbuatan yang buruk (seperti publik atau pemilik untuk kepentingan
penggelapan uang, penerimaan uang pribadi (Alatas, 1987). Sehingga korupsi
sogok, dan sebagainya). menunjukkan fungsi ganda yang kontra-
b) Penyelewengan atau penyalahgunaan diktif, yaitu memiliki kewenangan yang
uang negara (perusahaan, dan diberikan publik yang seharusnya untuk
sebagainya) untuk keuntungan kesejahteraan publik, namun digunakan
pribadi atau orang lain. untuk keuntungan diri sendiri (Darsono,
Korupsi dapat pula dijelaskan 2001).
sebagai korup, artinya busuk, suka Jajak pendapat yang dilakukan oleh
menerima suap, memakai kekuasaan Litbang Harian Kompas menunjukkan
untuk kepentingan sendiri dan bahwa penyebab perilaku korupsi, yaitu:
sebagainya. Korupsi artinya perbuatan (1) Didorong oleh motif-motif ekonomi,
busuk seperti penggelapan uang, yakni ingin memiliki banyak uang secara
penerimaan uang sogok dan sebagainya. cepat meski memiliki etos kerja yang
Koruptor artinya orang yang melakukan rendah, (2) Rendahnya moral, dan (3)
korupsi (Ali: 1993) Penegakan hukum yang lemah
Baharudin Lopa, mengutip (Purwantari, 2010). Sementara itu,
Chalmers dalam bukunya menjelaskan menurut Rudel dan Xin (2004), korupsi
istilah korupsi dalam berbagai bidang terjadi karena adanya monopoli kekuasa-
yakni yang menyangkut masalah an, lemahnya akuntabilitas suatu institusi,
penyuapan, yang berhubungan dengan serta besarnya wewenang yang diberikan
manipulasi di bidang ekonomi dan yang pada seseorang.

12
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

2. Pancasila dan Korupsi Korupsi sebagai bentuk


Pancasila sebagai cerminan penyimpangan sosial jelas bertentangan
kepribadian manusia Indonesia sejatinya dengan butir dalam Pancasila. Sila
adalah nilai ideal yang digariskan secara Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan
baik oleh pendiri bangsa. Ketika bahwa manusia Indonesia memiliki
merumuskan Pancasila, terdapat keimanan dan percaya kepada Tuhan
perdebatan yang mengarah kepada Yang Maha Esa. Seperti diketahui, di
bagaimana model terbaik manusia Indonesia berkembang enam agama
Indonesia di masa mendatang. Melalui resmi (Islam, Kristen Protestan, Katolik,
diskusi intensif dan perdebatan Hindu, Buddha dan Konghucu) dan
intelektualitas, lahir konsepsi Pancasila semuanya menolak korupsi. Penolakan
yang agung dan memiliki cita-cita luhur. hadir disebabkan perilaku korupsi sangat
Untuk itu, segala bentuk penyimpangan berlawanan dengan semangat manusia
dalam masyarakat Indonesia selayaknya yang memiliki Tuhan dalam hidupnya.
dapat dikembalikan kepada lemahnya Secara nyata koruptor sudah menafikan
pemahaman dan pengalaman masyarakat adanya tindakan yang merugikan orang
Indonesia atas Pancasila. lain dan perbuatan dosa yang kelak akan
Manusia Indonesia yang berjiwa mendapatkan pembalasannya. Tindakan
Pancasilais pasti menentang dan menolak pidana korupsi juga melupakan bahwa
keras perilaku koruptif. Sebab sudah Tuhan Yang Maha Esa itu Maha Melihat
hadir dalam dirinya kesadaran bahwa segala perbuatan hambanya.
korupsi merupakan perbuatan yang Kemanusiaan yang adil dan
melanggar hak orang lain. Padahal setiap beradab. Sila ini menegaskan tindakan
warga negara berhak mendapat korupsi mengabaikan pengakuan
kesempatan yang sama untuk hidup persamaan derajat, saling mencintai,
sejahtera, adil dan makmur sebagaimana sikap tenggang rasa, membela kebenaran
amanat pendiri bangsa. Ketika ada dan keadilan. Seorang koruptor tidak
seorang manusia Indonesia melakukan memiliki rasa keadilan dan keadaban,
korupsi, maka dirinya sudah merugikan sebab hak yang seharusnya dimiliki
hak yang seharusnya diperoleh setiap rakyat diambil secara sepihak untuk
warga negara tersebut. kepentingan pribadinya.
Seorang yang berjiwa Pancasila Persatuan Indonesia. Seorang
juga menyadari Indonesia adalah negara koruptor mementingkan nafsu dan urusan
hukum (pasal 1 ayat 3 UUD 1945), maka pribadinya saja, mengabaikan betapa
penting sekali menjunjung tinggi hukum kesalahan yang diperbuatnya merusak
dengan tidak melakukan tindakan yang sendi kehidupan perekonomian,
melanggar hukum. Sebagai makhluk pembangunan sosial, melemahkan
beragama, juga tak ada satupun agama budaya positif di masyarakat dan
yang mengajarkan untuk merugikan melunturkan rasa kecintaan kepada
kepentingan orang lain. Tak kalah bangsa dan negara. Dengan melakukan
pentingnya, setiap membela Pancasila korupsi, maka dirinya merusak persatuan
adalah membela negara, dimana salah nasional karena perbuatan yang
satu wujud bela negara dengan melawan dilakukannya berdampak kepada seluruh
perbuatan korupsi yang merugikan masa masyarakat Indonesia yang tidak dapat
depan negara.

13
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

merasakan kenikmatan dan hasil menjalankan ajaran agama sehingga


pembangunan di Indonesia. mampu menjadi benteng moralitas dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh garda terdepan dalam menilai sebuah
Hikmat Kebijaksanaan dalam perbuatan baik-buruk maupun benar-
Permusyawaratan/Perwakilan. salah kelak di mata Tuhan Yang Maha
Munculnya perilaku koruptif khususnya Esa. Seorang yang beragama sebelum
di kalangan parlemen jelas menabrak sila menjalankan perbuatannya akan
keempat. Kepercayaan masyarakat mempertimbangkan sisi baik-buruk di
kepada parlemen luntur padahal amanah mata Tuhan dan apakah menguntungkan
mereka dalam sistem demokrasi atau merugikan diri serta lingkungannya.
dititipkan kepada para wakil rakyat. Selain faktor keluarga, peran tokoh
Ketika wakil rakyat justru sibuk agama juga penting dalam mendidik dan
menguras anggaran negara, maka mencerdaskan masyarakat untuk berkata
pelanggaran terhadap sila keempat sudah tegas menolak perbuatan korupsi karena
terjadi dan mengundang sinisme bertentangan dengan ajaran agama.
masyarakat bahwa gedung wakil rakyat Interaksi kalangan agawaman dan
tak ubahnya tempat pertemuan para masyarakat menjadi simbiosis
koruptor. mutualisme dalam upaya tindakan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat pencegahan terhadap kesempatan
Indonesia. Tak ada lagi keadilan ketika melakukan korupsi.
kesenjangan sosial semakin lebar Dalam menciptakan nilai
disebabkan anggaran negara tidak lagi kemanusiaan yang adil dan beradab,
pro rakyat. Kepentingan umum keluarga dapat saling mengingatkan
terganggu akibat tidak selesainya anggota keluarga lainnya bahwa
pembangunan karena dana pembangunan perbuatan korupsi merusak keadaban.
tertahan di tangan para koruptor. Sejak dulu bangsa Indonesia dikenal
Kemajuan pembangunan yang merata ramah, jujur, bertanggung jawab dan
dan kesempatan menikmati keadilan suka gotong royong. Nilai itu harus terus
sosial hilang sudah ketika banyak sekali ditumbuhkan kepada anggota keluarga
agenda pembangunan tidak berjalan bahwa kejujuran adalah modalitas
sesuai harapan. menciptakan kepercayaan dalam
berhubungan dengan orang lain. Orang
3. Implementasi Nilai Pancasila yang tidak jujur merusak keadaban dan
Pancasila bukan sebuah bentuk membuatnya tidak dipercaya orang lain.
aturan yang kaku dan bersifat terbuka. Sementara lingkungan sekitar dalam hal
Sehingga dalam implementasinya dapat ini tokoh masyarakat dapat
dikembangkan dalam berbagai dimensi mengimplementasikan nilai dalam sila
kehidupan dan melibatkan banyak pihak kedua dengan mengajak masyarakat di
yang memiliki kepentingan sama lingkungannya dengan memberikan
menjaga dan mengamalkan nilai keteladanan jujur dalam berbagai
Pancasila. kegiatan di lingkungannya terutama
Konteks mengatasi persoalan mengenai transparansi keuangan.
korupsi, implementasi nilai Pancasila Pembelajaran dalam keluarga dan
dapat dimulai dari kehidupan keluarga masyarakat dapat diteruskan
dengan membiasakan kewajiban penyelenggara negara dengan

14
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

menampilkan keteladanan tokoh yang Sila keempat sejatinya dapat


terbukti sukses menerapkan perilaku anti dimulai dengan keterlibatan aktif para
korupsi. Ketiga unsur ini dapat menjadi aktor demokrasi dalam hal ini lembaga
senjata ampuh dalam menolak korupsi eksekutif, legislatif dan yudikatif yang
yang melanggar nilai kemanusiaan dan masing-masing sudah diberikan
keadaban. kepercayaan oleh rakyat untuk mengelola
Bagaimanapun korupsi bagaikan negara sesuai kewenangannya. Tindakan
kata pepatah nila setitik, rusak susu penindakan penting dijalankan dengan
sebelanga. Satu orang manusia Indonesia menangkap dan menghukum para pelaku
melakukan korupsi maka dampaknya korupsi di tiga lembaga tersebut. Tapi tak
dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. kalah penting bagaimana mencegah
Perbuatan korupsi akan merusak tindakan korupsi melalui pemberian gaji
persatuan nasional karena mengakibatkan yang layak, apresiasi terhadap sosok
pembangunan nasional terhenti personal yang anti korupsi,
disebabkan dana pembangunan dikorupsi meningkatkan kesadaran anti korupsi
oknum tertentu. Seorang koruptor juga melalui berbagai kegiatan partisipasi
menjadi teladan buruk bagi generasi aktif di ketiga lembaga tersebut. Jangan
penerus, karena menciptakan nilai negatif sampai kegiatan demokrasi yang terkait
bahwa jika ingin ingin kaya maka kesuksesan melawan korupsi diukur
korupsilah. dengan penilaian berapa jumlah koruptor
Untuk itu diperlukan sebuah yang ditangkap saja tapi mengabaikan
gerakan nasional anti korupsi yang pentingnya upaya mencegah korupsi
melibatkan seluruh pemangku sejak dini.
kepentingan di seluruh daerah dan Menciptakan nilai keadilan sosial
masyarakat daerah bersangkutan. Tidak menjadi elemen penting dalam kehidupan
berhenti pada simbolis, tetapi diperlukan masyarakat Indonesia. Sebab keadilan
sebuah gerakan nyata untuk sosial adalah harapan dan cita-cita
memiskinkan koruptor dengan menyita bersama seluruh masyarakat Indonesia.
hartanya untuk kepentingan negara, Dalam mendorong keadilan sosial maka
mempermalukan koruptor dengan negara harus berusaha keras melalui
memasang wajahnya di media massa lembaga negara mendorong pertumbuhan
lokal dan nasional serta ekonomi dan memaksimalkan anggaran
mempertimbangkan hukuman mati untuk negara untuk kepentingan rakyat. Jika
manusia Indonesia yang terlibat dalam terbukti ada anggaran negara yang
perilaku korupsi. Setiap keluarga di seharusnya dipakai untuk pembangunan
Indonesia juga perlu memasyarakatkan dikorupsi, maka harus ada tindakan tegas
gerakan ingatkan dan hukum anggota mulai dari mengembalikan anggaran
keluarganya yang terlibat korupsi. Selain yang dikorupsi hingga sanksi tegas
sanksi, perlu dipertimbangkan penjara seumur hidup. Hal ini diperlukan
penghargaan kepada anggota keluarga, sebagai bentuk efek jera sekaligus sanksi
anggota masyarakat dan pemerintah moral-sosial agar tidak lagi ada anggaran
daerah yang sudah berhasil menjalankan negara yang dipakai untuk memperkaya
kebijakan anti korupsi sebagai bentuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
keteladanan atas pemberantasan korupsi Selain keluarga, lingkungan
di Indonesia. masyarakat dan negara, elemen penting

15
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

dalam mengimplementasikan nilai memperkuat dan menginternalisasikan


Pancasila lainnya adalah lingkungan nilai Pancasila dalam kepribadian dan
pendidikan. Selama ini institusi sikap kesehariannya. Setiap orang
pendidikan sudah memiliki beberapa beragama pasti menolak perbuatan
mata pelajaran atau mata kuliah yang korupsi karena merusak nilai keadilan
cukup memenuhi standar menekan angka dan keadaban sebagai mahluk Tuhan
korupsi seperti agama dan pendidikan yang memiliki nilai kemanusiaan untuk
pancasila dan kewarganegaraan (PKN), tidak mudah merampas hak orang lain.
bahkan beberapa kampus menerapkan Perilaku korupsi juga bersifat merusak
mata kuliah anti korupsi. Tapi integritas dan integrasi publik karena
persoalannya materi yang diberikan berdampak secara nasional sehingga
masih mengutamakan sisi pengetahuan mengakibatkan pembangunan di segala
semata, belum mencakup tindakan atau bidang kehidupan masyarakat Indonesia
kerja nyata. menjadi terhambat. Korupsi juga
Maka diperlukan sebuah kebijakan membuat rakyat tidak percaya kepada
agar materi atau bahan ajar menampilkan pemimpinnya sehingga jelas melanggar
kesuksesan negara yang menjalankan sila keempat. Dengan adanya korupsi
kebijakan anti korupsi, teladan tokoh pula sisi keadilan sosial masyarakat
bangsa anti korupsi, ancaman sanksi Indonesia terusik karena menciptakan
sosial kepada koruptor yang semuanya kesenjangan sosial bagi seluruh rakyat
berangkat dari sila yang terkandung Indonesia yang menjauhkan kita dari
dalam Pancasila. Ini sebagai bentuk nyata cita-cita negara adil dan makmur
bahwa implementasi sila dalam Pancasila sebagaimana mimpi para pendiri bangsa
tidak bersifat kaku dan dapat masuk ketika mendeklarasikan negara
dalam banyak dimensi baik yang bersifat Indonesia.
formal (institusi pendidikan dan negara), Implementasi sila pertama sampai
lingkungan sekitar (non formal) dan kelima dapat menggunakan banyak unsur
keluarga (informal) kehidupan seperti keluarga, masyarakat,
pemerintah atau negara dan institusi
KESIMPULAN pendidikan. Semua ini bersinergi dalam
Korupsi merupakan salah satu mencegah dan menindak tegas perilaku
penyakit berbahaya dalam kehidupan korup di berbagai bidang kehidupan.
masyarakat Indonesia karena sudah Selain itu perlu ditampilkan pula
masuk ke dalam berbagai sendi apresiasi terhadap personal maupun
kehidupan bangsa Indoensia baik lembaga sehingga dapat menjadi teladan
masyarakat atas maupun bawah, masuk bagi manusia Indonesia lainnya.
ke dalam struktur pemerintahan baik
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Dengan adanya korupsi dapat DAFTAR PUSTAKA
menghambat pembangunan sosial, Acham, K. (1981). „Formen und Folgen der
ekonomi, memperlemah karakter bangsa Korruption‟, in C. Brünner (ed.)
dan menghasilkan banyak dampak Korruption und Kontrolle, Wien
negatif lainnya. Agus Santoso, “Investasi, Korupsi,
Untuk menghadapi korupsi, maka Demokrasi, Desentralisasi, dan
manusia Indonesia harus kembali

16
JPPKn Vol.2, No.1, Juni 2017 ISSN 2541-6707

Kemakmuran Rakyat” Makalah


disampaikan dalam peluncuran
Corruption Perception Index TII,
Jakarta, 3 Desember 2014.
Alatas, S. H. 1987. Korupsi: Sifat, Sebab,
dan Fungsi. Jakarta: LP3ES
Ali, Muhammad. 1993. Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia Modern. Jakarta:
Pustaka Amani
Darsono. (2001). Korupsi sebagai Kom-
pensasi Underpayment: Suatu
Tinjauan Teori Equity. Jurnal Bisnis
dan Akun-tansi, 3(2), 477-487
Graeff, P. (2005). Why Should One Trust in
Corruption? The Linkage between
Corrup-tion, Norms, and Social
Capital, dalam The New Institutional
Economics of Corruption. J.G.
Lambsdorff, M. Taube, & M.
Schramm (ed.), Routledge: Abingdon,
Oxon RN.
Hartanti, EVi. 2009. Tindak Pidana Korupsi.
Jakarta: Sinar Grafika
Kartono, Kartini. 1998. Patologi Sosial.
Jakarta : Rajawali
Purwantari, B. I. Mempertanyakan Banalitas
Korupsi. Kompas, 30/8/2010
Rudel, T. K., & Xin, X. (2004). The Context
for Political Corruption: A Cross-
National Analysis. Social Science
Quarterly, 85(2), 294-309.
Soemanto (et.al), “Pemahaman Masyarakat
Tentang Korupsi” Jurnal Yustisia, Vol
88, 2014
Suroto, “Terapi Penyakit Korupsi: Peran
PKN” Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, Vol 5, 2015
Syarbaini, Syahrial. 2012. Pendidikan
Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai
Karakter Bangsa) di Perguruan
Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai